Beranda / Romansa / ISTRI 48 JAM TUAN CEO / 119. PART TIME JOB

Share

119. PART TIME JOB

Penulis: Purple Rain
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-07 18:48:04

​Bella memasukkan ponselnya kembali ke saku seragamnya, berusaha mengabaikan sensasi geliat aneh di perutnya akibat balasan Ethan.

​“Nona Bella, ini kopi Anda,” kata petugas keamanan itu, kembali dari Coffee Corner lobi dengan Americano spesial di tangan.

​Bella mengambilnya. Aroma biji kopi segar langsung menyeruak. “Terima kasih banyak. Anda bisa letakkan troli di sudut dekat meja breakout di luar ruang VVIP. Saya akan urus sisanya.”

​“Siap, Nona,” jawab petugas itu, lalu pergi.

​Bella melangkah ke ruang VVIP, yang sunyi dan kosong, hanya diterangi oleh cahaya pagi yang lembut dari jendela kaca. Ruangan itu megah, dengan meja kayu mahoni yang panjang dan kursi-kursi kulit mewah. Di atas meja sudah tersedia air mineral dan padfolio untuk setiap peserta rapat.

​Tugas pertama adalah memastikan cangkir kristal dari laci ketiga pantry Executive sudah tersedia. Ia mengambil cangkir yang dimaksud—tipis, ramping, dan jelas sangat mahal.

Bella menuangkan kopi ke dalamnya​, terlihat sempurna
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    122. KAU ADALAH KEKASIHKU

    ​Bella merasakan darahnya berdesir karena marah dan gugup. Senyum tipis dan licik di wajah Ethan seperti menyatakan bahwa pria itu memegang kendali penuh atas dirinya, seperti pion dalam permainan catur.​“Aku sudah bilang, aku tidak mau tahu urusanmu yang lain!” desis Bella, menatap mata tajam Ethan tanpa gentar. ​Ethan melangkah mendekat lagi, meniadakan jarak di antara mereka. Kehangatan tubuh Bella, yang ia rasakan melalui seragam OB-nya, dan aroma karbol samar yang masih tercium di balik parfum manisnya, memicu naluri kepemilikannya.​“Aku tahu kau tidak ingin tahu,” bisik Ethan, suaranya dalam dan pelan, hanya untuk didengar Bella. “Tapi aku ingin tahu. Apa pun yang membuat kekasihku harus menyelinap keluar saat jam kerja, mengganti seragam, dan kembali dengan napas terengah-engah, itu adalah urusanku.”​Bella memejamkan mata sesaat, frustasi. “Aku bukan kekasihmu, Ethan. Aku adalah orang yang kau bayar. Batasan kita jelas, dan itu tidak termasuk mencampuri urusan pribadiku.”​

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    121. ALL ABOUT KISSING

    ​Bella menyandar ke dinding lift yang dingin, mencoba menenangkan napasnya yang terengah-engah. Bau antiseptik dari Celestial Spring seolah masih melekat kuat di pakaiannya. Ia menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, berusaha menghapus sisa-sisa kepanikan bertemu Ethan. ​Tiga puluh menit. Waktu yang sangat tipis. ​Jika ia naik bus, ia akan terlambat. Tidak ada pilihan lain, ia harus naik taksi online. ​Saat ia keluar dari rumah sakit, Bella mengeluarkan ponselnya dan memesan taksi. Pandangannya menyapu jalanan yang macet di depannya, dadanya terasa sesak. Ia merasa seperti seorang penjahat yang sedang melarikan diri, padahal ia hanya seorang putri yang berjuang untuk ibunya. ​Taksi tiba lima menit kemudian. ​“Tolong ke Gedung Goc'ta Company di Distrik Pusat, secepat mungkin, Pak!” seru Bella kepada pengemudi. ​Sepanjang perjalanan, Bella tidak bisa mengalihkan pandangan dari jam digital di ponselnya. Pukul 10:25. Pukul 10:30. Pukul 10:40. Kemacetan seolah berkon

