Beranda / Romansa / Ibu Kost yang menggoda / Rahasia yang Terkubur

Share

Rahasia yang Terkubur

last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-24 18:56:04

Ruang tamu rumah kayu itu dipenuhi keheningan yang tebal. Hanya suara kayu berderit diterpa angin malam dan bara rokok yang sesekali berjatuhan ke asbak. Arven duduk gelisah di kursi, matanya terus berpindah antara Ravika dan Darman, seakan ia sedang menonton duel tanpa senjata.

“Sudah bertahun-tahun aku menghilang dari semua urusan ini, Ravika,” kata Darman akhirnya, suaranya berat seperti batu terguling. “Dan sekarang kau menyeretku kembali ke lubang yang sama.”

“Aku tidak punya pilihan lain lagi,” balas Ravika cepat. “Bayu tidak pernah berhenti mengejarku. Dia bahkan mengincar anak ini juga.” Ia menoleh pada Arven. “Kalau aku terus lari tanpa arah, cepat atau lambat aku akan kalah juga. Tapi kalau ada seseorang yang tahu cara melawan Bayu, itu adalah kau.”

Darman terdiam lama. Matanya menyipit, seolah menimbang sesuatu yang hanya ia sendiri yang tahu jawabannya. “Bayu…” gumamnya lirih. “Dia bukan lagi orang yang kita kenal dulu. Jaringannya sudah jauh lebih dalam dan jauh lebih lua
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Ibu Kost yang menggoda   Rahasia yang Terkubur

    Ruang tamu rumah kayu itu dipenuhi keheningan yang tebal. Hanya suara kayu berderit diterpa angin malam dan bara rokok yang sesekali berjatuhan ke asbak. Arven duduk gelisah di kursi, matanya terus berpindah antara Ravika dan Darman, seakan ia sedang menonton duel tanpa senjata.“Sudah bertahun-tahun aku menghilang dari semua urusan ini, Ravika,” kata Darman akhirnya, suaranya berat seperti batu terguling. “Dan sekarang kau menyeretku kembali ke lubang yang sama.”“Aku tidak punya pilihan lain lagi,” balas Ravika cepat. “Bayu tidak pernah berhenti mengejarku. Dia bahkan mengincar anak ini juga.” Ia menoleh pada Arven. “Kalau aku terus lari tanpa arah, cepat atau lambat aku akan kalah juga. Tapi kalau ada seseorang yang tahu cara melawan Bayu, itu adalah kau.”Darman terdiam lama. Matanya menyipit, seolah menimbang sesuatu yang hanya ia sendiri yang tahu jawabannya. “Bayu…” gumamnya lirih. “Dia bukan lagi orang yang kita kenal dulu. Jaringannya sudah jauh lebih dalam dan jauh lebih lua

  • Ibu Kost yang menggoda   Jejak yang Tertinggal

    Bus tua itu melaju semakin jauh meninggalkan kota. Jalanan mulai menyempit, berganti dengan pemandangan persawahan dan hutan kecil yang sunyi. Ravika duduk gelisah di kursinya, sesekali melirik Arven yang mencoba tidur tapi matanya tetap terbuka setengah, jelas anak itu tidak benar-benar bisa beristirahat.Suara mesin bus berderak, bercampur dengan dengung roda yang melintasi jalan berbatu. Setiap kali guncangan datang, Ravika merasa dadanya semakin sesak. Ia tahu perjalanan ini bukan sekadar mencari seseorang—ini adalah perjalanan kembali ke masa lalu yang selama ini berusaha ia kubur.“Bu,” suara Arven memecah keheningan. “Apa menurut Ibu, orang ini… Darman, masih bisa dipercaya?”Ravika terdiam beberapa saat, menatap keluar jendela di mana pepohonan berbaris gelap di bawah langit mendung. “Aku tidak tahu, Ven. Dulu dia melawan Bayu. Tapi dunia Bayu tidak mengenal kata ‘pensiun’. Sekali kau keluar, hanya ada dua pilihan: mati… atau bersembunyi.”Arven menggenggam erat tas kecil di p

