Share

Rencana Karenina

Penulis: NawankWulan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-05 14:58:58

[Kemarin, mereka merayakan hari pernikahan yang keempat dan mereka sudah dikaruniai dua orang anak kembar. Otw tiga, sebab Dira sudah hamil lagi yang ketiga]

Ucapan Rita tadi kembali terngiang di benak. Berarti benar dugaanku jika perempuan hamil dan ngidam di rumah ibu tadi sama dengan perempuan yang fotonya diunggah Rita barusan. Mereka sama-sama hamil dan sama-sama dekat dengan Mas Arga.

Kenapa Mas Arga membohongiku selama ini? Kenapa dia tak jujur jika sudah menikah sebelumnya? Kenapa pula ibu dan Dina ikut menutupi kebohongan ini? Apa tujuan sebenarnya?

Pantas saja selama ini Mas Arga tak pernah membahas soal anak padaku, ternyata dia sudah memiliki anak dari perempuan lain. 

Pantas saja dia selalu menenangkanku saat aku risau karena tak kunjung hamil, ternyata bukan karena dia tak ingin anak, tapi karena dia sudah punya anak dari perempuan itu. Bodohnya aku tak pernah menyadari ini sebelumnya. 

Pantas saja ibu tak pernah sekalipun ribut soal cucu padaku, ternyata karena dia sudah memiliki cucu dari menantunya yang lain dan itu bukan aku. 

[Sayang, tunggu aku di rumah ya. Kubawakan oleh-oleh kesukaanmu]

Pesan dari Mas Arga tiba-tiba muncul di layar. Aku sengaja tak membalas. Pikiranku benar-benar kacau dan tak bisa berpikir jernih. 

[Sayang, kamu oke kan?]

Lagi-lagi aku tak membalasnya. Cinta dan kepercayaanku pada Mas Arga yang sebelumnya terlalu tinggi, kini mulai merosot jauh. 

Aku masih tetap mencintainya, hanya saja kini mulai tak mempercayainya. Apalagi sekadar kata-kata cinta yang dikirimkannya lewat handphone.

Bukankah sekarang dia tengah bersama istrinya? Boleh jadi mereka masih bermesraan di atas ranjang, teganya Mas Arga masih sempat merayu perempuan lain. Mungkin, seperti itu pula yang dilakukannya padaku selama ini? 

Tapi ... selama di sini, Mas Arga jarang sekali berurusan dengan handphone. Tiap kali pulang kerja, dia meletakkan handphonenya begitu saja. Tak ada rahasia di sana, bahkan tanpa password segala. 

[Sayang, kamu kenapa? Tumben nggak balas pesanku] 

[Sayang, kamu baik-baik saja kan? Lagi masak ya? Masak apa, baunya harum sampai Jogja] 

Air mata kembali menetes membaca deretan pesan darinya yang tak satupun kubalas. Dia pasti kebingungan sebab biasanya aku selalu cepat membalas pesannya, apalagi tiap kali dia keluar kota sebab aku tak ingin membuatnya khawatir dan curiga.

Mas Arga sepertinya terlalu sempurna di mata istri pertamanya. Dia bahkan dijuluki suami romantis. Di mataku pun sama saja. Dia memang sangat romantis. 

Namun mengapa keromantisannya itu justru dia gunakan untuk meluluhkan hati banyak wanita? Kenapa dia tak bisa setia, padahal selama ini dia dijuluki suami setia dan penyayang keluarga? 

Aku masih tak habis pikir, bagaimana status pernikahan Mas Arga dengan istri pertamanya jika pernikahanku dengannya jelas-jelas sah di mata agama dan negara. Pernikahan kami pun disaksikan keluarga besar bahkan ibu kandungnya. Tapi kenapa aku bisa dijadikannya yang kedua? 

Selama tiga tahun menikah, waktu Mas Arga nyaris dia curahkan hanya untukku saja. Lantas bagaimana cara Mas Arga membagi waktu untuk keluarganya yang lain? 

Keluarga yang kini kusadari seharusnya memiliki jatah waktu yang jauh lebih banyak dibandingkan aku. Aku yang hanya sendiri, sementara mereka nyaris berempat.  

[Wah, mau juga punya suami seperti Mas Arga itu. Romantis, penyayang keluarga, tanggungjawab dan setia. Ah sudahlah. Btw aku baru berpisah dengan suamiku dua bulan lalu, Ren]

Aku kembali membaca komentar Rita di aplikasi biru itu. Mengulang pertanyaanku sebelumnya yang mungkin mengusik hatinya. Jujur aku tak tahu kisah rumah tangganya yang ternyata telah kandas.

