Home / Romansa / ISTRI RAHASIA TUAN BESAR / Entah Siapa Yang Bodoh

Share

Entah Siapa Yang Bodoh

Author: minipau
last update Last Updated: 2021-03-31 18:38:38

“Jadi kamu udah tau kan tugas dan peran kamu sebagai istri saya itu apa?” Pandu bertanya saat mereka berada dalam perjalanan mengantarkan istri barunya ke komplek perumahan sederhana di pinggiran kota. Ghiana bilang perumahan itu adalah lokasi yang cocok untuk menyembunyikan keberadaan Maira, gadis desa yang baru saja di nikahi Pandu beberapa saat yang lalu.

“Udah pak. Saya Cuma perlu kasih satu penerus untuk keluarga bapak, abis itu saya dapet uang. Iya kan?”

“Hmm, kamu enggak keberatan?”

“Maksudnya?”

“Kalau kamu melahirkan anak saya nanti, kamu enggak akan penah bisa ngeliat anak itu. Karena dia akan menjadi milik saya dan Ghiana. Kamu siap?”

“Saya siap pak. Sejak awal ibu Ghiana udah ngasih tau saya soal itu dan saya enggak merasa keberatan.” Jawab Maira setelah diam beberapa saat.

“Apa yang Ghiana janjiin untuk kamu?”

“Sawah di kampung sama sejumlah uang. Bu Ghiana juga bilang akan kasih saya uang tunjangan selama saya jadi istri bapak.” Pandu menganggukan kepala, laki-laki itu mengerti sekarang perempuan macam apa yang sudah di nikahinya.

“Pak?” Maira bertanya takut karena Pandu tiba-tiba saja tertawa, supir di depan kemudi juga melirik dari spion tengah, penasaran.

“Hahahahaha maaf, kamu pasti kaget.”

“Eng, bapak enggak papa?”

“Enggak. Saya enggak papa, saya cuma tiba-tiba inget sesuatu yang lucu aja.”

“Eng, boleh saya tau apa?” Pandu tersenyum penuh ironi, matanya nanar menatap kosong ke padatnya jalan raya sebelum menjawab pertanyaan Maira.

“Saya cuma ngerasa lucu aja, dulu saya pernah kenal seorang perempuan yang rela mati demi mempertahankan anaknya. Tapi kamu, dengan gampang nukar calon anak kamu nanti dengan sejumlah harta. Saya enggak tau, kamu atau perempuan yang saya kenal itu yang bodoh.”

Hening, tidak ada lagi yang berbicara. Baik Maira dan Pandu hanya diam memandang keramaian jalan, hanya suara penyiar radio yang menemani sisa perjalanan mereka.

“Ini rumah saya pak?” tanya Maira sembari mendongkakkan kepala melihat rumah satu lantai yang jauh lebih besar di bandingkan rumahnya di desa.

“Iya, ayo masuk. Biar Udin yang bantu bawa barang-barang kamu ke dalam.”

Pandu masuk lebih dulu, sama sekali tidak peduli pada Maira yang kelihatan sangat takjub melihat rumah pemberian Giana untuk perempuan itu.

“Kamu akan tinggal sendiri di sini, dan saya cuma bakal dateng di waktu-waktu tertentu. Jadi kamu enggak perlu nunggu saya.”

“Eng, kalau bapak dateng saya enggak lagi di rumah gimana?”

“Saya akan ngabarin kamu kalau mau dateng.”

“Em, tapi saya enggak punya ponsel.” Ucap Maira, perempuan itu mengucapkan kalimatnya dengan tegas. Sama sekali tidak ada rasa ragu atau malu. Pandu kembali memberikan senyum penuh ironi menyadari bertapa matrealistis perempuan desa yang di pilih oleh Ghiana sebagai istri ke duanya itu.

“Besok malam saya jemput, kita beli ponsel sama-sama.” Maira menganggukkan kepala. Setelahnya Pandu meninggalkan Maira di rumahnya setelah memastikan perempuan itu tidak lagi membutuhkan sesuatu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ISTRI RAHASIA TUAN BESAR   Sesuatu Yang Menggelitik - End

    “Jadi ayah sama bunda mau menikah lagi?” Bima bertanya.“Bukan menikah lagi, tapi buat pesta pernikahan lagi. Soalnya, waktu pesta pernikahan yang pertama kan abang sama mas enggak ada.”“Yeay! Keren yah, nanti Bima mau pamer sama Adi.” Pandu mengelus kepala anaknya itu sayang, mereka sedang di butik saat ini.“Itu bunda yah.” Rama menunjuk tirai yang di buka, mulutnya terbuka membentuk huruf o.“Bunda cantik banget, kayak peri!” Pandu setuju dengan penilaian anak-anaknya, Maira benar-benar kelihatan cantik dengan gaun pengantinnya itu.“Bagaimana pak? Apa ada detail lain yang harus di perbaiki?”“Menurut kamu gimana Mai?”“Eng kayaknya di bagian dada agak sedikit kekencengan.” Pandu menahan pikirannya untuk tidak traveling ke sembarang arah, matanya pun ia jaga agar tidak memandang lama pada bagian yang di keluhkan oleh istrinya itu.“Itu aja?” suara Pandu tiba-tiba saja serak.“Iya.”“Baik pak, kalau begit

