Share

BAB 17.

Alkana mengantar Arum ke rumahnya, sebelum dia pulang ke rumah.

"Huh, cape banget pergi dari siang. Malem gini baru sampe rumah, mana dijadiin obat nyamuk sama pasangan bucin ini," runtuk Arum dalam hati.

"Mampir dulu yah?" Tawar Tante Dira, suaranya yang keras bisa Arum dengar walaupun dia berada didalam mobil. Jelas saja wanita itu tidak diajak turun oleh Alkana dan Mona.

"Tidak usah Tante, sudah malam. Lagian kayanya Mona cape," jawab Alkana sopan.

"Awas saja kalau sampe mampir!" Gerutu Arum.

"Yaudah kalau gitu, hati-hati yah. Makasih nak," Ujar Dira.

Dira memang terlihat baik, walau wajahnya terkesan judes mirip sekali dengan anaknya Mona.

"Aku pamit ya, sayang." Pamit Alkana pada Mona. Mona langsung menganggukinya.

Alkana kembali ke dalam mobil setelah berpamitan.

"Kenapa muka Lo? Ditekuk gitu? Makin jelek aja Lo!" Ledek Alkana saat melihat Arum dengan keadaan yang sudah tidak beraturan.

Wajah gadis ini tampak sangat kelelahan, rambutnya juga sudah mulai lepek tak terurus.

"Ga pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status