Share

ISTRI KECIL SANG KAISAR
ISTRI KECIL SANG KAISAR
Penulis: Rizkymutha14

Melintasi waktu

Penulis: Rizkymutha14
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-13 08:04:33

Di sebuah rumah sakit terkenal di negara China dengan nama Suzhou Medical College Hospital, tepatnya di kota Suzhou.

Seorang gadis yang baru saja keluar dari ruang praktek dokter. Berjalan begitu terburu-buru dengan telepon genggam yang menempel di telinganya. Sepertinya, dia sedang menerima panggilan dari seseorang.

Shen Jin adalah seorang dokter ternama dengan karir yang cemerlang. Namun, banyak yang tidak menyukai dirinya karena sikapnya yang keras kepala.

Shen Jin segera keluar dari rumah sakit tersebut dan mencari taksi untuk ditumpanginya. Dia terlalu cemas dengan ibunya yang sudah menunggu dirinya di sebuah cafe.

"Ibu, aku baru saja selesai dengan pekerjaanku dan sekarang aku sedang menunggu taksi. Sebenarnya, kenapa ibu selalu saja menyuruhku untuk menjalani kencan buta? Ibu pikir putrimu ini tidak laku?" tanyanya dengan nada kesal. Tentu saja Shen jin kesal  tindakan ibunya itu sedikit berlebihan.

"Jika ibu tidak melakukan ini, kau pasti akan mengabaikan jodohmu sendiri. Mau sampai kapan kau akan melajang sementara teman-temanmu sudah menikah di usianya yang masih muda. Ingat Shen Jin, umurmu itu sudah tidak muda lagi, kau harus segera mendapatkan pasangan. Dan kali ini, ibu berani menjamin kalau pria ini akan cocok dengan mu," kata Nyonya Wu Ruonan di seberang sana.

"Umurku tidak tua, umurku masih 25 tahun. Kenapa ibu menyebut umurku sudah tidak muda lagi," jawabnya. Shen Jin tidak terima jika umurnya di sudah sangat tua oleh ibunya sendiri. Shen Jin mematikan sambungan telepon selulernya.

Meskipun seperti itu, karena Shen Jin hanya hidup berdua dengan ibunya. Apapun keinginan ibunya selalu dituruti, termasuk menjalani kencan butanya walau hasil akhirnya akan sama saja. Shen Jin akan lari dari pria yang menurutnya tidak sesuai.

Ini adalah kencan buta yang ke 99 kalinya dengan pria yang ibunya pilih. Bagi Shen Jin, Memilih calon suami itu seperti pasien yang datang untuk melakukan pengobatan dengan sungguh-sungguh dan bangkit dari keterpurukan bukan hanya sekali datang dan putus asa dengan hidupnya. Setelah beberapa menit, Taksi pun datang dan berhenti di depan Shen Jin. Dengan cepat, Shen Jin naik taksi tersebut menuju cafe yang sudah disebutkan oleh ibunya tadi.

Sekitar sepuluh menit, taksi yang ditumpangi Shen Jin tiba di cafe yang dituju. Setelah membayar, Shen jin melompat keluar dan berlari masuk ke cafe.

Shen jin tidak langsung masuk. Dia berdiri di depan pintu cafe yang terbuat dari kaca dan merapikan penampilannya sebentar, setelah terlihat rapi barulah dia melangkah masuk. Di dalam cafe,  Shen Jin celingukan mencari sosok ibunya yang entah dimana keberadaannya. 

"Dimana dia?" gumamnya pelan. Kakinya terus melangkah. Di dalam cafe tidak terlalu ramai dan hanya ada beberapa orang saja yang sedang menikmati kopi.

Shen Jin yang sedang mencari keberadaan ibunya, tiba-tiba saja handphonenya berdering. Shen Jin melihat di layar handphone  tertera nama ibunya dan langsung menggeser tombol hijau itu. 

"Shen Jin, duduklah di meja no. 03 yang di atasnya ada bunga mawar putih. Cepat, orang itu akan datang sebentar lagi, ingat, Ibu akan mengawasimu."

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Shen Jin. Dia segera mencari meja yang sudah disebutkan tadi oleh ibunya. Setelah menemukan meja yang di pesan oleh ibunya, dengan santai Shen jin mendaratkan bokongnya di kursi. 

Shen Jin masih mengenakan pakaian dokternya. Karena dia begitu terburu-buru ketika ibunya menelpon sehingga lupa membuka jas dokter tersebut.

