/ Fantasi / ISTRI KECIL SANG KAISAR / mulutmu manis tapi hatimu beracun.

공유

mulutmu manis tapi hatimu beracun.

작가: Rizkymutha14
last update 최신 업데이트: 2024-04-07 15:34:54

Selesai makan di tempat selir Yi, Shen Jin dan yang lainnya beranjak dari istana dingin, bergegas menuju ke istana Ruyi. Shen Jin yang berniat untuk membawa selir Yi keluar dari istana Dingin, ia langsung mengehentikan langkahnya.

"Ada apa, ibu?" tanya Shen Jin terheran. Raut wajah selir Yi terlhat sangat ketakutan saat kakinya yang hendak melankah keluar pintu gerbang istana Dingin.

" Ibu tidak bisa pergi sebelum Yang Mulia sendiri yang memberikan perintah," ucap Selir Yi. Shen Jin hampir saja melupakan kalau selir Yi yang tengah di asingkan. Kemudian, diapun teringat akan janji yang pernah di ucapkannya pada raja Ruyi sebelum dia menerima pernikahannya dengan kaisar Yuan.

"Baiklah. Ibu tunggulah disini. Aku akan pergi menghadap si tua bangka itu untuk menagih janji yang sudah di sepakati," ucap Shen Jin seraya menampilkan senyum manisnya. Selir Yi tidak pernah mengetahui tentang perjanjian yang di sepakati di atara raja Ruyi dan Shen Jin. Seli Yi terdiam dan tanpa sadar Shen Jin
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 127

    Pria gempal itu, dengan mata berbinar-binar, segera menyambar kantong koin itu. Ia bahkan tak sempat menghitungnya, terlalu sibuk dengan kegembiraannya. Dengan tergesa-gesa, ia membungkuk hormat, kemudian bergegas pergi, tak berani menatap Shen Jin lagi.Perasaan Budak Wanita dan Perintah Shen JinSetelah pria gempal itu menghilang dari pandangan, suasana di Balai Anggrek kembali hening. Budak wanita itu, yang sedari tadi meringkuk ketakutan, perlahan mengangkat kepalanya. Matanya yang sembab menatap Shen Jin dengan campuran kebingungan dan rasa terima kasih yang tak terkira. Ia tak pernah menyangka akan ada orang yang rela mengeluarkan begitu banyak uang demi menyelamatkannya. Di dunia ini, nyawa seorang budak tak lebih berharga dari sehelai rumput liar."Nyonya... terima kasih," bisiknya, suaranya parau, air mata kembali membanjiri pipinya. Ia mencoba bangkit dan bersujud, namun Shen Jin dengan lembut menahannya."Tidak perlu berlutut," kata Shen Jin, sorot matanya melembut. "Bangun

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 126

    Ketegangan meresap ke setiap sudut ruangan. Udara terasa berat, seolah menekan dada mereka yang berdiri di dalamnya. Shen Jin berdiri tegap, tatapannya tajam seperti bilah pedang yang siap diayunkan. "Aku tidak mau!" ucapnya dengan nada tegas, menolak tanpa ragu. "Kami sudah membayar mahal budak itu, dan kau seenaknya ingin menukarnya dengan yang lain? Jangan berharap." Tuan Yan menarik napas, bibirnya sedikit terbuka—tapi sebelum suara keluar dari tenggorokannya, teriakan lain meledak dari luar ruangan. “TUAN, TOLONG LEPASKAN AKU! BIARKAN AKU PERGI, AKU HARUS MENCARI NONAKU!” Teriakan tersebut mengalihkan perhatian Shen Jin dan yang lainnya sejenak. Dari balik pintu, seorang wanita berjuang melepaskan diri dari cengkeraman seorang lelaki tua bertubuh gempal. Tangannya terus meronta, mencoba melepaskan genggaman kasar yang menahannya. Nafasnya tersengal, tapi matanya tetap liar, dipenuhi keberanian yang tak bisa dipadamkan begitu saja.Pria itu mengeratkan pegangan, jemarinya