[Maaf atas pertanyaanku, Rit. Aku tak bermaksud menyinggung perasaanmu, aku tak tahu bagaimana kisah rumah tanggamu. Namun yang aku tahu, kamu itu perempuan yang kuat dan hebat]

Kukirimkan balasan untuknya. Semoga Rita memaklumi ketidaktahuanku ini. Kedua mataku terpejam. Bulir bening kembali menetes ke pipi. 

Bayang-bayang cinta yang selalu dilimpahkan Mas Arga, kesetiaan yang selama ini kupuja, perhatian yang tak pernah terlupa dan tanggungjawab yang biasanya selalu kurasa, detik ini justru membuatku nelangsa. 

Teganya dia membohongiku selama tiga tahun bersama. Mungkinkah istri pertamanya juga tak tahu jika suaminya memiliki istri lain di kota yang berbeda? 

Atau ... mungkinkah dia jauh lebih peka dan merasakan keganjilan suaminya? Sementara selama ini aku terlalu bodoh, sebab tak curiga apa-apa. 

Aku terlalu percaya dengan Mas Arga sebab dia selalu ada untukku setiap waktunya. Aku tak pernah merasa kesepian, karena dia selalu mencurahkan cinta dan kasih sayangnya untukku. 

Dia tak pernah bosan mengirimiku pesan atau menelpon saat dia keluar rumah. Seolah sangat paham cara berkomunikasi saat berpergian demi menepis rasa curigaku. Sebegitu lembutnya dia menjaga perasaanku. 

Bagaimana mungkin aku curiga jika justru akulah yang dijadikannya istri kedua? Padahal jelas aku yang sah di mata agama dan negara. Sesakit apapun hasilnya, aku memang harus menyelidiki semuanya. 

[Maaf, Rit. Boleh nomor whatsappmu? Barang kali kamu ke Jakarta, kita bisa ketemu]

Kembali kutinggalkan komentar di sana dengan harapan cukup besar agar Rita membagikan nomor handphonenya. 

Dengan begitu, bisa jadi aku banyak mendapatkan informasi tentang Mas Arga dan keluarga kecilnya di sana. Apalagi Rita tak hanya teman bagi Dira, tapi juga tetangganya yang mungkin banyak momen dilewati bersama. 

Dira ... iya, itu nama perempuan itu. Namun Dina memanggilnya ibunya Arvin. Ah, ternyata mereka satu orang yang sama. 

Selama ini aku memang cukup tertutup tentang kehidupanku sendiri. Tak terlalu suka mengumbar kemesraan di media sosial, karena itu pula banyak temanku yang tak tahu bagaimana kehidupanku selepas sekolah dulu. 

Rita pun sama, tak tahu siapa suamiku dan bagaimana keluargaku. Terlebih di media sosial memang tak pernah sekalipun kuposting foto bersama Mas Arga. 

Sesekali hanya foto tanganku dengannya yang saling menggenggam, sebagai tanda kesetiaan. Kesetiaan yang selama ini diagungkannya, ternyata hanya semu belaka. 

[Boleh banget, Ren. Aku kirim di messenger ya]

Sepuluh menit kemudian Rita baru membalas komentarku. Dia mengirimiku nomor handphonenya via messenger. Aku pun mengirimkan nomorku balik. 

Kurasa lebih nyaman dan intens jika bertukar pesan lewat w******p dibandingkan dengan berkomentar di media sosial lainnya.

[Aku save ya, Rit. Thanks] 

Rita pun mengiyakan dan sama-sama menyimpan namaku di kontaknya. Tak banyak hal yang kutanyakan pada Rita soal temannya itu. 

Aku tak ingin membuatnya curiga, hanya saja aku akan terus memantau dan menanyakan tentang mereka secara halus hingga tak ada kecurigaan sedikitpun di hatinya. 

[Ohya, Ren. Senin depan aku dan Putri ke Jakarta. Liburan kenaikan kelas kali ini dia ingin berlibur ke rumah tantenya. Kalau kamu ada waktu, kita bisa bertemu. Nanti aku kabari waktu dan tempatnya, bagaimana?]

Kembali kubaca pesan dari Rita. Senyumku mengembang. Ada banyak hal dan harapan yang harus kususun beberapa hari ke depan saat bertemu Rita. 

