Share

Keterlaluan

Author: Yunitaindrynt
last update Last Updated: 2021-06-29 20:21:18

Back Pov Ningsih

Aku sudah bersiap memasukkan barang-barangku ke mobil, hendak pulang.

Alea asyik dengan dot susunya, selepas maghrib aku akan pulang. Sekitar tiga puluh menit lagi.

Chintya beserta suami dan anaknya sudah pulang se-jam yang lalu.

Aku asyik menonton televisi, Mas Rival berkutat dengan ponselnya. Mungkin saja urusan pekerjaan.

Bapak dan Ibu sedang menghadiri undangan hajatan di tetangga.

Terdengar suara deru mobil masuk ke garasi. Fathir dan Luna sudah pulang.

Tanpa salam Luna nyelonong masuk ke kamarnya, menganggapku tidak ada.

Fathir masuk dengan membawa berbagai kantong belanjaan dengan brand ternama, terlihat sedikit susah melewati pintu kamar.

"Wiidih, penganten baru habis buka angpo langsung borong nih ye" Fathir hanya melemparkan senyuman sekilah ke arahku, lalu masuk menuju kamar mengekori Luna.

Suara pintu kamar ditutup dari dalam dengan sangat keras, Luna memang gak punya etika.

Tak berselang lama, terdengar suara pintu dibuka.

Luna keluar kamar hanya menggunakan handuk. Tubuhnya yang seksi, putih dan mulus itu hanya tertutupi handuk mini.

Ter ekspos dengan jelas, punggung, pundak paha kebawah. Seakan sudah hilang urat malunya, Luna lewat di depanku dan Mas Rival dengan langkah yang pelan. Terkesan dibuat-buat.

Mas Rival menatap Luna tanpa berkedip.

Aku sungguh muak dengan ipar yang satu ini.

Tak mungkin aku menegurnya, aku takut membuat kekacauan dan menambah pikiran Bapak&Ibu.

Akhirnya aku memilih mendiamkannya, seolah-olah tidak peduli.

Mas Rival menatap Luna hingga ia hilang ke lorong menuju kamar mandi.

Kutatap dalam,  Mas Rival menelan ludah.

Awas kau Mas ! Bener-bener!

Aku menghentak kakiku kesal, sedikit nyeri kurasakan di dalam dada.

******       ******      ******

Sebulan pasca kejadian di rumah Ibu, kami semua hidup berkutat dengan aktifitas masing-masing.

Luna dan Fathir tetap tinggal dirumah Ibu, rumah barunya masih setengah jadi.

"Mas, nanti siang aku mau ke salon ya. Rambutku sudah waktunya perawatan dan potong, jangan lupa di transfer ya."

"Iyaa nanti aku transfer" Mas Rival melahap nasi goreng buatanku.

Alea juga sibuk dengan nugget dinonya.

Setelas Mas Rival berangkat, aku segera merapikan meja makan, mencuci piring dan menyapu.

Kupastikan rumah bersih dan rapi, baru aku menuju salon langgananku.

Hendak mengeluarkan matic kesayanganku, Luna muncul dari taxi online sambil menenteng paper bag.

"Loh mau kemana Mba? Baru juga disamperin udah mau kabur aja" sewotnya.

"Aku ada urusan sebentar, tumben kesini. Ada apa?" Jujur saja aku malas berbasa basi dengannya.

"Aku lagi coba bikin kue, banyak banget nih. Mau berbagi aja sih,sama sekalian main. Ga boleh?" gayanya yang angkuh selalu terlihat menyebalkan.

Aku celingukan, seakan tau kebingunganku. Luna bergegas menjelaskan.

"Aku sendirian, Mas Fathir dines pagi. Aku sudah pamit sama Bapak Ibu kok. Lagian bosen dirumah terus."

"Ayo Mama, katanya mau potong rambutnya " Alea menengahi obrolan kami.

"Iya Sayang, yuk naik!." 

"Udah dulu ya Lun, aku mau ke salon, kamu kalo mau main masuk aja." 

