مشاركة

Mendadak Menikah

مؤلف: Luviano
last update آخر تحديث: 2024-09-14 10:33:05

Keesokan harinya, kami sekeluarga sampai di depan pagar menjulang, di kediaman keluarga Warren tepatnya.

Cerah, suasana langit malam itu bertaburan bintang,  turut bergerak mengiringi laju mobil Ayah yang masuk ke dalam halaman depan, membentang sangat luas. Bahkan, rumah Ayah tidak ada seperempatnya.

Takjub, mataku memancarkan kekaguman. A--h ada  ya rumah semegah istana negara yang tak terungkap media seperti ini?

Sementara mobil Ayah berhenti. “Selamat malam Prof. Harun Suryawan.”

Pria paruh baya berwajah bule membantu membuka pintu Ayah.

“Selamat malam Khalik.”

“Nyonya besar sudah menunggu di ruang keluarga.”

"Baik, terima kasih Khalik, ayo."

Pria bertubuh tinggi tadi, menyapa kami dengan membungkukkan tubuhnya. Menyambut kedatangan kami secara resmi diikuti pelayan lain, layaknya menyambut tamu negara tepat di depan pintu rumah mewah itu.

Perasaanku tidak nyaman. Seperti biasa, rasa cemas mengganggu pikiranku jika bertemu dengan orang-orang di lingkungan baru. Sorot mata mereka seakan tertuju pada sosok paling besar diantara barisan kami.

A—h, tolong aku lapar, teriak cacing di dalam perutku. Mereka menggeliat meminta segera di puaskan.

Risih, inginnya aku pergi dari sini, tetapi langkah kaki ini tetap mengikuti arah si kepala pelayan hingga sampai di dalam lift besar berlapis emas penuh kaca, yang terbuka di kedua sisinya.

Oh tidak, muatkah lift ini, kalo ditambah lagi dengan tubuh seberat tronton di dalamnya?

“Ayo Mikha, tunggu apa lagi?”

“Aya–h, aku tunggu giliran berikutnya saja.”

“Mari nona, lift ini bisa menampung berat 1 Ton sekaligus,” ucap pak Khalik mantap meyakinkan.

Perasaan gugup tadi seketika hilang, kala pria itu menuntunku masuk dengan penuh kelembutan.

Pun, Jihan sampai memutar bola matanya. Kesal dan Jengah, kenapa aku tidak di tinggal saja di pinggir jalan kalau hanya akan mempermalukan kehormatan Ayah saja pada akhirnya.

Muak, begitulah aku menelaah arti sorot mata yang tak mau kalah menyerang dari Jenar, ibu tiriku.

"Selamat malam tante Nirmala, tante awet muda lo?"

"Terima kasih, selamat malam Harun, bagaimana kabarmu?"

"Alhamdulillah, baik tante."

Hangat, suasana ruang keluarga Warren setelah melihat kedekatan Ayah dengan Nirmala Warren.

"O--h aku baru tahu anak gadis mu jadi bertambah tiga orang?"

Aura bangsawan terpancar alami dari sosok Nirmala Warren yang  kini berdiri dengan anggun. Menunduk penuh keraguan, itu yang bisa aku lakukan saat pandangan beliau sampai kepadaku.

Pasrah, resah, gelisah bercampur menjadi satu sampai-sampai kain rokku terangkat sebelah, saking kerasnya jemariku meremas.

Perempuan renta yang masih terlihat sisa kecantikannya itu menatap kami bertiga dengan tanya. Apa nenek sudah lupa dengan wajahku? Wajar, pertemuan keluarga kami terjadi saat aku berumur 13 tahun, sedangkan Gabriel sudah berusia 25 tahun, usia kami terpaut 12 tahun.

Gabriel pernah mencubit gemas pipiku yang gembul, hingga aku menangis dan melarikan diri dari pertemuan itu. A-h, apaan sih? Menerawang jauh, otakku tiba-tiba memikirkan kejadian 5 tahun yang lalu.

"Perkenalkan tante, ini Jenar istri saya, Jihan putri tertua kami, dan Mikha putri bungsu kami."

"Langsung saja Harun, anak perempuanmu yang ada di dalam kontrak pernikahan itu yang mana?"

Bergegas, Nirmala tak  mau membuang-buang waktu lagi. Wanita itu memilih untuk tak banyak bicara. Sikap tegas dan menuntut dari beliau, membuat Jenar dan jihan ingin menghindar,  tak mampu memprovokasi keadaan.