[Oke, Rit. Sampai bertemu di Jakarta ya. Pengin ketemu juga dengan putri kecilmu, pasti cantik seperti mamanya]

Aku mengiyakan rencana Rita. Baguslah, lebih cepat membongkar semua ini rasanya jauh lebih baik dibandingkan harus pura-pura tak tahu apa-apa.

Untuk bertanya pada Mas Arga pun rasanya hati ini tak kuat menahan sesaknya. Kemungkinan besar, dia juga akan mengelak dan beralasan aneka warna. Aku tak ingin dibohongi lagi untuk ke sekian kalinya. 

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nova Ugara
kok ada ya yg egois gitu... keluarga arga juga kok ya gk kasih tau...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • ISTRI SIRI SUAMIKU TERNYATA KAKAK IPARNYA SENDIRI   Definisi Bahagia (Tamat)

    Raka Abidzar Syahputra. Nama spesial untuk anak lelakiku yang tampan. Anak Sholeh yang kini berusia satu minggu dan kami mengadakan acara aqiqah dan syukuran kecil-kecilan untuk menyambut kehadirannya sebagai pelengkap bahagia dan pelita kedua orang tuanya. Dua kambing sudah terpotong. Pemilik catering membawakan nasi box lengkap dengan gulai dan sate di dalamnya untuk para tamu yang kebanyakan para tetangga. Keluarga Pak Darwin pun datang. Atasan Mas Arga itu datang dengan istri dan anak lelakinya yang kutaksir berusia sekita enam atau tujuh tahun.Mereka duduk lesehan berbaur dengan tamu yang lain. Ngobrol ke sana-sini begitu ramah, tak terlihat angkuh meskipun orang berada dan memiliki jabatan penting di kantor. Keluarga Pak Darwin memang patut diacungi jempol karena sangat humble dan merangkul semua orang, tak peduli bagaimana strata sosial mereka. "Mas, ibu beneran nggak bisa datang ya?" tanyaku lirih saat Mas Arga membuka pintu kamar dengan membawa segelas air putih dan kue se

  • ISTRI SIRI SUAMIKU TERNYATA KAKAK IPARNYA SENDIRI   Prediksi Meleset

    Waktu terus bergulir. Semua terasa semakin indah jika aku menikmati takdir. Apapun itu, kuyakin semua yang terbaik dan indah. Beginilah hidupku sekarang, fokus dengan kehamilanku karena dilarang Mas Arga bekerja. Dia bilang, sudah waktunya aku berhenti berkarir di luar dan fokus dengan kehidupan di dalam rumah. Tak terasa syukuran empat dan tujuh bulan berlalu sedemikan cepat. Ibu sekeluarga sempat datang di acara tujuh bulanan lalu. Wajah Dira terlihat lebih segar dan cantik meski belum sepenuhnya sembuh dari amnesia. Tapi sangat banyak memori yang sudah diingatnya. Terutama soal Mas Rangga yang telah pergi ke sisiNya. Ibu dan Dina perlahan membantunya mengingat siapa dan kenapa Mas Rangga pergi. Mereka juga mengajak Dira ke makam almarhum suaminya tiap dua minggu sekali karena memang tak terlalu jauh dari rumah. Album foto pun dibuka lebar, dengan telaten ibu menceritakan semuanya perlahan. Begitulah yang diceritakan Dina waktu itu dan aku cukup bersyukur memiliki keluarga yang s

  • ISTRI SIRI SUAMIKU TERNYATA KAKAK IPARNYA SENDIRI   Berpisah

    "Karen, aku di sini seminggu lagi saja ya? Sepertinya anak-anak sudah mulai dekat dengan kamu. Biar mereka tahu kalau kamu adalah tante yang baik dan penyayang, tak seburuk yang mereka bayangkan. Setelah semuanya membaik, aku akan minta Mas Arga untuk mengantar pulang. Dina bilang dia juga masih seminggu lagi liburnya, jadi nanti biar pulang bareng-bareng." Ucapan Dira seminggu lalu membuatku bahagia. Setidaknya aku memiliki waktu lebih untuk mengenal lebih dekat kedua anak tampannya itu. Aku tak mungkin membiarkan anak sekecil mereka membenciku membabi buta seperti itu kan?Aku yakin, dengan ketulusan akan lebih mudah mencuri hati anak-anak seperti mereka. Masa kanak-kanak adalah masa pembentukan karakter. Mereka cenderung polos dan peniru ulung akan apapun yang dilihat dan didengarnya. Oleh karena itu, setiap orang tua harus berhati-hati saat bicara atau bertingkah laku di depan anak-anak karena akan ditiru oleh mereka. Hal-hal baru yang mereka temukan di lingkungannya setiap hari

