Share

BAB 6. BUJUKAN

Author: QIEV
last update Huling Na-update: 2024-03-15 14:41:34

Kayshan menggenggam erat benda pipih itu saat keluar dari apartemen. Selintas dia melihat isi didalamnya lalu dimatikan lagi. Dia kemudian meminta pada asistennya untuk membelikan ponsel.

Sepanjang hari dilalui sang pria seperti biasa. Tapi, hatinya merasakan sebuah ganjalan menyesakkan dan kekosongan mendalam. Dia menghela nafas dalam-dalam saat menatap langit yang mulai gelap, mencoba mencari jawaban atas kebingungannya.

Kayshan memutuskan ke klub malam favoritnya. Tak lama setelah memasuki tempat itu, sang CEO memesan minuman lalu duduk di sudut ruangan. Dia tenggelam dalam alunan musik yang menggelegar, berharap suasana gelap dan gemerlap klub menjadi pelipur lara baginya.

"Bodohnya aku!" Kayshan terkekeh menertawai sikapnya kemarin malam.

Kayshan teringat, telah menyalahkan Farhana atas kesalahpahaman tragisnya, mengira bahwa dia adalah Elea. Namun, pada kenyataannya Farhana memiliki pesona tersendiri dan sempat membuat Kay terpana.

Lelaki itu duduk menegak, sejenak merenung sebelum memutuskan keluar dari tempat itu. Ada dorongan yang memaksanya segera pulang.

Sementara di apartemen. Sejak Kayshan pergi, Farhana sibuk belajar bagaimana cara memasak hidangan sederhana melalui channel televisi.

Ini adalah cara dirinya bertahan hidup dalam sangkar emas Kayshan. Dia tak henti memasak hingga rasa makanan itu sesuai dengan seleranya.

Bada maghrib, Farhana ketiduran karena lelah. Dia sama sekali belum menyantap hidangan tadi, sengaja menunggu suaminya pulang.

"Jam berapa ini?" gumamnya serak ketika terbangun. "Lah, jam sebelas malam," pekik Hana membola.

Wanita ayu itu lantas mengambil wudhu dan salat isya. Setelah itu, dia menuju ruang makan karena perutnya sangat perih. Namun, alangkah terkejut Farhana ketika melihat seseorang di sana.

Kayshan berdiri di depan sink-bak cucian piring, sedang memuntahkan sesuatu. "Hoek!"

Farhana gegas menghampiri lalu memijat lembut tengkuk suaminya. Kali ini, tiada penolakan seperti yang lalu membuat Hana sedikit lega dan bahagia.

"Masuk angin?"

Kayshan hanya menjawab dengan bergumam, "He em."

Wanita ayu itu mengambil obat gosok dan dibalurkan ke tengkuk suaminya sampai mual Kayshan mereda.

"Thanks," lirih Kayshan, mencegah tangan Farhana ketika akan menarik kemejanya untuk mengoleskan sesuatu ke punggung. "Jangan."

Farhana kikuk, dia lalu menarik kursi dan menyilakan Kayshan duduk, sementara dirinya membuat wedang jahe hangat dari kemasan sachet.

Kayshan melihat beberapa menu tersaji di meja makan. Dia menduga, Farhana yang membuat semua ini dan tergugah untuk mencicipinya.

"A-aku yang masak. Maaf kalau tidak enak," cicit Farhana sambil menarik kursi disamping Kayshan.

Kayshan tak melihat ke arah istrinya. Dia mulai mencecapi satu per satu hidangan. Bahkan tak menolak ketika Farhana menyuguhkan satu pinggan untuknya.

Keduanya bersantap dalam hening, hingga semua tandas. Namun, lagi-lagi Kayshan didera mual, rupanya efek minuman tadi sangat kuat meski aromanya tidak kentara. Dia kembali memuntahkan apa yang barusan dimakan sampai mengenai pakaian Farhana.

"Ya ampun." Farhana mulai panik sebab Kayshan terlihat pucat dan suhu tubuhnya mulai menghangat. "Abang demam lagi," ujarnya pelan sembari melepas kemeja Kayshan yang terkena percikan muntahan.

"Aku bisa," balas Kay pelan, berusaha menahan agar Farhana tak terlalu jauh menjamah badannya.

"Bisa apanya? Jangan sok jagoan!" omel Hana. Dia memapah Kayshan menuju kamar dan mulai menyiapkan pakaian ganti sang suami.

