Bismillah
"Ibuku Ternyata Hantu"
#part_14
#by:Ratna Dewi Lestari
Warjo bergegas menuju kantor Polisi. Ia melangkah seorang diri tanpa Maman ataupun istrinya. Hatinya sudah mantap untuk mengakui semua kesalahannya. Ia tak ingin dibayang-bayangi rasa bersalah dan kematian. Ia ingin damai dan tenang.
Di kantor Polisi, Warjo mengungkapkan semua dengan lugas. Namun, ia tak membawa Maman dalam kesaksiannya. Ia mengakui semua perbuatan kejinya. Polisi tak menunggu lama untuk membawa Warjo masuk ke dalam sel. Sidang akan segera menyusul.
Warjo tak gentar. Ia malah merasa lega. Dalam hati terselip rasa sesal yang teramat. Ia tahu karena perbuatannya, ia telah memisahkan wanita itu dari orang-orang yang di cinta. Ia ingin mengucap maaf. Walau hanya mampu dalam hati ia ucapkan.
Dinding dingin dalam sel dan lantai keras semen tak membuat nyali Warj
Bismillah "Ibuku Ternyata Hantu"#part_15#Tamat#by:Ratna Dewi Lestari. "Abang! Abang ...." Brakkkkkk ! Istri Maman ambruk begitu melihat keadaan Maman yang sangat mengenaskan. Para tetangga berdatangan mendengar teriakan. Mereka memandang ngeri jasad Maman. Jasad yang mengenaskan. Mata nya hampir copot, sekujur tubuh penuh lubang, dari telinga, hidung dan mulutnya keluar binatang-binatang kecil berbisa. Kelabang, kalajengking dan lintah merayap keluar bersamaan. Mereka bergidik ngeri melihat Maman yang sudah terbujur kaku dan berlumuran darah. Entah apa dosa Maman sehingga ia bisa mengalami hal yang sangat mengenaskan seperti ini. Para tetangga berbisik dan bertanya-tanya satu sama lain. Istri Maman di bawa ke dalam kamar lain. Setelah sadar mereka lalu segera mengebumikan Maman hari itu juga. Derai airm
Bismillah "Ibuku Ternyata Hantu"#part_15#Tamat#by:Ratna Dewi Lestari. "Abang! Abang ...." Brakkkkkk ! Istri Maman ambruk begitu melihat keadaan Maman yang sangat mengenaskan. Para tetangga berdatangan mendengar teriakan. Mereka memandang ngeri jasad Maman. Jasad yang mengenaskan. Mata nya hampir copot, sekujur tubuh penuh lubang, dari telinga, hidung dan mulutnya keluar binatang-binatang kecil berbisa. Kelabang, kalajengking dan lintah merayap keluar bersamaan. Mereka bergidik ngeri melihat Maman yang sudah terbujur kaku dan berlumuran darah. Entah apa dosa Maman sehingga ia bisa mengalami hal yang sangat mengenaskan seperti ini. Para tetangga berbisik dan bertanya-tanya satu sama lain. Istri Maman di bawa ke dalam kamar lain. Setelah sadar mereka lalu segera mengebumikan Maman hari itu juga. Derai airm
Bismillah "Ibuku Ternyata Hantu"# horor_story#by:Ratna Dewi Lestari "Kak, Ibu pergi belanja dulu, tolong kakak jaga adik-adik, ya, kak," perintah Ibu sebelum menstater motor maticnya. Ibu menatapku dengan lembut, senyumnya tersungging manis untukku. Sebuah lambaian diberikan Ibu sebelum ia benar-benar hilang ditelan kegelapan malam. Dia Ibuku. Wanita paruh baya yang berperawakan tinggi, tidak terlalu gendut dengan kulit putih membalut tubuh. Wajahnya masih terlihat cantik dan menarik di usianya yang menginjak 45 tahun. Ibu seorang yang ulet dan pekerja keras. Tegas, tetapi sangat mencintai semua anaknya dan suami. Di pertengahan malam seperti ini, ketika waktu menunjukkan pukul 02.00 dini hari, Ibu selalu ke pasar untuk membeli sayur, lauk dan barang-barang unt
