Beranda / Romansa / ISTRI SIMPANAN CEO / Seorang CEO lupa bayar

Share

Seorang CEO lupa bayar

Penulis: Kim Miso
last update Terakhir Diperbarui: 2021-02-26 23:04:36

Flashback on 

Dari kejauhan, terlihat dua orang Bodyguar sedang mencari seseorang, yang tak lain adalah Bosnya sendiri. Sejak malam itu, mereka mencarinya ke setiap tempat namun tak kunjung juga menemukannya. Mereka juga sembari menanyakan kesetiap orang yang ada dijalanan, sambil memperlihatkan sebuah foto Bosnya, berharap ada orang yang mengenalinya.

Benar saja, ketika dua Bodyguard itu sedang menanyakan keseseorang dijalanan, orang itu mengetahui dimana Bosnya berada. Langsung saja kedua Bodyguard itu segera mencari ke tempat yang sudah diberitahu oleh orang yang tak dikenal itu. Dan akhirnya usaha mereka membuahkan hasil, mereka menemukan Bosnya di sebuah bar, dimana Alma dan pria itu sedang tertidur pulas di kursi luar yang sudah tersedia di tempat itu.

"Lihat! Ada orang di sana! Ayo kita hampiri saja," ucap salah satu bodyguard itu.

"Apa benar itu Bos kita?"

"Entah lah, kata orang itu, bos kita ada di sana. Ayo kesana saja!" 

"baik lah!"

Sesampainya di depan bar, mereka berdua terkejut, karena orang yang sedang tertidur pulas itu adalah benar-benar bosnya sendiri. Dan ditambah lagi mereka melihat perempuan, yang ikutan tertidur didekat bosnya. Sontak saja mereka semakin kaget, karena baru kali ini, mereka melihat bosnya bersama wanita lain.

"Benar! Ternyata ini bos kita, tapi siapa perempuan ini? Dan kenapa jaketnya ada pada bos kita?"sahut salah satu Bodyguard itu. "Nah, terus dompet si bos juga nih ada di meja! Kenapa dia terledor begini sih! Ponselnya juga!"

"Entahlah, mendingan sekarang kita bawa dulu bos kita ke rumahnya, soal perempuan ini biarkan saja, yang penting bos kita aman dan dalam keadaan baik-baik saja,"

"Ayo bantu aku untuk membopongnya!"

Kedua Bodyguard itu langsung membopong bosnya yang masih keadaan tidak sadarkan diri, masuk ke dalam mobil. Mereka juga tidak lupa membawa dompet milik bosnya, dan ponsel serta jaket yang tadinya dikenakan oleh bosnya, dikembalikan lagi oleh Bodyguard itu kepada pemiliknya yang tak lain adalah Alma. Karena jaket itu sudah jelas terlihat seperti jaket perempuan.

"Ayo cepat! Nanti keburu bangun dia!" ucap salah satu bodyguard itu. 

Flashback off

                                *****

Suasana dirumah mewah yang tenang dan damai. Hamparan luas kebunnya begitu menawan, disertai indahnya kolam renang yang didesign dengan tipe minimalis menjadikan suasana nyaman dan betah di rumah. 

Saat itu, lelaki bertubuh kekar itu terbangun dari tidurnya. Ia masih dalam keadaan linglung, dikarenakan mabuk yang begitu berat menjadikan tubuhnya belum stabil. Lelaki itu bernama Daffa Virgantara. Usianya sudah menginjak kepala tiga yaitu 32 tahun. Ia seorang pemilik perusahaan tunggal. Orang tuanya sudah memberikan hak untuk Daffa agar mengambil alih semua perusahaan baik yang perusahaan kecil maupun besar. Namun, yang paling ia tekuni saat ini adalah perusahaan pertambangan. Orang tua Daffa sudah tua, dan mereka ingin menikmati hidupnya di masa tua dengan disertai adanya seorang cucu. Namun, hal itu belum terwujudkan juga. Andai saja orang tua Daffa mempunyai anak lebih dari satu, pasti mereka sudah menimang cucu dari anak-anaknya.