Kayshan merasa sekelilingnya berputar hebat sehingga dia memilih memejamkan mata dan hanya pasrah ketika Farhana mulai mengurusinya.

Setelah semua selesai, Farhana meninggalkan kamar Kayshan dan gegas menuju dapur untuk membersihkan kekacauan di sana. Setelah itu, dia membersihkan diri.

Satu jam kemudian, Farhana membawa satu wadah berisi air hangat dan handuk untuk mengompres Kayshan.

Namun, dia terkejut saat membuka pintu, melihat suaminya sedang duduk bersandar di kepala ranjang. Lelaki itu tersenyum samar ketika Farhana berdiri terpaku di sana.

"Sini, duduk di sini," ucap Kayshan lembut sambil menepuk sisi ranjangnya.

Farhana jadi gugup sendiri, dia melangkah dengan menundukkan kepala. Sejenak diam di sisi ranjang Kayshan, mendadak bingung harus bagaimana.

Kayshan lalu menarik pergelangan tangan Farhana pelan agar duduk berhadapan dengannya. Tanpa melepas genggaman, dia berucap, "Maaf." Tatapannya melembut saat memandang paras ayu Farhana.

Farhana menengadah melihat wajah Kayshan. "Ma-af? Untuk?"

"Kemarin. Aku banyak menyakitimu," ujar Kayshan dengan suara serak.

Farhana masih diam mendengarkan apa yang bakal Kayshan utarakan.

"Maaf membuatmu mengalami semua ini. Aku hanya ingin Elea tenang tapi malah menjadikanmu pelampiasan kekesalan dan menerima segala makian," sambung Kayshan sambil menunduk memainkan jemari Hana.

"Kamu gadis baik, pasti sangat menderita karena sikapku." Kayshan melihat paras Farhana. "Mau 'kan, maafin aku?" imbuhnya dengan tatapan memohon.

Glek! Farhana terpaku, dia mulai terpesona dengan pandangan teduh Kayshan.

"Engghhh-"

"Kamu boleh minta sesuatu untuk menebus semua kesalahanku," sambung Kayshan.

Sejenak Farhana berpikir seraya menelisik manik mata suaminya, berusaha mencari ketulusan pada binar di sana.

Hening.

Hatinya berbunga-bunga saat ini karena Kayshan mulai luluh, tapi Farhana berusaha bersikap wajar. Bagaimanapun, Kayshan adalah lelaki dewasa yang terbiasa berinteraksi dengan wanita.

"Ada syaratnya," jawab Hana dengan wajah datar.

Kayshan mengangguk. "Iya, apa?"

"Mulai dari nol, pacaran halal gitu," balas Farhana semringah. "Dengan begitu, Abang bisa belajar mencintaiku."

Kayshan menghela napas, senyum menawan itu muncul membuat Farhana makin dilanda gugup. Tapi, sebisa mungkin gadis itu tetap tenang.

"Aku sudah memaafkan Abang dan berharap Abang pun belajar memaafkan diri sendiri. Kepergian Elea murni takdir, bukan salah siapapun," pungkasnya membalas genggaman Kayshan.

"He em. Bantu aku, ya," sahutnya masih menatap lekat Farhana.

Farhana mengangguk beberapa kali, lalu meminta Kayshan kembali berbaring. Dia pun mengompres dahi sang pria agar demamnya turun.

Kayshan merasakan getaran kehangatan dari sentuhan Farhana. Meski kepalanya terasa berdenyut, dia masih bisa merenung betapa beruntung memiliki seseorang sepertinya.

Lelaki itu rupanya sedikit lega karena malam ini interaksi dengan Farhana lebih baik dari kemarin. Ketika pandangan mereka bersirobok, Kayshan merasa denyut jantungnya berdebar lebih kencang. Terlebih ketika bayangan siluet Hana kemarin melintas lagi.

Sang CEO itu ikut bangun ketika Farhana bangkit ingin mengganti air untuk mengompresnya. Meski langkahnya tergopoh, dia berhasil menahan Farhana saat akan membuka pintu kamar.

"Abang!" Farhana terkesiap saat Kayshan memeluknya dari belakang. "Kok bangun lagi? Istirahat dulu, masih demam," pintanya pelan.

