Share

Ibu Mertua Melarang BerKB
Ibu Mertua Melarang BerKB
Author: Widya Yasmin

Permintaan Ibu Mertua

Author: Widya Yasmin
last update Last Updated: 2023-05-09 08:46:09

"Banyak anak banyak rezeki itu omong kosong, yang ada kalau banyak anak tapi keadaan belum mapan itu namanya nyiksa anak."

Langkahku terhenti saat mendengar suara obrolan ibu-ibu yang sedang mengelilingi tukang sayur. Aku mengurungkan niat untuk berbelanja karena pasti aku akan jadi bahan obrolan di sana. Topik mereka setiap harinya hanya akan membahas diriku yang hobby beranak seperti kelinci dan tidak mempedulikan masa depan anak-anakku.

"Kenapa balik lagi?" tanya ibu mertua saat melihatku kembali tanpa membawa sayuran.

"Aku capek, Bu, jadi bahan omongan mereka."

"Mereka siapa?"

"Ya Bu Susi, Bu Ratna dan Bu Sumiatun."

"Memangnya mereka ngomong apa sama kamu sampe kamu gak mau berbaur gitu?"

"Ya apalagi selain membahas anakku yang banyak padahal usiaku baru 32 tahun, tapi anakku sudah 4."

"Bilang sama mereka, mau punya anak 4, kek, mau punya anak 5, kek, masalahnya apa buat mereka, toh kita gak pernah minta makan sama mereka!"

Aku hanya menghela napas, lelah rasanya harus beradu argumen dengan para tetangga. Sebenarnya aku setuju dengan ucapan mereka yang mengatakan bahwa seharusnya aku menggunakan KB. Setidaknya jika memiliki dua orang anak saja, aku masih bisa mengurus badanku. Setidaknya hidup ini tidak terlalu sulit, karena kebutuhan hidup tidak sebanyak sekarang.

Alasan aku tidak menggunakan KB adalah permintaan ibu mertua. Ia bersikeras agar aku memberikan banyak cucu untuknya. Aku tidak masalah memiliki banyak anak jika kehidupan kami serba berkecukupan atau setidaknya memiliki rumah pribadi, tapi kenyataannya, rumah saja kami masih ngontrak.

Bayangkan, kami tinggal bertujuh dalam satu rumah yang hanya memiliki dua buah kamar.

"Kan kamu bisa pakai KB diam-diam." Itu yang disarankan para tetangga.

Betul sekali, aku memang pernah berniat melakukannya. Namun, belum sempat niat itu terlaksana, ibu mertua sudah mengatakan kalimat yang membuat mulutku seketika menganga.

"Kalau kamu diam-diam menggunakan KB, maka saya akan menyuruh Andre buat menceraikan kamu."

Nahasnya suamiku adalah seorang lelaki yang selalu mendengarkan ucapan ibunya, apapun yang ibunya katakan akan dia turuti termasuk menceraikanku. Lalu yang lebih bodohnya lagi adalah aku. Karena aku terlalu cinta mati pada suamiku hingga akan melakukan apapun demi mempertahankan rumah tangga kami. Bucin dan bodoh, itu yang para tetangga katakan padaku, terserah mereka berkata apa, karena perasaan ini tidak bisa mereka rasakan.

"Kalau aku berKB, setidaknya aku kan bisa membantu Mas Andre bekerja, Bu."

"Pekerjaan kamu itu ngurus cucu-cucu ibu dan menemani ibu di rumah."

Apakah ibu mertuaku egois? Iya, bisa dibilang begitu. Namun, ia selalu membantuku mengurus keempat anakku jika aku sedang mengerjakan pekerjaan rumah. Jujur saja terkadang aku merasa iba padanya, di usianya yang sudah tak muda lagi, dia harus repot mengurus anak-anakku yang tidak bisa diam.

