Home / Romansa / Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris / Bab 3. Berada di Antara Pertentangan Suami Istri

Share

Bab 3. Berada di Antara Pertentangan Suami Istri

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2024-11-28 11:18:45

Kedatangan Asher Benedict membuat suasana menjadi tegang. Sekilas saja, Aleena langsung tahu bahwa Asher adalah sosok pria dingin, tegas, dan mengintimidasi. Aura penuh wibawanya itu membuat siapapun akan merasa gugup jika berhadapan dengannya. 

Aleena menelan ludah saat Asher menatapnya. Ia tidak menduga bahwa ternyata laki-laki itu jauh lebih dewasa darinya.

"Sayang, mereka adalah tamu kita," ujar Marsha menjelaskan. 

Asher menaikkan salah satu alisnya. Ia tidak pernah tahu sejak kapan istrinya bergaul dengan gadis berpenampilan sederhana seperti gadis di depannya ini.

"Ada keperluan apa?" tanya Asher, sembari duduk di sofa menyilangkan kakinya. 

"Ada hal penting yang ingin aku bahas," jawab Marsha. 

Asher tidak lagi berkata-kata. Di sampingnya, Marsha memperhatikan Carl yang masih duduk di samping Aleena. Marsha ingin berbincang dengan suaminya dan Aleena saja saat ini. 

"Carl, bisakah kau pergi dulu dan tinggalkan Aleena sebentar di sini?" 

Aleena sontak menatap Carl dengan lekat. Entah kenapa, Aleena begitu takut saat ia melihat Asher yang duduk tepat di hadapannya. 

Tanpa panjang lebar, Carl pun segera beranjak dari duduknya. 

"Baiklah, Nyonya. Saya akan meninggalkan Aleena di sini. Kalau begitu, saya permisi," pamit Carl, laki-laki itu beranjak dari duduknya dan melangkah pergi. 

Suasana berubah mencekam bagi Aleena saat tersisa dirinya dan sepasang suami istri di hadapannya saat ini. 

Marsha kembali menatap Aleena dengan tatapan yang anggun. Sedangkan Asher hanya diam memperhatikan istrinya. 

"Aleena, ini adalah suamiku, Asher Benedict," ujar Marsha memperkenal suaminya sekali lagi.

Mendengar hal itu, Aleena pun dengan cepat mengangguk dan membungkuk badannya memberi hormat. 

"Sa-salam kenal, Tuan," ucap Aleena dengan suara bergetar. 

Tanpa senyuman sedikitpun, Asher mengerutkan keningnya menatap Aleena, sebelum mengalihkan tatapannya pada sang istri. Tatapannya menuntut penjelasan. 

Marsha pun memeluk hangat lengan Asher. "Dia Aleena. Gadis ini ... aku membayarnya untuk memberikan keturunan pada kita. Aleena bersedia mengandung dan melahirkan darah dagingmu, Asher." 

Penjelasan Marsha sontak membuat wajah Asher mengeras. Laki-laki itu langsung beranjak dari duduknya dan mengusap wajahnya kesal. 

"Berapa kali sudah aku katakan padamu, Marsha? Aku tidak mau dan tidak akan pernah setuju dengan keputusan konyolmu ini!" kata Asher dengan suara hampir menggeram karena menahan marah.

Marsha ikut berdiri dan menghampiri suaminya. "Sayang, kali ini saja dengarkan aku dulu..." bujuknya. "Mau sampai kapan kita hidup berdua seperti ini? Aku tidak bisa memberikan keturunan untukmu, Asher. Bagaimana nasib Keluarga Benedict ke depannya?" 

"Sekali tidak, maka tetap tidak!" seru Asher dengan tegas menolak. 

"Asher, kali ini saja aku meminta padamu!" pekik Marsha menarik lengan suaminya. “Kenapa kau tidak bisa mengerti?”

"Aku tidak ingin membicarakan ini lagi, Marsha!" Asher melepaskan cekalan tangan Marsha dan menatapnya geram. 

Sedangkan Aleena, ia ketakutan melihat wajah marah Asher. Gadis itu langsung beranjak dari duduknya. Aleena tidak mau berada di antara dua orang asing yang tengah bertengkar. 

Kemarahan yang tercipta di antara mereka, membuat rasa takut menyelimuti Aleena. Gadis itu pun berinisiatif untuk segera pergi. 

"Ma-maaf, Nyonya Marsha, sa-saya pamit pulang…," ucap Aleena gemetar. 

