Ibu Mertua Melarang BerKB

Ibu Mertua Melarang BerKB

Oleh:  Widya Yasmin  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
45Bab
4.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Melati dilarang menggunakan KB oleh ibu mertuanya, karena ibu mertuanya itu menginginkan cucu yang banyak darinya, padahal kehidupan mereka jauh dari kata cukup. Mereka hanya tinggal di sebuah rumah petak yang hanya memiliki dua buah kamar, bahkan suami Melati hanyalah seorang sopir angkutan umum. Melati akhirnya menuruti kemauan ibu mertuanya itu, hingga ia kini memiliki 4 orang anak di usianya yang ke 32 tahun. Hal tersebut menjadikan dirinya bahan bullyan tetangga, karena harus tinggal di rumah yang sempit dengan anggota keluarga berjumlah 7 orang. Namun, tanpa Malati tahu, rupanya mertuanya itu adalah seorang konglomerat yang berpura-pura hidup miskin.

Lihat lebih banyak
Ibu Mertua Melarang BerKB Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
45 Bab
Permintaan Ibu Mertua
"Banyak anak banyak rezeki itu omong kosong, yang ada kalau banyak anak tapi keadaan belum mapan itu namanya nyiksa anak."Langkahku terhenti saat mendengar suara obrolan ibu-ibu yang sedang mengelilingi tukang sayur. Aku mengurungkan niat untuk berbelanja karena pasti aku akan jadi bahan obrolan di sana. Topik mereka setiap harinya hanya akan membahas diriku yang hobby beranak seperti kelinci dan tidak mempedulikan masa depan anak-anakku."Kenapa balik lagi?" tanya ibu mertua saat melihatku kembali tanpa membawa sayuran."Aku capek, Bu, jadi bahan omongan mereka.""Mereka siapa?""Ya Bu Susi, Bu Ratna dan Bu Sumiatun.""Memangnya mereka ngomong apa sama kamu sampe kamu gak mau berbaur gitu?""Ya apalagi selain membahas anakku yang banyak padahal usiaku baru 32 tahun, tapi anakku sudah 4.""Bilang sama mereka, mau punya anak 4, kek, mau punya anak 5, kek, masalahnya apa buat mereka, toh kita gak pernah minta makan sama mereka!"Aku hanya menghela napas, lelah rasanya harus beradu argu
Baca selengkapnya
Pembully Anakku
"Apa Ibu bilang? Ibu minta aku punya anak lagi?""Enggak, ibu bercanda, kok, 4 cucu sudah cukup. Tapi nanti kalau Aurora sudah besar gak apa-apa, kan, kalau ibu minta cucu lagi?"Aku hanya tersenyum getir, karena sebenarnya aku sudah menggunakan KB IUD setelah melahirkan anak keempat. Sebenarnya niat tersebut sudah kurencanakan setelah melahirkan anak kedua, tapi ibu mertua bersikeras agar aku memberikan 4 orang cucu untuknya. Bahkan ia pernah mengancam akan bunuh diri jika keinginannya tidak dituruti. Ibu mertua memang sangat berbeda, disaat banyak mertua membenci menantunya yang memiliki banyak anak karena dinilai akan menyusahkan anak lelakinya, ibu mertua malah memaksaku untuk memiliki banyak anak. Disaat banyak mertua menginginkan menantu yang bekerja, ibu mertua malah bersikeras agar aku selalu di rumah. Dan yang lebih anehnya lagi adalah aku, dengan semua keegoisannya itu aku malah sangat menyayangi ibu mertuaku."Kalau begitu aku masak dulu ya, Bu.""Iya, silahkan, biar ibu j
Baca selengkapnya
Bertanya-tanya
"Apakah Ibu ke sekolah?" tanyaku pada ibu mertua yang tengah fokus memotong wortel."Kamu ini lucu, kan seharian ibu sama kamu."Lalu saat suamiku pulang, aku segera menanyakan hal yang sama dengan yang kutanyakan pada ibu mertua."Apa Mas ke sekolah?""Hah? Buat apa ke sekolah, memangnya ada apa?"Aku lupa, kalau suamiku tidak tahu tentang apa yang menimpa anak-anak, karena ibu mertua melarangnya, bahkan ibu mertua juga melarangku mengatakan tentang antingnya yang kujual."Enggak, Mas, lupakan saja.""Oh, iya, tadi mas beli nasi Padang, tapi mas cuma bisa beli tiga bungkus, ini uang pendapatan hari ini, kamu harus sisihkan sebagian untuk bayar kontrakan dan biaya sekolah.""Iya, Mas."Setelah itu aku memanggil mertua juga anak-anak untuk makan."Ini untuk Ibu."Aku memberikan sebungkus nasi Padang untuk ibu mertua, lalu duanya lagi aku berikan kepada empat anakku, kusuruh mereka makan satu bungkus berdua."Kalian tidak makan?""Aku sudah, Bu," ucap suamiku."Aku juga masih kenyang."