  • ISTRI RAHASIA TUAN BESAR   Jadi Istri Ku Lagi Ya Mai

    “Bima, Rama. Ayah sama bunda kalian itu cerai ya?” Adi bertanya kepada si kembar yang saat itu sedang bermain di taman komplek.“Cerai itu apa?”“Duh, cerai itu enggak tinggal sama-sama lagi. Enggak menikah lagi gitu.” Si kembar mencoba mengingat-ingat. Pandu memang tidak pernah tidur di rumah selama ini, laki-laki hanya akan datang di pagi hari untuk ikut sarapan bersama. Siang sibuk di kantor, dan malamnya datang lagi untuk makan malam dan main bersama mereka setelah itu pergi ketika mereka sudah tidur.“Enggak tau, tapi nanti coba aku tanya.”“Kalau cerai, berarti nanti kalian bisa dapet bunda atau ayah baru loh.”“Eh, kenapa gitu?!” Bima berseru tidak suka.“Iya, papa Dyo kan dulu juga cerai terus enggak lama Dyo punya mama baru. Sekarang mamanya Dyo jadi dua.” Adi mendekatkan diri untuk bisa berbisik.“Tapi mama baru Dyo galak.” Bima d

  • ISTRI RAHASIA TUAN BESAR   Ayah, Istri Rahasia Itu Apa?

    Pandu mengelus dada, keadaan Bima tidak terlalu memprihatinkan. Dokter bilang anak itu tidak sadarkan diri karena mengalami syok dan bukan karena kondisi serius. Bima cukup beruntung kali ini karena air bag di kursi penumpang cukup melindunginya, selain itu mobil yang berlawanan dengan mobil Ghiana juga sempat banting stir. Tapi Ghiana, perempuan itu kritis.“Iya, Bima enggak apa-apa untungnya.” Pandu langsung mengabari Maira begitu urusannya dengan tim penyidik selesai.“Besok aja, hari ini biar aku yang jaga Bima di sini. Rama juga pasti masih syok kan. Aku janji akan kabarin kamu secepatnya kalau ada apa-apa.” laki-laki itu sedikit menyunggingkan senyum mendengar suara Maira di seberang sana. Suara istrinya itu bersahutan dengan suara Rama yang cerewet menanyai keadaan saudaranya.“Oke, besok biar pak Udin jemput kamu sama Rama.” Laki-laki itu kemudian memutuskan sambungan telefon, setelah menitipkan anaknya kepada perawat

  • ISTRI RAHASIA TUAN BESAR   Ayah, Pergi Dulu ya.

    Maira membelai rambut Bima dengan perasaan haru, anak bungsunya itu sekarang kembali tertidur dengan nyaman di ranjang kamarnya yang sederhana. Perempuan itu kemudian menghela napas, mengingat kembali ke jadian beberapa jam yang lalu di rumah keluarga Sore.Maira kira ia terlambat, ia sudah khawatir terjadi sesuatu yang buruk terhadap Bima. untungnya ke khawatirannya tidak terjadi, karena begitu memasuki rumah besar terdebut dengan paksa Maira melihat Bima sudah berada di dalam pelukan Pandu.“Bima, astaga. Kenapa nak?” Maira langsung mengambil anak itu cepat, di peluknya bocah laki-laki yang sebentar lagi akan berusia enam tahun itu dengan erat.“Din, bawa Maira dan anak-anak ke mobil. Tunggu saya di sana.”“Baik pak, Mari bu. Ikut saya dulu sebentar.” Maira sama sekali tidak membantah, ia tidak ingin terlibat dengan masalah rumah tangga Pandu karena yang terpenting baginya anak-anaknya aman.Maira tidak tau ber

  • ISTRI RAHASIA TUAN BESAR   Bima Takut Bunda

    “Bunda, kok Bima manggilnya mama ke tante Ghiana?” Rama bertanya sembari memakan makan siangnya, sudah satu bulan Bima sadar dari komanya. Dokter bilang, anak itu mengalami cidera kepala yang membuat Bima tidak bisa mengingat semua kenangan di masa lalunya.“Kan tante Ghiana istri ayah juga, jadi memang bisa di panggi mama.”“Rama mau punya bunda aja, enggak mau ada mama.” Maira tersenyum miris, jika bisa memilih ia juga ingin anak-anaknya merasa cukup hanya dengan memilikinya.“Pa, ngapain di situ!” Bima berseru heboh begitu Pandu datang dan lansung mengecup kening Maira.“Sebentar ya mas, ayah kangen sama abang ini.”“Pa!”“Iya..iya..” banyak hal yang berubah dari diri Bima. ia tidak lagi mengingat Rama saudara kembarnya dan menolak memanggil Pandu dengan sebutan ayah. Ghiana bilang, Bima harus memanggil Pandu dengan sebutan papa.“Apa ka

  • ISTRI RAHASIA TUAN BESAR   Kamu enggak keberatan kan Maira?

    Pandu berlari di lorong rumah sakit bersama dengan Maira yang sejak tadi tidak bisa berhenti menangis. Perempuan itu di kabari oleh salah satu tetangganya soal kecelakaan yang menimpa Bima.“Bunda!” Rama langsung mengehambur, tangisnya pecah di dalam gendongan bundanya yang juga sama gemetarnya dengan anak itu.“Gimana bisa sampe kayak gini pak RT?” Pandu yang bertanya, karena Maira jelas masih tidak bisa mengontrol diri.“Saya cuma denger sekilas dari Adi pak Pandu, katanya ada perempuan yang ngaku-ngaku istrinya pak Pandu dateng terus nanyain rumah bu Maira. Terus Adi bilang kalau bu Maira pelakor, Bima mungkin enggak terima terus mereka berantem sampe ke jalan terus kejadian lah ini.”“Astaga..”“Terus gimana sama penabraknya?”“Maaf pak, tapi dia berhasil kabur.” Pandu mengumpat, ia tidak akan tinggal diam. Laki-laki itu bersumpah akan menemukan keparat yang sudah me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status