"Yah, aku ikut ya Mba. Aku kan juga mau ke salon Mba, sekalian ganti warna." Cengirnya.

Ahhh aku sudah males berdebat, akhirnya kuputuskan membonceng Luna menuju salon.

"Loh, kok pake motor sih Mba? Mobilan aja ya? Atau kita pesen taxi online aja aku yang bayar deh. Aku udah lama ga naik motor Mba, takut mabuk."

Aku mengiyakan ajakan Luna. Mana ada naik motor mabuk? Dasar sok jadi cewe.

Aku juga males kalo harus nyetirin dia mobil, akhirnya kita naik taxi online.

Setelah sampai salon, aku memilih creambath dan spa yang memakan waktu hampir empat jam, dan Luna memilih mengganti cat rambutnya serta nail art .

Luna selesai terlebih dahulu dan menunggu di lantai bawah , aku yang sedang sauna di lantai atas bersantai menikmati terapi sambil memainkan hp .

Ada chat wa masuk dari Luna.

"Mba aku balik duluan ya, mau nyiapin makan buat Mas Fathir. Mas Fathir otw pulang katanya".

"Oke,tiati." 

Aku menghela napas lega, akhirnya dia pergi juga. Ahh Luna ternyata punya sisi baik juga sebagai seorang istri, baguslah.

Setelah selesai, tubuhku rasanya fresh dan ringan sekali. Benar-benar menenangkan .

Segera aku menuju kasir untuk membayar.

"Atas nama Ibu Ningsih ya? Saya rinci untuk satu paket spa plus ratus, potong plus creambath, colouring serta nail art. Total semuanya sembilan ratus lima puluh ribu rupiah Bu, ini rincianny. Silahkan di cek terlebih dahulu."

Mba kasir menyodorkan nota rincian yang harus aku bayar.

Benar-benar gila. Baru saja tadi aku memujinya. Kutarik kembali pujianku. Rupanya ada maunya, sial.

Untuk tagihanku sendiri hanya empat ratus tujuh puluh lima ribu, sisanya milik Luna.

Awas saja.

Mas Rival hanya memberiku enam ratus ribu rupiah untuk nyalon, itu artinya aku harus nombok tiga ratus lima puluh ribu dari tabunganku sendiri untuk ipar ajaib itu.

Dengan sangat terpaksa aku membayarnya, tapi nanti akan kubikin perhitungan.

Enak saja mau membodohiku.

"Gimana Bu? Sudah bisa dilakukan pembayarannya?."

"Oh iya Mba ini pake debit ya Mba."

Setelah memesan taxi online, aku dan Alea bergegas pulang. Tanpa makan terlebih dahulu, biasanya kami mampir untuk makan di Restaurant sebelah salon. Tapi tidak untuk saat ini. Uangku sudah menipis karna ulah Luna.

"Heh, apa maksutmu nyalon ga bayar main pergi aja alesan mau masak?"

Kuketik pesan di hp untuk Luna.

Tak lama ia membalas.

"Ya ampun Mba, perhitungan banget, sekali-sekali nraktir ipar lah."

"Kamu gaada bilang minta traktir dari awal. Kamu mau nodong aku? Balikin ! Tagihanmu 425rb, udah sini tranfer 400rb aja. Cepetan!."

"Ihh yaudah. Nih aku bilang. Mba Ningsih yang baik hati dan cantik, traktir aku nyalon ya Mba? Iya dong? Udah kan? Jangan pelit-pelit Mba! Lagian aku tadi juga udah bayarin taxi online Mba."

Tak kubalas lagi pesan dari Luna, membuatku pusing saja.

Baru saja pikiranku fresh, sekarang harus kusut lagi hanya gara-gara Luna.

Baiklah, kali ini kamu lolos, Lun .

Aku ikhlas, tapi  untuk pertama dan terakhir saja.

Sebenernya aku juga mau-mau saja jika dia meminta dan mau sedikit sopan saja padaku.