Ibu mertua berusia 57 tahun, sementara suamiku adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. Kedua kakak suamiku tinggal di Kalimantan bersama istri masing-masing, setelah sebelumnya mereka menipu ibunya sendiri dengan menjual rumah peninggalan kakek dan nenek suamiku. Itulah alasannya kini ibu mertua tinggal bersama kami di kontrakan yang sempit, sementara ayah mertua telah lama meninggal bahkan sebelum aku dan Mas Andre menikah.

Suamiku pernah bercerita bahwa mereka dulunya adalah keluarga kaya raya. Namun, setelah suamiku wisuda, ayahnya meninggal dunia. Suamiku bilang, tidak lama setelah itu datang pengacara yang menyita semua harta kekayaan mereka karena katanya ayah mertua memiliki hutang yang sangat banyak. Setelah itu mereka semua menempati rumah peninggalan kakek dan nenek suamiku. Namun, rumah itu malah dijual diam-diam oleh para kakak ipar yang menurutku tidak memiliki hati.

Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, suamiku bekerja sebagai tukang angkot. Sebenarnya ia pernah bekerja di sebuah perusahaan, karena memang ia telah menjadi sarjana. Namun, karena difitnah oleh temannya menggelapkan uang perusahaan, suamiku tak hanya dipecat secara tidak hormat, ia juga jadi kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan lain. Itulah alasannya suamiku kini memilih menjadi seorang sopir angkot.

"Melati, mana sini uang belanja, biar ibu saja yang beli sayuran," ujarnya hingga membuat lamunanku buyar.

"Aku aja, deh, Bu. Aku gak mau ngerepotin."

"Kelamaan kalau nunggu mereka bubar," ujarnya.

Setelah itu aku langsung memberikan selembar uang berwarna biru padanya.

"Jangan lebih dari 30 ribu ya, Bu, belanjanya."

"Iya, ibu ngerti, kok," ujarnya lalu bergegas menghampiri kerumunan tetangga yang mengelilingi tukang sayur.

Beberapa menit kemudian, terdengar suara ibu mertua yang begitu lantang. Karena penasaran, aku segera bergegas keluar, meninggalkan anak bungsuku yang berusia 3 tahun.

"Memangnya kenapa kalau menantu saya banyak anak? Ngaruh sama kalian?" ujar ibu mertua sembari bertolak pinggang.

"Saya cuma prihatin sama Andre, dia harus menafkahi ibunya yang sudah tua, ditambah istrinya yang gak bekerja, lalu anak 4 orang yang membutuhkan banyak biaya, mana rumah cuma ngontrak lagi."

"Andre itu anak saya, ngapain kamu repot-repot ngurusin anak saya!" bentak ibu mertua sembari membulatkan matanya.

"Udah, Bu, jangan diladenin."

Aku segera menarik tangannya untuk segera pulang. Sebelum itu aku segera membeli sayuran yang kubutuhkan terlebih dahulu, karena rupanya sejak tadi ibu mertua belum sempat berbelanja.

"Melati, kamu itu bodoh karena bertahan dengan mertua egois seperti dia, kamu itu bukan kelinci yang tugasnya hanya beranak terus," ujar Bu Susi.

"Hei Kuntilanak bermuka dua, tadi kamu jelek-jelekin Melati, sekarang kamu jelek-jelekin saya!" timpal ibu mertua.

"Sudahlah, Bu, abaikan saja dia," ujarku lalu menarik tangan ibu mertua untuk bergegas pulang.

"Dasar Kuntilanak, ikut campur aja sama hidup orang!" gerutu ibu mertua setibanya di rumah.

"Sebenarnya, apa yang mereka katakan benar, Bu. Seharusnya aku mencari kerja, agar bisa membantu Mas Andre."

"Gak perlu! Tugas kamu hanya mengurus anak dan menemani ibu. Sudah berapa kali ibu mengatakan hal tersebut, harusnya kamu gak usah lagi bertanya. Kalau perlu, kamu beri ibu satu cucu lagi."