"Tunggu, Aleena!” Marsha menahan langkah Aleena dan menarik lengannya. 

Sedangkan Asher menatap istrinya tak habis pikir. Laki-laki itu benar-benar tampak marah karena Marsha tidak pernah sekali pun mendengarkannya. 

Aleena takut saat Asher melangkah mendekat, sedangkan Marsha masih mencengkeram erat pergelangan tangannya. 

Asher menatap Aleena seolah siap memakannya hidup-hidup. 

"Berapa uang yang kau butuhkan? Katakan! Aku akan memberikan berapapun yang kau minta asalkan kau pergi. Batalkan semua kesepakatanmu dengan istriku dan jangan pernah kembali lagi ke rumah ini!" seru Asher mengusir Aleena. 

Tawaran yang Asher berikan membuat Aleena merasa terhimpit. Di satu sisi, ia sangat takut berhadapan dengan Asher, namun Marsha juga tidak mau mengalah. 

"Sekarang aku sadar. Kau selalu menolak permintaanku karena kau sudah tidak lagi mencintaiku, kan?"

Pertanyaan Marsha membuat Asher langsung menatapnya tak percaya. “Apa maksudmu, Marsha?” 

Wanita itu menatap suaminya tajam. "Bukankah itu benar? Buktinya, kau membiarkan aku terus menjadi bahan omongan orang, bahkan keluargamu sendiri, karena aku yang mandul ini tidak bisa memberikanmu anak!" 

Asher menyergah napas frustrasi. "Jangan pedulikan apapun yang orang katakan tentangmu," katanya. “Sudahlah. Aku tidak ingin membicarakan ini lagi.” 

Laki-laki itu membalikkan badan dan melangkah menjauh menuju tangga. 

Aleena masih bergeming di tempat, bingung harus melakukan apa. Pertengkaran suami istri di hadapannya ini membuatnya takut. 

"Kalau kau menolak permintaanku, maka ceraikan saja aku sekarang juga, Asher!" 

Suara tegas Marsha membuat Aleena mengangkat wajahnya dan menatap wanita di sampingnya itu dengan cepat. 

"Hah?" lirih Aleena terkejut bukan main. Mengapa semuanya jadi seperti ini?

Langkah Asher seketika terhenti. Laki-laki itu memutar badan dan menatap istrinya yang kini berdiri tegap dengan wajah marah. 

Asher kembali menuruni anak tangga dan berjalan mendekati Marsha. "Sekeras itu kau menginginkannya sampai mengancamku, Marsha?" tanya Asher. 

"Apa lagi yang harus aku lakukan agar kau setuju? Katakan, Asher! Haruskah aku bersujud dan mencium kakimu?" 

Marsha mengatakan itu tanpa melepaskan cengkeraman kuatnya di lengan Aleena. 

Wajah Asher nampak memucat, laki-laki tampan itu mengeraskan rahangnya menahan amarah yang bergemuruh di dalam dada.

Aleena bisa melihat, bahwa Asher sangat mencintai Marsha. Sekeras apapun pria itu menolak, guratan cemas di wajahnya ketika mendengar kata cerai telah mengatakan segalanya. 

Bahwa Asher Benedict tidak ingin kehilangan istrinya.

Aleena mendengar laki-laki itu menyergah napasnya panjang, memalingkan wajah dan berdecak putus asa. 

"Baiklah ... aku terima permintaanmu," ujar Asher dengan suara tertahan. "Semata-mata karena aku mencintaimu, Marsha." 

Jawaban Asher membuat Aleena menahan napas dengan wajah tegang. 

Keputusan pria itu justru membuat Aleena merasa takut. Tapi ia sudah tidak bisa lari lagi. Ia sudah berjanji pada Marsha akan melakukan semua yang wanita itu inginkan. 

"Terima kasih kau mau mengabulkan satu-satunya permintaanku," ujar Marsha sembari melepaskan tangan Aleena. 

Asher masih bergeming, ia memperhatikan Aleena yang tertunduk gelisah. 

"Gadis ini...," ucap dingin Asher menatap lekat Aleena. 

Anggukan diberikan oleh Marsha. 

"Ya, Aleena bersedia hamil dan mengandung keturunanmu, anak kita. Tidak lebih dari itu, Sayang. Dia hanya akan menjadi wanita sekali pakai untukmu." 

Deg. 

