Share

Bab 4 Tuan Zu Mulai Terhasut

Mendengar suara bariton yang cukup mereka kenali suaranya, Lim langsung menoleh ke belakang, betapa terkejutnya ketika Tuan Zu menatapnya penuh kemarahan.

"Tuan Zu, ini tidak seperti yang kau pikirkan," ucap Kim yang saat itu terlihat sudah pucat pasi, ketika dia dituduh Tuan Zu berselingkuh dengan istrinya.

"Apa maksud dari semua ini, Kim? Kenapa kau merangkul istriku?" Tuan Zu berkata dengan rasa penuh kebencian.

Aneisha yang saat itu masih Shock, langsung berdiri dan menatap wajah suaminya, yang saat ini menatap wajahnya dengan tatapan penuh kemarahan.

"Tuan, istri anda tadi disiram dengan menggunakan keran air, oleh ketiga istri Tuan Zu," Kim tampak berusaha untuk menjelaskan semuanya kepada Tuan Zu, tentang apa yang dilakukan ketiga istrinya kepada Aneisha saat itu.

Mendengar Kim yang saat itu tengah mengadukan perbuatan mereka kepada Tuan Zu, ketiga istri Tuan Zu, terlihat sangat gugup dan cemas saat itu.

Merekapun akhirnya dengan cepat menepis apa yang diucapkan oleh pengawal Tuan Zu tersebut.

"Apa? Kau bahkan menuduh kami melakukan perbuatan itu, kepada adik ke-empat?" Lilian berusaha untuk menepis ucapan Kim.

"Tidak Nyonya, saya tidak menuduh kalian semua, apa yang aku lihat tadi adalah benar, kalian beramai-ramai menyiksa Nyonya kecil," seloroh Kim menatap satu persatu istri Tuan Zu.

Mendengar hal itu, Tuan Zu langsung menatap ketiga istrinya saat itu, terlihat wajahnya tengah menatap ketiga istrinya penuh intimidasi, tak satu orangpun yang berani menatap matanya dalam-dalam.

"Katakan dengan jujur, apa yang dikatakan pengawal Lim itu benar?" tanya Tuan Zu dengan tatapan penuh intimidasi.

Ketiganya saling melempar pandang, tak ada yang berani bicara, Lilian yang sejatinya Istri tertua dan memiliki sedikit kekuasaan, nyatanya hanya bisa menunggu istri-istri Tuan Zu yang lain, untuk mengatakan kebohongannya saat itu kepada Tuan Zu, agar dirinya tak dilibatkan dalam renacan yang dibuatnya tadi.

Tuan Zu menatap ketiga istrinya yang hanya terpaku terdiam tak mengatakan apapun, atau setidaknya mengelak tentang apa yang dikatakan oleh pengawalnya, membuat Tuan Zu semakin curiga.

"Apa yang dikatakan Kim benar atau tidak? JAWAB!" Tuan Zu bertanya kembali kepada ketiga istrinya dengan menaikkan tiga oktav nada bicaranya, diakhir kalimatnya.

"Ada CCTV Tuan, Tuan bisa cek melalui CCTV," sahut Kim dengan menundukkan kepalanya.

Tuan Zu, lalu menatap Kim sebentar, lalu tak lama kemudian, Tuan Zu bergantian menatap wajah ketiga istrinya.

Terlihat wajah Lilian, Jenny dan juga Cellyn tampak gugup dan mendadak pucat pasi.

Tuan Zu menatap satu persatu wajah ketiga istrinya, lalu ditatapnya wajah Aneisha yang saat itu, hanya terdiam menahan sakit tubuhnya.

Tuan Zu lalu menghampiri Aneisha, lalu ditatapnya wajah cantiknya yang sudah terlihat memucat, Tuan Zu menaikkan dagu Aneisha keatas, lalu dilihatnya wajah Aneisha lebih dekat lagi.

Satu persatu tubuh Aneisha dicek oleh Tuan Zu saat itu. Ada bekas luka dilehernya, lalu Tuan Zu mengecek pergelangan tangan Aneisha, terlihat ada bekas darah yang keluar dari pergelangan tangannya, tentu saja Tuan Zu meyakini jika darah yang kelyar dari pergelangan tangan Aneisha, akibat cengkraman seseorang.

Tuan Zu menutup matanya dengan kasar, lalu ditariknya tubuh Aneisha lebih dekat dengannya.

