Share

Bab 6. Bu Mirna yang licik

Ratih cukup terkejut saat melihat seorang lelaki dari masa lalunya, berada di rumah Miko, calon suaminya. Membuat berbagai pertanyaan langsung bersarang di kepalanya.

"Kamu ..." ucap Ratih, membuat lelaki tersebut langsung menoleh ke arah sumber suara.

"Ratih," gumam lelaki itu. Walaupun tidak begitu jelas, namun pria itu tahu pasti, sosok gadis yang ada di depannya adalah Ratih. Mantan kekasihnya dua tahun yang lalu.

"Sedang apa kamu di rumah ini?" tanya Ratih.

"Seharusnya aku yang bertanya, sedang apa kamu di sini?" tanya balik lelaki itu.

"Aku--,"

"Sayang, sedang apa kamu di dapur?" suara Miko tiba-tiba mengagetkan keduanya, lebih tepatnya Ratih, gadis itu langsung terlihat tegang. Seolah sedang tertangkap basah, padahal mereka sama sekali tidak melakukan apapun.

"Mas Miko," ucap Ratih sambil memaksakan senyum.

Miko menekan tombol lampu, agar ruangan tersebut lebih terang. " Loh Andi, kamu sudah pulang ternyata," ucap Miko, saat melihat seorang lelaki yang ternyata bernama Andi.

"Iya, baru satu jam yang lalu," jawab lelaki yang bernama Andi tersebut, ia sempat melirik ke arah Ratih, sebelum akhirnya pandangannya ia alihkan kembali pada Miko.

"Dia siapa Ko?" tanya Andi, begitu penasaran dengan status mantan kekasihnya itu bersama Miko.

"Dia Ratih, calon istriku. Dan rencananya Minggu depan kami akan segera menikah, bukankah Yati sudah memberitahukan sebelumnya padamu?" ucap Miko.

"Oh, jadi ini calon istrimu?" ucap Andi.

"Iya, bagai mana, cantikkan?"

"Iya, cantik sekali. Kamu tidak salah memilih calon istri, dia sangat cantik," puji Andi dengan seringai tipis di bibirnya.

"Tentu, dan aku sangat beruntung bisa memilikinya," ucap Miko sambil tersenyum ke arah Ratih, dan dibalas dengan senyum kembali oleh gadis itu.

Sedangkan Andi yang tadinya tersenyum, seketika merubah raut wajahnya, menjadi datar.

"Sayang, Andi ini adalah suaminya Yati," ucap Miko, membuat Ratih sedikit terkejut mendengarnya.

"Suami?" ucap Ratih mengulang kata suami.

"Iya, bukankah aku pernah mengatakannya padamu, jika Yati sudah menikah? Dan Andi ini adalah suaminya," jelas Miko.

"Oh, iya maaf aku lupa, Mas," ucap Ayuna.

"Tidak masalah, ya sudah sebaiknya aku antar kamu ke kamar. Ndi, kalau begitu kami istirahat dulu," ucap Miko pamit.

"Iya," hanya itu jawaban yang keluar dari mulut lelaki tersebut.

"Kamu kenapa belum tidur? Ini sudah malam, sebaiknya kamu tidur," ucap Miko. Saat keduanya sudah berada di depan pintu kamar yang di tempati oleh Ratih.

"Aku belum bisa tidur Mas," jawabnya.

"Ya sudah, kalau begitu ayo aku temani kamu," ucap Miko ambigu.

"Maksudnya Mas Miko, Mas mau ikut masuk ke dalam kamarku, begitu?" tanya Ratih memastikan.

"Iya, gimana? Mau kan aku temani?" ucap lelaki bertubuh tinggi tersebut, sambil memainkan alisnya naik turun.

"Ah, Mas ini ada-ada saja. Mas mau aku kembali ditampar sama Ibu kamu?" ucap Ratih, dengan sedikit guyonan, padahal dalam hati meringis, saat kembali teringat sakitnya tamparan calon ibu mertuanya yang kejam tersebut. Ya, menurut Ratih ibu dari calon suaminya itu sangat kejam, tapi meskipun begitu, Ratih sangat berharap jika suatu saat Bu Mirna bisa menyayangi dirinya.

"Ibu sudah tidur Sayang, dia tidak akan tahu," tambah Miko lagi. Sepertinya lelaki itu sedang ingin bermanja, dengan calon istrinya. Setidaknya kecupan saja itu sudah cukup bagi Miko, tidak sampai berbuat lebih, walaupun sebenarnya ingin.

"Tidak Mas, aku takut," jawab Ratih. Sepertinya gadis itu cukup trauma saat ini, terlihat dari wajahnya yang seketika murung, Miko yang menyadari perubahan raut wajah kekasihnya, langsung merasa bersalah.