"Kamu sudah bangun?" tanya seorang perempuan yang tak lain adalah istrinya Daffa, dia bernama Karin.

Sudah hampir empat tahun, mereka belum juga dikaruniai anak. Padahal Daffa sangat menyukai anak kecil. Jika melihat anak temannya atau anak-anak yang ada di foto-foto media sosial, ia merasa iri dan selalu berharap ia bisa secepatnya dikaruniai anak. Saking lamanya menunggu anugerah dari Tuhan, keharmonisan mereka mulai surut. Terkadang Daffa ingin sekali pergi ke rumah sakit untuk dites kesuburan, namun, Karin selalu menolaknya.

Saking penasarannya terhadap sang istri, Daffa pun mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dan setelah diselidiki oleh Bodyguardnya, apa yang belum ia ketahui akhirnya ia mengetahuinya juga. Karin, selalu datang tiap bulan kesebuah rumah bidan. Ia hendak mendaftar untuk disuntik KB. Hal inilah yang membuat Daffa kecewa terhadap Karin dan menduga-duga, jika Karin memang tidak mau mengandung anak dari Daffa.

"Semalam, katanya kamu tidur di bar? Benarkah itu?" Karin bertanya lagi, karena Daffa sedari tadi tidak menjawab pertanyaannya.

"Aku mau ke kantor, siapkan baju untukku," selang Daffa kepada Karin. Ia membelokkan percakapannya karena tidak mau membahas masalah itu kepada Karin. 

"Kenapa kamu mengacuhkanku terus setelah tau aku memakai alat kontrasepsi? Apa aku salah memakai alat kontrasepsi, hingga kamu selalu menjadi seperti ini terhadapku?" ucap Karin. Air matanya mulai membasahi pipinya.

"Memakai alat kontrasepsi memang tidak salah! Hanya saja, kamu itu belum pernah mengandung, kenapa harus pakai alat kontrasepsi? Bukankah dikaruniai anak itu suatu anugerah dari pernikahan kita?" kata Daffa. "Sudahlah, aku mulai jenuh dengan dengan prilakumu yang tidak jujur ini. Andai saja kamu tau apa artinya sebuah pernikahan, pasti aku tidak akan begini," ucap Daffa yang penuh kekesalan.

"Tapi itu karena—"

Daffa tidak mendengarkan ucapan Karin, ia langsung meninggalkan Karin dan masuk ke kamar mandi, ia hendak membersihkan diri dan segera menuju ke kantor. Sementara Karin hanya bisa terdiam menahan air mata yang membuat dirinya tersentak atas perkataan Daffa.

Setelah setengah jam kemudian, Daffa langsung berangkat ke kantor didampingi oleh dua Bodyguard yang selalu setia bekerja untuk dirinya, mereka adalah Akmal dan Farhan. Daffa berangkat bekerja tanpa sarapan terlebih dahulu. Ia sudah tidak mempedulikan suasana yang ada di rumah itu. Yang ada dipikirannya sekarang adalah kerja dan kerja.

Selama dalam perjalanan, kedua Bodyguard itu asyik menceritakan, jika dirinya telah didampingi oleh seorang perempuan, pada saat ketiduran di luar bar. Mendengar hal itu, Daffa pun tercengang. Ia hampir saja melupakan kejadian saat tadi malam.

"Serius kalian? Aku bahkan tidak ingat sama sekali," ucap Daffa seolah tidak percaya jika perempuan itu setia menemani dirinya tidur.

"Iya, Bos! Bahkan dia memberikan jaketnya untuk Bos, mungkin supaya bos tidak kedinginan," ujar Farhan sembari fokus menyetir mobil.

"Oia Bos, apakah isi dompetnya masih utuh? Aku lihat tadi pagi dompet Bos tergeletak di atas meja, siapa tau perempuan itu mengambil semua isi dompetmu, Bos," kata Akmal penasaran.

"Dompet?" mata Daffa terbelalak kaget. 

