“Maaf Tuan, sepertinya Nyonya akan mengundurkan diri dari Dominic Copr,” lapor Charlie di sambungan teleponnya pada Jacob Hayden.“Kenapa? Apa dia mendapatkan kesulitan?” Jacob menyahut tenang.“Beberapa waktu ini gosip buruk tentang Nyonya semakin menyebar luas di Dominic Corp. dan berdasarkan pengamatan saya dari orang dalam, jika Nyonya bertengkar dengan CEO Samuel Hopkins kemarin,” Charlie menjelaskan kembali.“Mereka sudah berani mengusik wanitaku ternyata. Apa kau sudah selidiki siapa penyebar rumor buruk itu?” selidik Jacob pada kaki tangannya itu.“Tobias Hakon, seorang investor baru di Dominic Corp. yang menyebarkan rumor itu, atas perintahnya asistennya yang bernama Kenneth Done menyebarkan rumor tentang Nyonya,” jawab Charlie pada sang bos.“Pria dari Norwegia itu bukankah yang dulu pernah dihajar Daniel Noel karena mencoba menyentuh wanitaku?” ujar Jacob memastikan.“Betul, Tuan.” “Baiklah, kau tahu yang harus kau lakukan Charlie. Sepertinya kali ini aku yang harus turun
Sebuah mobil mewah keluaran terbatas berhenti di mansion milik janda kaya mendiang produser ternama Alan Bells, pria tinggi dan tampan dengan bentuk tubuh proposional keluar dari dalam mobil itu dan kemudian masuk ke dalam mansion di antar oleh seorang maid yang menunjukkan keberadaan majikannya. “Kau sudah datang Daniel?” Suara lembut menggoda terdengar. Si pemilik suara menampakkan dirinya dengan balutan gaun seksi warna merah menggoda yang sepertinya menjadi warna favorit wanita itu jika ingin mendekati mangsa. Sosok itu kini melangkah mendekati Daniel Noel yang berdiri dengan tatapan datar tanpa ekspresi. “Aku tahu kau pasti akan datang Daniel, tapi aku tak menyangka kau akan datang secepat ini. Sungguh ini membuatku senang,” ucap Lilian Bells, janda dari mendiang Alan Bells. “Tak perlu basa-basi. Aku hanya ingin menagih ucapanmu waktu itu saat di pesta,” Daniel Noel menjawab dingin, dan tak bergeming sedikit pun saat jemari lentik dan nakal Lilian mulai bermain-main di wajah ta
Setelah melakukan pergumulan panas yang tidak seharusnya dilakukan, kini dua tubuh polos itu terbaring di ranjang saling mengatur nafas mereka yang tak beraturan. “Kau hebat, Daniel. Kau adalah pria pertama yang berhasil memuaskanku hingga aku orgasme berkali-kali! Aku tak salah memilihmu sebagai pria idamanku selama ini,” bisik Lilian dengan suara parau yang masih terasa berat, ia mendekati Daniel yang terbaring terpejam di sebelahnya dengan nafas yang masih sepotong-potong. “Jangan menyentuhku! Kau sudah membuatku menjadi pria brengsek yang mengkhianati sebuah pernikahan!” tolak Daniel menepis kasar tangan Lilian yang mencoba menyentuh tubuh polosnya lagi. Mendapatkan penolakan itu Lilian justru terkekeh geli. “Apa kau masih menyebut pernikahanmu dengan Helen itu suci, Daniel Noel? Sedangkan di belakangmu Helen juga telah melakukan pengkhianatan,” ejek Lilian dengan tersenyum jahat. “Katakan padaku apa yang kau tahu semuanya tentang Helen selama ini!? Jangan mencoba memprovokasi
Dominic Corp. Sejak kedatangan Jacob yang menghebohkan di Dominic Corp. Beberapa waktu lalu, sejak saat itu juga sikap para karyawan di perusahaan terutama Mr. Hopkins berbeda padaku. Sebenarnya aku tak suka dengan perubahan ini, karena bagiku hal ini justru membuatku tak nyaman. Sikap mereka yang berlebihan di mataku seperti terlihat tak tulus, namun karena merasa takut. Seperti pagi ini saat aku baru saja sampai di perusahaan, beberapa karyawan yang kutemui tersenyum padaku, bagiku senyum mereka itu terlihat canggung walaupun terlihat ramah. Padahal sebelumnya aku tahu di belakangku mereka banyak bergosip tentangku. Kehadiran Jacob benar-benar membawa pengaruh yang besar. Lara O’neil masuk ke ruanganku, ia tersenyum lebar padaku dan dapat aku tebak ia pasti mendapatkan kabar baik hari ini. “Selamat pagi Manager, hari ini aktor Jason Morean akan langsung datang ke perusahaan Dominic untuk membicarakan kontrak kita secara langsung. Beliau tertarik untuk bekerja sama dengan kita.”