Aneisha lalu dipapah oleh Tuan Zu, mendekati ketiga Istrinya. Dengan tatapan penuh intimidasi, Tuan Zu lalu meminta ketiga istrinya untuk mengakui semua perbuatannya kepada istrinya saat itu.

"Kalian bertiga, aku kasih pilihan, aku buka CCTV atau kalian mengakui semuanya, satu kesempatan dan tak ada dua kali kesempatan," Tuan Zu berkata dengan wajah mulai geram.

Ketiga istri Tuan Zu, langsung berlutut dihadapan Tuan Zu, dengan wajah memelas belas kasihan dari Tuan Zu.

"Mafkan kami Tuan, maafkan kami," Lilian, cellyn dan Jenny, tampak memohon ampun kepada Tuan Zu, dengan menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya.

Melihat ketiga istrinya yang sudah mengakui perbuatannya, Tuan Zu, tak lantas memberikan maaf kepada mereka bertiga, mereka harus melewati hukuman dari Tuan Zu terlebih dahulu.

"Mengapa kalian melakukan ini kepada adik ke-empat kalian? Dia istriku dan itu artinya madu kalian juga, kenapa kalian harus berbuat jahat padanya?" Tuan Zu bertanya sambil mencium bibir Aneisha di depan ketiga istrinya.

Ketiga wanita itu, nampaknya sangat kesal, ketika melihat Tuan Zu, memperlakukan Aneisha seperti itu dihadapan mereka bertiga, mereka iri, cemburu dan tak terima perlakuan yang tidak adil bagi mereka.

"Kau Lilian, kenapa kau berlaku kasar kepada madumu? Apa dia berbuat kesalahan?" tanya Tuan Zu, menatap wajah istrinya saat itu.

"Tuan Zu, saya sebagai istri tertuamu, sangat tidak rela jika harus membagi cinta Tuan Zu dengan ketiga maduku, bahkan Tuan Zu lebih menyayangi istri barumu dibandingkan kami," protes Lilian dengan nada sedikit emosi.

Tuan Zu lantas tersenyum simpul melirik wajah Lilian yang saat itu, menatapnya dengan tatapan penuh kekecewaan.

Bukan salah Tuan Zu untuk berlaku seperti ini, nyatanya Lilian adalah Istri sewaan yang tak ingin berceriai dengan Tuan Zu, ketika sang Kakek memberikan sebuah wasiat kepada Tuan Zu, bahwa Harta kekayaan sang kakek, tidak akan berpindah tangan kepadanya, jika Tuan Zu tak memiliki istri saat itu.

"Kenapa kau tidak bersyukur, jika sampai saat ini kau tidak aku ceraikan? Kau jangan banyak permintaan Lilian, karena kau bukanlah istri pilihanku," jawab Tuan Zu menatap nyalang kearah Lilian.

Lilian langsung terdiam seketika, ketika Tuan Zu, mengatakan hal tersebut kepada dirinya di depan para istri Tuan Zu yang lain.

Ketika Lilian sudah tak banyak bicara lagi, kembali Tuan Zu menatap kedua istrinya yang lain, yang saat ini menunggu jawaban dari mereka.

"Kau cellyn alasanmu apa melakukan itu kepada istri ke-empatku? Apa kau juga sama memiliki sifat iri dan cemburu berlebih, seperti yang dimiliki kakak tertuamu?" tanya Tuan Zu menatap penuh ke arahnya.

"Tidak Tuan, saya dan Jenny hanya mengikuti rencana kakak pertama," jawab Cellyn dengan cepat.

Mendengar jawaban dari Cellyn, sontak itu membuat Lilian semakin marah kepada mereka berdua, tampak Lilian berusaha untuk mengelak apa yang dikatakan oleh Cellyn kepada Tuan Zu saat itu.

"Tidak Tuan, itu tidak benar, mereka mengatakan kebohongan kepadamu," Lilian berusaha untuk mencari pembenaran dirinya sendiri.

"Tidak Tuan Zu, apa yang dikatakan Kak Lilian itu bohong, saya dan kak Cellyn hanya mengikuti tencana Kakak pertama," sahut Jenny dengan menatap ke arah Lilian yang sudah sangat kesal.

Melihat ketiga istrinya saling membela diri masing-masing, Tuan Zu memutuskan untuk memberikan sebuah hukuman untuk mereka semuanya.