"O-h ini tante, Mikhaela, Mikhaela yang seharusnya dijodohkan dengan Gabriel, tante?"

"Tetapi, putri sulung kami Jihan, saya rasa lebih pantas bersanding dengan Gab----"

"Cukup! Aku tidak mau merubah keinginan dari mendiang orang yang kita sayang seenak kamu Harun!"

Terpaksa Ayah menerima keputusan nenek tanpa bisa menyela lagi, meski beliau sebenarnya merasa tak enak hati.

Ya--h apa boleh buat, perjodohan tetap dilakukan sesuai kontrak yang sudah disepakati, bukannya main tukar-menukar peserta perjodohan seenaknya demi memenuhi keinginan sendiri.

"Mas, aku dan Jihan sebaiknya pergi dari sini," pamit Jenar dengan wajah tak puas.

"Ya papa kita pulang dulu, Jihan yakin calon suami Mikha akan langsung jatuh cinta, apalagi dengan bentuk tubuhnya, mari nenek Nirmala kami permisi pulang."

Menyayat hati, sindiran itu menusuk sampai ke pori-pori. Tak berselang lama, tercapailah kesepakatan antara Ayah dan Nirmala Warren.

"Mikha, bagaimana menurutmu penampilan cucuku?" tanya nenek antusias.

"Hmm."

Terpukau, mata ini tak sanggup mengalihkan pandangan dari penampakan pria yang bergaya bak supermodel di ponsel nenek.

Kini aku tahu kenapa Jihan dan Jenar terus-menerus menyindirku.

"Sayang, Mikha apa kamu keberatan nak?"

Kelu lidah ini,  apa aku diperbolehkan mengatakan pendapatku sesuka hati? Mau tampan, atau jelek aku tetap membutuhkan perjodohan ini demi keluar dari rumah Ayah.

Semburat kemerahan menyeruak dari wajahku. "Bagus kalo kamu suka dengan Gabriel, karena Gabriel juga menyukaimu."

Sekujur tubuh ini meremang, aku cubit pipiku sendiri untuk meyakinkan diri. Apakah akhirnya aku bisa merasakan kebahagiaan ibu?

Di balik ruang meeting, aku menunggu prosesi pernikahan dengan degup jantung berlarian.

Kedua keluarga sepakat menyewa ruangan tak seberapa luas untuk di dekor sesuai adat istiadat Jawa Barat, toh hanya pihak kedua keluarga saja yang hadir.

Bahkan Jenar dan Jihan menolak untuk mengikuti prosesi akad.

"Saya nikahkan Mikhaela Alova Suryawan binti Harun Suryawan dengan mas kawin uang tunai senilai 1 miliar rupiah dibayar tunai," ucap Ayah terlebih dulu.

"Saya terima nikahnya Mikhaela Alova Suryawan binti Harun Suryawan di bayar tunai!" Pekik Gabriel lancar, mulus bebas hambatan.

"Bagaimana saksi?" tanya Penghulu pada ketiga saksi di hadapannya.

"Sah!"

Akad pernikahan baru selesai digelar. Carut marut, pikiranku melayang jauh ke angkasa.  Ibu, andai engkau disini, kebahagiaan ini akan semakin sempurna.

Terdengar samar suaranya di telingaku saat aku sudah berada di  dalam kamar mandi pengantin. "A--h capeknya."

Gabriel terduduk sambil menatap ke seluruh sudut kamar yang penuh hiasan bunga mawar merah, begitu indah.

Nekat aku keluar dari kamar mandi dengan meminta bantuan pria ini untuk membuka kaitan kebaya yang  susah payah di selesaikan oleh tangan montok ini sendiri.

"Ma-af mas, permisi, bisa bantu membuka kancing bagian belakang kebaya ini?"

Tubuh jangkung itu seketika berdiri dari posisi nyamannya, Gabriel terperanjat.

Aku semakin yakin bahwa pria ini tidak menginginkanku menjadi istrinya setelah kakinya mundur beberapa langkah. Sadar posisi, kekhawatiran ini akhirnya terjadi.

"Siapa kamu!"

"Sa——-ya, is-tri mas."

Kecewa, kenapa aku harus percaya dengan pujian palsu yang nenek katakan padaku tadi malam? Pria paripurna ini jelas-jelas tidak akan pernah mau menerima perbedaan fisik kami yang begitu timpang.