Sudahlah, membahas kelakuan Luna tak kunjung habis.

Mending aku tidur aja sampai rumah.

*****         *****        *****

Terimakasih banyak yang sudah merelakan koin untuk membaca cerita recehku ini, semoga Allah SWT melancarkan rejeki kalian semua & memudahkan segala urusannya. Semoga Allah SWT menggantinya dengan rejeki yang berlipat-lipat. Aamiin yarobbal aalaamiin.

 

 

Buat para pembaca , tinggalin jejak donggg , jangan lupa di subscribes yaaa karena gratis. Biar ada notif kalo update bab baru.

 

 

 

 

Jangan lupa baca cerita2 ku lainnya ya, kasih bintang lima nya. Dan ditunggu krisan nya. Biar aku makin semangat gitu ngarang ceritanya. Hehehe

 

 

Salam senja manise dari mamak othor ini😘😘😘😘😘

 

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   ENDING

    ##BAB Terakhir Ending Akhir Kisah Luna“Apa, sih, Mas?” tanya Stefani kesal. Pasalnya gadis itu capek ingin merebahkan tubuhnya di atas ranjang untuk beristirahat.“Kamu jelaskan sama Mas sekarang! Benarkah kamu yang menaburkan bubuk gatal di pakaian Luna?” tanya Frans kali ini merendahkan suaranya.“Iya, kenapa?” sahut Fani enteng.“Apa alasanmu melakukan itu?” selidik Frans.“Kamu nggak tahu aja, Mas. Mbak Luna itu nyebelin tahu nggak, sih. Dia mesti bikin aku kesal. Nggak Cuma aku, bahkan ke Mama juga. Semua orang yang berdekatan dengannya juga pasti dibuat kesel sama dia!”“Nggak boleh gitu. Walaupun bagaimana kondisinya, Luna itu tetap Kakakmu juga!” kata Frans menasehati.“Dia aja nggak pernah ngehargain aku, Mas. Gimana aku bisa nganggep dia Kakak? Aku nggak suka dia ada di sini!” ketus Fani.“Terus maksud kamu? Kamu ngusir aku?” tanya Frans.“Bukan begitu. Pokoknya aku nggak suka Mas Frans sama dia. Kayak nggak ada cewek lain saja!”“Nggak bisa. Mas cinta sama Luna lagi pula s

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Pertikaian Terakhir

    Entah sudah berapa lama Luna terpejam, ia terbangun karena tenggorokannya kering. Ia melihat jarum jam menunjukkan pukul 02.00 WIB.Luna beranjak dari tempat tidur, ia keluar kamar menuju dapur. Sesampainya di dapur, ia menuang air galon ke dalam gelas. Meneguknya hingga tandas.Setelah puas minum, Luna penasaran akan Frans dan Zhuema, ke mana mereka?Sejak kejadian tadi malam, Luna belum melihat keberadaan mereka.Dengan langkah pelan, ia meuju kamar tidur khusus tamu yang terletak di kamar sebelahnya. Entah kenapa perasaannya mengatakan Frans ada di dalam.Ceklek!Luna memutar knop pintu dengan pelan, tak ingin menimbulkan suara di tengah malam seperti ini.Luna mengendap-endap masuk ke dalam kamar tersebut, dengan cahaya yang remang ia masih mampu melihat seseorang yang sedang terlelap di atas kasur berukuran standart.Matanya memicing, mengamati wajah seseorang itu. Benar sekali perasaannya, seseorang itu adalah Frans, suaminya. Nampak tertidur pulas dengan suara dengkuran halus.

