Share

SALAHKAH TAKDIR

"Nadira adikku?"

Zafran berdiri di belakang kami entah sejak kapan.

Bang Adnan terus memohon maaf kepadanya. Dada bergemuruh hebat menahan emosi yang sudah membara sejak tadi. Segera kutepis rasa emosi dan lebih mengutamakan Zafran yang berdiri syok di depan pintu.

Aku memeluknya yang masih berlinang air mata.

Ia menjauh dariku. Matanya memerah dengan emosi yang menguasai otaknya.

"Argh... Beginilah cara Tuhan menghukumku karena kesalahan kalian."

Zain menunjukkan jari telunjuknya kepadaku dan Bang Adnan.

Hatiku terasa mati, sakit dan sangat sakit. Namun, aku tak bisa menyalahkan Zafran. Ini memang salah kami sebagai orang tua. Andai dulu perasaan lebih di korbankan dan menerima Lulu akankah ini semua tidak terjadi.

Bang Adnan menangis bersimpuh di bawah kaki Zafran. Zafran tak mempedulikannya ia terus saja mengumpat kepada Bang Adnan. Hingga ia tak tahan lagi dan pergi meninggalkan kami.

Tubuhku luruh ke lantai. Bagaimana bisa takdir mempermainkan kami dengan begitu pilu. Karma apa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status