Aku berjalan dengan penuh percaya diri, menuju ke restoran tempat di mana aku dan Jason Morean akan bertemu. Beberapa hari setelah pertemuan kami yang pertama untuk menanda tangani kontrak proyek Genz, melalui Manager Jason Morean kami akhirnya memutuskan untuk bertemu kembali. Tentu saja aku tak menyia-nyiakan kesempatan itu bukan? karena itu aku pun langsung menyetujuinya.“Selamat malam, Mr. Morean. Apa Anda menunggu lama?” Aku sengaja menampilkan senyuman terbaikku saat tatapan kami bertemu, kulihat penampilannya begitu rapi malam ini dengan mengenakan jas biru tua dengan beberapa kancing atas terbuka seolah sengaja menampilkan dadanya yang sedikit berbulu.“Selamat malam Miss. Watts. Hanya beberapa menit. Bahkan jika saya harus menunggu berjam-jam untuk bertemu dengan wanita secantik Anda itu tidak masalah bagi saya.” Pria berjambang tipis itu tersenyum lebar memamerkan deretan gigi putihnya yang terawat.“Anda pintar sekali memuji dan terima kasih karena membuat saya tersanjung.
Aku baru saja selesai berendam saat suara bunyi bel di luar pintu apartemen berbunyi. Dalam hatiku bertanya siapakah yang malam-malam begini berkunjung? Karena sejak tinggal di penthouse ini memang aku tak pernah menerima tamu siapa pun, kecuali Jacob sendiri yang datang malam itu masuk ke dalam kamarku. Mungkinkah Jacob? Tapi rasanya tak mungkin, karena selama aku mengenalnya, pria itu selalu keluar masuk, datang dan pergi sesuka hatinya tanpa permisi. Lalu siapa? Merasa penasaran aku yang masih memakai kimono handuk mencoba berjalan mendekati pintu dan memeriksanya. “Siapa?” Hening. Tak ada jawaban. Merasa curiga aku pun mengurungkan niatku untuk membukanya. “Biarkan aku masuk, Lucy! Kita perlu bicara. Aku Daniel Noel.” Sebuah suara bariton yang kukenal terdengar jelas, aku merasa tak percaya untuk beberapa saat, namun dengan cepat aku pun berpikir untuk tak mengizinkan pria itu masuk ke dalam. “Aku merasa tak memiliki urusan lagi denganmu, Daniel. Kau pergilah! Kau tidak akan a
Plakk!! "Argh!!" Aku menjerit keras saat tamparan itu mendarat di pipiku dengan kasar. Sakit, nyeri dan panas kurasakan di wajahku kini, hingga aku merasa kepalaku pening selama beberapa saat. “Berani sekali kau membiarkan pria selain aku menyentuhmu, hah!!!” maki Jacob marah, ia datang malam itu juga, beberapa jam setelah Daniel pergi. Tanpa basa-basi datang dengan tergesa dan kemudian menamparku dengan kasar saat aku berada di kamarku sendiri. Tubuhku yang tersungkur di tepi ranjang, hanya bisa meringis menahan sakit, hingga tanpa aku sadari aku mengeluarkan air mata di pelupuk mataku, menahan rasa nyeri di pipi dan sakit di hatiku karena pria yang merupakan suamiku menamparku dengan kasar untuk pertama kali. “Maafkan aku, aku tak tahu Daniel akan datang dengan tiba-tiba ke sini..,” aku membela diri dengan suara serak menahan tangis yang ingin keluar. “Tidak hanya mantan suami brengsekmu itu, kau juga telah melakukan kesalahan dengan berani pergi makan malam berdua dengan akto
“Ahh, sakit...” Aku merasakan sakit di beberapa bagian tubuhku saat kesadaranku mulai terjaga dan aku mulai membuka kedua netra ini yang masih terasa berat.“Kau sudah bangun?” suara dari pria yang aku kenal kejam itu terdengar dingin.Pandanganku seketika beralih pada pria yang tengah duduk di sofa dekat ranjang dengan posisi duduk bersila dengan satu kaki, sedangkan satu tangannya memegang whisky. Kedua netranya yang berwarna gelap kini menatapku tajam dan menusuk. Sungguh jika melihat sosoknya yang seperti ini, dia bagai pria tak berhati yang kejam pada seorang istri.“Hukuman itu hanya baru sebuah peringatan untukmu, karena kau telah mencoba bermain hati dengan pria lain selain aku.” Dengan gaya cueknya ia meminum whisky itu kemudian berdiri mendekatiku yang masih terbaring tak bergerak dengan posisi telentang di ranjang.“Kau pria kejam Jacob Hayden,” desisku dengan tatapan tajam.“Aku bukan pria bodoh, Lucy. Jadi jangan berusaha membodohiku dengan aturan yang aku buat sebelumnya