Alicia hanya melempar senyum tipis, sembari terus menekan tombol lift. Anna pun melepaskan tangannya dan pintu pun tertutup.Alicia berjalan ke parkir mobil dengan sambil menghapus air matanya yang terjatuh di pipi.
Alicia masuk ke dalam taksi yang kebetulan berhenti tepat di depannya. Di dalam taksi dia beberapa kali menghela napas panjang, berpikir pasti saat ini Anthony telah menggangap jika dirinya adalah wanita pemburu harta.
Beberapa hari kemudian Asisten Lee datang ke rumah Edna untuk menjemput Alicia, Edna pun langsung berkata, “apa kalian akan pergi sekarang?”
Asisten Lee mengangguk, lalu segera membawa Alicia pergi ke rumah sakit. Hari ini akan diadakan pengecekan keseluruhan untuk kesehatan yang bertujuan demi penentuan jadwal operasi sum-sum tulang belakang.
Di dalam mobil Alicia terus saja bertanya, “Apakah proses pemeriksaan akan lama?”
“Hanya beberapa jam saja,” jawab asisten Lee.
“Apakah nanti operasinya akan terasa sakit?” tanya Alicia lagi dengan suara sedikit gemetaran.
“Tentang ini, tidak tahu sama sekali,” jawab Asisten Lee.
“Eum ...” gumam pelan Alicia. Sesampainya di rumah sakit, Dokter Juga telah melakukan serangkaian tes kepada Anna untuk menilai apakah dia sehat dan cocok untuk menjalani prosedur transplantasi sumsum tulang ini.
Transplantasi sumsum tulang bertujuan untuk mengembalikan fungsi sumsum tulang yang rusak. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan sel punca sehat ke dalam tubuh pasien. Sel punca yang sehat ini kemudian akan berkembang dan memproduksi sel darah yang sehat. Setalah keduanya dinyatakan sehat, maka operasi pun terjadwal.
Asisten Lee langsung saja melaporkan jadwal operasi yang telah ditetapkan oleh Dokter, mendengar itu langsung saja Anthony berkata, “Segera persiapkan pernikahanku dengan Nona Alicia.”
Dalam perjanjian mereka waktu itu, tanggal pernikahan akan ditentukan setelah jadwal operasi ada. Alicia masih menunggu, duduk sambil melihat-lihat suasana koridor rumah sakit. Sedang asyik mengamati, tiba-tiba saja seorang anak kecil duduk di kursi tunggu yang ada di sebelah Alicia.
“Kakak cantik!” sapa bocah kecil itu.
Alicia tersentak sambil mencoba mengingat bocah kecil yang sedang menyapa dan menatapnya itu, “Eum .. k-kau,” ujar terbata Alicia.
“Apa sudah tidak dikejar-kejar orang jahat lagi?” tanya bocah kecil itu lagi.
Mendengar perkataan si bocah barulah dia teringat dengan bocah kecil yang ada di lift waktu itu, “Ah yang waktu itu, eum ... sudah tidak!” jawab Alicia tersenyum cantik.
“Apa kau ke sini dengan kedua orang tuamu?” tanya Alicia.
Bocah itu hanya menggelengkan kepalanya, Alicia bertanya lagi, “Mama?
Bocah itu menggelengkan kepalanya, “Papa?” tanya Alicia lagi.
“Iya,” jawab bocah itu lagi.
Tiba-tiba saja bocah itu bertanya dengan mata berbinar, “Kakak cantik apa mau jadi Mama-ku? Mendengar perkataan bocah itu maka Alicia pun tertawa lepas lalu bersimpuh di depannya, “Hai adik tampan, katakan kepada Kakak siapa nama-mu?”
“Lionel,” jawab bocah itu.
“Wah nama yang bagus, artinya singa kan ?” tanya Alicia.
Lionel mengangguk lalu Alicia tersenyum sembari menarik kedua tangan anak itu dan berkata, “Sayang, kau tidak bisa sembarangan meminta wanita lain untuk menjadi ibumu, jika dia mendengarnya pasti akan sedih bahkan marah?”
“Tidak akan marah!” ujar Lionel sambil menatap serius kepada Alicia.“Benarkah?” tanya Alicia.
“Ya Mama-ku sudah di Surga, jadi tidak akan marah,” jawab Lionel dengan pintarnya.
Mendengar itu senyuman di wajah Alicia pun memudar, “Eum ... maafkan aku, sungguh benar-benar tidak tahu,” ujar Alicia sambil mengelus kedua tangan Lionel.
Melihat wajah sedih Lionel, Alicia pun berkata, “Kita bisa menjadi teman.”
Lionel menatap Alicia, memberi binar mata sedih dan kecewa. Meski tak tega hati maka Alicia pun berkata, “Aku tidak bisa menjadi Mama untukmu?”
