Share

BAB 4. DUA PRIA

Author: QIEV
last update Last Updated: 2024-02-22 11:38:20

“Siapa kalian?”Mata pria itu langsung tertuju pada pria yang bersama dengan Farhana saat ini.

“Siapa kamu, hah?” balas salah satu pria yang mengejar Farhana.

Farhana memejam, dia membenturkan kepala ke dinding. Iris matanya melebar ketika tahu sosok yang datang.

‘Kemal. Duh, ngapain sih, dia ke sini,’ batin Farhana. Dia buru-buru menyeka air mata di pipi agar adik iparnya itu tidak melihatnya menangis.

Kemal mengernyitkan dahi. Dia menoleh ke arah Farhana. “Han?” sebutnya sekali lagi, sambil memandang heran. “Siapa mereka?”

Nyonya muda bingung. Dia mengendikkan bahu dan tetap berdiri di posisinya. “Kumohon jangan masuk,” cicit Farhana.

Sang pria pun menjelaskan. “Aku baru landing, mau langsung pulang ke Bogor tuh ngantuk berat, jadi numpang istirahat bentar, ya,” beber Kemal tersenyum malu-malu.

Tak ingin aib sang suami diketahui oleh keluarga, maka Farhana menyarankan agar lelaki di hadapan menginap di hotel terdekat.

“Baiknya ke hotel saja,” balas Farhana datar. Dia hendak melanjutkan langkah masuk ke dalam, tapi Kemal menghalanginya.

“Sebentar.” Dia merentang tangan kanan di depan Farhana. “Abang nggak ada?” tanyanya sekali lagi. “Mereka temanmu?”

Farhana bingung harus berkata apa. Jemarinya memainkan ujung hijab, memikirkan jawaban yang tepat. “Jangan ganggu dulu, beliau sedang sibuk.”

"Heh, denger 'kan, baiknya kamu yang pergi," kata pria yang berdiri tadi.

Dalam hati, Farhana berdoa semoga Kemal tidak menyadari kebohongannya. Syukurnya, laki-laki itu sedikit paham dengan kecanggungan yang dia alami.

Sayangnya, ketenangan Farhana tidak berlangsung lama, sebab Kemal justru melangkah ke arah dua pria yang berdiri di depannya.

Farhana panik, berteriak, “Aku serius, Abang lagi sibuk!” Berusaha mencegah dengan menahan tiang koper Kemal.

Kemal tak gentar. Lelaki itu terus maju, sehingga Farhana melepaskan cekalan pada koper. Bayangan pelecehan tadi kembali terlintas membuat Hana berdiri di belakang Kemal, dia mulai gemetaran.

"Kalian yang pergi, silakan!" tegas Kemal sembari menyalakan lampu depan, dan membiarkan pintu itu menganga lebar.

Kedua pria itu lantas berdecak dan keluar dari sana.

Kemal mulai masuk ke ruang keluarga mencari kakaknya seraya berteriak, "Baaang!!!" Dia geleng kepala melihat kelakuan kawan-kawan Kayshan yang terkapar di lantai dan sofa. “Bangun woy!” teriak sang pria, sambil mengetuk meja kaca dengan botol minuman di sana.

Mereka terbangun dengan penampilan berantakan, membuat Farhana membelalak dan menutup mulutnya rapat.

Kemal memijat kening melihat semua ini. “Abang mana?” tanyanya dengan suara berat menahan kesal.

Mereka menunjuk ke arah tangga sambil menggerutu dan bangkit. Farhana hanya berdiri kebingungan di tengah kekacauan ruang keluarga. Dia ragu-ragu kala hendak menuju kamar.

Sementara itu, Kemal menuju kamar tempat Farhana tadi tertidur ketika menyulam. Kemal lantas mengetuk pintu ruangan tersebut. Pria muda itu membola melihat ranjang begitu berantakan sekaligus heran dengan barang-barang yang bertebaran di lantai.

“Ini kamar siapa?” gumam Kemal, melirik ke arah Farhana yang berdiri diam menunduk di ujung pintu.

Tidak mendapati sahutan dari Farhana, dia menghela napas mendekati ranjang lalu menarik seprai serta selimutnya dan membawa keluar ruangan. Risih melihat semua ini.

