Share

BAB 5. ISTRI BAYANGAN

Penulis: QIEV
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-13 11:48:49

Sementara Kemal pergi, Farhana pun bergegas masuk ke kamar dengan pikiran bertanya-tanya. “Dia menyindir siapa?” gumamnya mengingat ucapan Kayshan tadi.

Kegusaran hati membuatnya langsung menarik hijab dan melempar asal ke lantai. Dia tak menyadari bahwa pintu biliknya belum menutup sempurna.

Saat tengah mengatur napasnya yang cepat karena emosi sembari mencoba melucuti gamis panjangnya, Farhana kemudian dikagetkan dengan pantulan diri Kayshan yang dia lihat di cermin.

Perempuan itu berbalik setelah cepat-cepat menarik kembali resletingnya.

"Jangan mendekat!" titah Farhana sembari berusaha meraih hijabnya lagi.

Namun, Kayshan seolah terpaku dan merangsek masuk, menabrak tubuhnya hingga terdorong ke arah ranjang dan jatuh melentang di sana.

"A-abang. Ini aku," cicit Farhana dilanda gugup melihat tatapan Kayshan yang tidak biasanya.

Farhana memang istrinya. Dia juga tidak akan menolak apabila sang suami meminta hak tersebut. Namun, dia takut Kayshan menganggap dirinya Elea ketika mereka melakukan itu.

Mata Farhana memejam ketika tangan besar Kayshan membingkai wajahnya. Dia tidak memungkiri, jika degup jantung ikut memacu cepat hingga membuat pipinya bersemu karena perlakuan lelaki itu.

Namun, ketika dia kembali mengingat akan ketakutannya dijadikan bayangan Elea, mata Farhana seketika berembun. Kesedihan perlahan terasa.

“A-abang, sadar!” Farhana berteriak dengan mata memejam. “A-aku bukan Elea!”

Seketika itu, tiba-tiba Kayshan berhenti. Dia kembali memandang wajah ayu tanpa make up itu. Tak lama, sang CEO langsung bangun berdiri sambil mengusap wajahnya kasar, dan menatap Farhana dengan ekspresi ketidakpercayaan serta kekecewaan.

Matanya memerah disertai amarah yang meluap-luap. "Kamu sengaja merayuku, 'kan?" tuduh pria itu.

Farhana tersentak bangun. Hatinya tersayat oleh tuduhan Kayshan.

"Siapa merayu siapa!" teriaknya sambil menahan tangis dan membenarkan hijab yang belum terpasang. "Bagaimana bisa aku merayumu, kalau Abang yang mulai!"

Kay mendengus dengan geram, dan menunjuk ke arah pintu, “Kamu sengaja membuka pintu dan melucuti pakaianmu supaya aku tergoda." Pandangannya semakin menggelap dengan rahang mengetat. “Lagipula, aku tidak bodoh untuk membedakanmu dengan Elea! Tidak ada yang bisa menyamakan istriku, sekalipun itu kamu!”

"Aku tidak bermaksud menyamai Elea.” Hana menggelengkan kepala penuh kesedihan. Dia berkaca-kaca, air mata itu hampir tumpah dari sudut mata. “Abang yang terus membawa-bawa Elea dan membandingkannya denganku. Dia sudah pergi, Bang. Terimalah kenyataan itu!"

"Wanita licik. Aku benci padamu." Kayshan tak lagi melihat rupa Farhana, melengos pergi keluar kamar dan menutup kencang pintunya.

Brak!

Sementara di dalam kamar, keheningan menyakitkan melingkupi ruangan itu. Farhana terduduk lesu, bersandar pada pangkal ranjang. Perasaannya berkecamuk malam ini.

**

Keesokan pagi, suasana di rumah itu terasa tegang. Suasana ruang makan menjadi hening dan kaku. Jarak di antara Kayshan dan Farhana pagi ini, kian membentang lebar.

Kay meraih cangkir kopi dan menghindari tatapan Farhana. Sementara Farhana mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk memulai pembicaraan, tetapi suara dalam kepalanya seperti berteriak keras.

Dia tahu perdebatan semalam juga menyakitkan Kay. Tetapi, dirinya merasa tidak pantas menerima tuduhan itu.

Setelah beberapa saat yang terasa dalam keabadian, Hana memulai percakapan.

"Abang tahu, aku dilecehkan oleh temanmu semalam?" ucap Farhana pelan dengan suara serak. "Andai Abang bilang ada party, aku akan mengunci pintu kamar rapat-rapat," imbuhnya seiring bulir bening menuruni pipi.

Kayshan mengangkat kepalanya. Ada gurat kekagetan yang tersirat di sana.

Melihat respon sang pria, Farhana melanjutkan menyampaikan unek-unek. "Aku bahkan terusir oleh mereka yang bercumbu di atas ranjangku. Satu-satunya tempat ternyaman."

Farhana tidak bisa menahan diri untuk meluapkan frustasi, agar Kay tahu perasaannya, bahkan jika itu harus melukai hati.

