Home / Romansa / Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO / Bab 85. Lagi-lagi Berbohong

Share

Bab 85. Lagi-lagi Berbohong

last update Huling Na-update: 2025-04-30 17:11:13

“Ayah?”

Suara Alea lirih, hampir tak terdengar, seperti sehelai daun yang jatuh di tengah senyap. Langkah kakinya yang biasanya lincah kini melambat, seakan setiap jejaknya menanggung beban luka yang belum sembuh. Matanya tak lepas dari sosok sang ayah, terbaring lemah di atas ranjang tua, tubuhnya lebih kurus, wajahnya pucat, seolah hidup hanya menumpang sebentar lagi.

“Alea, kamu datang, Nak?” Suara Suripto serak dan terputus oleh batuk. “Ayah kira… kamu sudah membenci Ayah.”

Melody berdiri di ambang pintu, dadanya sesak melihat pria yang dulu menghancurkan hidupnya kini terbaring tak berdaya. Dendam dan iba bertarung di dalam hatinya. Dulu Suripto adalah sosok yang ditakuti, keras, bahkan kejam. Tapi kini… tubuh itu tak lagi sama. Apakah ini balasan dari semesta? Tapi kenapa hatinya justru terasa nyeri?

“Alea nggak benci Ayah…” jawab Alea sambil duduk di tepi ranjang. Mata bulatnya menatap ayahnya dalam. “Cuma… kadang Alea sedih. Soalnya Ayah nggak pernah datang lagi. Nggak pernah
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 97, Kedatangan Mantan Ibu Mertua

    "Sasha, kenapa semalam kamu tidur di kamar Alea?"Pertanyaan itu membuat Sasha sedikit tersentak. Tatapannya langsung mengarah pada Alea dan Melody. Alea, yang ketakutan, segera menyembunyikan diri dalam pelukan Melody, enggan menatap mata tajam penuh kebencian itu."Rupanya anak kecil itu mengadu?" ucap Sasha sambil terus mengunyah makanannya dengan santai, seolah tak terjadi apa-apa."Kalau kamu banyak tingkah di rumah ini, lebih baik kamu angkat kaki lagi," ancam Arjuna dingin.Sasha berdiri, ekspresinya naik satu tingkat menjadi marah."Kamu nggak bisa perlakukan aku kaya gitu! Aku juga sedang mengandung anakmu! Kamar tamu itu pengap, sempit—nggak layak!" protesnya lantang."Kamu pasti masih hafal di mana letak pintu keluar rumah ini," balas Arjuna ketus, tajam, tak menunjukkan sedikit pun rasa iba.Sasha menghentakkan kakinya, lalu menjatuhkan diri kembali ke kursi dengan wajah cemberut."Baiklah! Aku nggak akan tidur di kamar Alea lagi. Puas?!" katanya sambil melontarkan tatapan

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 96. Konflik Baru

    Sasha kini telah kembali tinggal di rumah Arjuna, setelah melalui berbagai pertimbangan yang membuatnya mengambil keputusan berat itu. Sasha menaiki anak tangga menuju lantai atas, hendak kembali ke kamar lamanya kamar yang dulu pernah ia tempati sebelum semuanya berubah.Namun langkah kakinya terhenti. Arjuna berdiri di atas tangga, menatapnya dengan dingin dan sikap tegas yang sulit ditawar.“Mau ke mana? Kamarmu di bawah, di sebelah sana,” ucap Arjuna datar, sambil menganggukkan kepala ke arah kamar tamu.Sasha menatapnya tak percaya. “Tapi aku mau kamarku yang dulu. Itu kan kamar tamu, aku kurang nyaman,” sahutnya dengan nada tak suka.Arjuna menghela napas panjang, tapi nadanya berubah ketus. “Terserah. Tinggal keluar dari sini kalau kamu nggak mau.”Sasha mendengus pelan. Ia memutar bola matanya dengan malas, tatapannya kemudian beralih ke Melody yang berdiri tak jauh dari situ. Pandangan Sasha tajam, penuh sindiran. Sementara Melody hanya diam, tak membalas. Suasana rumah men