Banyak mata memandang padanya. Shen jin tidak peduli. Shen Jin lebih memilih menonton drama favoritnya tentang tabib wanita yang sangat ahli dalam pengobatan. Disaat sedang serius menonton, handphonenya kembali berdering.

"Shen Jin, angkat bunga mawar putih itu agar pria  yang akan mengencani itu tahu. Kau ini susah sekali diberitahu," imbuh Wu Ruonan yang sedang duduk di pojokan cafe.

"Ibu ini merepotkan sekali. Kenapa bukan ibu saja yang menjalani kencan ini, kenapa harus aku," sahut Shen jin dengan nada kesal.

"Sudah jangan cerewet, ikuti saja rencana ibumu ini. Pokoknya Hari ini kau harus berhasil dan jangan melarikan diri lagi. Jika kau masih seperti itu, jangan harap kau akan melihat ibumu bernafas lagi," cecar nya. Shen jin mendengus kesal mendapat ancaman seperti itu dari ibunya.

Shen Jin mengambil bunga mawar putih yang ada di atas meja lalu menggenggamnya. Raut wajahnya tampak kesal.

"Apa ibu sudah melihatnya?" Shen jin menengadahkan wajahnya melihat ke arah ibunya yang duduk di sudut ruangan yang tidak jauh dari tempat duduk Shen jin.

"Hehehe. Ternyata kau sudah tahu kalau ibu ada di cafe ini," ucapnya cengengesan.

"Memangnya dimana lagi ibu akan mengawasiku kalau bukan di tempat yang sama." Shen Jin mematikan sambungan teleponnya. Shen jin memegang bunga mawar putih tersebut dan netranya mengedarkan pandangannya ke segala tempat.

Tiba-tiba matanya teralihkan ketika mendengar suara pintu terbuka yang berada di belakang tidak jauh dari meja Shen Jin.

Shen Jin membelakan matanya ketika melihat seorang pria membawa setangkai mawar putih. Tubuh pria itu pendek, kepala botak dan sudah sangat berumur.

'Dia, paman jahat!" Batinnya.

Bunga yang dipegangnya, di masukan ke dalam mulutnya sendiri agar tidak diketahui oleh pria tua itu. Tanpa berpikir panjang, Shen jin mengambil langkah kaki seribu.

"Shen Jin. Jangan lari, jangan lakukan itu," teriaknya. Wu Ruonan mengejar Shen jin dan terus memanggil Shen jin agar berhenti berlari.

Shen Jing sampai di pinggir jalan raya, namun tidak terlalu ramai kendaraan. Dia berhenti sejenak melihat ke arah belakang. Detik kemudian, berlari kembali menyebrangi jalan hingga ke tepian. Tiba-tiba langkahnya terhenti mendengar teriakan ibunya.

"Shen jin, waktu ibu sudah tidak lama lagi. Ibu tidak akan bisa menemanimu lagi," ucapnya lirih. Shen Jin membalikkan badannya. Raut wajahnya terlihat terkejut mendengar ucapan sang ibu di seberang jalan sana.

"Hidup ibu tidak lama lagi. Sebelum ibu pergi, ibu ingin kau ada yang  menemanimu, ibu tidak mau kau larut dalam kesedihan. Shen jin, mengertilah," lirihnya. Wu Ruonan terlihat begitu sedih dengan wajahnya yang sedikit terlihat pucat.

"Apa yang ibu katakan? Ibu jangan bercanda? Jangan membuatku khawatir," seru Shen Jin dari seberang jalan. "Ibu jangan berbohong lagi," sambungnya.

"Shen Jin!" Wu Ruonan menangis tersedu-sedu. Melihat ibunya menangis seperti itu, Shen jin mengurungkan niatnya untuk lari kembali. Dia kembali menyeberang jalan dengan wajah yang sendu. Namun, karena tidak hati-hati sebuah mobil mercy warna hitam melaju dengan kecepatan tinggi.

'BRAK'.

Kecelakaan pun tidak bisa dihindari. Shen jin tertabrak dan tubuhnya terpental jauh. Tubuh Shen jin berguling-guling di jalan aspal.

Ibu Shen jin ternganga dan shock melihat tubuh Shen Jin yang tergeletak di jalan dengan penuh luka serta bagian kepalanya mengeluarkan darah segar. Orang-orang yang melihat kecelakaan tersebut, langsung mengerubungi tubuh Shen Jin.