Sebuah senyum miris terbit di wajah Farhana, "Ah, tapi Abang bahkan nggak peduli," lanjutnya, dengan nada ketus. "Mungkin aku yang ngarep berlebihan."

Si gadis ayu seakan memiliki kesempatan untuk mengutarakan banyak hal atas diamnya Kayshan. Dia pun melayangkan tuduhan sebagai balasan semalam.

"Cuti kuliahku, itu ulah Abang, 'kan?" Farhana mendecih lalu melirik Kayshan sebelum menyesap teh lemon. "Kenapa nggak minta baik-baik? Abang segitunya pengen ngurung aku.”

Di bawah meja, tangan Kayshan mengepal kuat. Bersamaan dengan itu, dering ponsel Hana berbunyi. Ekspresi nyonya muda pun langsung semringah saat suara ibunya mengudara.

Percakapan hangat itu berlangsung beberapa lama. Senyum Farhana tidak berhenti tersemat bahkan ketika panggilannya dengan sang ibu telah berakhir.

Harinya yang kemarin buruk seketika berubah cerah usai mendengar suara dan perhatian ibunya. Namun, kejadian tak terduga kemudian meluluhlantakkan semua.

Handphone yang baru saja diletakkan di atas meja, direbut Kayshan dan langsung dimatikan olehnya.

Farhana terkesiap, dia berusaha merebut benda itu dari tangan Kay. "Balikin! Apa-apaan ini?!"

Kayshan menatapnya dengan wajah serius. "Ponselmu bakal jadi sumber masalah di antara kita. Jadi, aku akan menyitanya."

Hana terperangah. Tetapi dia tidak kehilangan akal untuk merebut kembali ponselnya. "Justru ibu akan makin curiga dengan kita!"

"Tugasmu membuat semua terlihat normal. Aku beri pengganti, tapi kamu hanya boleh menggunakannya untuk berkomunikasi denganku." Kayshan melenggang pergi.

Perasaan Farhana campur aduk. Di satu sisi, dia tak suka oleh tindakan kasar Kayshan.

Tapi, tiba-tiba dia merasa suaminya over protektif. Dengan cepat, suasana hati gadis itu berubah, dari yang semula kesal menjadi sedikit tersanjung.

Hana bahkan senyam-senyum sendiri, "Apa dia mulai perhatian sama aku, ya?"

.

.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (8)
goodnovel comment avatar
QIEV
Ngekek kemekel Mak
goodnovel comment avatar
Eghun
Han jgn cpt luluh Yo,Kay rodok edyaaannn
goodnovel comment avatar
QIEV
Banget sakitnya huwaaaaaaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 115.

    Farhan langsung mendekat dan mengusap tengkuk Mehru. Dia lalu menuntun istrinya kembali duduk di sebelah Dewiq yang juga terlihat cemas."Tolong ambilkan itu," kata Dewiq pada Farhan, menunjuk ke box putih berisi peralatannya di bawah meja sofa.Lelaki itu gegas meraih benda yang dimaksud dan langsung menyodorkan pada sang mama. Dewiq lantas memeriksa menantunya seksama. Setelah beberapa menit, dia melihat pada Farhan, bergantian dengan Mehru. "Beli testpack, deh. Coba kalian hitung sendiri," katanya sembari bangun meninggalkan mereka.Farhan melihat ke arah istrinya lalu menoleh memanggil sang mama. "Lah, Nyak?" "Masa dokter dan suster nggak peka, hadeuh!" kekeh Dewiq sembari melambaikan tangan."Mas?""Kayaknya sih iya, Yang." Farhan meraih ponselnya dari saku celana. Dia lalu duduk disamping istrinya sambil mengingat dan menghitung masa subur Mehru. "Palingan baru sepekan lebih deh. Pas private party di spa itu 'kan aku haid hari pertama," ujar Mehru mengingat acara satu bulan

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 114.

    Setelah semua dokumen selesai dirapikan, Farhan di ajak Kemal masuk ke dalam untuk menemui Mehru. Debaran jantungnya mulai tak normal ketika nyaris mencapai ambang pintu. Meski dilakukan serba mendadak, tapi dirinya yakin bahwa Dewiq pasti memberikan segala yang terbaik.Langkah kaki Farhan terhenti ketika melihat wanita cantik dalam balutan kebaya serba putih, berdiri dan menunduk malu-malu. Tidak ada singer seperti Hana. Hanya Tiara mungil sebagai penghias sekaligus penahan agar hijab panjangnya tak mudah bergeser."Neng Eru, suaminya datang," bisik Khuzaemah, mengusap lembut punggung Mehru agar mendongakkan kepalanya.Lengan Farhan ditarik Dewiq agar dia melangkah masuk. Tapi lelaki itu malah menahan tangan ibunya."Nyak, bentaran ngapah. Kagak paham amat ni bunyi jantung dah kek bedug lebaran," sungutnya sambil mengusap dada."Tandanya idup brati. Ayo, waktunya mepet ... kamu 'kan harus kuliah nanti malam," balas sang mama tersenyum lebar.Farhan menepuk wajahnya. "Etdah ... kek

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 113.