“Ada apa ini?” seru Kayshan menuruni tangga. Dia hanya mengenakan bathrobe dan tampak berkeringat, menatap datar ke arah Farhana yang bersandar di dinding depan kamarnya. “Kamu mengusir semua temanku?!” tuduhnya pada sang istri.

Farhana diam, tetapi kemudian dari arah belakangnya muncul Kemal yang menyahut lantang, “Aku yang usir mereka, Bang!”

Kayshan menggeram. “Oh, jadi kamu mulai menghasut adikku dan mengajarinya jadi pembangkang?” sinis Kayshan dengan tatapan menusuk untuk sang istri.

Farhana mendelik, kali ini membela diri. “Kok aku?!” sanggahnya diikuti kedua alis yang bertaut. Nyonya muda sedang memindai tampilan Kayshan, berharap prasangkanya salah. “Harusnya aku yang marah. Rumah ini jadi sarang maksiat,” ujarnya berapi-api.

“Heh! ... jangan berani membentakku!” hardik Kayshan melotot marah pada istrinya.

Kemal buru-buru menengahi dengan menarik Kayshan ke sofa. Dia berkata, “Selama ini aku nggak ikut campur karena Abang single. Tapi, sekarang beda. Sudah ada Hana dan harusnya dia tidak melihat semua ini,” ungkapnya mencoba bicara pelan.

“Kenapa kamu jadi rewel, Dek?” ujar Kayshan, menepis cekalan tangan Kemal dan melenggang santai menuju pantry.

“Bukan rewel, tapi Abang harus pandai menjaga masa lalu, karena ada hati istri yang harus dijaga,” sambung Kemal lagi.

Farhana sengaja berdiam diri di ruangan yang sama dengan kedua kakak adik itu, meski kamarnya telah bersih. Dia tak ingin Kemal tahu bahwa mereka terpisah kamar.

Kayshan berdecak, “Kawin aja dulu, baru ngomong kek gitu ke aku,” cibirnya pada Kemal.

Tiba-tiba dari arah tangga. “Makasih ya, Kay. See you.” Suara mendayu dari gadis yang sama dengan beberapa hari lalu itu, melenggang pergi. Dia melempar ciuman jarak jauh untuk sang Kayshan.

“Ehm, sama-sama. Excellent.” Kayshan tersenyum manis ke arah wanita tadi sambil mengangkat botol soda dari pantry.

Farhana terdiam, dia menunduk, menahan amarah dan tangisnya. Apakah dugaannya benar? Kayshan melakukan hal yang dilarang agama, mengingat lelaki itu tampak berpeluh dan hanya mengenakan kimono handuk.

Melihat hal itu, emosi Kemal kembali terpancing. “Bang!” serunya, sambil berdiri menunjuk ke arah wanita tadi. “Habis ngapain?!” Kemal gerah, Kayshan telah melampaui batas.

Kayshan yang merasa terpojok, ikut tersulut amarah. “Sudah kubilang, bukan urusanmu!”

“Jadi urusanku bila Abang salah jalan. Ada Hana! Dia halal bagimu!” balas Kemal tak kalah lantang.

“Selalu Hana! Kamu suka dia, hah?” sindir Kayshan, menghampiri Farhana yang masih berdiri di depan kamarnya.

Kemal tidak menjawab. Sementara Kayshan, CEO Ghazwan Enterprise itu lantas menggamit pinggang Farhana dan menariknya hingga tubuh mereka bersentuhan tanpa celah.

Farhana menolak dan berpaling wajah ketika Kayshan akan mencecap bibirnya. Dia merasa setengah hati bila harus melayani Kayshan dengan sisa keringat wanita lain.

Melihat aksi sang kakak, Kemal langsung berbalik badan memunggungi pasangan pengantin baru seraya memejam.

“Lihat sini, Dek. Yang halal ternyata menolakku, jadi bukan salahku sepenuhnya, ‘kan?” Kayshan melepaskan Farhana hingga gadis itu terhuyung mundur.

“Aku tidak menolak Abang!” bela Farhana cepat. Dia kemudian melirik ke sekitar dan bercicit, “Perhatikan di mana kita sedang berada ... dan bersihkan tubuhmu dulu.”