"A--pah? Bukan seperti ini wanita yang ku inginkan menjadi istriku!"

"Tu--nggu mas-mas!"

استمر في قراءة هذا الكتاب مجانا
امسح الكود لتنزيل التطبيق

أحدث فصل

  • ISTRI GENDUTKU BERUBAH CANTIK   Dilamar?

    Tok TokBerulang kali pintu kamar El di ketuk. Aku keluar setelah terbangun dari posisi rebahan ternyaman ini.Ceklek..Seorang pria bertampang model international berdiri tepat di hadapan Berta yang mendongak menatapnya."O-- pak Gabriel, selamat malam pak?"Berulang kali mengangguk, untuk menghormati sang bos besar."Cintanya?"Kening sedikit di kerutkan tangan kanannya menunjuk ke arah dalam ruangan itu. Pria tanpa ekspresi itu, menampakkan ekspresi heran untuk pertama kalinya."A--h Ellanya pulang ke rumah orang tuanya pak?"Garuk-garuk, puncak kepala Berta yang tak bersalah turut terkena dampak kebohongannya."Bener?"Satu minggu sudah Gabriel kesulitan menghubungi Ella. Gadis itu mendadak menghilang dari pandangan. Bahkan di pengadilan, Ella seolah menghindarinya. Suka kabur-kaburan, itu yang di lakukan Ella.Hembusan angin menerpa ke sekujur kulit Bertha, tiba-tiba merinding. "Bertha, apa temanmu itu menghindari aku?"Gabriel meyakinkan lagi."A--h tidak tuh pak, eh maksud sa

  • ISTRI GENDUTKU BERUBAH CANTIK   Tukar Apt

    ~Warren Apt Residence~Melarikan diri, aku bergegas pergi saat pria itu lengah. Bagaimana bisa dia menggunakanku untuk mengusir mantan pacarnya. Da-sar b-ajingan!"Ber ini terakhir gue ultimatum ama lo, kalo elo nggak mau tuker tempat tinggal, gue nggak bakal nganggep lu jadi temen gue, seumur hidup!""Okay-okay babe, okay, elo bisa tinggal di apartemen gue, tapi ceritain dulu duduk perkaranya?"Berta ingin kejelasan kenapa aku sampai panik dan ketakutan seperti ini. Sebenarnya ini bagian dari pengingkaran, aku takut tidak bisa mengendalikan diri, aku takut khilaf, tak mampu menghindari buaiannya yang memabukkan itu.Apalagi ciu-mannya, apa di c-ium itu bisa sen-ikmat itu? A--h! Aku geplak puncak kepalaku sendiri karena sudah meracau."Gabriel men-cumbu gue.""A-pah?"Sorot mata temanku itu memelototi ku. Bibirnya menganga beberapa saat."Wow! Selamat El?""Apa-an sih?""Gila sih, gue ucapin selamat beneran buat sahabat gue ini, gue nggak bisa berkata-kata lagi El?"Berta mondar-man

  • ISTRI GENDUTKU BERUBAH CANTIK   Hot Kisses

    "Honey, aku merindukanmu."A-h mimpi apa aku tadi, hingga harus bertemu dengan super model yang wajahnya selalu menjadi icon majalah mode dunia. Pas banget kan, yang satunya Ceo perusahaan international dan yang satu artis international.Rasanya tidak ada yang lebih menggiurkan dari meliput berita pasangan ini. Kini, keduanya malah berpelukan mesra. Dasar tak tahu tempat, kenapa nggak di kamar aja sih!"Permisi pak!"Entahlah kenapa aku kesal. Takut, aku nggak mau keduanya berbuat yang nggak-nggak di sini, jadi sebaiknya aku menyingkir saja. Aku menggeletakkan berkas tadi di atas meja tepat di depan sofa dengan segala resiko besok di pecat oleh atasan.Biarkan saja-lah itu resiko yang harus aku tanggung karena sudah mangkir dari tanggung jawabku hari ini."Cinta!"Gabriel melepaskan pelukan yang ternyata hanya sepihak tadi. Menjauhkan tubuh kekasihnya lalu bergegas berlari ke arahku."Saya pamit karena saya ti---hmmpfhf!"Astaganaga nurlela! Kenapa pria ini menciumku di depan pacarnya