Ibu Shen Jin tersadar dari shock nya dan berlari ke arah tubuh Shen jin dan memeluknya.

"Shen Jin, bangun! Buka matamu, jangan tinggalkan ibu. Ibu berjanji tidak akan memaksamu lagi untuk mencari pasangan. Ibu akan menunggumu sampai kau benar-benar menemukan orang yang kamu sukai. Bangunlah Shen Jin." Wu Ruonan menangis histeris mendekap tubuh Shen jin.

Tidak lama kemudian, ambulan datang. Para petugas medis langsung membawa tubuh Shen jin ke rumah sakit.

**

**

**

Setibanya di rumah sakit, Shen jin langsung ditangani oleh para dokter. Dokter dan yang lainnya sibuk menangani Shen Jin yang sedang kritis.

Wu Ruonan menunggu di depan ruang IGD seorang diri. Wajahnya terlihat sedikit pucat serta tubuhnya gemetar. Setelah satu jam lamanya, akhirnya para  dokter pun keluar membawa tubuh Shen Jin yang dipenuhi alat medis di atas tempat tidur pasien. Wu Ruonan bangun dari duduknya dan berlari ke arah salah satu dokter.

"Dokter, bagaimana keadaan anak saya?" tanyanya dengan mata yang sembab.

"Nyonya, kondisi dokter jin saat ini tengah mengalami koma. Kami akan membawa dokter Jin ke ruang ICU untuk memantau kondisinya," ucap dokter pria.

Bak tersambar petir di siang bolong. Tubuhnya Wu Ruonan luruh tak berdaya. Shen jin pun dibawa  ke ruang ICU.

Disaat Shen jin mengalami kecelakaan. Di lain tempat yang sangat jauh. Di sebuah kerajaan kecil bernama Ruyi, seorang gadis yang sangat cantik, bermahkotakan burung Phoenix dan berpakaian pengantin khas Tiongkok tengah terbaring tidak sadarkan diri. Raut wajahnya sangat pucat dan terlihat ada noda darah di sudut bibir gadis itu.

Yi Xiuying adalah gadis seorang anak selir. Namun, keberadaanya tidak pernah diakui oleh para istri raja yang lainnya hanya karena selir Yi dulunya adalah seorang pelayan.

Karena sebuah kecelakaan, di saat raja tengah berbaring di kamarnya dalam keadaan mabuk, di saat itu selir Yi bertugas untuk mengantarkan makanan ke kamar raja Ruyi. Setibanya di kamar, selir  Yi melihat raja sedang tertidur pulas seorang diri. 

Awalnya terlihat baik-baik saja dan tampak tenang. Selir  Yi meletakan minuman dan makanan kecil yang dibawanya tadi di atas meja kecil di samping tempat tidur raja. Saat selir  Yi hendak melangkah, tangan selir  Yi digenggam dan langsung ditarik oleh raja hingga tubuhnya terjerembab ke pelukan sang raja. Raja yang dibawah pengaruh alkohol secara tidak sadar melakukan hubungan terlarang tersebut dengan selir Yi. 

Selir Yi yang diperlakukan seperti itu hanya bisa pasrah. Selir Yi menangis sesegukan di tepi tempat tidur dengan memeluk kedua lututnya. Setelah raja tersadar, begitu terkejutnya ketika mendapati seorang wanita yang tengah menangis di atas ranjangnya yang sama. Tanpa mengatakan apa pun, selir Yi segera beranjak dari tempat itu karena takut akan kemarahan raja Ruyi

Namun, dengan cepat raja Ruyi menarik tangan selir Yi. Keduanya berdiri saling berhadapan. Tetapi, selir Yi tidak berani menatap mata sang raja. Dengan penuh kelembutan, raja Ruyi mengatakan akan mempertanggungjawabkan perbuatannya tapi dengan syarat, selir Yi tidak boleh tinggal di istananya. Meskipun hidupnya terjamin, tapi raja tidak pernah sekalipun mengunjungi selir Yi sampai dia melahirkan seorang Putri hingga putrinya beranjak dewasa.

Kembali ke awal. 

Tubuh Shen Jin yang terbaring, mengerakkan jari-jarinya. Dia pun meringis merasakan sakit di sekujur tubuhnya, dia perlahan bangun dan duduk sehingga mengejutkan semua orang yang ada di sana. Tiba-tiba saja, Shen Shen Jin bersendawa. 