Jantung Aleena berdenyut nyeri mendengar bagaimana cara Marsha menyebutnya dengan ‘wanita sekali pakai’. 

Serendah itukah dirinya?

“Benar kan, Aleena?” 

Aleena menatap Marsha yang menunggu persetujuan darinya. 

Ia menelan ludah sebelum menjawab. “Be-benar, Tuan. Jangan khawatir, setelah saya memenuhi tugas ini, sa-saya akan segera pergi dari sini," ujar Aleena tergagap, berusaha menekan perasaan tidak nyaman di hatinya.

“Dia hanya membutuhkan uang, dan kita akan mendapatkan seorang anak, Asher," kata Marsha mencoba meyakinkan suaminya lagi. 

"Terserah kau saja," sahut Asher dingin. Tampak tak ingin berlama-lama. 

Laki-laki itu lantas melangkah pergi begitu saja meninggalkan istrinya dan juga Aleena di sana. 

Sedangkan Aleena terdiam menekan dadanya pelan. Rasanya seperti ada ribuan jarum yang menusuk hati Aleena saat ini.

Membayangkan betapa rendahnya ia, seperti gadis yang sedang menjual tubuhnya demi uang. 

Dan kemungkinan besar, Asher bukan hanya tidak menyukainya, tapi juga membencinya. 

Aleena bisa melihatnya dari tatapan pria itu. 

Entah bagaimana hidupnya setelah ini. Ia akan menjadi seorang ibu pengganti dan hidup di antara sepasang suami istri yang saling bertentangan ….

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ketut Aryatrini
semakin ingin tahu selanjutnya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 390. KISAH KITA BERUJUNG BAHAGIA

    Dua hari terasa cepat di depan mata. Hari pertunangan Theo dan Arabelle pun telah datang hari ini. Acara pertunangan itu dilaksanakan di sebuah gedung hotel bintang lima milik Keluarga Benedict. Semua tamu-tamu penting dari kedua keluarga itu pun datang. Arabelle tampak sangat cantik malam ini dengan balutan dress panjang berwarna biru muda. Arabelle berdiri di samping Theo dan kedua orang tua Theo setelah acara inti dimulai beberapa menit yang lalu. Theo meraih tangan Arabelle dan menatap cincin berlian bermata putih bening itu tersemat cantik di jari manis Arabelle. "Cantik sekali cincin ini ada di jari manismu," ucap Theo berbisik. Arabelle langsung menoleh dan gadis itu tersenyum manis sambil mengangguk. "Karena kau yang memilihkannya untukku." Kekeham pelan terdengar dari bibir Theo, ia merangkul Arabelle sambil menyapa beberapa tamu yang kini memberikan ucapan selamat pada mereka. "Ini baru pertunangan, sudah sebanyak ini tamu Papa," ucap Theo. "Bagaimana kalau

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 389. S2. Tinggal Menghitung Hari, Kita Akan Terikat

    Beberapa bulan berlalu, hari-hari yang dilalui oleh Theo semakin berubah. Dari yang semula hidupnya serba tenang-tenang saja, kini menjadi sibuk layaknya ia dulu melihat sang Papa.Apalagi Theo merasakan tentang jatuh cinta, memiliki kekasih, dan menyayanginya. Arabelle adalah alasan bagi Theo untuk selalu bersemangat setiap hari. Seperti sore ini, Theo berkumpul bersama orang tuanya dan juga keluarga Arabelle di kediaman Jordan. "Kenapa Tuan Asher dan Nyonya Aleena tidak bilang-bilang dulu kalau mau ke sini," ujar Hani pada mereka berdua."Memangnya kalau kami bilang-bilang apakah ada sambutan yang sangat meriah?" tanya Asher dengan nada bergurau. Kakek dan Nenek Arabelle itu pun tertawa. Bahkan Arabelle dan Theo yang duduk di sofa seberang ikut tertawa mendengarnya jawaban Asher. "Kami bertiga ke sini karena ada tujuan tertentu, Nyonya Hani," ujar Aleena. "Ada apa?" tanyanya. "Pasti ingin membahas tentang anak-anak, kan?" tanya Julian—Kakek Arabelle. "Benar Tuan." Asher menga

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 388. S2. Anak Kesayangan Mama