"Sudahlah, kalian tidak usah banyak berkilah, sekarang kerjakan hukuman dariku, kalian bersihkan seluruh isi rumah ini, tanpa bantuan pelayan, karena aku akan mengawasi kalian dari jauh," perintah Tuan Zu, lalu segera membawa Aneisha masuk ke dalam kamarnya.

Tuan Zu lalu mengganti pakaian Aneisha dengan pakaian yang baru, setelah itu, Tuan Zu mengobati luka Aneisha dan memberikannya obat.

"Minumlah dan istirahatlah," Tuan Zu lalu membaringkan Aneisha di atas ranjangnya, lalu menyelimuti dirinya.

Ketika Tuan Zu bangkit, tiba-tiba tangannya langsung dicegal oleh Aneisha.

Tuan Zu lalu menoleh ke belakang, terlihat Aneisha sedang menatap kearahnya, seperti tak ingin Tuan Zu meninggalkan dirinya.

Tuan Zu lalu berjongkok dan menatap wajah Aneisha.

"Jangan tinggalkan aku sendiri," lirih Aneisha dengan nada memohon.

"Tidak akan ada yang berani menyakitimu lagi," jawab Tuan Zu mencium kening Aneisha.

"Mereka jahat kepadaku," adu Aneisha.

"Jangan terlalu dipikirkan, mereka tak akan berani menyakitimu lagi, aku akan segera kembali menemanimu," pamit Tuan Zu lalu mencium bibir Aneisha.

Aneisha hanya bisa pasrah, entah apa yang akan terjadi dengannya, setelah Tuan Zu kembali keluar dari dari rumah ini.

Tuan Zu keluar dari kamar Aneisha, menuju ke dalam ruang kerjanya, lalu dengan cepat mengambil sebuah map dokumen yang tertinggal dimeja kerjanya.

Setelah mengambil dokumennya yang tertinggal, Tuan Zu lalu bergegas keluar menuju ke arah parkiran dan langsung masuk ke dalam mobilnya.

Disaat itulah, Lilian yang sudah sejak tadi mengawasi gerak gerik Tuan Zu, langsung berniat untuk melancarkan rencananya kembali.

"Kali ini kau akan menerima hukuman Kim, dan kau gadis kecil, kau akan segera tersingkir dari rumah ini," monolog Lilian dengan tersenyum smirk.

***

Tepat pukul 7 malam, Tuan Zu sudah pasti dalam perjalanan pulang, saat itulah Lilian terlihat sedang merencanakan sesuatu untuk Kim.

Setelah menyelesaikan hukuman dari Tuan Zu, Lilian terlihat sudah matang menjalankan rencananya.

Saat ini, dia memerintahkan pengawal yang lain, untuk memberikan minuman air mineral kepada Kim, yang saat itu terlihat sedang berjaga di luar ruangan Aneisha.

"Berikan ini kepada Kim!" titah Lilian kepada salah seorang pengawal Tuan Zu.

"Baik Nyonya," Jawab pengawal tersebut.

Tak lama kemudian, Pengawal tersebut memberikan minuman itu kepada Kim.

Lilian menatap Kim dengan tersenyum smirk, ketika Kim tanpa curiga meminum minumannya, yang saat itu diberikan kepada sesama teman pengawalnya.

Kim menenggak minuman tersebut hingga tandas.

Tak selang beberapa lama kemudian, tiba-tiba Kim merasakan ada yang aneh dengan tubuhnya saat itu.

"Kenapa tubuhku tiba-tiba panas, kenapa aku..uhsss....aah," Kim tiba-tiba mendesah

dengan wajah yang sudah tak karuan saat itu.

Lilian langsung tersenyum lebar ketika obat perangs*ng yang dicampurkan kedalam minuman tersebut bereaksi, kini tinggal menunggu Kim masuk ke dalam perangkapnya saat itu.

Lilian sudah menyiapkan bagian untuk Aneisha saat itu.

Tak selang beberapa lama kemudian, Pelayan datang untuk memberikan makanan kepada Aneisha, saat itulah Lilian menyuruhnya untuk menaruh kecoa ke dalam kasur Aneisha.

"Kau taruh ini di atas kasurnya, jangan sampai ada yang menaruh curiga kepadamu, apa kamu mengerti?" ucap Lilian kepada pelayan tersebut.

"Baik Nyonya," jawabnya lalu segera bergegas menuju ke kamar Aneisha.