Baca selengkapnya
Rahasia
Ibu Mertua Melarangku Ber-KBBab 4Penulis : Widya Yasmin "Tunggu sebentar, ya," ujarnya lalu bergegas menuju kamar.Tidak berapa lama kemudian, Ibu mertua membawa sebuah celengan ayam jago."Aku gak tahu kalau ibu punya celengan, padahal selama ini Mas Andre jarang memberi ibu uang.""Sebenarnya dia suka ngasih, ya meski tak seberapa, tapi setiap dia ngasih selalu ibu masukan ke celengan ini.""Jangan, deh, Bu. Aku akan merasa berdosa kalau Ibu memberikan celengan itu untuk biaya sekolah Elsa.""Kita bongkar, semoga saja cukup," ujarnya lalu memecahkan celengan berbahan gerabah itu.Seketika air mataku langsung mengalir saat melihat lembaran berwarna ungu dan hijau yang memenuhi celengan itu. Aku sadar, suamiku tak pernah memberi banyak pada ibu mertua, tapi pada akhirnya uang yang tidak seberapa itu malah dikumpulkan lalu dikembalikan kepadaku."Jangan diam saja, ayo hitung," ujarnya.Aku mengangguk dan langsung mengusap bulir bening yang membasahi pipi, lalu mulai menghitungnya."
Baca selengkapnya
Kejutan
"Rahasia apa yang Ibu sembunyikan dariku juga Mas Andre?" tanyaku hingga membuat ibu mertua terhenyak lalu seketika menutup telponnya."Melati, bisa gak kalau masuk kamar ini kamu ketuk pintu dulu.""Ibu jangan mengalihkan pembicaraan, rahasia apa yang Ibu sembunyikan dariku dan Mas Andre?""Ibu gak menyembunyikan apapun.""Ayolah, Bu, jujur saja."Belum selesai obrolan kami, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang membuatku bergegas meninggalkan ibu mertua. Setibanya di depan pintu, aku terkejut saat melihat Mas Angga dan Mas Elang bersama istri mereka masing-masing."Ibu mana?" tanya Mas Elang dengan wajah ketus."Silahkan masuk, Mas, Mbak, aku akan memanggil Ibu dulu."Mereka mengangguk, lalu duduk di sebuah kursi usang pemberian pemilik kontrakan."Mau ngapain lagi kalian kesini?" tanya ibu mertua yang tampak tak senang saat melihat kedatangan dua anak lelaki bersama dua menantunya."Bu, Angga mau mengajak Ibu untuk tinggal bersama kami.""Sama Elang aja, Bu.""Apa-apaan, kal
Baca selengkapnya
Mencurigakan
"Ibu jujur aja, Ibu kan yang memesan kue tart itu sebagai kejutan untuk Arka?" tanyaku."Ibu kalau mau ngasih apa-apa selalu jujur, contohnya saat mecahin celengan dan saat ngasih anting.""Lalu siapa yang memesan kue ini?""Coba tanya suamimu.""Apa Mas yang membelikan kue tart ini?" "Jangankan membelikan kue, jujur saja mas lupa dengan ulang tahun Arka, karena memang kita jarang sekali merayakan ulang tahun anak-anak kita."Mas gak usah bohong, ngaku aja, Mas pasti ngasih surprise kan buat Arka?""Mas berani bersumpah, kan tiap pulang narik angkot, semua uang selalu diberikan padamu.""Ya sudahlah, gak usah ribet, kita syukuri saja, mungkin ada orang baik yang ngasih rejeki secara diam-diam," ujar ibu mertua."Kok kebetulan banget, apa ada orang lain yang mengetahui hari ulang tahun Arka?""Ada," jawab ibu mertua hingga membuatku langsung menatapnya dengan penuh tanya."Siapa?""Bidan Eriska dan Bu Hajjah Marwah.Seketika aku langsung mengernyitkan dahi saat mendengar ucapan ibu me
Baca selengkapnya
Di Rumah Janda
"Kenapa lesu gitu?" tanyaku pada Elsa sembari menuju jalan pulang."Tadi di sekolah, semua disuruh menceritakan kondisi kamarnya. Putri bercerita kalau kamarnya itu bernuansa pink dan serba hello Kitty, sementara Naura bercerita kalau di kamarnya dihias ala Princess. Ada lukisan para Princess di dinding, bahkan seprei dan selimutnya bergambar para Princess.""Lalu?""Saat aku bercerita bahwa aku tidur bersama Nenek, Bang Arka dan Bang Aldi, lalu tiba-tiba mereka semua menertawakanku. Bahkan Bu Guru menasehati agar aku tidak tidur bersama Kakak laki-laki."Aku hanya menghela napas saat mendengar penuturan anakku yang nomor 3. Aku sangat tahu, bahwa anak perempuan memang sebaiknya tidak tidur bersama anak lelaki. Tapi, semuanya terasa serba salah. Aku hanya memiliki dua kamar dan dua tempat tidur.Aku jadi teringat masa-masa kecilku yang juga tidur sekamar dengan dua kakakku, karena memang Ayah dan Ibu hanya memiliki dua buah kamar. Untungnya mereka semua perempuan. Namun, aku sering me