    Hari sudah gelap, rumah Asher tampak sepi di saat semua anak-anaknya sudah beristirahat di dalam kamar masing-masing. Aleena dan Asher kini duduk di dalam ruangan keluarga. Berdua, dan ditemani oleh cahaya yang temaram. "Tidak terasa ya, Sayang. Sekarang anak kita sudah besar-besar. Theo sudah dewasa, si kembar juga sudah besar. Rasanya baru kemarin kita menjadi orang tua," ujar Aleena menatap ke luar dari jendela di ruang keluarga. Asher tersenyum dan menganggukkan kepalanya pelan. "Waktu berjalan dengan cepat tanpa kita sadari," jawab Asher. Aleena menyandarkan kepalanya di pundak sang suami dan wanita itu mengangguk kecil. "Dan aku tidak percaya menghabiskan seumur hidupku bersamamu, Asher. Padahal, dulu kita dipertemukan karena hal-hal yang tidak diinginkan, dan kita—""Jangan diingat lagi!" Asher menjentikkan jari telunjuknya dengan pelan di kening Aleena hingga membuat sang istri cemberut menatapnya. Wanita cantik itu mengusap keningnya dan mengeratkan pelukannya di lengan

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 387. S2. Kedekatan yang Nyaman

    Kedekatan Arabelle dan Theo sudah sangat dekat, bahkan semua orang juga sudah tahu dengan hubungan mereka. Seperti teman-teman kampus Arabelle saat ini yang melihat Theo yang tengah menjemput Arabelle pulang dari kampus. "Wah, tampan sekali, siapa dia?" "Dia kekasihny Arabelle, anak kedokteran." "Kekasihnya sangat tampan, ya, sepertinya aku tidak asing dengan wajahnya." Suara bisikan-bisikan itu terdengar di telinga Arabelle saat gadis cantik itu sampai di depan. Ia melihat semua kakak tingkatnya tampak memperhatikan Theo yang berdiri di samping mobilnya tampak menunggu-nunggu. Arabelle tidak banyak bicara, ia langsung berjalan mendekati Theo saat itu juga dan mengabaikan semua Kakak tingkatnya yang masih asik membicarakan Theo. "Kak Theo!" pekik Arabelle melambaikan tangannya dan berlari kecil mendekatinya. Theo tersenyum manis padanya seperti biasa, sampai begitu mendekat, Arabelle langsung memeluk pemuda itu. Kedua alis Theo terangkat. Tumben sekali Arabelle melakukan ha

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 386. S2. Berdua Bersamamu Adalah Hal Ternyaman

    Setelah acara makan malam selesai, Theo mengajak Arabelle untuk ikut bersamanya lebih dulu. Mereka berdua pergi ke suatu tempat malam ini. Theo mengajak Arabelle ke taman tempat mereka dulu melihat kembang api saat tahun baru. Di sebuah taman yang indah, dan tepat di cuaca yang cukup dingin seperti malam ini. "Kenapa mengajakku ke sini?" tanya Arabelle tersenyum menatap Theo. "Ingin saja," jawab Theo, ia menggenggam hangat tangan Arabelle dan diajaknya berjalan menaiki banyak anak tangga. Arabelle tersenyum gemas, gadis itu membalas genggaman tangan Theo sebelum mereka kini akhirnya sampai di taman bagian atas. Arabelle menatap sekitar, semua bunga-bunga bermekaran di sana. Dari bunga Hydrangea hingga bunga-bunga lainnya. "Wahh ... cantik sekali bunga-bunganya," ujar Arabelle tersenyum senang. "Sebelum musim dingin, mereka semua bermekaran," ujar Theo menarik pelan lengan Arabelle dan mengajaknya duduk. "Di rumah Mama yang ada di Palonia, semua tamannya dipenuhi oleh bunga Hyd

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 385. S2. Kedua Keluarga Berkumpul

    Segala macam persiapan sudah diselesaikan. Arabelle lolos masuk ke universitas impiannya, gadis itu mendalami ilmu kedokteran seperti yang ia inginkan. Berkat dukungan dan juga perhatian penuh yang Jordan berikan, anak gadisnya bisa berdiri sampai di titik ini.Malam ini, Jordan mengadakan makan malam. Ia mengundang juga Asher dan Aleena, juga Theo, bersama di kembar di sebuah rumah makan di restoran mewah. Tak hanya mereka, bahkan kedua orang tua Jordan pun juga ikut. "Terima kasih Tuan dan Nyonya sudah menyempatkan datang malam ini," ucap Jordan pada Asher dan Aleena. Asher terkekeh mendengarnya, ia menepuk pundak Jordan. "Masih formal saja kau dengan calon besanmu ini," ucap Asher. Jordan pun tertawa. "Masih perlu beradaptasi, Tuan Asher," jawabnya.Sedangkan Aleena kini duduk bersama dengan Hani, mereka berbincang-bincang. Theo bersama Julian dan juga Arabelle. Leo dan Lea melihat ikan-ikan hias di akuarium besar yang berada di tempat itu. Lea berlari mendekati Aleena, anak

