Home / Romansa / ISTRI SIMPANAN CEO / Mulai jatuh cinta

Share

Mulai jatuh cinta

Author: Kim Miso
last update Last Updated: 2021-02-26 23:10:27

Waktu sudah menunjukan jam delapan pagi, dimana pagi itu, Alma baru saja sampai ke kos-annya setelah tertidur di luar bar bersama pria yang tak dikenalnya. Namun, keberuntungan pada perempuan itu adalah dia hanya tertidur dikursi tanpa melakukan hal-hal yang negatif. 

"Ya ampun! Badanku serasa remuk semua, ini gara-gara laki-laki itu ngigau terus, aku sampai masuk angin. Udah ditolongin malah kabur," gerutu Alma sembari mengambil air minum.

Gadis itu lalu merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Ia hendak beristirahat lagi karena waktu untuk bekerjanya nanti adalah jam lima sore. Dan ini kesempatan bagi Alma untuk melanjutkan istirahatnya lagi. Namun tetap saja, meski bisa rebahan, ia tetap harus mencari sesuap nasi untuk mengisi perutnya yang sedari tadi berbunyi karena lapar. Untung saja, ada tukang bubur yang suka nawarin ke tempat kos-annya. 

Waktu pun begitu cepat, sehingga Alma harus bersiap-siap untuk pergi bekerja kembali. Padahal ia sangat ingin berlama-lama di tempat kos-annya, karena di area itu orang-orangnya mudah bergaul, meski sebagian ada yang tidak ia kenali. Namun, tetap saja mereka sangat baik sehingga Alma betah tinggal di sana.

Dengan menggunakan ojeg online, Alma pun segera berangkat menuju ke tempat kerjanya.


*****


Sesampainya di bar, Daffa beserta bodyguardnya malah berdiam diri didepan bar itu, mereka belum bisa masuk, karena bar itu masih tutup.

"Yaelah bos! Jam segini mana ada bar yang sudah buka? Kalau warung makan banyak," ucap Farhan menyunggingkan bibirnya.

"Iya, lagian masih jam tiga sore bos, sedangkan bar bukanya rata-rata jam lima sore," tutur Akmal yang masih berdiri menatap tempat bar itu. "Masih ada waktu dua jam lagi, Bos!"

"Ya sudah, aku nunggu di sini sampai bar ini dibuka!" kata Daffa dengan pedenya.

"Yang benar saja, Bos. Ngapain nunggu disini sampai dua jam begitu!" kata Ikhsan. "Mending tiduran dulu, lumayan kan dua jam tiduran!"

"Terus enaknya gimana?" kata Daffa yang ikutan juga menatap bar itu.

"Ya istirahat saja dulu, bos! Apalagi coba?" celetuk Farhan yang lama-lama mulai jengkel kepada bosnya itu.

"Ya sudah, ayo kita kembali bekerja," ajak Daffa sembari masuk ke dalam mobilnya.


"Apa!" kata Farhan dan Ikhsan dengan serempak.


Seketika Farhan dan Ikhsan saling membelalakan matanya tanda ingin memakan bosnya itu bulat-bulat. Kelakuan Daffa selalu membuat jengkel para bodyguardnya, namun ia tak pernah marah sedikit pun kepada mereka, makanya apapun yang Daffa lakukan, mereka selalu setia mengikutinya.



*****

Setelah seharian bekerja, akhirnya Daffa bisa mengunjungi bar itu lagi. Ia masuk beserta bodyguardnya sembari memesan minuman Chardonnay kepada Bartender. Selain itu, Daffa juga memberitahukan kepada bartender bahwa dirinya belum membayar minuman sewaktu malam itu. Awalnya, bartender itu tidak paham apa yang dibicarakan Daffa, karena waktu kemarin malam, ia tidak masuk kerja. Namun setelah Doni datang, barulah ia paham.

"Maaf yah, jika kemarin malam sudah merepotkan, jujur saja aku benar-benar tidak enak hati. Aku juga tidak begitu ingat siapa saja orang-orang yang membantuku. Tapi untunglah ada kamu yang tau kronologinya seperti apa," ujar Daffa sembari menuangkan minumannya kedalam gelas, lalu meneguknya.

"Tidak apa-apa, saya maklumi. Oia orang yang telah membantu Tuan sampai larut malam, bukan saya saja. Tetapi ada teman-teman saya juga, yang ikut membantu Tuan. Mereka adalah Ikhsan dan juga Alma," sahut Doni.

"Oh jadi gadis itu namanya Alma?" tanya Farhan penasaran.

