Share

Memulai Operasi

last update Last Updated: 2022-05-19 18:26:56

"Mas berangkat dulu ya, Dek. Ingat, kalau keluar pakai masker, jangan sampai para tetangga ngomong yang gak enak tentang kamu," ucap Irfan sebelum berangkat.

Dia menarik kopernya dan memasukkannya ke bagasi mobil.

"Iya, Mas, aku mengerti," jawab Airin sambil berdiri di samping mobil suaminya yang sudah dipanasi mesinnya dari pagi itu.

 "Mas juga, selamat menikmati ya?"

Irfan tersentak mendengar ucapan Airin. Dia seketika menoleh pada Airin dengan gugup.

"Apa maksudmu, Dek?" tanyanya. "Mas kan ke sana untuk kerja?" 

Airin tertawa geli dalam hati. Dia menatap pria yang belum lama dinikahinya itu.

"Maksudku selamat menikmati perjalanannya, Mas. Kenapa Mas jadi gugup begitu?" tanya Airin lagi.

"Ooh," Irfan mengusap pelipisnya yang tiba-tiba berkeringat. "Iya, doain Mas sampai dengan selamat, ya?"

"Iya, Mas. Pasti," jawab Airin. "Cepet pulang ya, Mas?"

"Iya, begitu pekerjaan Mas selesai, Mas akan segera pulang," ucap Irfan lagi.

Airin membuang napas. Pekerjaan? Mempersiapkan acara pernikahan, foto pre wedding di Singapura, semua itu dia bilang pekerjaan? Ah, ingin rasanya dia memaki suaminya saat itu juga. Tapi sebisa mungkin dia tahan, karena pembalasan manis akan segera dia dapatkan.

Irfan bergegas memasuki mobilnya, lalu melambaikan tangan seraya menyalakan mesin. Airin masih berdiri di tempatnya, menatap mobil Irfan sampai benar-benar hilang ditelan tikungan jalan.

Airin membuang napas lagi, lalu mengambil gawainya. Belum sempat dia menelpon, gawainya sudah berdering lebih dulu.

"Aku dalam perjalanan menjemputmu," terdengar suara Bella di seberang telepon.

"Baiklah, aku akan bersiap-siap," jawab Airin.

Airin masuk kembali ke dalam rumah untuk berganti pakaian. Dia menatap ke arah cermin saat membuka pakaiannya. Sebagia tubuhnya masih penuh dengan luka bakar, hingga tampak menyeramkan. Kebakaran hebat waktu itu telah merenggut segalanya darinya.

Keluarga Airin sudah lama mengenal keluarga Irfan, meskipun jarang sekali bertemu. Airin baru bertemu Irfan sekali saat wajahnya belum menjadi seperti itu. Bahkan orang tua mereka memang sudah jauh-jauh hari berencana menjodohkan mereka, sebelum insiden kebakaran itu terjadi.

Karena itu Airin tidak bisa langsung menuduh kalau Nyonya Mia lah yang melakukan rencana pembakaran itu. Untuk apa? Bukankah dari awal mereka memang sudah berencana menjadi besan?

Lamunan Airin buyar ketika mendengar bunyi klakson mobil dari depan rumah. Airin cepat-cepat memakai bajunya, dan bersiap untuk pergi. Dia mengunci semua pintu rumah dan berjalan keluar di mana Bella sudah menunggunya.

Mobil Pajero mewah milik Bella itu langsung meluncur pelan begitu Airin masuk. Airin menatap lurus ke depan dengan pikiran yang masih berkecamuk.

"Suamimu sudah berangkat?" tanya Bella.

Airin tersenyum lalu menoleh pada Bella.

"Tumben kau berbasa basi?" Airin balik bertanya.

Bella tertawa miris, lalu menatap majikan yang sudah dia anggap adik kandungnya sendiri itu.

"Suamimu pergi ke Singapura untuk ...."