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Pertikaian bagian 3

    "Paket ... paket ... paket ...," teriak kurir berjaket hitam dengan menggunakan sepeda motor berwarna senada. Kurir tersebut tampak celingukan di depan pagar rumah Pak Handoko.Satpam menghampiri tanpa membuka pagar."Iya, Pak. Ada apa?" tanya satpam sembari memandang penampilan kurir dari atas ke bawah."Ini ada paket atas nama Stefani benar di sini?" kata kurir sembari mengacungkan sebuah barang berbungkus plastik hitam."Iya, dari mana?" tanya satpam."Dari Jonggol, ya, mana saya tahu ini dari mana, tugas saya cuma ngirim. Bener nggak di sini kediaman Bu Stefani?" kata kurir lagi sembari memandang satpam tak yakin."Bener, sih. Tapi Mbak Stefani itu belum menikah, ngapain situ panggil-panggil Bu?" tanya satpam masih keukeh tak membukakan pagar."Duh, Pak. Ini terima, sini saya foto, capek deh kalo nemu orang gaptek macem ni bisa puyeng akikah!" Kurir bergegas menscan barcode yang tertera di sampul paketan, lalu menyerah

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Pertikaian bagian 2

    Entah sudah berapa lama Luna terpejam, ia terbangun karena tenggorokannya kering. Ia melihat jarum jam menunjukkan pukul 02.00 WIB.Luna beranjak dari tempat tidur, ia keluar kamar menuju dapur. Sesampainya di dapur, ia menuang air galon ke dalam gelas. Meneguknya hingga tandas.Setelah puas minum, Luna penasaran akan Frans dan Zhuema, ke mana mereka?Sejak kejadian tadi malam, Luna belum melihat keberadaan mereka.Dengan langkah pelan, ia meuju kamar tidur khusus tamu yang terletak di kamar sebelahnya. Entah kenapa perasaannya mengatakan Frans ada di dalam.Ceklek!Luna memutar knop pintu dengan pelan, tak ingin menimbulkan suara di tengah malam seperti ini.Luna mengendap-endap masuk ke dalam kamar tersebut, dengan cahaya yang remang ia masih mampu melihat seseorang yang sedang terlelap di atas kasur berukuran standart.Matanya memicing, mengamati wajah seseorang itu. Benar sekali perasaannya, seseor

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Pak Handoko bertindak

    Zhuema kembali terlelap dalam gendongan Luna. Dengan hati-hati, Luna meletakkan Zhuema ke dalam box bayi, tempat tidur Zhuema selama ini. Bahkan box tersebut pemberian dari mantan ibu mertuanya, Bu Lujeng.Setelah memastikan Zhuema pulas, Luna berjalan mendekat. Ia naik ke atas kasur, mengambil bantal yang menutupi wajah suaminya."Kenapa, sih?" tanya Luna menatap wajah Frans dengan lekat."Hmm ...," gumam Frans tanpa mau membuka mata."Ayo cerita sini, kenapa?" ulang Luna sembari mengguncang tubuh Frans.Frans yang merasa tidak nyaman dengan perlakuan Luna, terpaksa membuka mata. Ia melirik sekilas ke arah Luna."Duduk! Cerita sama aku, kamu kenapa!" tegas Luna.Frans menuruti perkataan Luna, ia menyusun beberapa bantal di belakang tubuhnya, untuk bersandar.Kini mereka sama-sama terdiam dalam posisi duduk bersandar pada bantal.Luna menunggu dengan sabar kalimat yang akan muncul dari bibir Frans."Aku habi

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Gara-gara Iphone

    Seusai sarapan, Frans mengajak Luna ke Mall, mereka akan membeli ponsel baru untuk Luna. Tentu saja setelah menitipkan Zhuema pada Bi Asih."Mas, pokoknya aku mau iphone series terbaru, ya!" kata Luna manja."Iya!" kata Frans singkat.Mereka memasuki konter dengan brand ternama. Setelah disambut dengan hangat, Luna segera meluncur ke etalase. Matanya berbinar melihat aneka ponsel mahal berjejer rapi."Mbak, iphone series terbaru sekarang ini apa, ya?" tanya Luna pada SPG konter."Oh, yang baru launching, sih, iphone 12 pro max, Kak. Udah lengkap banget untuk specnya," ujar Mbak SPG ramah."Oke, mau satu, ya, Mbak!" kata Luna.Mbak SPG segera mengambilkan pesanan Luna, namun dalam bentuk contoh display. Setelah dijelaskan mengenai fitur dan lain sebagainya. Luna mengiyakan, ia segera meminta Frans untuk membayarnya."Mas, bayar, gih!" titah Luna.Frans mengambil dompetnya, ia meng