"Betul sekali, Bosku. Apa ada sesuatu dengan gadis itu," Doni balik tanya kepada Farhan. Ia takut jika terjadi sesuatu kepada Alma. Biar bagaimanapun, Alma tetap teman perempuannya yang selalu bersikap baik.

"Dia kan yang menemani bos kita tidur di luar bar ini!" celetuk Akmal.

"Apa? Maksudnya gimana ya?" ucap Doni tegas seraya ingin mebgeluarkan amarahnya.

"Ma-maksudnya tidur di kursi depan sana, dan kita juga tidak melakukan apa-apa, malah ketika aku sadar, aku sudah berada dirumahku," tutur Daffa meyakinkan Doni.

"Oh, aku pikir Tuan sama Alma—" belum juga selesai bicara, Alma sudah datang dan memotong pembicaraan Doni.

"Kenapa dengan namaku?" tanya Alma kepada mereka yang tengah serius mengobrol.

Alma datang dengan pakaian casualnya. Dengan rambut tergerai panjang dan make up ala kadarnya, membuat sang Ceo itu terpesona. Memang kalau dibandingkan dengan Karin, sangatlah jauh. Karin begitu glamour, sedangkan Alma, meskipun memakai kosmetik yang biasa, namun terkesan sangat luar biasa.

"Jadi ini wanita, yang telah membantuku? Kenapa aku tidak ingat ya? Dia manis sekali," ucap Daffa dalam hatinya.

Daffa masih menatap gadis itu tanpa berkedip sama sekali. Ia masih terkesima melihat Alma yang kini dia sudah tau siapa perempuan yang setia menemaninya kemarin malam.

"Yaelah Bos! Kenapa berdiam diri begitu? Sana sambut! Sapa kè kenalan kè, jangan malu-maluin ketampananmu itu," bisik Farhan sembari menyenggol lengannya.

Daffa pun terperanjat ketika bodyguardnya mengagetkan dirinya. Ia pun gelagapan entah apa yang harus ia lakukan, karena hatinya maaih dag-dig-dug tidak karuan setelah melihat wajah Alma yang manis.

Bisa dikatakan jika sang Ceo ini telah jatuh cinta pada pandangan pertama. Doni yang sedari tadi menyaksikan mereka, kini bisa bernafas lega karena ia berpikir jika Daffa adalah orang yang tidak baik, melainkan malahan sebaliknya.

"Oh, ma-maaf Nona, kemarin malam saya sudah merepotkan anda, tolong maafkan saya," kata Daffa

"Oh, tidak apa-apa, santai saja. Kalau begitu saya mau kerja dulu, selamat menikmati, Tuan. Eh iya hampir saja lupa, Anda belum membayar minuman kemarin malam, jadi nanti tolong bayarnya sekalian saja," ucap Alma tersenyum manis.

"Oh, siap Nona, siap!" kata Daffa dengan penuh semangatnya.

"Okey kalau begitu, saya permisi dulu," ucap Alma sembari melangkah meninggalkan mereka.

"Tu-tunggu Nona, bolehkah saya minta nomor ponselnya, Nona?" pinta Daffa gugup.

Bersambung ...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ISTRI SIMPANAN CEO   Berakhir Dengan Kebahagiaan (Tamat)

    Hari demi hari telah mereka lalui bersama dengan penuh suka cita. Apa lagi semakin hari, kehadiran Alma di keluarganya Daffa, semakin disukai banyak orang. Bahkan suasananya pun menjadi hangat dan damai. Sebelum acara syukuran tiba, Alma ingin meminta izin kepada Daffa untuk menemui Ririn, teman kosannya dulu. Teman yang selama ini sudah ia lupakan karena kelicikannya. Akan tetapi, Alma masih punya hati untuk menemuinya karena biar bagaimanapun juga, Ririn adalah sahabatnya yang pernah membantunya ketika dirinya sedang kesusahan. "Mas, hari ini kamu ada waktu tidak?" kata Alma manja. "Mas? Tumben, apa aku tidak salah dengar?" kata Daffa sembari duduk di dekatnya Alma. "Tidak, aku sengaja ingin memanggil kamu Mas, mungkin karena bawaan bayi kali," kata Alma dengan santainya. "Hem, begitu ya. Terus kamu nanyain waktu sama aku, untuk apa? Kamu mau kemana? Bukannya ke dokte

