Share

Terbongkar dan Amarah

"Gimana, Ndi? Kita minta kembali aja deh, lumayan lho buat nambah-nambah uang belanja," ucap Mbak Sarah lagi.

Aku masih terdiam, memikirkan ucapannya.

"Halah! Jangan-jangan, malu-maluin kalo sampai minta dibalikin. Apa kata tetangga Alya nanti, belum lagi yang ada kita bakalan dicap buruk sama orang sini," tolak Ibu pada Mbak Sarah.

"Ya elah, Bu. Terus gimana dong, emang Ibu mau kita kayak dulu lagi," ucap Mbak Sarah kekeh dengan keinginannya.

"Gimana, Ndi. Kamu setuju aja kan yang Mbak bilang, mending diminta kembali. Lagian kalian juga udah nggak ada hubungan apa-apa, siapa tau kamu mau nikah lagi. Biar uangnya Mbak simpankan di rekening," ucap Mbak Sarah.

"Nggak ah, Mbak. Ngapain dipinta kembali, bener kata Ibu yang ada nanti kita yang malu. Mending kalian aja yang kurang-kurangin gaya-gayaannya. Biar nggak lebih besar pengeluaran daripada pemasukan," ucapku menolak.

Raut wajah Mbak Sarah langsung berubah. "Ya udah kalo gitu, gadaikan ada sertifikat rumahmu ini. Biar Mbak sama Ibu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status