Kayshan mengabaikan permintaan sang istri. Dia malah mengalihkan lengan kanannya melingkari pinggang Farhana dan meletakkan wajah di bahu wanitanya.

Sang wanita pun lantas memejam, jantungnya ikut berdebar-debar saat bibir sensual Kayshan membisikkan sesuatu di telinga Farhana. Terlebih ketika telapak tangan itu mulai menyusuri lekuk tubuhnya.

Farhana berbalik badan, dia menatap manik mata suaminya. Sekadar memastikan kejadian semalam takkan terulang lagi.

"Hana, aku--" sebut Kayshan, napasnya mulai memburu.

"Ini aku," cicit Hana getir, menelan ludah susah payah. Bola matanya bergerak-gerak menyelami sorot mata Kayshan, tak ingin sang suami terpaksa melakukan itu.

"Ehmm." Suara Kayshan berubah menjadi sangat berat. "Bo-leh?"

.

.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (5)
goodnovel comment avatar
QIEV
Tarik aja tarik biar nyadar si babang hihi
goodnovel comment avatar
QIEV
Aamiin sing banter
goodnovel comment avatar
Eghun
Aq yo ra prcya kay lah
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 115.

    Farhan langsung mendekat dan mengusap tengkuk Mehru. Dia lalu menuntun istrinya kembali duduk di sebelah Dewiq yang juga terlihat cemas."Tolong ambilkan itu," kata Dewiq pada Farhan, menunjuk ke box putih berisi peralatannya di bawah meja sofa.Lelaki itu gegas meraih benda yang dimaksud dan langsung menyodorkan pada sang mama. Dewiq lantas memeriksa menantunya seksama. Setelah beberapa menit, dia melihat pada Farhan, bergantian dengan Mehru. "Beli testpack, deh. Coba kalian hitung sendiri," katanya sembari bangun meninggalkan mereka.Farhan melihat ke arah istrinya lalu menoleh memanggil sang mama. "Lah, Nyak?" "Masa dokter dan suster nggak peka, hadeuh!" kekeh Dewiq sembari melambaikan tangan."Mas?""Kayaknya sih iya, Yang." Farhan meraih ponselnya dari saku celana. Dia lalu duduk disamping istrinya sambil mengingat dan menghitung masa subur Mehru. "Palingan baru sepekan lebih deh. Pas private party di spa itu 'kan aku haid hari pertama," ujar Mehru mengingat acara satu bulan

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 114.

    Setelah semua dokumen selesai dirapikan, Farhan di ajak Kemal masuk ke dalam untuk menemui Mehru. Debaran jantungnya mulai tak normal ketika nyaris mencapai ambang pintu. Meski dilakukan serba mendadak, tapi dirinya yakin bahwa Dewiq pasti memberikan segala yang terbaik.Langkah kaki Farhan terhenti ketika melihat wanita cantik dalam balutan kebaya serba putih, berdiri dan menunduk malu-malu. Tidak ada singer seperti Hana. Hanya Tiara mungil sebagai penghias sekaligus penahan agar hijab panjangnya tak mudah bergeser."Neng Eru, suaminya datang," bisik Khuzaemah, mengusap lembut punggung Mehru agar mendongakkan kepalanya.Lengan Farhan ditarik Dewiq agar dia melangkah masuk. Tapi lelaki itu malah menahan tangan ibunya."Nyak, bentaran ngapah. Kagak paham amat ni bunyi jantung dah kek bedug lebaran," sungutnya sambil mengusap dada."Tandanya idup brati. Ayo, waktunya mepet ... kamu 'kan harus kuliah nanti malam," balas sang mama tersenyum lebar.Farhan menepuk wajahnya. "Etdah ... kek

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 113.

    Kemal tak henti menciumi pipi Farhana dan merangkulnya mesra sejak keluar dari ruangan dokter obgyn. Dia masih setengah tak percaya jika saat ini Hana mengandung buah hati mereka. "Baru tiga pekan." Hana melingkarkan lengannya pada pinggang sang suami. "Alhamdulillah. Kita sementara pindah ke rumah ibu atau mama aja gimana, Za. Biar aku tenang kalau ke toko," ujar Kemal sembari menarik tuas pintu mobil di basement."Nggak mau. Aku pengen di Parung. Kuliah sudah online lagi ... ada mbak yang bantu ngasuh Arsha, bibi pun pasti sering ke rumah liat aku," pinta Hana ketika suaminya sudah duduk di belakang kemudi."Tapi, Sayang ...."Farhana menggenggam jemari kiri Kemal lalu mengecupnya. "Aku tenang dan betah karena di sana ada bau Kakak. Please, nggak mau pindah," tuturnya lembut sambil memandangi wajah teduh sang suami.Putra Khadijah terdiam sesaat, lalu tersenyum mengangguk. "Kalah dah kalau ibun sudah begini," balasnya seraya mengusap pipi Hana yang mulai chubby.Perjalanan mereka

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 112.