  • ISTRI SIRI SUAMIKU TERNYATA KAKAK IPARNYA SENDIRI   Kado Spesial

    "Alhamdulillah kamu nggak kenapa-kenapa, Sayang. Cuma shock aja tadi kena hantam vas itu," ucap Mas Arga sembari memijit lenganku. Sejenak kuedarkan pandangan. Ada ibu dan Dina di samping kiri, di sebelah kanan ranjang ada Mbak Lina dan Dira. Sementara anak-anak masih duduk di sofa di sudut kamar. Mereka menunduk dalam diam.Aku tak tahu apa yang terjadi setelah pingsan tadi. Mungkinkah si kembar diomeli Mas Arga? Entah. Namun yang kulihat sekarang, anak itu cukup ketakutan melihatku terbaring dengan perban menempel di kening. Dokter Aris yang tak lain tetanggaku, baru saja memeriksa dan memberikan vitamin untukku. Dia bilang aku anemia hingga diminta meminum beberapa butir pil penambah darah. "Sayang, lain kali nggak boleh kasar sama orang tua ya? Apalagi itu Tante Karen. Kasihan Tante sampai pingsan dan sakit begitu. Lihat deh, perut Tante Karen itu besar karena ada adik bayi di sana. Kalau kalian tendang-tendang, pukul atau lempar-lempar lagi ke tante, kasihan kan? Adik bayinya

  • ISTRI SIRI SUAMIKU TERNYATA KAKAK IPARNYA SENDIRI   Permintaan Dira & Anaknya

    Sepuluh hari Dira dirawat, akhirnya pagi ini diperbolehkan pulang. Dia semakin membaik meski ingatannya belum jua pulih. Tak apa, seiring berjalannya waktu semua akan kembali seperti semula. InsyaAllah jika DIA meridhoi semuanya. Dira duduk di kursi roda yang sudah disiapkan Mas Arga untuknya sebelum dia berangkat kerja. Arvin dan Irvan pun begitu antusias menyambut kepulangan Dira. Meski akhirnya mereka kecewa dan menangis sebab Dira tak mengingat siapa pun termasuk kedua anaknya. "Mama kenapa? Mama nggak ingat sama Irvan?" Tangis Irvan pecah saat Dira menanyakan siapa nama anak lelaki di depannya detik ini. Arvin pun sama saja. Dia merangkul saudara kembarnya dan menangis bersamaan. Sungguh, tak tega melihat anak sekecil mereka harus merasakan kehilangan seperti ini. Kehilangan cinta mamanya untuk sementara karena amnesia. "Mereka anak kembar kamu dengan Mas Rangga, Dira. Mereka belahan jiwamu," ucap ibu menjelaskan. Dira masih saja bengong, tapi tak lama setelahnya senyum tipis

  • ISTRI SIRI SUAMIKU TERNYATA KAKAK IPARNYA SENDIRI   Lembar Terakhir

    Hari ini adalah hari cukup bersejarah bagiku. Seumur hidupku, tak pernah sekalipun aku dipermalukan di depan orang banyak, tapi tadi pagi hidupku serasa dijungkir balikkan seketika. Aku yang biasanya dimanja, dicinta dan dihujani perhatian, kini justru menjelma menjadi seorang perempuan yang memprihatinkan. Dihujat, dicaci maki dan ditertawakan. Tak hanya satu dua orang, tapi banyak orang. Sakit sekali rasanya, Ya Allah. Andai ada lubang di dalam bumi, rasanya aku ingin sembunyi di sana beberapa saat lamanya hingga keluar saat nyaliku sudah menyala kembali. Namun sayang, aku memiliki kehidupan lain yang harus tetap kuperjuangkan. Aku tak bisa semudah itu memilih pergi, sementara ada kedua malaikat kecilku di sana menanti. Bersama sepi, aku kembali merenungi semuanya. Mengingat kisah demi kisah lima tahun belakangan. Saat kepergian Mas Rangga ke sisiNya hingga akhirnya Mas Arga yang menggantikan posisinya. Tiap kali mengulang kisah itu, aku merasa begitu berdosa. Betapa tak bers

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status