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 384. S2. Theo dan Kesabaran Menghadapi Kekasihnya

    Hari berlalu musim pun berganti. Hari demi hari terlewati seperti embusan angin yang cepat dan lembut. Tak terasa, dua setengah tahun terlewati dengan mudahnya. Dua tahun menjadi perjalan yang sangat hebat untuk Theo. Pemuda itu, kini sudah meninggalkan bangku sekolah sejak satu tahun yang lalu. Theo meneruskan perusahaan milik Asher. Bahkan selepas lulus dari bangku sekolah, Theo sangat gila-gilaan mendalami pekerjaan yang ia impikan di dunia bisnis, dia tidak melanjutkan pendidikannya hanya sekejap, lalu fokus pada pekerjaannya. Seperti saat ini, pemuda itu duduk di dalam ruangan kerjanya, di kantor milik sang Papa. Theo tampak sibuk, menyiapkan beberapa berkas untuk persiapan meeting sore nanti. "Berkas yang semalam sudah kau bawa, kan, Theo?" tanya Asher pada sang putra. Theo menoleh dan mengangguk. "Sudah, Pa. Semuanya sudah beres," jawab pemuda itu. "Bagus. Sebagai asisten Papa, kau harus bisa segalanya. Paman Jordan sudah ada di divisinya sendiri, jadi ... kau harus bisa

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 383. S2. Kembang Api dan Arabelle

    Setelah acara makan malam selesai, Theo mengajak Arabelle untuk pergi bersamanya. Malam ini adalah malam yang sangat dinanti-nantikan oleh Arabelle. Perayaan tahun baru yang sudah dari lama ia tunggu-tunggu. Meskipun rencana Arabelle dari awal gagal total, dari ingin menemani Theo bertanding basket, sampai kini mereka pergi ingin melihat pesta kembang api, tapi Arabelle berharap kali ini tidak boleh gagal. "Hemmm ... sepertinya bahagia sekali," tanya Theo melirik Arabelle, sebelum kambali fokus mengemudikan mobilnya. Gadis cantik itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Tentu saja," jawab Arabelle. "Aku hampir berpikir tidak ada harapan lagi untuk melihat perayaan pesta kembang api malam ini, Kak. Tapi ternyata, Tuhan berkata lain..." Theo tersenyum. "Aku selalu berdoa sepanjang hari agar apapun yang kau harapkan bisa Tuhan kabulkan, Arabelle," ucap Theo. "Benarkah?" Arabelle tersenyum menatapnya. Theo terkekeh gemas tanpa menjawabnya, ia mengulurkan satu tangannya dan mengu

  • Ibu Pengganti 1 Miliar untuk Anak Pewaris   Bab 382. S2. Nasihat dari Seorang Ayah

    Theo datang seperti biasa. Kedatangannya kali ini disambut oleh Jordan, laki-laki yang selalu ia panggil Paman sejak kecil itu kini menjadi lebih dekat dengan Theo. Mereka berdua duduk di ruang tamu, menunggu Arabelle yang tengah bersiap, karena Theo bilang kalau Arabelle diminta oleh Aleena datang untuk makan malam bersama. "Beberapa hari ini Paman jadi jarang melihatmu, Theo," ujar Jordan sambil menyalakan sebatang cerutu di tangannya. Theo tersenyum tipis. "Iya, Paman. Paman terlalu sibuk, aku juga sibuk," jawab Theo. "Heem. Paman membantu Papamu mengurus proyek yang ada di Palonia," jawab Jordan. "Paman yakin, dengan kepintaranmu, kau bisa ikut campur dalam proyek itu andai kau tidak sibuk dengan sekolahmu. Paman selalu mengajarimu nanyak hal, bukan?" Mendengar ucapan Jordan, Theo hanya terkekeh saja dan mengangguk. "Untuk beberapa bulan ini aku akan fokus pada pendidikanku dulu, Paman. Setelah itu, aku akan fokus membantu Papa," jawabnya. "Aku mungkin tidak akan mau lanjut

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status