Bismillah "Ibuku Ternyata Hantu"#part_2#by:Ratna Dewi Lestari.#terinspirasi dari real story dengan bumbu-bumbu fiksi. Dua lelaki itu terkekeh kegirangan. Bukannya menolong, mereka malah menginjak keras betis Marni hingga Marni berteriak kesakitan. "Hahahaha ... siapa suruh menghindar! dasar wanita bodoh! sok jual mahal!" hardik lelaki bertubuh gendut, pendek dan hitam seraya terkekeh menjijikkan. Dalam keterangan malam masih terlihat jelas wajah lelaki bejat itu. Wajahnya jelek berhidung besar dan pesek dengan jerawat memenuhi muka. "Mau apa kalian! jangan ganggu aku!" ucapnya ketus. Tangannya menggenggam kaki dan lengannya yang kesakitan. Mereka kompak terkekeh. Dan, detik berikutnya mereka seret Marni masuk ke dalam semak di tepi jalan. Tubuh Ma
Bismillah "Ibuku Ternyata Hantu"#part_3# by: Ratna Dewi Lestari. Sreng!Sreng!Sreng! Bunyi berisik disertai aroma masakan yang lezat membuatku terbangun dari tidurku. Kukucek mata yang masih sangat mengantuk, kutoleh jam wekerku. Baru jam 04.00 pagi. "Siapa yang memasak sepagi ini?" batinku. Setahuku Ibu tak pernah memasak pagi-pagi seperti ini. Kalaupun membuat sarapan, Ibu selalu memasak di atas jam 7 pagi. Dan ini terlalu dini. Rasa penasaran membuatku beranjak melangkahkan kaki ke arah dapur. Ternyata memang Ibu yang sedang asyik memasak. Kudekati Ibu yang nampaknya tak mengetahui kedatanganku . "Sudah pulang Bu? Widya tak mendengar motor Ibu," ucapku begitu mendekati Ibu. Ibu hanya terdiam membisu. Aku merasa ada yang lain dengan Ib
Bismillah "Ibuku Ternyata Hantu"#part_4#by:Ratna Dewi Lestari "Dek -- jangan nangis dong, kita cari Ibu ya!" ucapku sembari menggendong Nina menuju warung. Berharap Ibu ada di warung. "Kak -- itu Ibu ada disitu! lagi nemenin Nina Kak!" berontak Nina. "Nina mau turun ... huhuhuhu," tangisnya. Dengan sedikit kesal kuturunkan Nina. Ia berhambur dan kembali duduk ditempatnya semula. Ada yang aneh kulihat dari sikapnya Nina. Ia bicara sendiri tanpa ada yang menemani selain aku. "Kakak -- kata Ibu, nanti malam Nina bobo dikamar Ibu, tapi kakak ga boleh ikut," ucapnya tanpa melihatku. " Ya, kan bu?" Nina kembali berbicara sendiri. "Hah, Nina kamu ngomong sama siapa? disini cuma ada kita berdua, Nina, sadar Dek!" Aku mulai gerah dengan tingkah laku Nina yang semakin aneh. "Kakak -- kakak Widya t
Bismillah "Ibuku Ternyata Hantu"#part_5#by: Ratna Dewi Lestari Brakkkkkkk Pintu tertutup sendiri ketika aku dan Nina berhasil keluar dari kamar Ibu. Jantungku dag-dig-dug tak menentu. Keringat dingin mengucur. Seumur hidup baru kutemui sosok mengerikan seperti itu. Dan itu di kamar Ibu. Apakah itu Ibu? Tapi kenapa begitu menyeramkan sosok Ibu? "Kakak -- kakak kenapa?" suara Nina membuyarkan lamunanku. Aku terduduk menatap mata Nina. Kuhela napas dalam-dalam. Kulepas dengan perlahan. "Adek -- Adek kenapa bobo di kamar Ibu?" tanyaku hati-hati. "Adek kan bobo sama Ibu, Kak? Kakak yang kenapa banguni Adek?" Nina balik bertanya. "Adek, Ibu ga ada di rumah Dek, lain kali kalau mau kemana-mana ajak Kakak, ya!" ucapnya serius. "Ada Ibu, Kak! Nina ga boong. Kalau
Bismillah "Ibuku Ternyata Hantu"#part_6#by:Ratna Dewi Lestari "Wid--Widya!" suara Ayah terdengar nyaring ditelingaku di sertai pukulan lembut di pipiku. Aku terhenyak bangun. Badan terasa pegal semua. Kuedarkan pandangan kesegala penjuru. Dimana aku? "Widya!" ayah mengulangi panggilan nya kepadaku. Ayah menatap heran ke arahku. "Eh--iya, Yah," jawabku terbata. "Kamu kenapa tidur di sini?mana bau pesing lagi!" seru Ayah dengan menutup hidungnya. Teringat kejadian mengerikan tadi malam membuatku bergidik ngeri. Ingin kuungkapkan kepada Ayah, tapi takut Ayah ga percaya. "Ibu mana Yah?" tanyaku mengalihkan ucapan Ayah. "Ibumu sudah pergi sedari subuh. Sepertinya ada perlu," jawab Ayah sekenanya dan berlalu pergi menuju dapur. "Ayah!" pang