“Kenapa?” tanya Lionel.
“Karena sebentar lagi aku akan jadi tawanan pangeran tampan,” jelas Alicia.
“Di penjara?” tanya Lionel lagi.
Alicia pun tertawa sembari mengusap-usap puncak kepala Lionel dan berkata, “Mengapa kau begitu pintar sekali.”
“Eum ... lebih tepatnya tawanan cinta,” ujar Alicia lagi dengan tertawa karena dia baru saja mencurahkan isi hatinya kepada anak yang masih berusia lima tahun yang belum mengerti tentang dunia.
“Apakah itu pangeran yang jahat?” tanya Lionel.
“Eum … tidak juga, sebenarnya aku sedang diselamatkan oleh pangeran itu!” jawab Alicia tidak ingin membuat hati Lionel kecil mengkhawatirkannya.
“Jika kita berjodoh pasti nanti akan bertemu lagi,” ujar Alicia seraya berdiri lalu segera melangkah pergi meninggalkan Lionel.
Hatinya sedikit tersanjung ketika Lionel meminta dirinya untuk menjadi ibunya, itu terasa manis di hati. Namun, ketika dia naik mobil bersama asisten Lee, maka kepahitan pun mulai terasa lagi. Sebentar lagi dia akan menjadi istri dari pria yang sangat membenci dirinya.
Di Mansion Smith, Anna Wang telah tiba, menunggu kedatangan Alicia, “Aku ingin bicara berdua dengannya,” ujarnya kepada asisten Lee.
Setelah asisten Lee pergi, Anna berkata kepada Alicia, “Lusa kau akan menikah dengan Anthony.”
“Apa mau memberikan selamat kepadaku?” jawab Alicia dengan sedikit nada yang memprovokasi.
“Dengar, dia akan selalu menjadi milik-ku dan akan terus menjadi milik-ku!” ujar sarkas Anna.
“Tapi aku yang akan menjadi Nyonya Smith!” jawab Alicia tidak kalah sarkas.
“Istri rasa simpanan maksudmu … Istri yang kehadirannya disembunyikan. Ha ha ha selamat menikmati jika begitu,” ujar Anna.
Jika bukan karena membutuhkan tulang sum-sum yang cocok maka sudah tentu dia tidak akan membiarkan Anthony menikah dengan wanita lain. Apalagi dengan Alicia Huang.
Tidak ingin berbasa-basi lebih lama, Alicia pun berkagta “ Jika tidak ada keperluan lain, aku beristirahat dulu. Lusa aku akan menikah,” ujarnnya membuyarkan lamunan Anna Hwang.
Pada saat ini, kepala pelayan memanggil Alicia yang sedang berada di kamarnya, karena Edna datang berkunjung, “Mengapa membuat temanku menunggu begitu lama di depan gerbang?” ujar Alicia sedikit kesal ketika kawannya itu mengadu jika tadi, hampir satu jam dia menunggu di luar pagar. Kepala pelayan hanya terdiam saja dan meninggalkan mereka berdua, “Jadi kau akan benar-benar menikah dengan Anthony?” ujar Edna.
“Ya, mau bagaimana lagi,” jawab Alicia sekedarnya.
Pada saat ini, Anna Hwang datang, Edna dengan reflek cepat langsung menarik Alicia agar berdiri di belakangnya. Edna pun berkata, “Wah lama tidak bertemu ya, kalian berdua tidak berubah!”
“Hei, untuk ukuran orang yang sedang sekarat mengapa mulutmu itu masih saja pedas, dan merusak daun telinga!” ujar galak Edna.
Anna pun tertawa dan berkata lagi, “Wah benar-benar ya! Bahkan sikapmu seperti Anjing yang penurut pun tidak berubah.”
“Meskipun ibarat Anjing, jelas aku lebih baik darimu. Aku adalah Anjing penurut, tapi kau … kau adalah Anjing yang setelah ditolong malah menggigit tangan Tuannya.
“Kau …” Hardik marah Anna.
Alicia langsung saja menarik tangan Edna dan membawa pergi ke kamarnya, “Mengapa kau mencegahku, aku benar-benar ingin merobek mulutnya!”
“Sudah, jangan buat masalah. Ini di Mansion Smith bukan di sekolah kita dulu.
Edna pun terdiam bahkan ketika di sekolah dulu, dia tidak bisa menghajar Anna karena status beasiswa yang bisa dicabut kapan saja jika dia tidak berkelakuan baik. Mengingat ini membuatnya semakin kesal saja.
“Apa Nenek sihir itu ada di sini juga?” tanya Edna dengan sedikit berbisik.
.