    Kemal tak henti menciumi pipi Farhana dan merangkulnya mesra sejak keluar dari ruangan dokter obgyn. Dia masih setengah tak percaya jika saat ini Hana mengandung buah hati mereka. "Baru tiga pekan." Hana melingkarkan lengannya pada pinggang sang suami. "Alhamdulillah. Kita sementara pindah ke rumah ibu atau mama aja gimana, Za. Biar aku tenang kalau ke toko," ujar Kemal sembari menarik tuas pintu mobil di basement."Nggak mau. Aku pengen di Parung. Kuliah sudah online lagi ... ada mbak yang bantu ngasuh Arsha, bibi pun pasti sering ke rumah liat aku," pinta Hana ketika suaminya sudah duduk di belakang kemudi."Tapi, Sayang ...."Farhana menggenggam jemari kiri Kemal lalu mengecupnya. "Aku tenang dan betah karena di sana ada bau Kakak. Please, nggak mau pindah," tuturnya lembut sambil memandangi wajah teduh sang suami.Putra Khadijah terdiam sesaat, lalu tersenyum mengangguk. "Kalah dah kalau ibun sudah begini," balasnya seraya mengusap pipi Hana yang mulai chubby.Perjalanan mereka

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 112.

    Farhan gegas ke tangga belakang. Dia menggantikan Hana memapah Kemal naik ke atas."Kenapa, Bang?" "Entah, tiba-tiba pusing banget sampai muter-muter gini," tuturnya lirih sambil menahan kepala.Mehru yang sedang menggendong Farshad, buru-buru merapikan bale di teras belakang. Tapi Hana langsung berlari masuk dan membuka kamar mereka. Dia meminta Farhan memapah suaminya masuk, dan memeriksanya.Kembaran Hana itu gegas turun ke bawah mengambil tas kerja darurat yang ada di bagasi mobilnya.Farhan memeriksa iparnya ini, kemudian meminta Mehru mengambil cairan infus di mobilnya."Pusingnya range berapa, Bang? 1-10," tanya Farhan."7, bukan pusing sakit kepala tapi semua berputar-putar cepat." Kemal masih memejam, sambil memijat tengkuknya."Kalau nyeri parah di bagian tertentu, bilang ya, Bang. Nanti kuresepkan pereda nyeri sebelum cek lab.""Kayaknya Kakak kecapean deh. Pergi pulang antar aku ngampus, ke kantor, ke toko parfum ... ikut ngasuh Arsha, kadang kebangun malam beberapa kali

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 111.

    Segimanapun lelahnya, Kemal takkan tidur sebelum Hana kembali rileks. Seperti saat ini, dia mengusap lembut pundak mulus istrinya sembari membicarakan tentang rencana Hana.Deep talk mulai jadwal kuliah, kegiatan Kemal, sikon Arsha juga hal lain yang saling berkaitan.Hana serasa menemukan teman sebaya, yang membuatnya bebas mengeluarkan pendapat. Sekaligus figur seperti sang ayah, penyabar juga memiliki visi ke depan.Dengan Kemal dia merasa menjadi dirinya sendiri. Farhana mulai manja, kekanakan meskipun sikap anggunnya sebagai keturunan Tazkiya tetap melekat. Ibun menduselkan kepalanya di dada sang suami. Mendengar detak jantung Kemal sebelum tidur kini bagai candu, selalu membuatnya mudah masuk ke alam mimpi.Rengekan Farshad terdengar oleh Kemal satu jam ke depan. Dia juga lelah tapi tak tega membangunkan Hana.Kemal perlahan melepaskan dekapannya lalu turun dari ranjang mendekati box Arsha. "Hai boy, sama abi, ya. Jangan ganggu ibun, oke?" ucapnya lirih seraya menggendong kepo

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 110.

    Kemal menjawab Kamala hanya dengan gelengan kepala, dia mengejar Hana yang masuk ke kamar mandi belakang.Tok. Tok."Zaa, buka bentar," pinta Kemal mengetuk pintu, saat mendengar suara mual muntah dari dalam kamar mandi. "Sayang ...."Beberapa detik kemudian, panel itu terbuka. Hana menyembulkan kepalanya di celah pintu.Kemal mendorong pelan, kuatir istrinya kenapa-napa di dalam. "Buka, Sayang."Hana menggeleng sembari menahan pintu. "Kak, bawa daleman aku nggak di mobil?"Dia ingat, pernah melihat satu kontainer di bagasi Innova Zenix milik suaminya. Ketika Hana tanya apa isinya, sang suami menjawab itu adalah pakaian mereka.Untuk berjaga-jaga jika mendadak menginap di suatu tempat. Semua perlengkapan pribadi sudah tertata rapi dalam satu box."Bawa, kenapa?" tanyanya sembari merapikan rambut Hana yang menyembul dari ujung pashmina.Hana menarik lengan sang suami agar mendekat. "Ada pembalut juga?" bisiknya.Kemal mengernyit, sedang mengingat apakah dirinya sudah membeli barang sa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status