  • ISTRI GENDUTKU BERUBAH CANTIK   Kembalinya Sang Mantan

    "Sudah bangun?" Wajah pria tertampan yang pernah ku temui di muka bumi sedang menatapku. Pandangan mata barusan masih buram, kini menjelas. Gabriel memperhatikan cara tidurku dari dekat. Terperanjat dari ranjang mewah ini begitu saja, saat kulihat dari jendela kamar jalanan sudah macet dan gelap. Ya ampun sudah berapa lama aku tidur sih? "Pakai ini?" Gabriel menutup kaki jenjangku yang polos dengan selimut. "A---h!" Memekik, hanya itu yang bisa kulakukan sekarang. Selalu saja melakukan hal bodoh untuk kesekian kalinya. Kebiasaanku jika mengantuk, aku membuka celana yang kupakai dan melemparkannya ke sembarang tempat yakni di lantai kamar Gabriel. Sontak aku kabur ke dalam kamar mandi untuk membenahi penampilanku yang acakadul. Pun menggosok gigi dengan sikat baru yang sudah di siapkan di nakas. Aku membayangkan berapa puluh wanita yang sudah menginap di kamar ini? "Kacau-kacau!" Aku mengeplak kepalaku sendiri karena hal bodoh yang terus menerus terulang jika bersamanya. Aku kelua

  • ISTRI GENDUTKU BERUBAH CANTIK   Jihan Mendekati Gabriel

    "Sudah sarapan?""Ya--h terima kasih berkat anda saya bisa sarapan enak."Bohong, aku tidak terbiasa dengan sarapan sejak tubuhku berukuran mini.Hampir sampai, aku bersiap untuk keluar lift, tetapi saat di lantai 10 tangan pria ini menahanku. "Mulai hari ini kamu ke ruanganku.""A---h, ta--pi pak Theo bilang saya harus ke ruangannya.""Siapa yang berkuasa disini?"Tanpa menengok ke arahku pria ini memasukkan kedua tangannya ke kantong celananya sendiri. Singkat, padat dan jelas, perintahnya harus di patuhi. Arogan, sok berkuasa itu yang aku baca.Dia memencet lantai 40 dan tetap di posisinya, seperti biasa Gabriel menunggu aku keluar dari lift terlebih dulu.Tiga wanita berpakaian kantor super se-xy sudah menunggu untuk menyapanya."Selamat pagi boss," ucap ketiganya serempak setelah melihat baik-baik keadaan make up mereka yang terlalu menor untuk ukuran pegawai kantoran.Kelihatan jelas bukan hanya Jihan yang ingin mendapat perhatian dari pria ini melainkan stafnya juga tak kalah be

  • ISTRI GENDUTKU BERUBAH CANTIK   Siapa Yang Lebih Cantik?

    Keesokan harinya aku penuhi seisi kulkas dengan kudapan yang di beli Gabriel untukku. A--h benar-benar dua hari berturut-turut hidupku penuh dengan nama pria itu. Aku berangkat pagi sekali dengan memesan ojek online. Hari ini masih sama, aku harus mengumpulkan bukti di kantor Warren Enterprise. Sedangkan ponsel ini tak berhenti berbunyi. Barisan pria-pria ini megirimiku pesan berantai. Dony, Erfan, Mario teman s2 di bandung, dan yang terakhir Theo. Tidak ada yang aku jawab satu-pun. Pertanyaan sama mereka lontarkan. "Apa kabar, sudah makan, kamu lagi apa?" Tidak penting, tetapi aku akan menggunakan salah satunya jika di perlukan. Sebaliknya aku memutuskan untuk megirim pesan pada si empunya belanjaan. Kekeh, ku minta nomor rekeningnya untuk mengembalikan biaya belanjaan ini, yang ujung-ujungnya malah di beri nomer rekening panti asuhan. Jujur, aku tak pernah menghapus nomor rekening pria itu. Nomor rekening pengembalian mas kawin 1 Miliar yang tak tersentuh sama sekali. Masih t

فصول أخرى
استكشاف وقراءة روايات جيدة مجانية
الوصول المجاني إلى عدد كبير من الروايات الجيدة على تطبيق GoodNovel. تنزيل الكتب التي تحبها وقراءتها كلما وأينما أردت
اقرأ الكتب مجانا في التطبيق
امسح الكود للقراءة على التطبيق
DMCA.com Protection Status