Tidak, dia menentang pernikahan ini jadi mana sudi dia menunjukan kehadirannya,” jawab Alicia acuh tak acuh.“Entah apa yang telah kau perbuat kepadanya, kehidupan terdahulu aku rasa dia juga sangat membencimu,” ujar Edna lagi dengan sedikit merinding sambil mengusap-usap bahunya sendiri.“Sudah tidak perlu membahas mereka lagi, katakan kepadaku bagaimana hari pertamamu bekerja di tempat baru?” tanya Alicia.“Menyenangkan, hanya saja …” jawab Edna terbata.“Hanya saja kenapa?” tanya Alicia penasaran.“ Jadi, ketika hampir jam waktu pulang tiba, datang seorang murid yang sepertinnya sulit sekali bicara. Ditanya malah diam saja, bukankah itu aneh” Cerita Edna sambil sedikit memiringkan kepalanya.“Wah, anak itu hebat sekali bisa mengabaikan guru terbaik kita,” ujar Alicia sedikit meledek kawan baiknya itu.Teringat jika dia baru bekerja, Edna pun langsung memeluk Alicia dan berkata, “Maaafkan aku, karena tidak akan bisa hadir di pernikahanmu nanti!”“Tidak apa, lagipula itu bukan aca
“Tentu saja, aku sangat mencintainya. Kau bisa melihat dengan jelas bukan?" jawab sarkas Anthony.Pria yang sedang menatap benci kepada Alicia itu, tiba-tiba saja pipinya menjadi merona karena mencium aroma Vanila yang dia suka dari tubuh wanita yang akan segera menjadi istrinya itu. Dadanya tiba-tiba terasa sesak. Kepala Anthony sedikit pusing sedikit memijit-mijit pelipisnya lalu berkata, “Pulang! Jangan sampai aku menyeretmu!”Alicia memegangi perutnya, lalu mau tak mau dia pun ikut pulang bersama Anthony. Dua mobil berhenti di depan parkir lobi, Asisten Lee keluar langsung berkata, “Silakan Nona!” ujarnya menunjuk ke arah mobil yang dia kendarai.Alicia pun pulang ke Mansion Smith, diantar oleh asisten Lee. Hari ini Anthony datang ke Mall karena ingin membeli sebuah hadiah, karena untuk orang yang begitu spesial dia pun memutuskan untuk pegi sendiri mencari hadiah itu.Aroma tubuh Alicia yang tadi menghampiri indera penciumannya masih terjejak di ujung hidung Anthony, dia pun m
“Bisa, aku baru saja mengatakannya kepadamu!” hardik marah Bibi Huang yang langsung saja mendorong Alicia agar segera keluar dari rumahnya.Tidak hanya mendorong, bahkan Bibi Huang menyiram Alicia dengan tempat sampah yang sudah dipenuhi oleh air hujan, “Pergi kau dari sini!” ujarnya sambil melempar tempat sampah itu, lalu masuk dan menutup pintu dengan keras karena kemarahan yang memuncak.Alicia berdiri di bawah hujan deras, memandang kosong ke pintu yang baru saja tertutup. Berpikir jika ibu dan anak itu memang sengaja menjauhkan dia dari Paman Keduanya, "Hah! keluarga ... apa ini yang disebut keluarga," pikir Alicia. Dia berharap Pamannya itu setidaknya bisa memberikan bantuan untuk mendapatkan kembali perusahaan Huang, yang sekarang ada di tangan Ayahnya dan juga Selirnya yang baru saja naik status menjadi istri sah ayahnya itu.Sudah beberapa tahun belakangan ini semenjak wanita itu masuk ke perusahaan Huang. Malah makin memperparah sakit perusahaan. Berpikir kekacauan yang se
Alicia perlahan berjalan untuk mendekati Nyonya itu, kedatangannya langsung saja diberi tatapan tajam, “Apa kau pemilik perusahaan ini?” tanyanya.“Nyonya, ayo turun. Kita bicara baik-baik,” bujuk Alicia.“Pembohong! Kalian semua pembohong!” Hardik marahnya.“Jika begini aku tidak akan paham situasinya,” ujar Alicia lagi dengan nada melemas.Nyonya itu mulai menangis, “Kalian bilang setelah aku tanda tangan, maka uang santunan akan keluar. Dasar penipu, mengapa malah mengatakan jika aku meminta kalian menyumbangkan semua uang santunan ke Yayasan kalian!”“Sumbangan ke Yayasan,” gumam pelan Alicia dengan nada terheran.Nyonya itu pun melangkah menjauhi Alicia, melihat ini Edna semakin panik. Karena yang dia tahu Langkah nyonya itu semakin menjauhi posisi kasur udara berukuran besar yang disediakan dibawah, untuk keselamatan Nyonya yang mencoba bunuh diri.Edna segera saja berlari ke bawah, dengan cepat dia menuruni tangga, bahkan sampai melangkahi beberapa anak tangga agar lebih cepat.