Kayshan bersedekap sambil menaikkan dagu. “Gitu, ya. Aku mau di sini, dan kamu tak bisa menolaknya. Kecuali ingin disumpahi malaikat sebab menentang perintah suami.”

Kemal menarik napas. “Bang! ... astaghfirullah!” Dia lalu pergi ke depan. Menyambar kopernya. “Aku nggak jadi nginap!” sambung sang pria terus melangkah.

Sang CEO mengendikkan bahu. “Kamu nggak tertarik merebutnya, Dek? Seperti kelakuan seseorang di masa lalu,” kata Kayshan, seraya menyunggingkan seringai tipis saat memandang punggung adiknya yang menjauh.

.

.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
QIEV
Ududududu udah main kubu nih haha
goodnovel comment avatar
Mega Ahmad
ayo Bang Kemal, terus lindungi Hana dan berikan perhatian khusus buat dia supaya tu mantan dude Jadi cembukor ...
goodnovel comment avatar
QIEV
Wakakakakaka ciri khas e loh Mak
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 115.

    Farhan langsung mendekat dan mengusap tengkuk Mehru. Dia lalu menuntun istrinya kembali duduk di sebelah Dewiq yang juga terlihat cemas."Tolong ambilkan itu," kata Dewiq pada Farhan, menunjuk ke box putih berisi peralatannya di bawah meja sofa.Lelaki itu gegas meraih benda yang dimaksud dan langsung menyodorkan pada sang mama. Dewiq lantas memeriksa menantunya seksama. Setelah beberapa menit, dia melihat pada Farhan, bergantian dengan Mehru. "Beli testpack, deh. Coba kalian hitung sendiri," katanya sembari bangun meninggalkan mereka.Farhan melihat ke arah istrinya lalu menoleh memanggil sang mama. "Lah, Nyak?" "Masa dokter dan suster nggak peka, hadeuh!" kekeh Dewiq sembari melambaikan tangan."Mas?""Kayaknya sih iya, Yang." Farhan meraih ponselnya dari saku celana. Dia lalu duduk disamping istrinya sambil mengingat dan menghitung masa subur Mehru. "Palingan baru sepekan lebih deh. Pas private party di spa itu 'kan aku haid hari pertama," ujar Mehru mengingat acara satu bulan

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 114.

    Setelah semua dokumen selesai dirapikan, Farhan di ajak Kemal masuk ke dalam untuk menemui Mehru. Debaran jantungnya mulai tak normal ketika nyaris mencapai ambang pintu. Meski dilakukan serba mendadak, tapi dirinya yakin bahwa Dewiq pasti memberikan segala yang terbaik.Langkah kaki Farhan terhenti ketika melihat wanita cantik dalam balutan kebaya serba putih, berdiri dan menunduk malu-malu. Tidak ada singer seperti Hana. Hanya Tiara mungil sebagai penghias sekaligus penahan agar hijab panjangnya tak mudah bergeser."Neng Eru, suaminya datang," bisik Khuzaemah, mengusap lembut punggung Mehru agar mendongakkan kepalanya.Lengan Farhan ditarik Dewiq agar dia melangkah masuk. Tapi lelaki itu malah menahan tangan ibunya."Nyak, bentaran ngapah. Kagak paham amat ni bunyi jantung dah kek bedug lebaran," sungutnya sambil mengusap dada."Tandanya idup brati. Ayo, waktunya mepet ... kamu 'kan harus kuliah nanti malam," balas sang mama tersenyum lebar.Farhan menepuk wajahnya. "Etdah ... kek

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 113.

    Kemal tak henti menciumi pipi Farhana dan merangkulnya mesra sejak keluar dari ruangan dokter obgyn. Dia masih setengah tak percaya jika saat ini Hana mengandung buah hati mereka. "Baru tiga pekan." Hana melingkarkan lengannya pada pinggang sang suami. "Alhamdulillah. Kita sementara pindah ke rumah ibu atau mama aja gimana, Za. Biar aku tenang kalau ke toko," ujar Kemal sembari menarik tuas pintu mobil di basement."Nggak mau. Aku pengen di Parung. Kuliah sudah online lagi ... ada mbak yang bantu ngasuh Arsha, bibi pun pasti sering ke rumah liat aku," pinta Hana ketika suaminya sudah duduk di belakang kemudi."Tapi, Sayang ...."Farhana menggenggam jemari kiri Kemal lalu mengecupnya. "Aku tenang dan betah karena di sana ada bau Kakak. Please, nggak mau pindah," tuturnya lembut sambil memandangi wajah teduh sang suami.Putra Khadijah terdiam sesaat, lalu tersenyum mengangguk. "Kalah dah kalau ibun sudah begini," balasnya seraya mengusap pipi Hana yang mulai chubby.Perjalanan mereka

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 112.