"Aku tahu," sahut Airin sambil mengalihkan pandangan ke depan lagi.

Bella sedikit tersentak.

"Kau sudah tahu? Aku mau memberitahumu dari beberapa hari yang lalu, tapi menunggu saat yang tepat."

Bella mengambil gawainya, lalu mengulurkannya pada Airin. Airin terdiam sambil melihat layar gawai Bella, lalu tersenyum miris.

Terlihat Irfan merangkul mesra Amel sambil berjalan masuki gedung bandara.

"Mereka akan melakukan foto pre wedding di Singapura," ucap Bella lagi.

Wanita yang biasanya selalu tegas dan blak-blakan dalam bicara itu menahan sebisa mungkin menahan suaranya. Dia tahu, meskipun dari luar Airin tampak baik-baik saja, hatinya pasti benar-benar terluka.

"Mereka akan melakukan pernikahan di pertengahan bulan depan. Dan kamu tahu di mana itu dilaksanakan?"

Airin menatap Bella dengan mata membulat penuh tanda tanya. Bella tersenyum miring lalu menatap Airin sesaat.

"Di Hotel Merry Land, hotel kita!"ucap Bella dengan emosi yang tertahan.

Mata Airin semakin membulat. Entah dia harus tertawa, atau menangis. Suaminya akan menikah lagi, dan acara pernikahan itu akan di laksanakan di hotel miliknya! Sungguh gila!

Mobil memasuki gedung rumah sakit besar bernuansa putih itu, dan langsung berhenti di area parkir. Bella dan Airin turun dari mobil dan memasuki gedung itu, dan langsung disambut oleh beberapa orang petugas rumah sakit.

"Nona Bella, silahkan masuk. Dokter Ae Shin Ri  sudah menunggu," ucap salah satu petugas dan langsung mengiringi mereka masuk ke dalam ruangan dokter spesialis dari Korea itu.

"Selamat datang Nona Bella, Nona Airin," sapa Dokter Ae Shin Ri sambil menjabat tangan mereka berdua. "Silahkan duduk."

"Berapa lama waktu yang diperlukan untuk operasi, Dokter?" tanya Bella begitu mereka duduk.

"Karena tidak perlu mengubah bentuk wajah, operasi bisa dilakukan lebih cepat," jawab Dokter Ae Shin Ri.

"Lalu, untuk pemulihannya?"

"Akan terjadi pembengkakan beberapa hari pasca operasi, tapi akan saya pastikan dalam sebulan Anda sudah bisa beraktifitas normal, dan sudah bisa memakai make up. Dalam tiga sampai enam bulan, wajah Anda sudah akan terlihat sempurna."

Bella mengangguk, lalu menatap Airin.

"Bagaimana? Apa kau sudah siap?" tanyanya kemudian.

Airin tak langsung menjawab. Dia berpikir sebentar, lalu menatap Bella seraya tersenyum.

"Berarti aku sudah bisa menghadiri acara pernikahan suamiku?" tanyanya.

Bella membulatkan mata mendengar pertanyaan Airin.

"Apa kau serius?" tanya Bella.

Airin tertawa melihat ekspresi wajah Bella.

"Aku cuma bercanda," ucapnya kemudian.

Bella tiba-tiba memegang pundak Airin lalu menatapnya dengan serius.

"Kau harus datang. Tunjukkan padanya kalau dia bukan siapa-siapa di acara itu. Aku akan membantumu," ucapnya.

Airin terdiam. Benar juga, mempermalukannya di acara pernikahan, mungkin akan sangat menyenangkan. 

"Baiklah, persiapkan diri Anda. Kita akan memulai operasinya sekarang," ucap Dokter Ae Shin Ri seraya berdiri.

Airin mengangguk, lalu mengikuti Dokter Ae-Ri menuju ruang operasi.