Daffa pun langsung mengecek isi dompetnya, dan setelah apa yang dilihatnya, ia tersenyum lebar karena dompetnya masih utuh. Ia pun mengingat-ngingat siapa perempuan yang sudah membantunya tadi malam. Namun ia tidak mengingatnya sama sekali, hanya saja yang ada dalam ingatannya itu, ia belum membayar minuman yang ada di bar itu.

"Ya ampun!" Antarkan aku ke bar itu lagi!" ucap Daffa dengan membelalakan matanya.

"Loh! Kenapa Bos? Apa ada sesuatu yang hilang," tanya Farhan keheranan.

"Tidak! Aku belum bayar minuman saja!" ucap Daffa dengan santainya.

Kedua Bodyguard itu tertawa cekikikan menertawakan bosnya. Secara, seorang Ceo bisa-bisanya belum membayar minuman. Apalagi bar itu sudah terkenal dimana-mana. Apa jadinya kalau mereka tau, jika yang belum bayar adalah seorang Ceo yang memiliki perusahaan besar.

Bersambung ...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rena Tri Pusvita
kyk nya seru nih
goodnovel comment avatar
Lina Astriani
kenapa sih namanya gk Dirgantara aja😆😆
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • ISTRI SIMPANAN CEO   Berakhir Dengan Kebahagiaan (Tamat)

    Hari demi hari telah mereka lalui bersama dengan penuh suka cita. Apa lagi semakin hari, kehadiran Alma di keluarganya Daffa, semakin disukai banyak orang. Bahkan suasananya pun menjadi hangat dan damai. Sebelum acara syukuran tiba, Alma ingin meminta izin kepada Daffa untuk menemui Ririn, teman kosannya dulu. Teman yang selama ini sudah ia lupakan karena kelicikannya. Akan tetapi, Alma masih punya hati untuk menemuinya karena biar bagaimanapun juga, Ririn adalah sahabatnya yang pernah membantunya ketika dirinya sedang kesusahan. "Mas, hari ini kamu ada waktu tidak?" kata Alma manja. "Mas? Tumben, apa aku tidak salah dengar?" kata Daffa sembari duduk di dekatnya Alma. "Tidak, aku sengaja ingin memanggil kamu Mas, mungkin karena bawaan bayi kali," kata Alma dengan santainya. "Hem, begitu ya. Terus kamu nanyain waktu sama aku, untuk apa? Kamu mau kemana? Bukannya ke dokte

  • ISTRI SIMPANAN CEO   Acara Syukuran

    Semenjak Ririn disangka perebut suami orang oleh orang-orang disekitarnya, kini beritanya sudah tersebar luas sejagat maya. Hari-hari yang Ririn lalui begitu menjadi tidak berarti. Dan akibatnya, ia juga di usir oleh ibu kos yang dulu pernah mengusir Alma dari kos-kosannya. Bahkan, ibu kos itu sangat menyesal telah mengusir Alma tanpa tahu kebenarannya. Kini, Ririn hidup menjadi wanita yang tertutup dan pensiun dari kehidupan matrealistisnya. Ia bahkan mencari tempat yang jauh lebih sepi dari tempat sebelumnya. Mantan-mantan pacarnya pun hanya bisa tertawa sinis, melihat kabar dirinya dari media sosial dan sudah tidak sudi lagi berhubungan dengan Ririn, walaupun itu hanya sebatas teman. Dan kini Ririn memilih hidup menyendiri dari orang-orang yang sudah mengenalnya. Akan tetapi, meskipun Ririn sudah pindah ke tempat yang sepi dan jauh dari kata ramai, tetap saja Kania bisa menemukannya. Ia masih saja mendendam kepada Ririn