Dia mengerutkan hidung ketika mencium bau yang tidak sedap dari mulutnya sendiri. Lalu, matanya tidak sengaja melihat bercak darah yang sudah hampir mengering. Dia pun mencolek sedikit menggunakan ujung jari, kemudian mendekatkan ke hidung menghiduk aroma darah tersebut.

"Kenapa darah seperti tercampur minuman beracun?" ucap Shen Jin dalam hati. Ia sempat bertanya-tanya, mengapa bercak darah ini bisa mengandung racun. Hingga akhirnya dia pun berpikir, sepertinya Yi Xiuying pemilik tubuh sebelumnya telah di racuni.

"Ah, aku mengerti. Yi Xiuying mengakhiri hidupnya dengan meminum racun dan aku mengalami kecelakaan tertabrak mobil, mungkin tak selamat hingga akhirnya aku masuk ke tubuh Yi Xiuying ini."

Shen Jin merasa beruntung, jika ia meninggal bisa di beri kesempatan kedua untuk tetap hidup meski di dimensi ruang dan waktu yang berbeda. Tapi, ia juga sedih harus berpisah dengan orang tua yang hanya hidup seorang diri, teman-temannya dan juga karir yang sedang cemerlang itu.

"Apakah ada kesempatan aku untuk kembali? Atau aku akan terjebak disini untuk selamanya?" 

"PRAJURIT, TANGKAP WANITA ITU!" seru raja Ruyi yang sudah berdiri di singgasananya.

"BERHENTI!" Shen Jin memegang kepalanya yang berdenyut.  Sebuah ingatan yang bukan miliknya sedang memenuhi pikiran Shen Jin.

Yi Xiuying adalah seorang anak selir dari kediaman raja ruyi hasil dari hubungan terlarang. Meskipun seperti itu, raja Ruyi memberikan status walah hanya sebagai selir. Namun, hanya karena anak dari seorang selir, hidup Yi Xiuying selalu di rundung, dia menjadi penakut, lemah dan tidak berguna.

Sementara di mata orang-orang, Xionglue  sangat berbakat, berparas cantik, lembut dan berbudi luhur. Dia adalah wanita berbakat di tanah kerajaan Ruyi.

Tanggal 18 November ini adalah hari pernikahannya dengan seorang kaisar iblis dari kerajaan Bai Li Yuan, kaisar Bai Li Yuan. Shen Jin di paksa Xionglue untuk menggantikannya. Dia tidak mau menjadi korban dari keganasan sang kaisar yang terkenal kejam dan tak berbelas kasih.

Jadi, sekarang ini aku melintasi waktu?

Namun, setelah mengatakan seperti itu, dia mengambil pedang dari salah satu prajurit yang berdiri tidak jauh darinya dan menghunuskan pedang ke prajurit-prajurit yang mengepungnya. Shen Jin menatap tajam ke setiap wajah yang ada di sana.

"Ka-kamu tidak mati?" Setelah melihat adegan ini, Xionglue yang berdiri di belakang prajurit membelakan mata dengan tidak percaya, kemudian dia baru meresponnya.

"Cepat! Cepat panggil tabib, Putri Yi tidak mati, dia masih hidup!"

Namun, begitu perkataan itu di lontarkan, Shen Jin melesatkan sebuah belati yang entah kapan benda itu sudah ada di tangannya. Belatinitu melayang melewati para prajurit, Xionglue yang tidak sempat mengelak wajah cantiknya tergores.

"Xionglue, sungguh akting yang bagus!''.

Xionglue menutup wajahnya dengan ekspresi tercengang. Dia memandang Shen Jin dengan ekspresi tidak percaya.

"Ka-kamu berani melukaiku?"

"Dengan alasan apa aku tidak berani melukaimu? Meskipun statusku hanya anak dari seorang selir tapi aku berhak untuk menentukan pilihan hidup dan matiku. Kau memanfaatkan diriku untuk menggantika pernikahan ini, tapi kau sendiri yang membuatku harus meminum tonik beracun itu." Shen Jin berkata kasar membuat semua orang yang ada di tempat itu terkejut.

"Xionglue!" Melihat Xionglue dilukai seperti itu, membuat ratu Yuhe menjadi panik. Dia bergegas maju dan memapahnya. 

"Xionglue, kau baik-baik saja?" Xionglue menutup wajahnya yang tergores dan menggelangkan kepala memsanga raut wajah yang menyedihkan.