Tunggulah, Mas. Aku akan membuat kejutan untukmu di hari pernikahanmu, ucap Airin dalam hati, sebelum dia memasuki ruangan yang serba tertutup itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ISTRI BURUK RUPA   Akhir

    Airin masih berdiri melihat Amel berdiri di depan pintu rumahnya. Dia menatapnya tajam, penuh kemarahan. Bau bensin menyengat hidung Airin. Airin baru sadar Amel membawa jirigen besar berisi benda bensin."Mau apa kamu, Amel?" tanya Airin dengan mata membulat."Kamu puas kan sekarang? Pernikahanku hancur! Karirku hancur!" ucap Amel histeris."Kamu menyalahkan aku karena itu semua?" tanya Airin lagi."Iya! Ini semua salahmu! Kenapa kau bisa mendapatkan semua yang ingin aku miliki? Aku membencimu! Aku mau kamu mati!"Airin terkejut melihat Amel membuka jirigen yang dibawanya dan mulai mengucurkan isinya. Dia mundur, mencoba menghindar dari cairan itu, namun Amel menyudutkannya di sisi ruangan."Hentikan Amel!" teriaknya panik. "Apa kamu sudah tidak waras?!"Amel tertawa sambil menyalakan korek api."Mati kamu, Airin!""Hentikan!"Api berkobar membakar apa saja yang dia temui. Airin berteriak. Dia terjatuh di sudut ruangan. Tubuhnya bergetar hebat. Bayangan orang tuanya yang tewas dilaha

  • ISTRI BURUK RUPA   Amarah Amel

    Irfan berlari dengan cemas sambil membopong tubuh Airin memasuki gedung rumah sakit."Dokter! Tolong, Dokter!" teriaknya.Seorang Dokter dan beberapa orang perawat langsung menangani Airin. Mereka membawa Airin masuk, diikuti oleh Irfan."Bagaimana keadaannya, Dokter?" tanya Irfan begitu Dokter selesai memeriksanya."Dia baik-baik saja, hanya kelelahan saja. Sebentar lagi pasti akan siuman. Untuk sementara biarkan dia istirahat dulu," jawab Dokter.Irfan membuang napas lega. Dokter meninggalkan mereka berdua di ruangan itu. Irfan duduk di samping Airin yang masih belum sadarkan diri.Dia menatap lekat wanita yang pernah menjadi istrinya itu. Penyesalan mulai menyusupinya lagi. Airin berbesar hati memaafkannya atas apa yang pernah dia lakukan.Jari Airin bergerak, dia perlahan membuka matanya."Kau sudah siuman, Airin?" tanya Irfan dengan mata berbinar.Airin perlahan menatap ke arah Irfan, lalu dia mencoba untuk bangun."Berbaring saja dulu, tubuhmu masih lemah," ucap Irfan lagi."

  • ISTRI BURUK RUPA   Cinta Untuk Bella

    ( Flash back )"Kanker Laring ?" mata Bella membulat mendengar ucapan Dokter tentang penyakit Heru, suaminya."Benar, harus segera dioperasi. Kalau tidak sel kanker bisa menyebar. Apakah Bapak ini merokok, atau minum alkohol?"Bella menatap ke arah Heru. Dan Heru menggeleng cepat."Dia tidak merokok, apalagi minum minuman keras," jawab Bella."Atau mungkin dia terpapar virus dan polusi di tempatnya bekerja," ucap Dokter lagi.Bella terdiam. Suaminya memang bekerja di pabrik besi yang menyebabkan dia terpapar debu logam setiap saat. Dia menatap ke arah suaminya. Tidak ada pilihan lain, Heru harus berhenti bekerja, dan kembali pulang ke kampung halaman mereka."Apa? Bekerja di kota?" tanya Bu Rahma ketika Bella mengutarakan maksudnya."Kita butuh biaya banyak untuk operasi Mas Heru, Buk," ucap Bella. "Biar Bella mencari pekerjaan di sana.""Kita bisa menjual sawah untuk biaya operasi. Sejak dulu cita-cita kamu memang ingin ke sana, kan? Ingin jadi pengusaha sukses, padahal kamu cuma lul