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    120. POSSESIVE CEO

    ​Bella menyambut para anggota dewan dengan senyum profesional dan formalitas yang sempurna. Ia mengarahkan mereka ke ruang VVIP, memastikan semua orang mendapatkan air mineral dan padfolio yang tepat. Dalam perannya, ia bergerak dengan efisien, kontras dengan gejolak batinnya yang baru saja ditimbulkan oleh Ethan.“Jika semua sudah beres, kau boleh pergi.” Ucap Alexa seakan memberikan peringatan untuknya.“Baik, Bu.” Bella mengangguk hormat."Violla," panggilan dari Alexa menghentikan langkahnya.Bella menoleh, "Iya, Bu? Apa ada yang perlu saya kerjakan lagi?""Tidak. Terima kasih..." ucapnya dengan wajah datar.Bella mengulas senyumnya, "Sudah menjadi tugas saya, Bu Alexa."​Setelah pintu ruang rapat tertutup, Bella tahu ia punya waktu luang sekitar dua jam, waktu yang sangat berharga. Ia meraih ponselnya, mencari jadwal bus tercepat menuju tempat yang harus ia kunjungi.​Ia bergegas ke ruang loker kecil di belakang pantry Eksekutif. Dengan gerakan cepat, ia melepaskan seragamnya dan

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    119. PART TIME JOB

    ​Bella memasukkan ponselnya kembali ke saku seragamnya, berusaha mengabaikan sensasi geliat aneh di perutnya akibat balasan Ethan.​“Nona Bella, ini kopi Anda,” kata petugas keamanan itu, kembali dari Coffee Corner lobi dengan Americano spesial di tangan.​Bella mengambilnya. Aroma biji kopi segar langsung menyeruak. “Terima kasih banyak. Anda bisa letakkan troli di sudut dekat meja breakout di luar ruang VVIP. Saya akan urus sisanya.”​“Siap, Nona,” jawab petugas itu, lalu pergi.​Bella melangkah ke ruang VVIP, yang sunyi dan kosong, hanya diterangi oleh cahaya pagi yang lembut dari jendela kaca. Ruangan itu megah, dengan meja kayu mahoni yang panjang dan kursi-kursi kulit mewah. Di atas meja sudah tersedia air mineral dan padfolio untuk setiap peserta rapat.​Tugas pertama adalah memastikan cangkir kristal dari laci ketiga pantry Executive sudah tersedia. Ia mengambil cangkir yang dimaksud—tipis, ramping, dan jelas sangat mahal. Bella menuangkan kopi ke dalamnya​, terlihat sempurna

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    118. RENCANA LICIK ALEXA

    Setelah pintu lift tertutup di belakangnya, senyum tipis di wajah Bella menghilang, digantikan oleh ekspresi kelelahan yang mendalam. Jantungnya masih berdebar, bukan tentang pertemuan dengan Clara di pesta, tetapi karena sisa-sisa gejolak dari Ethan. Ia bersandar di dinding lift yang dingin, memejamkan mata, dan memaksa napasnya menjadi normal.​“Ini hanya akting, Bella. Hanya akting,” bisiknya pada dirinya sendiri, mencoba mengendalikan banjir emosi yang disebabkan oleh pria itu.​Saat ia memasuki apartemennya, suasana gelap dan sunyi terasa seperti pelukan yang disambut baik. Ia menjatuhkan tas tangan kecilnya ke sofa, melangkah ke kamar mandi, dan berdiri di depan cermin. Gaun zamrud yang menakjubkan itu kini terasa seperti beban yang harus ia singkirkan segera.​Bella menatap bayangannya: rambut yang berantakan, pipi yang masih sedikit merona, dan bibir yang terasa bengkak. Ia menyentuh bibirnya lagi, merasakan sisa sensasi tekanan dan dominasi Ethan. Itu adalah ciuman paling ber

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    117. MY FIRST KISS

    ​Ethan membeku sesaat, terkejut dengan inisiatif Bella. Detik berikutnya, keterkejutannya berganti menjadi gejolak liar yang familiar. Ciuman Bella—atau Violla—bukanlah sekadar sentuhan bibir yang ragu. Itu adalah pernyataan. Tangan Bella yang mengalung di lehernya menariknya dengan paksa, menuntut balasan yang sama intensnya.​Bau rokok mint yang belum sempat ia hisap, kini tergantikan oleh aroma manis gaun zamrud Bella dan napasnya yang hangat. Otak Ethan yang biasanya bekerja seribu kali lebih cepat dari orang lain, mendadak kosong, hanya dipenuhi sensasi lembut namun mendesak dari bibir Bella.​Ia membiarkan Bella mengambil kendali sejenak, merasakan ritme yang salah namun adiktif. Rasa malu, ketegangan, dan sedikit rasa ingin membuktikan sesuatu, semua tercampur dalam desakan Bella.​Namun, Ethan Dirgantara tidak pernah membiarkan orang lain memegang kendali terlalu lama.​Tiba-tiba, ia membalikkan keadaan. Tangannya yang tadinya hanya terdiam, kini bergerak cepat dan kuat. Satu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status