Share

BAB 22.

"Baik Oma, terima kasih" ujar Lidia sambil tersenyum menatap ibunya.

"Bagaimana, betah disini?" Tanya Bi Tuti pada Arum yang tengah asik menikmati sarapan paginya.

Arum langsung terkejut dan menelan makanan yang ada didalam mulutnya, dia tersenyum setengah dipaksakan.

"Em, ya betah sih Bi. Kan ada tujuanya juga," jawab Arum.

Bi Tuti yang belum tau asal usul Arum kesini langsung terlihat bertanya-tanya.

"Tujuan apa? Mau jadi mantu nyonya Lidia?" Tebak bi Tuti sedikit becanda. Tapi berhasil membuat Arum tersedak minumanya.

"Uhuk-uhuk, aduh bi! Bukan itu maksud Arum," sergah Arum tak terima.

Mana mungkin juga tuan Alkana mau menjadi pendamping hidupnya, dan kalaupun itu terjadi. Mungkin hanya akan terjadi didalam mimpi Arum saja, tidak akan pernah terwujud didunia nyata.

"Ya terus apa dong? Hahaha,"

Bi Tuti memang memiliki selera humor yang lumayan tinggi, selama ini Arum belum pernah diajak bicara serius oleh wanita itu.

"Arum kesini buat ngelunasin hutang orang tua Arum, orang tua Aru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status