Aku sangat menyesal melakukannya, apalagi ia mengeluarkannya di d*lam dan itu beberapa kali. Lantas, kalau terjadi pembuahan dan aku hamil bagaimana? Aku menangis meraung di pojok sudut kamar tanpa memakai busana.Aku beranjak dan lekas memakai pakaian kembali, aku lantas meninggalkan kamar ini dengan hati dongkol.Kini, sekarang aku berjalan menyusuri hotel dengan penuh amarah, aku keluar dari hotel dan lekas ingin pulang menggunakan taksi online saja.Aku berdiam diri di sisi trotoar menunggu taksi lewat sambil berdiri, untung saja sekarang sudah sore jadi tidak ada sinar matahari yang memancar, aku takut kulitku terbakar oleh panasnya terik matahari.Selang beberapa saat kemudian, akhirnya yang 'ku tunggu tiba juga, sebuah mobil taksi. Aku segera melambaikan tangan dan lekas mobil taksi itu berhenti tepat di depanku.Aku lekas ma
Hari yang di tunggu pun sudah tiba, tepatnya seminggu lagi aku akan menikah dengan Mas Tama, perasaan ku sudah tidak karuan lagi, jantungku seakan bergetar mengingat sebentar lagi aku akan resmi menjadi istri Mas Pratama CEO perusahaan Adijaya Gruop.Sebelumnya, aku sudah bertunangan terlebih dahulu dengan Mas Faisal tepat usia anakku menginjak 5 bulan. Dan sekarang tepat anakku berulang tahun yang ke satu tahun, aku akan segera melangsungkan ijab qobul bersama lelaki yang telah mengisi hatiku.Kedua anak kembarku sekarang sudah memasuki usia satu tahun kurang satu minggu, Rasya dan Khaira tumbuh menjadi anak yang sangat lucu dan menggemaskan sekali.Khaira sudah bisa bicara walaupun hanya menyebut Mama atau Nenek, itu membuat aku sangat bahagia sekali.Sedangkan Rasya sudah mulai bisa berjalan walaupun hanya tiga atau empat langkah saja, aku sangat senang dan
Aku berjalan meninggalkan Mas Pratama dengan si kembar, aku ingin tahu siapa yang bertamu mengetuk pintu dengan keras.Aku segera membuka pintu perlahan dan lekas menatap seseorang tamu yang tengah berdiri. Aku begitu kaget ternyata yang mengetuk pintu dari tadi adalah Rosa."Kamu? Mau apa datang ke rumah ini?" ketusku sama sekali tidak suka wanita jalang ini datang ke rumahku."Mbak, aku ke sini ingin meminta maaf. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi di kota ini. Mamaku membawa pergi anak aku entah ke mana. Apa aku boleh tinggal di rumah ini?" Rosa memelas memohon ampunan dan berkeinginan ingin tinggal di rumahku."Apa kamu bilang? Kamu ingin tinggal di rumah ini? Ngaca dong! kamu tidak tahu diri sekali, sudah menghancurkan rumah tanggaku dan sekarang malah meminta tinggal di rumah ku," sahutku emosi menatap Rosa yang menangis tersedu-sedu
"Sama-sama, Sayang ... Mama juga sangat bahagia memeliki putri seperti kamu." ucap Mama padaku, aku tersenyum mendengar ucapan Mama.."Dira ... "Terdengar suara dari arah belakang memanggil nama ku, rupa-rupa nya ia adalah Mas Tama"Tadi diluar, aku mendengar suara orang berisik, ada masalah apa?" tanya Mas Tama, aku menatap Mama tapi malah tersenyum."Tadi Rosa kesini meminta untuk tinggal bersama kami, Mas!" ucapku menatap Mas Faisal."Terus?""Ya, aku tidak mengizinkan dan akhirnya sampai berantem, tapi masalahnya sudah kelar kok, Mas!" jawabku, Mas Tama menganggukan kepala."Oh begitu, kirain Mas masalahnya belum kelar," lirik mas tama sambil tersenyum."Rasya sama Khaira mana, Mas?" tanyaku pada Mas Tama sambil menatap kesekeliling ruangan.