"Sayang maaf, aku tidak bermaksud membuatmu sedih, ya sudah, kalau begitu kamu istirahat saja, aku juga ingin kembali ke kamar," ucap Miko, sambil menatap wajah Ratih.

"Mas marah?"

"Tidak, buat apa marah? Benar yang kamu katakan, dan aku juga tidak mau sampai kejadian kemarin terulang lagi, maaf ya, aku tidak berpikir sampai ke sana," ucap lelaki itu dengan wajah menyesal.

"Tidak apa-apa Mas, ya sudah kalau begitu aku masuk," pamit Ratih, yang diangguki oleh Miko.

***

Pagi-pagi sekali, tepatnya masih pukul 4 pagi, terdengar suara gedoran dari arah luar kamar. Ratih yang kala itu masih terlelap dalam tidurnya, tiba-tiba tersentak kaget, saat mendengar suara gedoran pintu, yang berasal dari pintu kamarnya tersebut.

Ratih yang masih mengumpulkan sebagian nyawanya, terdiam sesaat. Gadis itu melirik ke arah jam yang berada di atas nakas di samping tempat tidurnya.

"Masih jam segini, kira-kira siapa yang mengetuk pintu kamarku ya," gumam gadis itu. Di saat Ratih asik berpikir, tiba-tiba suara ketukan pintu kembali terdengar.

Akhirnya mau tidak mau, Ratih turun dari tempat tidurnya, untuk melihat siapa orang yang berada di balik pintu kamarnya tersebut.

Ceklek ....

Terdengar suara pintu kamar terbuka, bersamaan terlihatlah orang yang sejak tadi mengganggu tidur gadis itu. Ratih sedikit terkejut saat melihat siapa orang yang berada dibalik pintu kamarnya itu.

"Ibu," ucap Ratih. Begitu melihat Bu Mirna yang berada dibalik pintu kamarnya itu, jangan lupakan wajah bengisnya yang selalu melihat Ratih dengan sinis.

"Kamu ini ya, sejak tadi ibu ketuk bukannya di buka, capek tahu," protes Bu Mirna.

"Maaf Bu, tadi saya tidak dengar. Oya, ada apa Ibu menemui saya Bu?" tanya Ratih.

"Saya itu memanggil kamu, karena ini sudah pagi. Dan asal kamu tahu, perempuan yang tinggal di rumah ini harus terbiasa bangun pagi, untuk beraktivitas, seperti memasak, mencuci, dan mengerjakan pekerjaan lainnya, sebagai mana layaknya ibu rumah tangga pada umumnya, bukankah itu tujuanmu datang ke rumah saya? Kamu ingin menjadi istrinya Miko, iya kan?" ucap Bu Mirna yang langsung diangguki oleh Ratih. "Nah kalau begitu ikut saya untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah ini," ucap Bu Mirna dengan nada ketus.

"Tapi kemarin malam kenapa Ibu tidak membangunkan ku?"

"Kemarin itu saya memang sengaja, tidak membangunkan kamu, saya tidak mau Ciko merasa kalau saya menindas mu, karena kamu baru sampai, tetapi sekarang saya rasa sebagai calon istrinya Miko, kamu harus mulai terbiasa untuk saat ini dan seterusnya," potong Bu Mirna.

Bu Mirna memang sengaja melakukan ini semua,ia ingin membuat Ratih menyerah, Bu Mirna sadar jika gadis pilihan putranya itu adalah gadis terpelajar, dia ingin melihat sampai di mana, kesabaran gadis tersebut. Dan mulai sekarang, sepertinya Bu Mirna akan mulai terbiasa bangun lebih awal, dan menyuruh melakukan aktivitas di rumahnya itu, tentunya itu semua bertujuan untuk membuat Ratih menyerah dengan sendirinya.

'Dia pikir, mudah mendapatkan restu dariku, jangan mimpi kamu Ratih,' ucap batin Bu Mirna.

"Hei, kenapa bengong kamu?" tanya Bu Mirna.

"Tidak Bu, saya hanya merasa apa harus sepagi ini ya Bu, untuk beraktivitas di dapur?" tanya Ratih memberanikan diri.

"Kenapa? Kamu merasa keberatan?" tanya Bu Mirna sambil melototkan matanya.

"Bu-bukan begitu Bu,"

"Lah, terus, kenapa kamu seperti ogah-ogahan begitu?sembur Bu Mirna.

"Tidak Bu, baiklah aku akan ikut Ibu," ucap Ratih sambil keluar dari kamarnya.

Bu Mirna tersenyum sinis, ke arah Ratih. Dalam hati wanita akan membuat calon menantunya tersebut akan memikirkan ulang, untuk menikah dengan putranya Miko.

'Lihat saja, apa yang akan aku lakukan padamu gadis bodoh. Aku akan membuatmu menyerah, dan segera melepaskan Miko,' batin Bu Mirna.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status