Home / Romansa / Ibu Sambung Untuk Anak Presdir / 51. Saling Mengancam dan... Mual?

Share

51. Saling Mengancam dan... Mual?

Author: Yadika Putri
last update Last Updated: 2025-08-10 23:07:55

Beberapa hari setelahnya, Susi menemui Alvaro di kantor tepat pada jam makan siang. Perempuan itu memasuki ruangan, dengan wajah sendu kemudian mengutarakan kebimbangannya antara harus berpihak pada Alvaro atau memaafkan kesalahan menantunya.

“Kakak bukan gak bisa bersikap tegas, tapi kasihan Anwar, Al. Kalau Kakak membiarkannya keluar dari rumah, lalu bagaimana dengan calon anaknya? Bagaimana kalau nutrisi untuk kehamilan Istrinya tidak terpenuhi? dan bagaimana kalau diluaran, kehidupan Dea jadi lebih tak terkendali? Bukankah lebih baik tetap tinggal di rumah? Dengan itu gerak-geriknya masih dapat diawasi. Kakak berani jamin, setelah apa yang telah terjadi, dia tidak akan berani berbuat macam-macam terhadap Saira lagi.”

Selama Susi menjelaskan hal tersebut, Alvaro hanya diam dengan tetap fokus pada layar laptop yang masih menyala. Kemudian menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan-lahan. Tidak lama setelahnya, barulah merenggangkan otot-otot dan berakhir dengan menyand
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ibu Sambung Untuk Anak Presdir   Bab 56. Ingin Menghindar

    “Lia?” Alvaro memanggil seraya mengetuk pintu kamar Putrinya.“Iya, Papa?”“Ada Mama di dalam?”“Ada. Tapi… Mamanya tidul.” Cecilia sendiri tidak mengerti apa yang terjadi dengan Mamanya. Yang jelas, ketika masuk, Perempuan itu langsung memintanya untuk mengunci pintu kamar.“Mama ingin istirahat tanpa diganggu orang lain,” begitulah tuturnya.Benar saja, setelahnya Saira langsung naik ke atas ranjang dan menutupi sebagian tubuhnya dengan bedcover. Cecilia ingin bertanya, tapi tidak tega. Karena sepertinya Mamanya itu benar-benar tengah kelelahan. Terlihat dari wajahnya yang sayu dan pucat.“Bisa buka pintunya sebentar? Papa ingin melihat kalian.” Lagi-lagi Alvaro mengakhiri perkataan dengan mengetuk pintu.Hening untuk sesaat sampai kemudian pintu kamar terbuka perlahan, memperlihatkan Cecilia di baliknya. Anak itu berujar, “Hanya lihat saja kan? Papa gak akan belisik kan?”Namun Alvaro tidak menimpali, karena lebih memilih mengutarakan pertanyaan lain. “Lia sedang apa?”“Main lumah-

  • Ibu Sambung Untuk Anak Presdir   55. Trauma Masa Lalu

    “Iya, Mas. Sepertinya… aku hamil.” Saira refleks menyentuh perut ratanya, dengan tersenyum kecil. Tetapi hanya sesaat karena senyumnya kembali memudar begitu menyadari bahwa Alvaro tidak bereaksi sama sekali. Laki-laki itu hanya menatap Saira dengan mimik yang tidak terbaca. Ada apa? Apakah Suaminya itu tidak bahagia dengan kabar kehamilannya ini? “Kenapa Mas?” Alvaro gelagapan sebelum menimpalinya. “Ah… Gak apa-apa. Mas hanya sedikit terkejut saja. Mas lupa kalau kita selalu melakukannya tanpa pengaman ya?” Saira mengernyit, menatap sang Suami yang tertawa hambar. “Mas gak bahagia?” tanyanya kemudian. “Bukan gak bahagia Sayang. Hanya saja, ini diluar prediksi Mas. Harusnya kita merencanakannya dahulu kan? Paling enggak setidaknya sampai kamu benar-benar siap.” ‘Aku sudah siap, Mas. Dan aku sangat bahagia dengan kehamilan ini.’ Harusnya Saira mengatakan kalimat tersebut, tetapi kenapa ia justru mundur beberapa langkah—seakan menjauh, padahal Alvaro tidak bergerak sama sekali.

  • Ibu Sambung Untuk Anak Presdir   54. Kamu? Hamil?