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Pertikaian bagian 1

    Bu Niken menatap tajam ke arah Luna dan Stefani bergantian."Ada yang bisa jelasin ini kenapa?" tanya Bu Niken dengan sorot mata menyeramkan.Luna menunduk, Stefani pun angkat bicara. Frans menghela napas panjang. Mereka terdiam, tidak satu pun berniat menjelaskan."Fani ...," panggil Bu Niken menatap Stefani, berharap putrinya itu mau menjelaskan."Menantu Mama itu nggak ada akhlaq!" cebik Stefani.Bu Niken mengerutkan kening, tatapannya beralih ke Luna."Anak Mama aja, tuh, yang lebay. Bocil alay!" kata Luna memutar bola mata malas."Kenapa, sih? Frans coba jelaskan!" Bu Niken mengambil jalan tengah, ia ingin putranya menjelaskan dengan detail."Fani tuh tiba-tiba gedor kamar pengantin, mana malam pertama. Nggak sopan banget!" jelas Frans pada Mamanya."Eh, kalo istri kesayanganmu itu nggak cari gara-gara duluan, aku nggak sudi juga kali ganggu waktumu!" kata Stefani dengan kesal."Hmm ... kamu

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Luna berulah lagi

    Acara pernikahan Frans dan Luna akhirnya selesai juga. Mereka cukup lelah menyambut tamu yang datang. Tapi wajah Luna tampak fresh dan berseri-seri. Mereka pindah ke kamar yang berada di lantai atas. Tepat di sebelah kamar Stefani. Luna meminta Frans untuk segera mencarikan baby sitter. Bu Niken keberatan, karena di rumah sudah ada Bi Asih yang menyiapkan segala keperluan mereka. Jadi Bu Niken merasa Luna masih sanggup menjaga baby Zhue tanpa bantuan baby sitter. "Pokoknya aku nggak mau tau, ya, Mas! Aku minta baby sitter untuk merawat baby Zhue. Aku bisa cepet tua kalo harus merawat baby Zhue sendirian setiap hari, belum lagi harus melayani kamu. Stres yang ada!" Luna menata pakaiannya di dalam lemari besar. Ia langsung meminta pindah kamar saat acara usai. "Iya-iya. Gampang lah nanti aku carikan. Oh, ya. Aku keberatan kalo Zhuema harus dipanggil baby Zhue. Itu 'kan nama pemberian Fathir. Mulai sekarang panggil dia Zhuema nggak usah d

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Pernikahan

    Setelah kejadian di malam itu, Luna mengurung diri di kamar.Ia tak lagi mempedulikan pernikahannya yang hanya hitungan jam.Frans terpaksa harus merayunya. Seperti sekarang, ia sudah berdiri di depan pintu Luna. Berkali-kali Frans mengetuk pintu namun Luna tak kunjung membukanya."Sayang, dih calon manten kok ngambekan sih?" ucap Fathir sembari tetap mengetuk pintu."Udah sana kamu urus aja keluargamu, nggak usah peduli sama aku!" tandas Luna dari dalam kamar."Eh, jangan teriak - teriak dong, Princess. Nanti baby Zhue bangun kasihan." Frans mengetuk pintu sekali lagi.Luna tetap saja tak mau membuka pintu. Tak kehabisan akal, Frans membujuk dengan jurus andalan. Seakan ia sudah paham kelemahan wanita yang dicintainya tersebut."Yakin nih nggak mau buka? Aku punya sesuatu, loh. Hmm ... tebel banget nih kantong aku. Yakin nggak mau shopping pasca acara nikahan nanti?" tanya Frans dengan nada menggoda. Berharap Luna luluh.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status