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 125

    Ketiganya pun melangkah masuk. Namun, baru beberapa langkah, seorang penjaga menerobos keluar dengan napas tersengal, wajahnya pucat seperti telah melihat hantu. Tangannya gemetar, seolah tak tahu harus berpegang pada apa."Tu-tuan, budak itu tidak ada di kamarnya." Suaranya pecah, nyaris tercekik oleh ketakutan.Sekejap, raut wajah Tuan Yan menggelap, rahangnya mengeras, matanya menyala marah seperti bara yang baru disulut. Udara di sekelilingnya terasa lebih berat, menciptakan tekanan yang membuat sang penjaga mundur setengah langkah. Namun, belum sempat dia benar-benar menarik diri, tangan kokoh Tuan Yan sudah mencengkeram kerah bajunya dengan kuat."Apa saja yang kalian lakukan? Menjaga satu budak lemah saja, kalian tidak becus!" Suara Tuan Yan terdengar tajam, menusuk telinga seperti cambuk yang diayunkan tanpa belas kasihan.Penjaga itu mengerjap panik, tenggorokannya bergerak naik turun seperti mencoba menelan ketakutan yang menyesakkan dadanya. "Ma-maafkan hamba, ini sungguh

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 124

    Seseorang yang mengintai sejak tadi kini tiba di sebuah tempat tersembunyi—di tengah hutan lebat, jauh dari desa Yueming. Pepohonan menjulang tinggi di sekelilingnya, menciptakan bayangan gelap yang mengaburkan pandangan. Angin berhembus pelan, menggoyangkan dedaunan yang berbisik di bawah cahaya bulan yang samar. Di tengah kesunyian itu, berdiri sebuah gubuk kumuh dengan dinding kayu yang lapuk dan atap yang nyaris roboh. Namun, meski tampak rapuh, pilar-pilar penyangganya masih berdiri kokoh, seperti enggan menyerah pada waktu dan cuaca yang terus menggerogotinya. "Lapor, Yang Mulia—gadis itu telah tiba di tempat pelelangan. Sepertinya transaksi akan segera berlangsung," lapor si pengintai, suaranya nyaris tenggelam dalam desir angin malam. Raja Li Wei mengangguk dengan ekspresi tegang. Matanya yang tajam menyorot ketidakpuasan, sekilas terlihat gelap oleh cahaya api yang berpendar dari obor di tangan salah seorang pengawalnya. “Kita harus segera bergegas ke desa Yueming. Tidak

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 123

    Di tengah malam yang dingin, udara terasa menusuk kulit, membawa aroma tanah basah yang bercampur dengan bau anyir darah yang samar. Suara langkah-langkah kaki terdengar berat, seolah-olah setiap pijakan membawa beban yang tak tertanggungkan. Dalam keheningan yang mencekam, jeritan kecil pecah, melengking seperti pisau yang mengiris keheningan malam, menyayat hati siapa pun yang mendengarnya. Derit roda kereta kuda menggema, memantul di antara dinding-dinding batu yang dingin dan lembab. Kereta itu bergerak perlahan, seperti monster yang mengintai mangsanya, membawa para tahanan yang wajahnya tertutup bayang-bayang gelap. Mata mereka kosong, kehilangan harapan, sementara tangan mereka terikat erat, meninggalkan bekas merah yang menyakitkan. Para tahanan, yang akan dijadikan budak belian, kini berada dalam perjalanan menuju desa Yueming. Desa itu dikenal bukan karena keindahannya, tetapi karena kekayaan yang dibangun di atas penderitaan manusia. Lampu-lampu redup dari kereta kuda itu

  • ISTRI KECIL SANG KAISAR    Bab. 122

    Salah seorang penjaga berbadan kekar dengan wajah tanpa ekspresi mencengkeram rambut Xiu Juan dengan kasar, menarik kepalanya ke belakang hingga ia mendongak paksa. "Diam! Jangan membuat keributan, gadis kecil. Semakin kau melawan, semakin sakit jadinya." Suara seraknya bagai gerungan binatang buas.Xiu Juan merasakan air mata semakin deras mengalir. Ia menatap wajah-wajah dingin di sekelilingnya, mencari secercah belas kasihan, namun yang ia temukan hanyalah tatapan kosong dan acuh tak acuh. Di mata mereka, ia hanyalah barang dagangan, sebuah komoditas yang akan menghasilkan keuntungan bagi tuan mereka.Mereka menyeretnya keluar dari gerbang besi penjara yang berderit, menuju halaman yang gelap dan dingin. Di sana, beberapa gerobak kayu reyot sudah menunggu, ditarik oleh kuda-kuda kurus yang tampak lelah dan lesu. Bau kandang dan kotoran hewan bercampur dengan udara malam yang dingin.Xiu Juan dipaksa naik ke salah satu gerobak, terlempar kasar di antara beberapa tahanan lain yang j

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status