Beberapa menit kemudian, pelayan tersebut akhirnya masuk ke dalam kamar Aneisha.

"Tunggu permainanku sebentar lagi," ucap Lilian dalam hati.

Tak selang beberapa lama kemudian pelayan tersebut keluar. Lalu tak selang beberapa menit kemudian, terdengar suara teriakan Aneisha dari dalam kamarnya.

Saat itulah, Kim langsung masuk kedalan kamar Aneisha, dan mencari tau apa yang sedang terjadi.

"Ada apa Nyonya Ana?" tanya Kim sembari menahan hasratnya

"Ada kecoa di sana," tunjuk Aneisha ke arah kasurnya.

Kim lalu mencari-cari kecoa yang ada di sana, namun tidak ada satu kecoapun berada di sana, hingga akhirnya Kim, secara tak sengaja melihat kecoa tersebut berada di dada Aneisha.

"Aaaaaaaagh... Kecoa!" pekik Aneisha dengan menutup matanya.

Kim tampak menahan hasratnya, ketika tangan Kim secara reflek menempelkan tangannya tepat didada milik Aneisha, dan berhasil menangkap kecoa tersebut.

"Maaf Nyona, saya tidak sengaja," ucap Kim dengan menunduk.

Saat itu, tiba-tiba terlihat keanehan pada wajah Kim setelah menyentuh tubuh Aneisha, keringat dingin membasahi tubuhnya dan ditambah lagi, tubuhnya sudah panas dingin menahan hasratnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Aneisha.

Kim menatap wajah Aneisha yang terlihat sangat cantik saat itu.

Dengan suara paraunya, Kim mencoba menormalkan pikirannya, namun entah kenapa, dirinya tak bisa berpikir dengan jernih waktu itu.

"Tolong aku Nyonya, sepertinya ada yang mengerjai diriku," ucap Kim lalu mendekatkan tubuhnya ke arah tubuh Aneisha.

Aneisha tampak terkejut dan juga bingung dengan apa yang dikatakan oleh Kim saat ini.

"Apa maksud ucapanmu Kim?" tanya Aneisha dengan memundurkan langkah kakinya.

Aku sepertinya diberi obat perangsang Nyonya, tolong aku," ucap kim dengan suara paraunya.

Aneisha langsung terkejut dan berusaha untuk menghindari Kim, namun sepertinya Kim tak bisa mengendalikan hasratnya lagi, diapun mengejar Aneisha hingga tubuh mungilnya berhasil dia tangkap saat itu.

Kim kemudian mendorong tubuh Aneisha di atas ranjangnya, saat itulah Kim melepaskan pakaian atasnya, karena sudah tidak bisa menahan panas ditubuhnya.

Kim lalu naik di atas ranjangnya dan langsung naik di atas tubuh Aneisha.

Aneisha berusaha menahan tubuh Kim yang saat itu hendak mencium bibir Aneisha. Namun usaha yang sia-sia baginya saat itu, karena tenaga Kim jauh lebih besar tenaganya dari pada tenaganya sendiri.

Kim yang sudah semakin tak bisa menahan obat perangsang tersebut, lalu dengan kasarnya menarik pakaian Aneisha, hingga beberapa kancingnya saat itu sudah mulai terlepas.

Sementara itu, Tuan Zu yang sudah pulang, tampak tergesa-gesa menuju ke kamar Aneisha.

Terlihat wajah rindunya ingin bertemu dengan istri barunya saat itu.

Saat dia mulai berada di depan pintu kamarnya, tiba-tiba samar-samar dia mendengar suara desahan lelaki dari dalam kamarnya, segera Tuan Zu membuka pintu kamarnya dengan kasarnya, hingga akhirnya dirinya secara tak sengaja melihat istrinya berada dibawa kungkungan pengawalnya.

Dengan penuh kemarahan, Tuan Zu lalu menarik tubuh lelaki tersebut lalu menghajarnya dengan brutal.

Aneisha yang masih Shock dan terkejut saat itu, langsung berusaha menghentikan Tuan Zu untuk memukuli tubuh Kim yang sudah babak belur dihajar olehnya.

"Hentikan jangan pukuli dia lagi!" seru Aneisha.

Mendengar seruan Aneisha, Tuan Zu langsung menghentikan pukulannya dan kini menatap nyalang ke arah istrinya.

"Dasar wanita murahan," Tuan Zu murka ketika mengatakan hal itu kepadanya.

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status