"Tidak apa, aku sudah lebih baik sekarang," imbuh Alicia seraya meyakinkan kawan baiknya itu. Edna pun hanya bisa pasrah sambil memapah Alicia keluar dari kamarnya, "Kau duduk di sini saja, aku akan membereskan administrasi rumah sakitnya!" Alicia mengangguk lalu bersandar di kursi tunggu sambil memejamkan matanya, selain masih sedikit pusing dia juga enggan jika saja terihat sedang menangis, Pada saat ini dia merasakan sedang ada yang mengelus dengan lembut bagian atas telapak tangannya. Alicia membuka kedua matanya, lalu melihat itu adalah bocah kecil yang beberapa waktu belakangan ini sering bertemu. "Ei ... Lionel sedang apa di sini? " tanya Alicia sembari membetulkan posisi duduknya. "Apa tante baru saja menangis?" tanya Lionel. "T-tidak ... hanya saja tadi ada sedikit debu masuk ke mata," jawab asal Alicia. "Jelek ... jelek sekali!" ujar Lionel. "Hah! apa?" ujar Alicia dengan sedikit bingung. "Jika menangis wajah menjadi jelek!" jawab Lionel. Alicia pun tersenyum dan de
Langkah pertama yang harus dia lakukan lebih dulu adalah menyelesaikan permasalahan nyonya yang ingin melakukan percobaan bunuh diri dari melompat dari atap Gedung perusahaan Huang. Mereka pun tiba di Mansion Smith.Alicia turun dari mobil Edna dan berkata, “Aku baik-baik saja, kau bisa beristirahat sekarang.”“Apa yakin tidak ingin aku temani?” tanya Edna.“Ya, aku akan baik-baik saja, aku juga akan beristirahat,” ujar Alicia.Edna pun melajukan mobilnya pergi meninggalkan Mansion Smith. Alicia merasa masih belum sehat dia pun kembali ke kamarnya, merebahkan diri di ranjang dan mulai memejamkan matanya, Berharap ketika bangun nanti dia sudah kembali dengan sehat.Keesokan paginya dia malah terbangun karena mencium bau disenfektan lagi, “Eum, apa ini di rumah sakit.”Alicia mencubit-cubit tangannya sambil berkata, “Tidak mimpi kan!”Merasa sakit maka dia pun yakin saat ini sudah berada di rumah sakit lagi. Di hari kemarin ketika pelayan memanggil-manggil Alicia, tidak ada jawaban lalu
Kotak itu diletakan di atas meja, berikut sebuah surat beramplop putih masih tersegel. Anthony mengambil surat itu berpikir, “Apakah selama ini Alicia tidak pernah membaca isi surat ini.”Anthony meletakan surat itu lalu melihat sebuah sertifikat rumah yang ada di dalam kotak itu, melihat beberapa saat lalu berkata kepada Asisten Lee, “Cek lokasinya, lalu segera atur pembayarannya!”Asisten Lee tidak banyak bertanya mengapa Tuannya malah bersedia membeli rumah wanita yang sangat dia benci itu. Dia pun segera melakukan apa yang Tuannya perintahkan. Keesokan paginya Alicia menerima kabar jika tanahnya telah menemukan pembeli yang berminat dan langsung membayar tunai , dan semua uang akan di transfer ke rekening Alicia.Melihat deretan nominal angka yang melibihi dari harga yang dia pinta, tentu saja membuatnya merasa senang, “Wuah aku akan mentraktir asisten Lee nanti, ternyata dia memang marketing yang handal!”Alicia pun langsung saja mengundang Nyonya yang waktu itu, pembicaraan pun
"kondisi yang dialami pasien bisa saja karena pengaruh dari obat bius yang digunakan selama proses pembedahan," ujar dokter itu. "Tapi mengapa begitu lama?" tambah kata Edna lagi dengan sedikit memprotes. "Umumnya pembedahan tulang belakang membutuhkan bius secara total di mana pasien akan diberikan obat yang dapat menumpulkan rasa nyeri maupun kesadaran," jelas dokter. "Setelah operasi selesai dilakukan obat bius total tadi masih akan memberikan efek sehingga pasien masih akan tetap tertidur dan tidak sadarkan diri, " jelas dokter itu panjang lebar lagi. "Tapi mengapa Nona Anna Hwang sudah pulih dan diperbolehkan pulang!" tanya Edna lagi karena tidak puas dengan jawaban dokter itu."Nona, sebaiknya kita tidak perlu ribut-ribut seperti ini. Percayalah kami selalu mengedepankan kesehatan pasien!" ujar dokter itu lagi seraya menepuk-nepuk bahu Edna lalu melangkah pergi. Tidak Puas dengan jawaban dokter tadi, maka Edna pun segera melangkah lari mengejar Anthony yang baru saja membaw