Share

10

Mereka menatap kesal ke arah ku. Tapi aku sama sekali tidak perduli itu. Mungkin ini saatnya aku untuk tega.

"Mbak Airin, tidak diberi seragam?" tanya Agung.

Aku menggeleng.

"Keterlaluan sekali," kata Agung dengan tangan mengepal.

Aku menahan tanganya untuk menghampiri Mbak Yanti dan Mbak Devi.

"Jangan Gung. Lagipula kami lebih senang berpakaian seperti ini. Daripada seperti lontong begitu."

"Tapi aku tidak bisa tinggal diam. Mbak Airin diperlakukan berbeda,"

"Mbak, kenapa Mbak Airin tidak diberi seragam? Padahal Agung sudah menjatah kan kain untuk keluarganya ?"

Mbak Devi mengibaskan tangan.

"Ah sudahlah Gung. Paling juga mereka tidak mampu untuk menjahit bajunya. Lihat sekarang kami kebingungan. Baju jahitan kami tidak sesuai,"

"Asal kalian tau, Baju yang dikenakan keluarga Mbak Airin jauh lebih baik dari sekedar ini mbak,"

Agung menutup mukanya.

"Ya Allah," rintihnya.

Dia seperti lelah menghadapi perbandingan antar keluarganya.

"Gung, sudahlah ini hanya seragam. Yang terpenting a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status