  • ISTRI SIMPANAN CEO   Acara Syukuran

    Semenjak Ririn disangka perebut suami orang oleh orang-orang disekitarnya, kini beritanya sudah tersebar luas sejagat maya. Hari-hari yang Ririn lalui begitu menjadi tidak berarti. Dan akibatnya, ia juga di usir oleh ibu kos yang dulu pernah mengusir Alma dari kos-kosannya. Bahkan, ibu kos itu sangat menyesal telah mengusir Alma tanpa tahu kebenarannya. Kini, Ririn hidup menjadi wanita yang tertutup dan pensiun dari kehidupan matrealistisnya. Ia bahkan mencari tempat yang jauh lebih sepi dari tempat sebelumnya. Mantan-mantan pacarnya pun hanya bisa tertawa sinis, melihat kabar dirinya dari media sosial dan sudah tidak sudi lagi berhubungan dengan Ririn, walaupun itu hanya sebatas teman. Dan kini Ririn memilih hidup menyendiri dari orang-orang yang sudah mengenalnya. Akan tetapi, meskipun Ririn sudah pindah ke tempat yang sepi dan jauh dari kata ramai, tetap saja Kania bisa menemukannya. Ia masih saja mendendam kepada Ririn

  • ISTRI SIMPANAN CEO   Kejutan Yang Tidak Terduga

    "A-apa? Istri?" kata Nyonya Cristin kaget."Jadi ini menantu baru kita?" tambah Tuan Dimas tersenyum lebar."Iya Ma, Pa, mulai sekarang dan selamanya, dia yang akan menjadi pendamping hidup aku," kata Daffa sembari melirik ke arah Alma dan tersenyum manis."Ya ampun! Ini benar-benar kejutan yang tidak terduga, ayo kita duduk dulu," ajak Nyonya Cristin yang masih belum percaya, jika anaknya sudah menikah lagi.Mereka pun duduk di ruang tamu dengan berbagai hiasan yang menarik. Dan disertai dengan desain yang membuat para tamu menjadi semakin nyaman. Tuan Dimas dan Nyonya Cristin saling menatap Alma yang terlihat menunduk dengan sopan. Kebetulan Nyonya Cristin duduk bersampingan dengan Alma sehingga wanita paruh baya itu bisa melihat jelas kecantikan Alma yang sederhana namun elegan."Ya ampun kamu cantik sekali, siapa namanya?" tanya Nyonya Cristin sembari tersenyum bahagia.

  • ISTRI SIMPANAN CEO   Bertemu Mertua

    Kriing kring kringSuara ponsel milik Nyonya Cristin berdering, setelah melihat ponselnya, ternyata yang menelepon adalah anak semata wayangnya. Betapa bahagianya Nyonya Cristin saat itu, ia pun langsung mengangkatnya dengan begitu sumringah.Beberapa menit setelah Daffa meneleponnya, hati Nyonya Cristin semakin berbunga-bunga, karena anaknya memberitahukan jika masalahnya dengan Karin telah berakhir.Kini, ia berjanji akan membawa sebuah kejutan untuk dirinya. Entah apa yang akan diberikan Daffa, yang pasti hari ini Nyonya Cristin begitu gembira sekali."Pa!" teriak Nyonya Cristin sembari menghampiri suaminya di teras rumah."Ada apa? Kok kelihatannya senang begitu?" kata Tuan Dimas dengan santainya."Tentu saja Pa! Aku sangat senang sekali, soalnya anak kita mau pulang sekarang, dan apa kamu tahu? Dia akan membawa sebuah kejutan loh!" ucap Nyonya Cristin sumringah.

  • ISTRI SIMPANAN CEO   Dendam Yang Terpendam

    "A - apa! Menemui orang tuamu!" jawab Alma kaget. "Iya Sayang, meskipun kamu tidak mau, tetap saja kamu pasti akan menemui mereka dikemudian hari. Jadi apa bedanya bertemu sekarang sama bertemu nanti? Toh sama saja bukan?" kata Daffa dengan santainya "I - iya sih! Tapi aku belum siap karena istrimu—" Belum juga selesai bicara, Alma sudah diselang oleh Daffa, "Kamu tidak perlu memikirkan hal itu, kamu kan istri sahnya aku, dia udah aku ceraikan, udah kutalak tiga malah, jadi stop! Jangan bilang dia masih istriku, karena istriku yang sekarang sudah ada di depan mataku." "Tapi, tetap saja ini salah, Daff! Harusnya kamu sebelum menikahiku, urusan antara kamu dengan istrimu itu harusnya sudah beres. Biar aku tidak minder, karena aku merasa posisiku ini terkesan seperti per