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 95. Datang Lagi

    Seminggu kemudian...Melody dan Arjuna tampak sedang mencatat segala keperluan calon bayi mereka. Meski usia kandungan masih sangat dini, namun antusias Arjuna tak bisa dihentikan. Ia ingin segala sesuatunya sudah dipersiapkan dengan matang, tak ingin ada yang terlewat."Mas... kira-kira calon anak kita laki-laki apa perempuan ya?" tanya Melody lembut sembari mengusap perutnya yang masih rata."Laki-laki maupun perempuan, yang terpenting sehat dan selamat," jawab Arjuna sambil tersenyum hangat. Sorot matanya menyiratkan cinta dan harapan.Namun, di tengah-tengah perbincangan hangat itu, terdengar suara langkah kaki mendekat dari arah pintu gerbang. Suara itu terdengar mantap, tidak ragu, seolah membawa kabar besar.Melody yang duduk di depan teras bersama Arjuna sontak menoleh. Matanya membesar saat melihat sosok wanita yang begitu familiar dan tidak diharapkan."Hai... apa kabar? Kalian pasti terkejut dengan kedatanganku kemari," ujar wanita itu sambil tersenyum. Dress cokelat yang i

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 94. Malaikat Kecil

    "Apa ada sesuatu yang Mas sembunyikan?"Suara Melody terdengar pelan tapi penuh tekanan. Tatapannya menelisik, penuh rasa ingin tahu yang tak bisa lagi ia bendung. Ada sesuatu yang mengganjal, dan ia ingin jawaban, saat itu juga.Arjuna terdiam. Pandangannya menerawang kosong. Dalam hatinya bergolak, ingin sekali menjaga semuanya tetap tersembunyi. Masalah itu terlalu besar, terlalu berat untuk Melody tahu. Ia ingin Melody tetap tenang, tetap tersenyum."Nggak ada hal yang aku sembunyikan. Semua pesan dari Alex itu... cuma urusan bisnis," jawab Arjuna akhirnya, dengan nada yang berusaha terdengar tenang—meski hatinya berbohong.Melody menatap lekat wajah suaminya. Ia tahu, dari sorot mata itu. Ada yang tak dikatakan. Tapi ia menelan curiga itu, memaksakan diri untuk percaya."Baiklah... Apa kamu siap untuk periksa besok? Aku senang sekali malam ini. Semoga kehamilanmu kali ini sehat dan normal," ujar Arjuna, mencoba mengalihkan suasana."Iya, Mas," jawab Melody, tersenyum tipis. Senyu

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 93. Hamil Lagi?

    "Mana imbalannya? Rencanaku bagus kan kali ini?"Suara Suripto memecah kepulan asap nikotin yang sedang Sasha hisap. Suripto menagih uang ratusan juta yang Sasha janjikan.Sasha menghisap rokoknya sekali lagi, lalu mematikannya di tepi asbak yang berabu. Ia bangkit, melangkah pelan menuju lemari, dan menarik keluar sebuah amplop coklat tebal berisi uang ratusan juta."Ini imbalanmu. Kali ini aku akui kerjamu luar biasa," ujar Sasha sambil menyunggingkan senyum puas.Suripto menyeringai, matanya menyelidik isi amplop coklat itu. "Apa aku dapat jatah lagi malam ini?"Sorot mata Sasha langsung berubah tajam. "Jangan minta yang aneh-aneh, SURIPTO!""Baiklah, aku cuma bercanda. Tenang saja," ujar Suripto terkekeh."Cepat keluar dari sini," usir Sasha, suaranya dingin.Suripto lantas berlalu pergi, meninggalkan apartemen Sasha. Sementara itu, Sasha masih tenggelam dalam euforia rencananya yang berjalan amat mulus."Ini baru awal, Melody. Kamu harus siapkan mental—sebentar lagi aku datang,"

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 92. Merasa Ragu

    Melody mencoba mengingat, aroma parfum itu, begitu familiar. Tapi ia cepat-cepat menggeleng, menepis segala pikiran yang mulai mengusik hatinya."Mungkin dia banyak ketemu klien," gumamnya, mencoba meyakinkan diri sendiri.Tanpa berlama-lama, ia mengangkat keranjang berisi pakaian kotor dan melangkah ke arah mesin cuci. Tangannya sibuk memilah, namun pikirannya terus melayang, terutama pada Arjuna.Mendadak ia teringat sesuatu. Sejak pukul tiga dini hari tadi, Arjuna belum menyentuh makanan. Bahkan sarapan pun hanya ditemani secangkir kopi. Kekhawatiran menyelinap diam-diam ke dalam hatinya."Aku harus ke kantor. Aku akan masakin gurame asam manis kesukaannya. Semoga aku masih sempat sebelum dia meeting," tekadnya bulat.Dengan antusias, Melody bergegas ke dapur. Ia mulai menyiapkan bahan-bahan, memotong, meracik bumbu, semua dilakukannya penuh semangat, seperti menuang perasaan lewat tiap tetes kecap dan irisan bawang.Repot? Sangat. Tapi Melody tak peduli.Baginya, tak ada yang lebi