    Farhan gegas ke tangga belakang. Dia menggantikan Hana memapah Kemal naik ke atas."Kenapa, Bang?" "Entah, tiba-tiba pusing banget sampai muter-muter gini," tuturnya lirih sambil menahan kepala.Mehru yang sedang menggendong Farshad, buru-buru merapikan bale di teras belakang. Tapi Hana langsung berlari masuk dan membuka kamar mereka. Dia meminta Farhan memapah suaminya masuk, dan memeriksanya.Kembaran Hana itu gegas turun ke bawah mengambil tas kerja darurat yang ada di bagasi mobilnya.Farhan memeriksa iparnya ini, kemudian meminta Mehru mengambil cairan infus di mobilnya."Pusingnya range berapa, Bang? 1-10," tanya Farhan."7, bukan pusing sakit kepala tapi semua berputar-putar cepat." Kemal masih memejam, sambil memijat tengkuknya."Kalau nyeri parah di bagian tertentu, bilang ya, Bang. Nanti kuresepkan pereda nyeri sebelum cek lab.""Kayaknya Kakak kecapean deh. Pergi pulang antar aku ngampus, ke kantor, ke toko parfum ... ikut ngasuh Arsha, kadang kebangun malam beberapa kali

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 111.

    Segimanapun lelahnya, Kemal takkan tidur sebelum Hana kembali rileks. Seperti saat ini, dia mengusap lembut pundak mulus istrinya sembari membicarakan tentang rencana Hana.Deep talk mulai jadwal kuliah, kegiatan Kemal, sikon Arsha juga hal lain yang saling berkaitan.Hana serasa menemukan teman sebaya, yang membuatnya bebas mengeluarkan pendapat. Sekaligus figur seperti sang ayah, penyabar juga memiliki visi ke depan.Dengan Kemal dia merasa menjadi dirinya sendiri. Farhana mulai manja, kekanakan meskipun sikap anggunnya sebagai keturunan Tazkiya tetap melekat. Ibun menduselkan kepalanya di dada sang suami. Mendengar detak jantung Kemal sebelum tidur kini bagai candu, selalu membuatnya mudah masuk ke alam mimpi.Rengekan Farshad terdengar oleh Kemal satu jam ke depan. Dia juga lelah tapi tak tega membangunkan Hana.Kemal perlahan melepaskan dekapannya lalu turun dari ranjang mendekati box Arsha. "Hai boy, sama abi, ya. Jangan ganggu ibun, oke?" ucapnya lirih seraya menggendong kepo

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 110.

    Kemal menjawab Kamala hanya dengan gelengan kepala, dia mengejar Hana yang masuk ke kamar mandi belakang.Tok. Tok."Zaa, buka bentar," pinta Kemal mengetuk pintu, saat mendengar suara mual muntah dari dalam kamar mandi. "Sayang ...."Beberapa detik kemudian, panel itu terbuka. Hana menyembulkan kepalanya di celah pintu.Kemal mendorong pelan, kuatir istrinya kenapa-napa di dalam. "Buka, Sayang."Hana menggeleng sembari menahan pintu. "Kak, bawa daleman aku nggak di mobil?"Dia ingat, pernah melihat satu kontainer di bagasi Innova Zenix milik suaminya. Ketika Hana tanya apa isinya, sang suami menjawab itu adalah pakaian mereka.Untuk berjaga-jaga jika mendadak menginap di suatu tempat. Semua perlengkapan pribadi sudah tertata rapi dalam satu box."Bawa, kenapa?" tanyanya sembari merapikan rambut Hana yang menyembul dari ujung pashmina.Hana menarik lengan sang suami agar mendekat. "Ada pembalut juga?" bisiknya.Kemal mengernyit, sedang mengingat apakah dirinya sudah membeli barang sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status