Ratu Yuhe memelototi Shen Jin dengan emosi. "Dasar wanita licik. Kamu bunuh diri dengan meminum racun di hari pernikahan itu sudah merupakan  kesalahan besar. Xionglue sungguh mengkhawatirkan dirimu tapi kamu malah berbuat sebaliknya.  Pengawal, seret wanita licik itu ke penjara!" 

Shen Jin menyeringai dalam hati, pernikahan ini di tentukan oleh kaisar tapi raja dan ratu Yuhe begitu membenci pemilik tubuh yang begitu lemah dan tidak berguna ini. Mereka yang menyebabkan Yi Xiuying harus meregang nyawa di hari pernikahannya tapi mereka berakting seolah-olah Shen Jin lah yang bersalah disini.

Begitu perintah di turunkan, para prajurit yang sejak tadi mengelilinginya langsung bergerak menyerbu Shen Jin.

Shen Jin membalikkan tubuhnya dan mencengkram salah satu leher prajurit dalam sekejap dan menekannya dengan kuat. Prajurit itu seketika memuntahkan darah segar dan tergeletak di lantai.

Kejadian itu begitu cepat sehingga membuat semua orang yang ada lokasi tidak sempat mencegahnya. Prajurit yang tersisa, melihat adegan tersebut kebingungan dan lupa bereaksi untuk sesaat.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
denz Begenk
Sangat bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 137 part 2

    Ye Jinjing berdiri dengan tangan terlipat di depan dada, matanya berkaca-kaca menatap Xiu Jie yang duduk santai di kursi kayu berukir. Suaranya pelan, nyaris berbisik, tapi penuh keteguhan."Tuan, Jinjing tidak menginginkan apapun selain tetap berada di samping, Tuan. Jinjing tidak masalah jika Tuan tidak memiliki harta benda apapun, asalkan tetap bersama," ucapnya lirih, wajahnya memelas seperti anak kecil yang takut ditinggalkan.Xiu Jie mendengus pelan. Ia memutar bola matanya dengan malas, lalu mengedikkan bahu sambil menoleh ke arah jendela. "Ugh, drama lagi..." gumamnya, pura-pura ingin muntah, seolah kata-kata Jinjing terlalu manis untuk dicerna.Tian Ming yang berdiri tak jauh dari mereka langsung melangkah maju, wajahnya memerah karena emosi."Kau dengar apa yang dikatakan Ye Jinjing? Dia tidak materialistis seperti dirimu!" serunya, nada suaranya meninggi.Xiu Jie menoleh perlahan, senyum sinis terukir di wajahnya."Tian Ming, kalau semua harta pernikahan yang kuberikan aku

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 136 part2

    Di dalam ruang laboratorium kecil yang terletak di sisi timur istana, aroma herbal dan uap dari ramuan mendidih memenuhi udara. Shen Jin berdiri dengan serius di depan meja kerja, matanya fokus pada cairan bening dalam tabung reaksi yang ia pegang hati-hati.Tiba-tiba, sepasang tangan hangat melingkari pinggangnya dari belakang."Istriku, apa yang sedang kau lakukan?" bisik Bai Li Yuan lembut, suaranya penuh rasa ingin tahu dan manja.Shen Jin terlonjak kecil, nyaris menjatuhkan tabung di tangannya. Ia buru-buru meletakkannya di rak kayu."Kau mengagetkanku saja, hampir saja tabung di tanganku ini terjatuh," ucapnya sambil menghela napas, menoleh dengan tatapan setengah kesal.Bai Li Yuan memiringkan kepala, memasang ekspresi sedih yang jelas dibuat-buat."Seharian ini, istriku mengabaikanku. Hatiku sungguh sakit..." katanya sambil memeluk lebih erat, seolah-olah dunia akan runtuh tanpa perhatian Shen Jin.Shen Jin menggeleng pelan, bibirnya tersenyum tipis."Sudah-sudah, jangan pura-

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 135 part 2

    Suasana kuil yang semula tenang mendadak pecah oleh suara lantang seorang pria.Xiu Jie, yang tengah berbincang dengan Kaisar Jinyulong dan seorang tabib wanita, spontan menoleh. Matanya langsung menangkap sosok Jenderal Tian Ming yang berdiri tak jauh darinya, wajahnya tegang.“Xiu Jie, apa yang kau lakukan di kuil!” seru Tian Ming, suaranya menggema di antara tiang-tiang batu.Xiu Jie buru-buru meletakkan telunjuk di bibir, memberi isyarat agar Tian Ming diam. Tapi amarah sudah lebih dulu menguasai sang jenderal.“Apa kau sungguh ingin cepat bercerai dengan diriku, sampai-sampai kau memohon pada Dewa?” katanya sambil melangkah mendekat, nada suaranya tetap tinggi.Tian Ming tak menyadari, di samping Xiu Jie berdiri Kaisar Jinyulong yang sejak tadi memperhatikan dengan wajah dingin.Xiu Jie, yang memang tak punya banyak kesabaran, akhirnya membalas dengan suara lebih lantang.“IYA! KENAPA? APA KAU KEBERATAN KALAU AKU BERDOA AGAR CEPAT-CERAI DENGANMU?” bentaknya, matanya menatap tajam