Tiba saatnya kesucian cinta akan di mulai, sekarang hari yang paling membahagiakan dalam hidupku. Kini, sebentar lagi aku akan menyandang gelar sebagai seorang istri.Semuanya sudah tertata rapi di dalam gedung yang akan menjadi saksi biksu pernikahan antara aku dan Mas Tama.Para tamu agung sebentar lagi akan segera datang ke gedung ini, menyaksikan acara sakral ikatan cinta pernikahan kami.Sekarang sudah pukul 08:30 WIB, aku sudah selesai merias wajah dengan sangat cantik dan aku juga sudah memakai gaun pengantin yang sudah aku coba sebelumnya bersama Mas Tama.Semua keluarga besarku turut hadir untuk menyaksikan ijab qobul yang akan di selenggarakan pukul 09:00 WIB.Tak henti-hentinya aku mengucap syukur kepada Allah SWT yang telah mempertemukan kami, tidak di sangka-sangka ternyata sekarang aku akan bersanding di pelaminan bers
Part 43Entah siapa dia, aku sama sekali tidak bisa melihatnya lebih jelas karena ia berada di ujung sudut ruangan ini.Tapi, sepertinya ia akan menuju kehadapanku dan Mas Tama, ketika semakin dekat terlihat ternyata yang datang adalah Mas Faisal--mantan suamiku.Aku menatap kedatangan Mas Faisal yang di temani mantan ibu mertua. Ia menatap kearah ku, kami lekas bangun."Dira ... Selamat ya, akhirnya kamu menemukan suami yang lebih baik dari aku," Mas Faisal menatap senyum, ia memberi selamat sembari mengulurkan tangannya, aku meraih uluran tangannya."Terima kasih, Mas." aku tersenyum menatapnya. Ia mengangguk dan segera tangan kami terlepas. Mas Faisal segera menghampiri Mas Pratama."Saya harap, anda bisa menjaga Dira sebaik-baiknya. Jangan pernah mengecewakan apalagi menyakiti hatin
Mas Tama menatap kearahku, aku segera menundukan kepala. Aku telah selesai melepas pakaian, Dan lekas memakai lingerie pemberian Mas Tama. Dan sekarang aku telah memakai pakaian sexy ini. Aku sangat malu tak karuan, hatiku berdebar kencang..Aku masih menundukan kepala menutup bagian tubuhku menggukan kedua tangan, Mas Tama mendekat. Aku sangat refreks tidak karuan sesaat Mas Tama berhasil mendekat ke arahku.Ia mengangkat dagu ku, kami saling bertatap muka dan saling pandang memandang. Jantungku kembali ber-irama dengan cepat, aku memang sudah pernah menikah. Tapi, untuk kesekian kalinya aku merasa sangat canggung di tatap olehnya, apalagi hanya jarak lima senti."Kenapa kamu terlihat canggung? bukankah kamu pernah melakukan dengan suamimu sebelumnya?" tanya Mas Tama menatap tanpa berkedip."Aku sudah lama tidak seperti ini, aku sangat malu," sahutku pelan
POV MAS FAISAL . . . Aku terduduk lesu di atas kursi dorong ini, menatap udara malam yang menghembus ke tubuh, angin malam begitu membuat aku kedinginan. Tapi, aku sama sekali tidak mau masuk ke dalam rumah walaupun kedua orang tuaku membujukku untuk segera masuk. Begitu tega Rosa terhadapku, ia mencampakan aku, ia bilang tak mau bersama ku lagi, Rosa meminta pisah padaku. Aku sangat depresi ketika ia pergi begitu saja meninggalkan aku yang tergeletak tak berdaya. Aku pikir, bersama Rosa hidup aku akan bahagia. Tapi, nyatanya sama sekali tidak! aku sangat menyesal telah mengenal Rosa kembali. Kalau saja aku tak tergoyah bisikan syetan, aku masih tetap bersama Dira. Teringat kenangan ketika aku mencampakkan Dira istri yang selalu menemani aku dalam suka maupun duka. Kini, aku mengalaminya se