Baca selengkapnya
Diculik
"Mana ularnya, bukankah tadi kamu bilang ada ular?" Terdengar suara Mas Andre dari dalam rumah Arumi.Aku dan ibu mertua langsung menempelkan telinga di pintu untuk mendengarkan percakapan mereka, karena sepertinya mereka berada di dekat pintu."Mas Andre, sebenarnya aku suka sama Mas.""Gila kamu, saya ini sudah punya istri dan 4 orang anak.""Tapi saya mau jadi yang kedua, Mas.""Ngurus satu istri saja kepala saya mau pecah apa lagi dua istri!" "Braaaak!" Aku langsung mendorong pintu dengan keras."Apa yang sedang kamu lakukan di sini, Mas?!""Melati, mas bisa jelaskan, dia yang menggoda mas.""Bohong, justru suamimu yang menggodaku!" tukas Arumi."Hei janda gatal, aku juga dengar, dari tadi kamu yang menggoda suamiku, tapi suamiku itu tipe setia, dia gak akan tergoda sama ulat bulu kayak kamu.""Punya suami miskin aja bangga!""Iri? Bilang, Bos! Daripada kamu diceraikan gara-gara gatal!"Setelah itu aku langsung menarik tangan suamiku untuk segera pulang."Bagaimana caranya kamu b
Baca selengkapnya
Fahri dan Ibunya
"Itu mobilnya!" teriakku sembari menunjuk sebuah mobil berwarna putih.Lelaki yang wajahnya mirip aktor Ji Chang Wook itu langsung melajukan mobilnya lebih cepat lalu seketika ia menghadang mobil tersebut. Kulihat mobil Avanza berwarna putih itu seketika berhenti, lalu tidak lama kemudian, tampak dua orang lelaki bertubuh tinggi besar mendatangi kami.Kulihat lelaki itu menghajar dua penculik tersebut."Elsa, tunggu di mobil, ibu mau melihat Aurora di mobil itu," ujarku.Ia mengangguk, lalu aku segera berlari menuju mobil itu. "Ibu!" terdengar suara teriakan Aurora sembari menggedor kaca mobil.Rupanya mobil itu terkunci, sehingga aku kesulitan untuk membukanya. Namun, tidak berapa lama kemudian, pintu mobil tersebut akhirnya terbuka, sepertinya Aurora berhasil membukanya."Sayang, kamu gak apa-apa?" tanyaku sembari memeluknya dengan erat.Ia hanya mengangguk sembari berderai air mata, tampaknya ia sangat ketakutan, meski sepertinya penculik itu belum sempat melukainya.Untunglah Aur
Baca selengkapnya
Salah Paham
"Next time, bawa kedua anak kamu main kesini ya," ujarnya sembari tersenyum ramah.Rasanya baru kali ini aku bertemu dengan orang kaya yang ramah, padahal biasanya aku selalu dipandang sebelah mata karena miskin."Terimakasih untuk undangannya, tapi mohon maaf, Bu, saya tidak bisa. Karena akhir-akhir ini saya sangat sibuk."Meskipun rasanya aku penasaran ingin memasuki rumah yang seperti istana itu, tapi aku harus sadar bahwa diri ini telah memiliki suami. Lagipula aku harus berjuang mencari uang dan tak memiliki waktu untuk bermain-main."Baiklah, Melati, semoga suatu saat kita bisa bertemu lagi," ujarnya.Setelah itu ia membayar snack box yang ia pesan, karena aku belum memiliki rekening."Melati, biar Fahri antar kamu pulang," ujar Bu Farah tiba-tiba."Gak perlu, Bu, saya kan sama tukang ojek," sahutku lalu segera pamit.Selama di perjalanan, aku terus kepikiran dengan sikap Bu Farah dan Fahri. Mereka terlihat tertarik padaku, padahal apa yang menarik dari wanita miskin dan berwaja
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status