Share

62. Kebenaran I

Author: Yadika Putri
last update Last Updated: 2025-12-03 18:11:15

Susi yang mulai jengah dengan perdebatan yang dilakukan Alvaro dan Anwar, akhirnya memutuskan pergi terlebih dahulu untuk menemui Rossa dan memberitahukan kondisi Saira. Karena bagaimanapun juga Ibunya itu pasti saat ini tengah khawatir dengan Saira yang hilang tiba-tiba.

Beberapa saat lalu—tepatnya ketika Alvaro berkeliling mencari Saira, Anwar memberitahukan keadaan yang sebenarnya.

Saira mengalami pendarahan dan memerlukan perawatan untuk beberapa waktu. Tidak lupa, Anwar juga menjelaskan kronologi kejadiannya secara singkat. Intinya, semua terjadi karena pikiran Saira yang didominasi oleh ketakutan dan itu cukup berdampak pada kehamilannya ini.

Tiba di rumah Rossa, Susi dikejutkan dengan kehadiran Cecilia. Tadinya ia hanya berkeliling untuk mencari Ibunya, dan langkahnya tidak sadar telah membawanya masuk ke dalam kamar anak kecil itu.

Untungnya sang Ibu yang ia cari, ada disana juga. Rossa tengah duduk sambil memperhatikan seorang Suster yang sedang membersihkan wajah Cecilia.

“B
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ibu Sambung Untuk Anak Presdir   66. Sesuatu Yang berubah

    Saira baru diizinkan pulang seminggu setelahnya, itupun atas paksaann dari Alvaro. Jika mengikuti apa kata dokter, setelah dirawat empat hari pun, dirinya sudah boleh pulang. Kondisinya sudah baik-baik saja, dan kehamilannya pun akan baik-baik saja selama tidak banyak pikiran dan tidak melakukan pekerjaan yang berat-berat.Yang perlu Saira ingat. Karena kehamilannya ini kembar, maka jangan heran jika kondisinya lebih melelahkan dari kehamilan yang biasa. Intinya, harus sering-sering kontrol untuk memastikan perkembangannya.“Apa kamu tidak senang akan mendapatkan dua adik sekaligus?” Saira sedikit heran, pasalnya sejak dirinya pulang Cecilia terlihat jadi pemurung.Tidak ada pertemuan dengan berpelukan untuk saling melepas kerinduan. Tidak ada teriakkan antusias juga seperti apa yang Saira bayangkan sebelumnya. Alih-alih bahagia, Cecilia lebih terlihat menghindarinya.“Apa terjadi sesuatu selama Mama tidak bersamamu?” Saira masih berusaha memancing supaya anak itu mau membuka suaranya

  • Ibu Sambung Untuk Anak Presdir   65. Maaf, Maaf dan Maaf

    “Bolehkah Mas menyapa mereka?”Saira cukup geli melihat sikap Suaminya yang seperti ini.“Kalau gak bisa, Mas gak perlu memaksakan diri. Aku akan ngerti kok.” Perempuan itu menyisirkan jemari pada rambut Alvaro yang sudah tidak beraturan.“Enggak sayang—enggak. Anwar bilang Mas harus bertanggung jawab dan jadi ayah yang adil. Setidaknya, Mas harus belajar menyapa mereka juga kan?”Meski pelan tetapi Saira dapat merasakan bahwa di bawah sana Alvaro tengah mengusap-usap permukaan perutnya.“Maaf ya, Papa baru sempat menyapa. Maafin Papa juga yang telah membuat Mama kalian menderita. Papa janji setelah ini Papa akan memperlakukan Mama dengan baik. Dan tolong, kalau ingin sesuatu yang wajar-wajar saja ya anak-anak.”Saira memalingkan wajah, menyusut butiran bening yang berhasil lolos dari ujung matanya. Kemudian berdehem untuk menetralkan perasaan harunya, supaya tidak berlangsung cukup lama.“Selain menyapa, Anwar mengajarkan apalagi, Mas?” suara Perempuanitu bergetar.“Apa lagi ya?” Alv

  • Ibu Sambung Untuk Anak Presdir   64. Menjadi Lebih Baik

    Otomatis pandangan Saira tertuju pada Anwar yang masih mematung di pintu masuk dengan wajah bingungnya.Laki-laki itu menatap orang-orang yang berada di dalam ruangan secara bergantian, lalu dengan polosnya bertanya. “Kenapa kalian memasang wajah sedih seperti ini? Apa Saira benar-benar keguguran?”“Diam kau!” Siapa sangka, Alvaro langsung berbalik menghadap Anwar. “Anakku tidak kenapa-napa, dan akan selalu baik-baik saja.” Kemudian menatap Rossa dengan lembut. “Iya kan Oma? Anakku pasti baik-baik saja.”Rossa tidak menjawab, dan lebih memilih membuang muka ke arah Saira dengan sekuat tenaga menahan senyuman dan memberikan kode tersirat pada Saira.Apa maksudnya itu?“Jawab Oma? Kenapa Oma diam saja? Saira baik-baik saja kan?”“Ketika Anwar memukulimu, apa kamu tidak melawan hah? Kenapa kau biarkan tubuhmu babak belur seperti ini?” Susi memutus rasa penasaran Alvaro dengan mengusapkan kapas yang sudah diberi antiseptic pada luka-luka yang terdapat di wajahnya.“Lain kali, kalau kau me