  • ISTRI SIMPANAN CEO   Bahtera Cinta

    Setelah beberapa bulan lamanya menjalani kehidupan baru menjadi Nyonya Di apartemennya Daffa, kehidupan Alma berubah drastis. Ia menjadi seorang istri yangmatre. Akan tetapi, meskipun Alma menjadi seorang istri yangmatre, ia tidak pernah absen untuk mengirim bantuan kepada anak yatim, para jompo, dan orang lain yang benar-benar membutuhkan bantuannya. Hal ini lah yang membuat Daffa semakin menyukainya karena berbeda dengan perempuan mana pun. Jalinan asmara mereka berdua pun semakin lengket. Sampai-sampai suami-istri ini tambah begitu mesra bagaikan seluruh dunianya serasa milik berdua. Di sisi lain, perkataannya Ririn yang dulu terus saja terngiang di telinganya Alma, bahwa, agar dirinya menjadi wanita yang matre. Walaupun keduanya sudah renggang dan belum pernah bertemu lagi, tapi kata-kata itu sudah menempel dalam benaknya Alma. Setiap melakukan senggama, ia pasti meminta D

  • ISTRI SIMPANAN CEO   Sesuai Perjanjian

    Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi, di mana Alma dan Daffa sedang membereskan segala peralatan yang ada di dapur. Maklum, apartemen itu jarang di tempati, sehingga barang-barang yang ada di sekitar dapur terlihat kotor dan berdebu. Bahkan, rencananya mereka akan bersih-bersih ke setiap ruangan agar suasananya kembali bersih lagi.Ketika sedang sibuk-sibuknya bersih-bersih, tiba-tiba saja kedua orangbodyguardnya Daffa datang mengetuk pintu. Alma yang mengetahui hal itu, menjadi ketakutan karena takut jika ada salah seorang keluarga dari Daffa maupun Karin datang ke apartemen itu. Dan sudah pasti urusannya akan semakin besar."Daff, aku harus sembunyi di mana ini?" tanya Alma panik."Tenang dulu, jangan panik, aku akan melihatnya," kata Daffa sembari melangkah menuju ke arah pintu."Ah, tetap saja aku takut. Aku ke kamar saja lah," kata Alma sembari berlari k

  • ISTRI SIMPANAN CEO   Rencana Daffa

    Alma pun tercengang atas perkataan dari Daffa yang ingin menikahinya. Ia pun membalikkan tubuhnya, sehingga mereka berdua saling bertatapan satu sama lainnya. "Apa kamu serius?" tanya Alma dengan sungguh-sungguh. "Kenapa tidak?" kata Daffa dengan singkat. "Besok aku akan mengurus semuanya. Kamu tidak perlu khawatir, aku tahu apa yang harus aku lakukan nanti." "Kenapa rasanya senang sekali saat dia mengajakku untuk menikah, padahal semua ini sangat salah. Ya benar, ini salah. Aku mana mungkin tega menghancurkan rumah tangga orang, Daff. Tapi aku tidak mungkir, karena aku juga ingin memiliki dirimu, Daff," kata Alma dalam hatinya. "Kenapa kamu diam terus? Apa perasaanmu saat ini masih tidak menentu?" tanya Daffa sembari membelai rambutnya dengan lembut. Alma pun hanya menundukkan kepalanya, perasaannya sudah tidak sinkron lagi, dan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Hatin

  • ISTRI SIMPANAN CEO   Menikahlah Denganku

    Daffa sungguh tidak menyangka jika Alma masih dalam pengaruh obat perangsang itu. Entah apa yang harus ia lakukan, karena selama ini ia tidak pernah melakukan hubungan intim dengan menggunakan obat perangsang, walaupun itu dengan istrinya sendiri."Bantu aku, Daff. Ini benar-benar membuat aku tersiksa," lirih Alma."Oke-oke, kamu tenang saja, aku akan panggilkan dokter pribadiku ke sini," kata Daffa yang terlihat seperti cemas dan panik. Ia pun segera mengambil ponselnya di atas meja, untuk menghubungi temannya yang berprofesi sebagai dokter. Akan tetapi, Alma malah melarangnya dengan cepat."Daff, tunggu! Kemarilah!" teriak Alma dengan keras.Daffa pun menoleh ke arah belakang dan berkata, "Kenapa? Apa ada sesuatu?""Kemarilah, aku ingin bicara dulu sama kamu," kata Alma dengan manjanya.Tanpa berpikir panjang lagi, Daffa pun segera menghampiri Alma lagi. "Kenapa? Aku mau menel

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status