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 134 Part 2

    Kotak itu tergeletak di atas lantai batu, tampak biasa saja. Dengan gerakan cepat, ia meraih benda kotak itu tanpa sempat bertanya atau berpikir. Tanpa ragu, ia membuka tutupnya dan langsung menyentuh isi di dalamnya. Seketika terdengar suara mencicit tajam. "Aww! Sakit sekali! Apa itu?" seru Xiu Jie, mengangkat telapak tangannya yang kini memerah dan berdarah. Tabib wanita langsung melangkah maju, wajahnya pucat. "Celaka... racun inang sudah berpindah," gumamnya, nyaris tak terdengar. Kaisar yang berdiri di sisi lain ruangan, menatap Xiu Jie dengan mata membelalak. Tatapannya berubah tajam, penuh amarah. "Xiu Jie..." desisnya pelan, tapi dingin seperti es. "Kau benar-benar ingin menghilang dari dunia ini. Aku akan membunuhmu." Ruangan mendadak sunyi. Hanya suara napas Xiu Jie yang terdengar, cepat dan panik. Kaisar Jinyulong kembali mencengkram leher Xiu Jie, namun sang tabib segera menghentikan tindakan kaisar Jinyulong. Kaisar Jinyulong mencengkeram leh

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 133 part 2

    Di balik kabut sore yang lembut, Kuil Ling Yin Si berdiri anggun, dikelilingi pepohonan hijau dan suara air terjun yang menenangkan seperti playlist meditasi versi alam. Para biksu baru saja selesai berdoa, mengirim harapan agar dunia jadi lebih damai dan bebas dari stres... seperti hidup tanpa utang.Namun, di sudut altar yang sepi, seorang gadis cantik duduk bersimpuh. Matanya menatap patung Buddha dengan ekspresi antara pasrah dan sedikit kesal.“Ya Dewa... tolonglah,” bisiknya. “Aku tidak meminta jadi kaya raya, cuma satu permintaan kecil... bercerai dari pria brengsek itu.”Ia menghela napas panjang, lalu bergumam sambil mencubit bunga teratai di depannya: “Kalau bisa, jangan tunggu reinkarnasi berikutnya, ya. Aku udah cukup sabar jadi istri... sekarang ingin berubah jadi mantan dan menemukan para pria tampan." Angin sore berhembus pelan, membawa aroma dupa dan... harapan.Lie Mei yang berdiri di samping sang nona, terhenyak saat mendengar permintaan konyolnya tersebut."Nona

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 132

    "Ibunda, apakah aku boleh bertemu dengan keluarga Xiu Jie?" mohonnya penuh harap seraya menggenggam kedua tangan Shen Jin. Shen Jin mengalihkan pandangan ke arah kaisar Yuan yang berdiri di sampingnya. "Untuk apa kau ingin bertemu dengan perdana menteri Xiu?" bukan Shen Jin yang menjawab melainkan kaisar Yuan. "Aku... Hanya ingin memastikan saja," balasnya lirih. Kaisar Yuan terdiam sejenak, mempertimbangkan permintaan sang anak. Tiba-tiba, Shen Jin menyikut perut samping Kaisar Yuan , membuatnya sedikit terhenyak."Baiklah. Tapi, jangan sampai kau mempengaruhi pekerjaan mu," balasnya tegas. Jinyulong pun segera membungkuk hormat."Terima kasih , Ayahanda!" Kaisar Yuan dan Shen Jin pun meninggalkan Jinyulong seorang diri di aula istana.****Langit sore merona, menyapu pelataran rumah Jenderal Tian Ming yang dipenuhi aroma kayu cendana hangat. Di ruang tamu yang luas, Xiu Jie merebahkan diri di atas dipan berhias ukiran naga. Angin semilir menyentuh wajahnya, membawa aroma teh mela

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status