  • Ibu Sambung Untuk Anak Presdir   63. Kebenaran II

    “Trauma?” Saira bertanya untuk memastikan.Rossa mengangguk kecil. “Alvaro sangat bahagia dengan kehamilanmu ini.” Kemudian ia tersenyum, membayangkan reaksi Alvaro ketika pertama kali mengetahui kehamilan Saira.“Tetapi disisi lain dia ketakutan. Takut apa yang menimpa Cecilia dahulu, terulang kembali pada calon anak kalian.” Di akhir kalimat, Wanita tua itu tersenyum pahit. Berusaha menahan keras air mata yang sudah sangat memburamkan penglihatan agar tidak jatuh begitu saja.Tidak jauh berbeda dengan Saira yang semakin sesak membayangkan tersiksanya Alvaro selama ini. Bibirnya kelu tidak sanggup mengeluarkan kata-kata kembali.“Oma ingat persis, saat itu dia menceritakan kehamilanmu dengan mata berbinar, tetapi tangannya bergetar hebat. Dia sangat ingin menyentuhmu, tetapi tidak bisa. Pada akhirnya dia hanya bisa menangis kebingungan. Katanya dia tidak sanggup lagi jika harus membesarkan anaknya seorang diri. Dia takut kamu menyesali kehamilanmu. Bagaimana kalau pada akhirnya kamu

  • Ibu Sambung Untuk Anak Presdir   62. Kebenaran I

    Susi yang mulai jengah dengan perdebatan yang dilakukan Alvaro dan Anwar, akhirnya memutuskan pergi terlebih dahulu untuk menemui Rossa dan memberitahukan kondisi Saira. Karena bagaimanapun juga Ibunya itu pasti saat ini tengah khawatir dengan Saira yang hilang tiba-tiba.Beberapa saat lalu—tepatnya ketika Alvaro berkeliling mencari Saira, Anwar memberitahukan keadaan yang sebenarnya.Saira mengalami pendarahan dan memerlukan perawatan untuk beberapa waktu. Tidak lupa, Anwar juga menjelaskan kronologi kejadiannya secara singkat. Intinya, semua terjadi karena pikiran Saira yang didominasi oleh ketakutan dan itu cukup berdampak pada kehamilannya ini.Tiba di rumah Rossa, Susi dikejutkan dengan kehadiran Cecilia. Tadinya ia hanya berkeliling untuk mencari Ibunya, dan langkahnya tidak sadar telah membawanya masuk ke dalam kamar anak kecil itu.Untungnya sang Ibu yang ia cari, ada disana juga. Rossa tengah duduk sambil memperhatikan seorang Suster yang sedang membersihkan wajah Cecilia.“B

  • Ibu Sambung Untuk Anak Presdir   61. Mencari Jawaban

    Alvaro keluar Rumah Sakit dengan menggendong Cecilia. Di parkiran sudah ada Pak Mamat yang menyambut dengan bertanya. “Memangnya Non Lia sudah boleh dibawa pulang Pak?” Pandangannya fokus pada kaki Cecilia yang terpasang gips.“Entahlah. Hanya saja saya tidak bisa membiarkannya tetap dirawat di sini,” tutur Alvaro. Diakhiri dengan memberi kode, supaya Pak Mamat membukakan pintu mobil.Sang Sopir langsung menuruti, kemudian turut mendudukkan diri dibalik kemudi. Tidak lama setelahnya, mobil berwarna hitam tersebut pun melaju meninggalkan areal parkir.“Setelah mengantarkan saya, nanti Pak Mamat kembali ke sini ya, untuk mengambil mobil saya. Bisa?”“Baik Pak. Bisa. Sekarang kita akan pergi kemana?”“Rumah saja. Tadinya saya ingin memindahkan anak ini ke Rumah Sakit lain. Tapi setelah dipikir-pikir, lebih baik saya mempekerjakan seorang suster untuk merawatnya di rumah.”Pak Mamat hanya mengangguk-angguk, tanda mengerti.“Oh iya, apa Bapak sempat melihat Istri saya bersama Anwar keluar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status