  • Ibu Kost yang menggoda   Bayangan Lama

    Asap sisa ledakan granat masih menempel di langit-langit lorong kos, menyisakan bau menyengat yang menusuk hidung. Polisi sibuk mengatur posisi, beberapa berlari ke arah luar, mencoba mengejar Bayu.Ravika terduduk di lantai, tubuhnya masih bergetar. Tangannya memegang erat bahu Arven yang tampak pucat.“Bu… dia pergi, kan?” tanya Arven dengan suara serak.Ravika mengangguk pelan, meski matanya masih menatap kosong ke arah lorong belakang. “Ya. Untuk kali ini.”Seorang polisi mendekat. Seragamnya kotor terkena debu, wajahnya serius. “Ibu Ravika? Kami sudah lama mengawasi orang itu. Kami butuh kerja sama ibu untuk menjatuhkannya.”Ravika menoleh, menatap pria itu tajam. “Kalian bahkan tidak bisa menahannya malam ini. Bagaimana aku bisa percaya kalian sanggup menjatuhkan dia?”Polisi itu terdiam sejenak, lalu menjawab, “Karena kami tahu siapa Bayu sebenarnya. Dia bukan hanya kriminal kecil. Dia punya jaringan. Tapi justru itu sebabnya kami butuh orang dalam—seseorang seperti ibu.”Arven

  • Ibu Kost yang menggoda   Antara Polisi dan Bayu

    Lorong kos yang biasanya sepi kini berubah menjadi panggung ketegangan. Dari balik pintu, Ravika bisa mendengar suara berat Bayu bercampur dengan perintah lantang dari polisi.“Bayu! Angkat tanganmu!”Suara sepatu menghentak lantai, menandakan ada lebih dari satu orang di luaran sana. Ravika merasakan jantungnya berdentum keras. Arven meliriknya, wajahnya tegang.“Bu… kalau itu beneran polisi, kita punya kesempatan,” bisik Arven.Ravika menggeleng cepat. “Jangan percaya begitu saja. Bayu punya banyak cara buat menjebak orang. Bisa saja mereka cuma orang-orangnya yang menyamar jadi polisi.”Di luar, Bayu tertawa rendah. “Kalian yakin tahu siapa yang kalian hadapi sekarang?” Suaranya tenang, tapi penuh dengan tantangan.Ravika menahan napas sejenak. Suara itu kembali mengoyak pikirannya, mengingatkan pada malam-malam kelam ketika ia masih di bawah kendali pria itu.---Pintu kos bergetar tiba-tiba—sebuah tendangan keras membuat engselnya berderit. Ravika mundur setapak, pistol terangkat

  • Ibu Kost yang menggoda   Bayangan di Ambang

    Malam itu terasa panjang. Setelah kepergian Bayu, kos mendadak seperti ruang kosong yang penuh bayangan. Ravika tidak melepas pistol dari genggaman hingga dini hari, seakan setiap detik ada yang akan menerobos masuk.Arven terjaga di ruang tamu, mencoba menulis sesuatu di buku catatannya—nama, kemungkinan tempat persembunyian, pola pergerakan Bayu yang ia ingat dari cerita Ravika. Tapi tangannya gemetar.Ia akhirnya menutup buku itu, lalu menatap ke arah pintu kamar Ravika yang sedikit terbuka. Ia bisa melihat cahaya lampu remang dari dalam.“Bu…” suaranya pelan. “Besok… kalau dia datang, apa Ibu yakin kita bisa bertahan?”Tidak ada jawaban. Hanya bunyi napas berat Ravika.---Pagi menyambut dengan langit kelabu. Ravika duduk di kursi kayu dekat jendela, matanya sembab karena tidak tidur semalam. Di tangannya ada foto yang kemarin ditunjukkan Bayu. Foto dirinya bersama pria itu… dan seorang anak kecil.Air mata nyaris jatuh, tapi ia menahannya. Ia benci terlihat rapuh di depan Arven.

  • Ibu Kost yang menggoda   Hari Ketiga

    Udara terasa lebih berat dari biasanya. Seolah seluruh kota tahu sesuatu akan terjadi hari ini. Langit mendung sejak pagi, matahari enggan menampakkan diri.Ravika duduk di meja dapur dengan secangkir kopi yang sudah dingin. Matanya kosong, tapi pikirannya dipenuhi kemungkinan—apa yang akan dilakukan Bayu? Apakah ia akan datang sendirian, atau membawa orang-orangnya?Arven muncul dari kamar dengan wajah tegang. “Hari ini, kan?” tanyanya pelan.Ravika mengangguk. “Ya. Kalau dia menepati janjinya, malam ini dia akan datang sendiri.”Arven duduk di depannya. “Kita nggak bisa nunggu di sini tanpa rencana.”“Apa yang kau maksud?” Ravika menatapnya.“Saya lihat catatan-catatan Ibu semalam,” jawab Arven ragu. “Tulisan Bayu. Nama-nama, jadwal. Itu bisa jadi bukti, Bu. Kalau kita kasih ke polisi…”Ravika memotong cepat, suaranya dingin. “Polisi nggak akan berani. Bayu punya orang di mana-mana. Dan kalau kita salah langkah, sebelum polisi bergerak, kita sudah habis duluan.”Keheningan jatuh. Ha

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status