Hari pertama tak sengaja diriku berpapasan dengan seorang pria tampan yang sukses membuat hatiku kepincut. Rupanya ia pun merespon baik kepadaku. Ia tak henti-hentinya menatap kecantikanku. Aku sangat yakin lelaki itu menaruh hati padaku. Kami tak sengaja bertemu di lift ketika pulang kerja dan ia menyodorkan tangannya untuk berkenalan denganku. Tentu saja ku sambut tangan itu dengan senang hati dan mengucap namaku. "Yusuf," ucapnya. "Arini," jawabku malu-malu.*** Hari berganti minggu dan minggu berganti bulan. Bang Yusuf mengutarakan niatnya pagi itu untuk bertandang kerumahku. Tentu saja aku menyambutnya dengan riang gembira. Walaupun Bang Yusuf belum mengutarakan cintanya padaku, tapi aku tahu kalau ia sangat mencintaiku. Terbukti dari semua
millah "CINTA SI GADIS KUYANG"#part_6#_cerbung#by: R.D.Lestari. Ia mengatakan bahwa malam ini akan pergi berburu. " Ibu mau cari makan malam ini. Kamu di rumah saja. Nanti Ibu bawakan ari-ari," bisik Ibu. Aku mengangguk pelan. Sebuah senyum terluas di wajah Ibu yang semakin cantik saja. Ibu melangkah pergi melalui pintu dapur dan aku kembali menemui suamiku yang sedang bercengkrama bersama keluarganya. Mas Yusuf sempat celingukan seperti mencari sesuatu. Aku tahu ia pasti mencari Ibu yang sejak tadi pergi dan tak kelihatan barang hidungnya. Tiba-tiba dari arah luar terdengar suara ribut. Sekilas mereka menyebut kata "kuyang". Apa ibu tertangkap?
Bismillah "CINTA SI GADIS KUYANG "#part_7#by: R.D. Lestari . Hingga mataku berbinar begitu melihat seorang Ibu hamil sedang berbelanja di sebuah warung. Jiwa kuyangku bergejolak. Seperti ingin segera kumangsa saat ini juga. Namun, aku tak boleh gegabah. Aku tidak boleh membuat Mas Yusuf curiga seperti tadi malam saat ia keluar dari rumah sepertinya hendak mencariku, untungnya aku sudah berada dekat tubuhku dan sudah selesai mencari mangsa, kalau tidak aku pasti sudah ketahuan. Menjadi seorang kuyang ternyata sangat bermanfaat bagi kehidupanku setelah menikah. Suamiku begitu lengket dan terpesona dengan kecantikanku. Hampir setiap hari ia memujiku. Bukan hanya kecantikanku. Ia sepertinya sangat menikmati masakanku. Ya, benar kata Ibu, ari-ari
Bismillah "CINTA SI GADIS KUYANG"#part_8#by: R.D. Lestari. "Arini, sini Ibu mau bicara," panggil Ibu sore itu. "Kenapa, Bu?" tanyaku begitu berada di dekat Ibu. "Sudah dapet calon korban nya? wajah Ibu mulai keriput ini," ku tatap wajah Ibu nampak amat cemas. "Oh, iya. Ada Bu, kebetulan tadi pagi aku ketemu sama Ibu-ibu hamil gede, santapan empuk, Bu," ujarku bahagia. "Husst, kamu jangan besar-besar suaranya. Nanti ketahuan Ayah dan suamimu," sahut Ibu. Ah, Ibu benar. Jika nanti ketahuan bisa berabe. Aku harus bisa menjaga ucapanku agar rahasia ini jangan terungkap sampai kapan pun. &n
Bismillah "CINTA SI GADIS KUYANG"#part_9#by: R.D. Lestari. Pulang dari kantor kulihat Mas Yusuf tak banyak bicara. Seperti ada sesuatu yang di sembunyikannya. Atau mungkin cuma pikiranku saja? mungkin Mas Yusuf memang masih sakit dan tubuhnya lemah . "Mas masih ga enak badan, ya?" tanyaku begitu melihatnya duduk di depan TV. "Iya, Sayang. Tapi, mungkin besok sudah mulai kerja," jawabnya. "Kalau masih kurang enak badan, istirahat aja dulu, Mas,"pintaku. Ia hanya melirikku sekilas. Ia lalu bangkit dari duduknya. "Mas mau tidur duluan, ya, Dek. Tubuh Mas masih lemah," ucapnya seraya melangkah meninggalkanku.
Bismillah "CINTA SI GADIS KUYANG"#part_10#R.D. Lestari. Aku berjalan pelan menuju ranjang tempatku beristirahat dengan Mas Yusuf. Perlahan aku pun naik ke ranjang dan berbaring di samping Mas Yusuf. Aku sengaja tak memeluknya. Takut ia terbangun karena kehadiranku*** Langit masih gelap saat suara adzan subuh berkumandang. Kokok ayam jantan pun terdengar bersahut-sahutan. Mas Yusuf bangkit dari tidurnya dan membangunkanku. Aku menggeliat malas saat tangannya menyentuh pipiku. "Ayo, Sayang, kita solat subuh ," ajaknya seraya menggoyang pelan tubuhku. "Hmmm, masih ngantuk," tolakku. "J
Bismillah "CINTA SI GADIS KUYANG"#part_11#by; R.D. Lestari. Pagi ini kulihat Mas Yusuf sudah fit dan bugar seperti biasanya. Ia dengan setia menungguku di mobil saat akan pergi kerja. Namun, ada yang berbeda dengan sikap Mas Yusuf. Ia tampak lebih pendiam dan jarang bicara. Di ajak bicarapun ia hanya mengangguk saja. Membuatku sebal. Aku memilih menghibur diri dengan menatap bebas kearah jalan. Lagi-lagi mataku menatap seorang Ibu hamil di seberang jalan. Ibu hamil yang sama dengan yang kutemui tempo hari. Sudah lama aku tak berburu, rasanya kangen sekali menyantap buruan langsung di tempat. Lidahku mengecap menelan saliva, nampaknya nikmat sekali darah Ibu hamil in
Bismillah "CINTA SI GADIS KUYANG"#part_12#by: R.D. Lestari. Slurrppp! Ibu dan aku bergantian menikmati darah bayi dan ari-arinya hingga ibu hamil itu kehabisan darah. Puas kami menikmati buruan, kami kembali terbang keluar melalui ventilasi kamar. Aku melesat terbang menembus malam. Kami mengejar waktu,takut Mas Yusuf mencariku. Aku tak mau ia sampai curiga dan meninggalkanku. "Ayo, Bu. Kita harus segera pulang. Takut Mas Yusuf curiga," aku mulai menghidupkan mobil. Hatiku amat was-was. Ibu hanya mengangguk pelan. Brummm! Mobil melaju kencang. Sepanjang perjalanan aku hanya terdiam. Pe