    Farhan gegas ke tangga belakang. Dia menggantikan Hana memapah Kemal naik ke atas."Kenapa, Bang?" "Entah, tiba-tiba pusing banget sampai muter-muter gini," tuturnya lirih sambil menahan kepala.Mehru yang sedang menggendong Farshad, buru-buru merapikan bale di teras belakang. Tapi Hana langsung berlari masuk dan membuka kamar mereka. Dia meminta Farhan memapah suaminya masuk, dan memeriksanya.Kembaran Hana itu gegas turun ke bawah mengambil tas kerja darurat yang ada di bagasi mobilnya.Farhan memeriksa iparnya ini, kemudian meminta Mehru mengambil cairan infus di mobilnya."Pusingnya range berapa, Bang? 1-10," tanya Farhan."7, bukan pusing sakit kepala tapi semua berputar-putar cepat." Kemal masih memejam, sambil memijat tengkuknya."Kalau nyeri parah di bagian tertentu, bilang ya, Bang. Nanti kuresepkan pereda nyeri sebelum cek lab.""Kayaknya Kakak kecapean deh. Pergi pulang antar aku ngampus, ke kantor, ke toko parfum ... ikut ngasuh Arsha, kadang kebangun malam beberapa kali

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 111.

    Segimanapun lelahnya, Kemal takkan tidur sebelum Hana kembali rileks. Seperti saat ini, dia mengusap lembut pundak mulus istrinya sembari membicarakan tentang rencana Hana.Deep talk mulai jadwal kuliah, kegiatan Kemal, sikon Arsha juga hal lain yang saling berkaitan.Hana serasa menemukan teman sebaya, yang membuatnya bebas mengeluarkan pendapat. Sekaligus figur seperti sang ayah, penyabar juga memiliki visi ke depan.Dengan Kemal dia merasa menjadi dirinya sendiri. Farhana mulai manja, kekanakan meskipun sikap anggunnya sebagai keturunan Tazkiya tetap melekat. Ibun menduselkan kepalanya di dada sang suami. Mendengar detak jantung Kemal sebelum tidur kini bagai candu, selalu membuatnya mudah masuk ke alam mimpi.Rengekan Farshad terdengar oleh Kemal satu jam ke depan. Dia juga lelah tapi tak tega membangunkan Hana.Kemal perlahan melepaskan dekapannya lalu turun dari ranjang mendekati box Arsha. "Hai boy, sama abi, ya. Jangan ganggu ibun, oke?" ucapnya lirih seraya menggendong kepo

  • ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE    BAB 110.

    Kemal menjawab Kamala hanya dengan gelengan kepala, dia mengejar Hana yang masuk ke kamar mandi belakang.Tok. Tok."Zaa, buka bentar," pinta Kemal mengetuk pintu, saat mendengar suara mual muntah dari dalam kamar mandi. "Sayang ...."Beberapa detik kemudian, panel itu terbuka. Hana menyembulkan kepalanya di celah pintu.Kemal mendorong pelan, kuatir istrinya kenapa-napa di dalam. "Buka, Sayang."Hana menggeleng sembari menahan pintu. "Kak, bawa daleman aku nggak di mobil?"Dia ingat, pernah melihat satu kontainer di bagasi Innova Zenix milik suaminya. Ketika Hana tanya apa isinya, sang suami menjawab itu adalah pakaian mereka.Untuk berjaga-jaga jika mendadak menginap di suatu tempat. Semua perlengkapan pribadi sudah tertata rapi dalam satu box."Bawa, kenapa?" tanyanya sembari merapikan rambut Hana yang menyembul dari ujung pashmina.Hana menarik lengan sang suami agar mendekat. "Ada pembalut juga?" bisiknya.Kemal mengernyit, sedang mengingat apakah dirinya sudah membeli barang sa

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status