Share

ZAIN AL ADNAN

Aku membuka pintu ruangan konsumsi tersebut, mencari sosok Zain serta bertanya pada setiap pemuda yang ada disana, tetapi tak ada seorang pun yang mengenal Zain hingga seorang pemuda memanggil nama Al.

"Al kemarilah?"

Seorang pemuda membawa beberapa piring dari tempat cucian piring yang berada di sebelah ruangan tersebut.

"Zain? Dia Zainku."

Pemuda itu menoleh melihatku, dia anakku, anak sulungku.

"Umi."

Ia menaruh piring di bawahnya dan berlari memelukku dengan air mata di pipinya.

"Maafkan Umi, Nak."

Aku benar-benar tak kuasa menahan sesak di hati, kenapa anakku harus menderita karena perbuatan orang tuanya.

"Zain rindu Umi." Kuusap wajahnya, dia sudah tumbuh dewasa.

"Kenapa Umi tak pernah menelpon Zain?"

"Ayo kita pulang, kita akan bicara di rumah."

Zain berpamitan kepada teman-temanya, aku menggandeng tangannya. Aku melihat Bang Fatur tersenyum kepadaku.

Ia memeluk Zain.

"Kamu sudah besar Zain."

Kami bertiga kembali keruang dimana ibu dan Zafran menunggu kami.

"Umi lihat Umi dap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status