"Apa?" Seketika mulutku langsung menganga saat mendengar penuturannya.

Bersambung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Ending

    Untuk menebus kesalahannya pada Bianca, Fahri sering menghabiskan waktu bersama Kristal dan Bianca. Mengajak mereka makan, nonton di bioskop, belanja atau pergi ke Time Zone.Sementara itu hati Kristal semakin berbunga-bunga setiap kali dekat dengan lelaki yang wajahnya mirip aktor drama Korea itu. Awalnya niat Kristal mendekati Fahri adalah untuk membuatnya patah hati, untuk membalas dendam pada Melati. Namun, rupanya ia benar-benar mencintai Fahri.Sementara itu Bianca bisa merasakan bagaimana perasaan Kristal pada Fahri, lalu saat Kristal tengah ke toilet, Bianca memberanikan diri untuk bertanya pada ayah kandungnya itu."Bagaimana perasaan Papa pada mamaku?" Fahri terhenyak bercampur haru karena Bianca tiba-tiba menyebutnya papa."Kamu menyebutku papa? Terima kasih ya, Sayang.""Aku memutuskan untuk memaafkan Papa karena Mama selalu mengatakan jika Papa sebenarnya adalah orang baik.""Terima kasih, Sayang. Papa janji akan melakukan apapun buat kamu.""Termasuk menikahi Mama?" Ia

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Kristal Mendekati Fahri

    Bab 44Fahri menceritakan pada Bu Farah tentang kenyataan bahwa Bianca adalah anak kandungnya."Kemarin Melati hanya cerita kalau mereka sudah meninggalkan rumah itu, karena ternyata Bianca bukanlah anak Andre. Lalu mengapa tiba-tiba kamu mengatakan bahwa dia anakmu?"Fahri langsung menceritakan semuanya, bahkan tentang hasil test DNA mereka."Kita rebut saja Bianca dari Kristal, wanita itu jahat dan licik. Bianca tak pantas tinggal bersamanya.""Jangan, Ma, Kristal tampak sangat tulus menyayangi Bianca, apalagi dia yang sangat berjasa dalam hidup Bianca, jadi kita jangan memisahkan mereka.""Tapi Kristal itu sudah hampir menghancurkan rumah tangga Andre dan Melati, seharusnya dia dipenjara karena sudah menipu dan memeras Andre, untung saja Andre dan Melati terlalu baik hingga dengan mudah memaafkan mereka.""Kristal melakukannya karena dia sangat mencintai Kak Andre, dia bukanlah tipe wanita matre.""Bagaimana bisa kamu tiba-tiba berpikir begitu?""Aku sudah menawarkan rumah, mobil a

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Doa Bianca

    43"Mbak, bisa ajari aku shalat?" tanya Bianca pada pembantunya."Emangnya Non Bianca belum bisa shalat?" Wanita berusia 35 tahun itu mengernyitkan dahi."Waktu kecil sih pernah diajari oleh Oma, tapi sekarang sedikit lupa karena jarang shalat."Setelah itu pembantunya yang bernama Halimah mengajari Bianca bacaan shalat, hingga ia kembali mengingat semua bacaan yang pernah diajarkan oleh omanya. "Kebetulan sekarang sudah waktunya shalat ashar, ayo kita shalat!" ajak Halimah.Bianca mengangguk, lalu mengambil air wudhu. Lalu mengenakan mukena yang setiap lebaran ia beli tapi tak pernah ia kenakan. Setelah itu ia shalat bersama Halimah. Setelah selesai shalat, Bianca mengangkat kedua tangannya seraya berucap lirih."Ya Allah, pertemukan aku dengan kedua orang tua kandungku, lalu jika boleh aku meminta, aku ingin memiliki papa seperti Om Fahri."Mata Halimah berkaca-kaca saat mendengar doa yang diucapkan anak majikannya itu, lalu ia mengaminkan doa tersebut dan berharap Allah mengabulka