  • ISTRI SIMPANAN CEO   Kejutan Yang Tidak Terduga

    "A-apa? Istri?" kata Nyonya Cristin kaget."Jadi ini menantu baru kita?" tambah Tuan Dimas tersenyum lebar."Iya Ma, Pa, mulai sekarang dan selamanya, dia yang akan menjadi pendamping hidup aku," kata Daffa sembari melirik ke arah Alma dan tersenyum manis."Ya ampun! Ini benar-benar kejutan yang tidak terduga, ayo kita duduk dulu," ajak Nyonya Cristin yang masih belum percaya, jika anaknya sudah menikah lagi.Mereka pun duduk di ruang tamu dengan berbagai hiasan yang menarik. Dan disertai dengan desain yang membuat para tamu menjadi semakin nyaman. Tuan Dimas dan Nyonya Cristin saling menatap Alma yang terlihat menunduk dengan sopan. Kebetulan Nyonya Cristin duduk bersampingan dengan Alma sehingga wanita paruh baya itu bisa melihat jelas kecantikan Alma yang sederhana namun elegan."Ya ampun kamu cantik sekali, siapa namanya?" tanya Nyonya Cristin sembari tersenyum bahagia.

  • ISTRI SIMPANAN CEO   Bertemu Mertua

    Kriing kring kringSuara ponsel milik Nyonya Cristin berdering, setelah melihat ponselnya, ternyata yang menelepon adalah anak semata wayangnya. Betapa bahagianya Nyonya Cristin saat itu, ia pun langsung mengangkatnya dengan begitu sumringah.Beberapa menit setelah Daffa meneleponnya, hati Nyonya Cristin semakin berbunga-bunga, karena anaknya memberitahukan jika masalahnya dengan Karin telah berakhir.Kini, ia berjanji akan membawa sebuah kejutan untuk dirinya. Entah apa yang akan diberikan Daffa, yang pasti hari ini Nyonya Cristin begitu gembira sekali."Pa!" teriak Nyonya Cristin sembari menghampiri suaminya di teras rumah."Ada apa? Kok kelihatannya senang begitu?" kata Tuan Dimas dengan santainya."Tentu saja Pa! Aku sangat senang sekali, soalnya anak kita mau pulang sekarang, dan apa kamu tahu? Dia akan membawa sebuah kejutan loh!" ucap Nyonya Cristin sumringah.

  • ISTRI SIMPANAN CEO   Dendam Yang Terpendam

    "A - apa! Menemui orang tuamu!" jawab Alma kaget. "Iya Sayang, meskipun kamu tidak mau, tetap saja kamu pasti akan menemui mereka dikemudian hari. Jadi apa bedanya bertemu sekarang sama bertemu nanti? Toh sama saja bukan?" kata Daffa dengan santainya "I - iya sih! Tapi aku belum siap karena istrimu—" Belum juga selesai bicara, Alma sudah diselang oleh Daffa, "Kamu tidak perlu memikirkan hal itu, kamu kan istri sahnya aku, dia udah aku ceraikan, udah kutalak tiga malah, jadi stop! Jangan bilang dia masih istriku, karena istriku yang sekarang sudah ada di depan mataku." "Tapi, tetap saja ini salah, Daff! Harusnya kamu sebelum menikahiku, urusan antara kamu dengan istrimu itu harusnya sudah beres. Biar aku tidak minder, karena aku merasa posisiku ini terkesan seperti per

  • ISTRI SIMPANAN CEO   Bahtera Cinta

    Setelah beberapa bulan lamanya menjalani kehidupan baru menjadi Nyonya Di apartemennya Daffa, kehidupan Alma berubah drastis. Ia menjadi seorang istri yangmatre. Akan tetapi, meskipun Alma menjadi seorang istri yangmatre, ia tidak pernah absen untuk mengirim bantuan kepada anak yatim, para jompo, dan orang lain yang benar-benar membutuhkan bantuannya. Hal ini lah yang membuat Daffa semakin menyukainya karena berbeda dengan perempuan mana pun. Jalinan asmara mereka berdua pun semakin lengket. Sampai-sampai suami-istri ini tambah begitu mesra bagaikan seluruh dunianya serasa milik berdua. Di sisi lain, perkataannya Ririn yang dulu terus saja terngiang di telinganya Alma, bahwa, agar dirinya menjadi wanita yang matre. Walaupun keduanya sudah renggang dan belum pernah bertemu lagi, tapi kata-kata itu sudah menempel dalam benaknya Alma. Setiap melakukan senggama, ia pasti meminta D

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status