  • ISTRI BURUK RUPA   Cemburu

    Airin masih berdiri di luar ruang rawat inap Amel, tak tahu apa yang harus dia lakukan."Kenapa tidak masuk?"Airin mengangkat wajahnya. Irfan berdiri di depannya sambil menatapnya. Sesaat kemudian dia salah tingkah."Eh, anu, mungkin aku akan menjenguk Bella lebih dulu," ucap Airin sambil beranjak dari tempatnya."Tunggu aku ikut," ucap Irfan, berjalan mengikuti Airin di belakangnya.Mereka naik ke lantai atasnya, tempat Bella dirawat. Sesampainya di sana, terlihat para perawat berlarian, seperti sedang ada situasi yang darurat. Jantung Airin berdegup kencang ketika tahu mereka menuju kamar Bella."Apa yang terjadi?" tanya Airin pada salah satu Suster dengan cemas."Pasien atas nama Bella, sedang dalam kondisi kritis," jawab Suster itu.Mata Airin membulat karena terkejut. Dia langsung berlari masuk ke kamar Bella, tapi beberapa perawat menahannya."Mohon tunggu di luar, Dokter sedang melakukan tindakan," ucap salah satu dari mereka.Pintu ruangan Bella tertutup rapat. Airin tidak b

  • ISTRI BURUK RUPA   Sesal

    "Hendra Kurniawan itu suamiku!" ucap Dila dengan lantang di atas panggung.Semua yang hadir langsung heboh dengan pernyataan Dila. Wajah kedua mempelai merah padam karena tak bisa menahan malu.Airin tak menduga, perbuatan yang dulu hampir dia lakukan pada Amel, kini dilakukan oleh orang lain. Entah kenapa, dia seperti melihat dirinya di atas panggung itu. Tapi kenapa sekarang dia justru merasa kasihan pada Amel?Hendra berdiri, lalu menarik tangan Dila dari microphone."Apa yang kamu lakukan? Berani kamu mempermalukanku!" ucap Hendra."Lihat itu, Mas! Lihat!" Dila menunjuk layar lebar yang terpampang foto Amel di sana. "Kamu jatuh cinta pada perempuan ini karena lebih cantik dariku, kan? Nyatanya kecantikan dia palsu! Lihat itu!"Muka Hendra semakin memerah. Amel tak sanggup lagi menahan malu. Akhirnya dia berdiri dengan gaun mewahnya, beranjak meninggalkan pelaminan."Mau kemana kamu wanita jalang?" terima Dila sambil menghalangi Amel turun dari panggung.Dengan satu gerakan Dila me

  • ISTRI BURUK RUPA   Wajah Asli

    Mobil Airin memasuki kawasan perkampungan yang masih alami dan rindang. Setelah melewati hutan pinus yang berjejer, terlihat hamparan sawah yang luas.Sesaat mereka berdua terpesona melihat pemandangan yang ada di bawah bukit itu. Airin membuka jendela mobil, membiarkan udara sejuk masuk ke dalam mobilnya itu.Airin mengeluarkan sedikit kepalanya keluar jendela mobil, lalu menarik napasnya dalam-dalam. Senyumnya mengembang, terlihat begitu menikmati suasana perkampungan itu.Rifki melirik ke arah Airin. Wajah Airin terlihat begitu berseri-seri. Dia ikut tersenyum melihatnya seperti itu. Dalam hati dia berharap Airin bisa terus ceria seperti ini.Rifki menghentikan mobilnya begitu melihat mobil Bella terparkir tak jauh dari situ. Mereka berdua turun, lalu menatap sekeliling untuk mencari Bella."Pergi kamu!!"Airin dan Rifki terkejut. Mereka segera berlari ke arah salah sudut pematang sawah yang ada di sana. Terlihat seorang wanita tua mengusir Bella. Di belakang wanita itu, seorang pr

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status