    Ketika pulang sekolah, Cecilia mengutarakan keinginannya pada Alvaro. “Kedepannya Mama gak pelu nungguin aku di sekolah lagi, aku mau belajal mandili,” tuturnya.Alvaro melirik sang Istri, mencari jawaban. “Benarkan? Secepat itu kamu mengerti maksud Papa?” dengan ucapan yang lebih ditujukan untuk sang anak.“Kan bial Mamanya bisa istilahat, bial sakitnya sembuh total. Kasian kalau setiap hali, Mama halus muntah-muntah telus di sekolah.”“Kamu sakit lagi? Kenapa gak bilang Say?” Sebelah tangan Alvaro sudah menyentuh pipi Saira.“Aku gak apa-apa Mas, keadaannya gak separah itu. Kebetulan saja tadi Lia nyamperin aku pas lagi muntah-muntah, jadi terkesan memprihatinkan,” ada jeda sebelum Saira melanjutkan. “Padahal aku biasa-biasa saja kok, Mas juga bisa rasain sendiri kan. Suhu tubuhku masih normal. Sepertinya aku hanya kurang cocok berada di lingkungan sekolah lama-lama.”“Yasudah. Untuk sementara waktu Lia diantar sama Pak Mamat dulu ya?” Pak Mamat merupakan Sopir kepercayaan Alvaro, y

  • Ibu Sambung Untuk Anak Presdir   53. Mual Lagi?

    Alvaro benar-benar berhasil merubah mood Putrinya. Cecilia yang biasa ceria pergi ke sekolah, kini berwajah murung. Meski Saira masih mengantarnya, tetap saja anak itu kepikiran dengan kata-kata sang Papa.Kenapa ia harus pergi sendiri?Apakah Papanya tidak takut putrinya kenapa-napa kah?Pikiran-pikiran seperti itu yang berkecamuk dalam pikirannya.“Sudah, perkataan Papa jangan terlalu dipikirin ya? Kan yang paling penting, Mama tidak setuju dengan keputusannya.” Sebelum anak itu memasuki kelasnya, Saira menyempatkan berpesan demikian.“Tapi Papa benal, aku halus belajal mandili. Cuma belum siap aja kalo mandilinya sekalang-sekalang. Aku masih takut.”“Yasudah, kan Mama bilang gak apa-apa. Untuk saat ini, kita tetap bareng-bareng, ya?” jika sebelumnya Saira mengusap kepala anak itu, kini berganti dengan menjawil dagunya. “Udah sana. Belajar yang pintar. Mama akan nunggu di depan.”Beberapa jam kemudian, barulah Saira menghubungi Alvaro untuk mengadukan semuanya. “Kalau dia kedepannya

  • Ibu Sambung Untuk Anak Presdir   52. Perdebatan Kecil Mengenai Sekolah

    Foto-foto yang Anwar tunjukkan memang berisi chat-chat ancaman. Tetapi bukan Alvaro yang melakukan, melainkan orang suruhannya. Bukan reaksi seperti ini juga yang Alvaro harapkan. Ia ingin Anwar turut memperingatkan Dea, bahwa setiap kejahatan yang dilakukannya akan memiliki dampak yang buruk.Lagipula ancamannya masih wajar. Alvaro hanya akan membuat bisnis keluarga Dea hancur perlahan-lahan. Itupun baru gertakan, belum benar-benar melakukannya. Dan tidak akan pernah melakukannya.Apa karena sebuah kehamilan, maka kesalahan seseorang dapat dibenarkan?Sebelum keluar dari mobil, Alvaro menyembunyikan foto-foto dari Anwar tersebut supaya Saira tidak melihatnya. Jika istrinya tahu, Alvaro masih mengusik Dea—meski secara tidak langsung, bisa-bisa Saira menceramahinya lagi.“Papa!” Cecilia yang pertama kali menghampiri seraya berlari dengan merentangkan tangan dan berakhir memluk pinggang sang Papa.Di belakangnya Saira menyusul, padahal beberapa saat lalu Perempuan itu terlihat masih men

  • Ibu Sambung Untuk Anak Presdir   51. Saling Mengancam dan... Mual?

    Beberapa hari setelahnya, Susi menemui Alvaro di kantor tepat pada jam makan siang. Perempuan itu memasuki ruangan, dengan wajah sendu kemudian mengutarakan kebimbangannya antara harus berpihak pada Alvaro atau memaafkan kesalahan menantunya.“Kakak bukan gak bisa bersikap tegas, tapi kasihan Anwar, Al. Kalau Kakak membiarkannya keluar dari rumah, lalu bagaimana dengan calon anaknya? Bagaimana kalau nutrisi untuk kehamilan Istrinya tidak terpenuhi? dan bagaimana kalau diluaran, kehidupan Dea jadi lebih tak terkendali? Bukankah lebih baik tetap tinggal di rumah? Dengan itu gerak-geriknya masih dapat diawasi. Kakak berani jamin, setelah apa yang telah terjadi, dia tidak akan berani berbuat macam-macam terhadap Saira lagi.”Selama Susi menjelaskan hal tersebut, Alvaro hanya diam dengan tetap fokus pada layar laptop yang masih menyala. Kemudian menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan-lahan. Tidak lama setelahnya, barulah merenggangkan otot-otot dan berakhir dengan menyand

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status