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 91. Wangi Parfum di Kemeja Arjuna

    Malam kian menua. Lampu-lampu di dalam rumah menyala temaram, memantulkan bayangan sendu di dinding. Tapi tetap saja, tak ada tanda-tanda Arjuna akan pulang. Alea sudah terlelap di sofa, tak kuat menahan kantuk. Tadi ia sempat bersikeras ingin menunggu ayahnya, tapi kini tubuh kecil itu terkulai, terbungkus selimut tipis. Melody mengelus kepala Alea sebentar sebelum berdiri dan menatap ke arah pintu.Meja makan tampak dingin dan sepi. Hidangan yang tadi ia siapkan dengan penuh harap kini hanya jadi saksi bisu. Aroma masakan pun sudah tak tercium. Perut Melody sudah lama berteriak lapar, tapi ia memilih bertahan—menunggu, demi bisa makan malam bersama Arjuna. Malam ini, ia ingin menebus kesalahan."Sudah jam dua..." bisiknya pelan, mata menatap jam dinding dengan jarum yang terus bergerak tak peduli.Ia meraih ponsel. Layar menyala, dan nomor Arjuna kembali dia tekan. Suara nada sambung menggema, namun lagi-lagi tak ada jawaban. Napasnya berat. Jari-jarinya mulai gemetar saat ia menget

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 90. Bertemu di Club

    "Aku kecewa... kenapa kamu bohong padaku?"Suara Arjuna terdengar berat, penuh luka yang disamarkan oleh amarah. Melody membeku di tempat, seolah kata-kata itu menamparnya keras. Hatinya mencelos. Ia menunduk, tak mampu menjawab, karena memang tak ada lagi yang bisa dibela.Arjuna memalingkan wajah, lalu melangkah pergi."Mas..." Suara Melody lirih, nyaris tercekat di tenggorokan. Ia cepat-cepat menyusul, matanya mulai memanas. "Tolong dengarkan aku..."Namun Arjuna tetap melangkah, dingin. Tatapannya lurus ke depan, seolah Melody tak lagi ada di dunianya. Tanpa sepatah kata pun, ia membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya.Melody hanya bisa berdiri terpaku, menyaksikan mobil itu menjauh... dan menghilang. Tubuhnya mulai gemetar, dan air matanya tumpah begitu saja. Ia telah menyakiti satu-satunya orang yang mencintainya tanpa syarat."Bu, Tuan Papah marah, ya?" tanya Alea polos, menarik ujung bajunya.Melody buru-buru menghapus air mata. Ia menghela napas panjang, berusaha menenangka

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 89. Salah Paham

    Dua hari kemudian, Melody kembali menjemput Alea di rumah Suripto. Seperti sebelumnya, ia kembali harus berbohong pada Arjuna. Kali ini ia berkata akan pergi berbelanja ke supermarket—alasan yang sederhana namun cukup untuk menutupi niat sebenarnya."Kamu yakin nggak perlu diantar Alex?" tanya Arjuna, menatap istrinya dengan sorot mata yang menyimpan kekhawatiran."Nggak usah, Mas, biar Rafi yang mengantarku," jawab Melody cepat, suaranya tenang namun agak tergesa."Ya sudah... hati-hati," ucap Arjuna pelan, lalu mengecup kening Melody dengan lembut.Setelah berpamitan, Melody bergegas masuk ke dalam mobil. Hatinya berdebar. Langkahnya tampak mantap, tapi dadanya terasa sesak. Ada rasa bersalah yang mengganjal—terlalu sering ia menyembunyikan sesuatu dari Arjuna akhir-akhir ini. Dan semakin lama, beban itu makin berat.Namun Arjuna tak tinggal diam. Ia sudah cukup lama merasa ada yang berbeda dari sikap Melody. Gerak-geriknya, tatapan matanya, bahkan nada bicaranya—semuanya terasa tak

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status