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Hanya Mirip

    "Kalian semua siapa? Kenapa manggil saya Ibu dan Nenek? Lalu merangkul saya gitu?" Wanita berjilbab lebar itu tampak kebingungan.Andre dan Melati tiba-tiba terdiam, kembali terbayang dalam ingatan saat mereka melihat dengan kepala sendiri bahwa sosok yang mereka panggil Ibu itu telah dikafani dan dimasukan liang lahat."M..maaf, Bu. Kami mengira Ibu adalah Ibu mertua saya." Melati langsung beringsut mundur dan meminta maaf, begitu pula Andre yang langsung menarik keempat anaknya."Iya, Bu. Mohon maafkan kami," ucap Andre saat menyadari bahwa ibunya tak mungkin bangkit dari kubur lalu kembali membeli martabak di tempat langganan mereka dulu."Kalian kenal Ibu itu? Tolong bayarkan martabak yang ia beli, masa pesan dua loyang martabak tapi gak mau bayar," ujar pedagang martabak dengan wajah kesal."Jadi berapa?" tanya Andre."40 ribu."Andre langsung meraih dompetnya lalu memberikan selembar berwarna merah."Nanti kalau Ibu ini datang lagi, kasih gratis aja," ujar Andre lagi."Siap!" sa

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Ibu Masih Hidup?

    "Jadi, Fahri itu saudara kembar kamu?" tanya Kristal tiba-tiba."Iya," jawab Melati sembari tersenyum."Mitosnya, kalau orang kembar itu memiliki ikatan batin yang kuat, jika salah satu merasa tersakiti, maka kembarannya akan merasakan hal yang sama. Bener, gak?" Kristal kembali bertanya."Betul. Aku sering merasakan apa yang Melati rasakan." Fahri menyahut."Aku juga bisa merasa gelisah saat sesuatu yang buruk menimpa Fahri, contohnya saat Fahri mengalami penganiayaan hingga masuk rumah sakit, saat itu aku merasakan rasa sakit yang sama.""So sweet banget ya kalian." Kristal tampak tersenyum aneh.Sementara Bianca tampak terus menatap Fahri sembari tersenyum, dalam hatinya ia sangat mengidolakan lelaki itu."Apa Om Malaikat sudah menikah?" tanyanya tiba-tiba."Bagaimana kalau mulai saat ini Bianca panggil Om Fahri aja, karena om tidak sebaik Malaikat.""Oke, Om Fahri sudah menikah?" Gadis itu mengulangi pertanyaannya."Om pernah menikah, tapi sekarang istri om sudah meninggalkan om."

  • Ibu Mertua Melarang BerKB   Bianca Anak Siapa?

    "Dok, kenapa putri saya gak bangun-bangun?" Kristal tampak panik saat melihat Bianca yang tiba-tiba tak sadarkan diri.Setelah itu dokter langsung memeriksa denyut nadi dan detak jantungnya."Putri Anda baik-baik saja, ia hanya pingsan dan butuh banyak istirahat."Kristal menghela napas lega, lalu segera menggenggam tangan gadis berusia 14 tahun itu."Bianca sayang, mama sangat menyayangi Bianca. Meski Bianca tidak terlahir dari rahim mama, tapi kamu adalah anugerah dari Tuhan yang dikirim untuk menggantikan anak mama yang telah tiada sebelum lahir ke dunia."Air mata Kristal berjatuhan membasahi tangan Bianca."Jadi, aku bukan anak kandung Mama?"Kristal tampak terhenyak saat Bianca tiba-tiba sadar."Emmm.. maksud kamu apa, Sayang? Mungkin kamu salah dengar.""Gak apa-apa, kok, Ma, aku sudah curiga sejak mengetahui bahwa Mama dan Om Andre tidak memiliki alergi yang sama denganku.""Sayang, apapun yang terjadi, mama akan selalu menyayangi Bianca.""Bagiku Mama Kristal adalah wanita ya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status