Share

Ibu Susu Anak Dosenku
Ibu Susu Anak Dosenku
Author: Blue Rose

1. Seleksi Ibu Asi

Author: Blue Rose
last update Last Updated: 2024-05-08 03:57:07

"Ukuran payudaranya berapa, Mbak? Emangnya cukup nyusuin bayi kalau sekecil itu?"

"Iya, loh. Dilihat dari penampakannya, kayanya Asi Mbak gak cukup banyak, deh?"

“Kalaupun asinya banyak, pasti encer dan gak berkualitas, ya?”

Lela seketika melongo mendengar ucapan-ucapan wanita di sekelilingnya.

Tanpa sadar dia menutupi bagian dadanya yang sudah terhalangi hijab creamnya.

Gadis yang sedang stress akibat proses skripsi dan utang ayahnya itu melamar kerja karena melihat status penjual sayur langganannya.

Katanya, ada orang kaya yang sedang mencari ibu asuh untuk anaknya dengan gaji tinggi. Dipikirnya, ini kesempatan besar agar dia dapat kerja di satu tempat alih-alih memiliki 3 pekerjaan sampingan.

Tapi, kok pelamar lain malah mengomentari ukuran payudaranya dan membawa-bawa perihal asi?

Dengan cepat, Lela pun melihat ponselnya lagi dan melihat judul bannernya.

Namun, matanya membelalak karena apa yang ditanyakan ibu-ibu tadi masuk akal.

[SELEKSI IBU ASI! GAJI 10JT PER BULAN + TUNJANGAN LAINNYA]

Hah?

Lela ternyata kemarin salah baca…! Pantas saja, dia ditatap segitunya sejak tadi.

Memang seharusnya, gadis itu curiga dengan gaji besar di status yang ia baca….

Mana mungkin, Ibu Asuh biasa digaji sebesar itu? Tapi, karena harus membayar biaya sekolah sang adik dan rumah sakit sang ibu, dia jadi terburu-buru.

Ayahnya? Jangan ditanya! Pria itu justru kabur-kaburan setelah berutang dan dikejar rentenir. Andai Lela tidak ingat kalau ia hampir lulus, ia akan berhenti kuliah dan memilih fokus kerja demi keluarganya.

Lela menghela napas. Dia lantas berusaha keluar dari barisan pendaftar untuk menjelaskan permasalahan yang ada.

Sayangnya, giliran Lela justru ternyata tiba.

“Huaaaaa!”

Dari tempatnya, Lela bahkan dapat melihat bayi yang merupakan bintang utama hari itu memberontak dalam gendongan–tidak nyaman.

Tangisannya semakin kencang, membuat Lela merasa iba.

Hanya saja, saat mata bulatnya itu bersitatap dengan Lela, bayi itu … langsung diam?

Bayi tampan itu bahkan menatap Lela cukup lama, seolah dirinya sesuatu yang sangat menarik.

Hal ini membuat sang pengasuh dan calon “Ibu Asi” lainnya ikut melihat Lela.

Ada apa yang menarik dari seorang perempuan muda berhijab cream dengan pakaian kemeja putih dan rok hitam polos itu?

"Baby Dam, mau apa?" tanya sang pengasuh pada bayi mungil itu meski tahu tak akan mendapat balasan yang diharapkan.

"Aba...abaabububu..." oceh bayi itu tiba-tiba.

Lela pun bingung.

Ia menatap sang pengasuh yang juga tak tau harus melakukan apa, tapi ia tak memiliki pilihan lain selain menggendong bayi itu.

Kejadian itu pun menjadi tontonan semua orang. Terlebih, setelah masuk ke gendongan Lela, bayi itu seolah langsung menemukan kemistri.

Ia sampai ngusel-usel di dada Lela, menepuk-nepuk dadanya yang tertutup hijab.

Lela menanggapinya sebagai candaan bayi, tetapi bayi itu malah berusaha menyingkirkan hijab Lela.

Sampai akhirnya pengasuh bayi itu pun berkata, "Tunggu apa lagi? Susui saja."

Deg!

“I–itu…”

Lela ingin menjelaskan apa yang terjadi.

Tapi belum sempat menjelaskan, seorang pria di usia 30-an tampak mendekati mereka. "Ada apa ini?" tanyanya.

"Baby Dam gak mau lepas dari Mbak ini, Mas Dika," ujar sang pengasuh, menjelaskan situasi pada sekretaris dari ayah Baby Dam, “Jadi, saya menyuruh Mbak ini untuk coba menyusuinya.”

Pria itu sontak mengerutkan kening mendengar informasi yang didengarnya.

Ditatapnya Baby Dam dan Lela secara bergantian.

Pemandangan Baby Dam ramah pada orang asing … sungguh luar biasa!

Biasanya, Baby Dam akan menangis, membuang muka, atau bahkan tantrum begitu melihat orang tak dikenal–seperti pada pendaftar sebelumnya.

Sekretaris itu saja perlu waktu lama untuk mendapat approval sang bos kecil yang sepertinya menurunkan sifat banyak mau dan perfeksionis dari ayahnya, Tuan Raniero.

Seketika, pria itu pun mendapatkan sebuah ide!

"Gini saja, Mbak. Sepertinya, Baby Dam sudah memilih Mbak. Kalau begitu, tolong, ikut ke mansion agar kita bisa leluasa bicara terkait kontrak kerjanya, ya."

Mendengar itu, para ibu di sana terkejut!

Yang tadi julid, jelas makin julid pada Lela.

Lela sendiri kelu mendapat kebencian terang-terangan seperti itu.

Hanya saja, pendaftaran dan wawancara calon Ibu Asi sudah dihentikan….

Jadi, di sinilah Lela sekarang–mansion mewah milik orang tua Baby Dam.

Setelah menaruh Baby Dam yang tertidur di pangkuannya sejak di mobil, dirinya diajak bicara di ruang tamu oleh Dika dan dua orang lainnya, yang ternyata dokter dan kuasa hukum keluarga itu.

"Baik, Mbak Lela. Sepertinya kita bisa mulai membicarakan perihal pekerjaan Ibu Asi untuk Tuan Muda. Apakah Mbak setuju?”

Lela memilin jarinya. "Saya... sebenarnya… salah baca loker kemarin, Pak. Saya masih mahasiswa dan belum pernah menikah atau punya anak.”

“Meskipun saya mau, tapi saya belum punya Asi. Jadi saya gak jadi ngelamar," ucapnya tak enak, “sekali lagi, mohon maaf.”

Suasana seketika hening.

Sekretaris dari ayah Baby Dam bahkan tercengang!

Bisa-bisanya wanita yang mampu mengendalikan sang tuan muda, ternyata tak bisa jadi ibu asinya?!

“Mbak gak bercanda, kan?”

Blue Rose

Jangan lupa tulis komen di bawah ya... see u

| 69
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (12)
goodnovel comment avatar
Ristiana Cakrawangsa
enggak pak, saya enggak bercanda . baby dam tau mana yg tulus mana yg enggak
goodnovel comment avatar
Alifatun Nisak
semak dulu
goodnovel comment avatar
Semesta Outdoor Supply
sepertinya menarik
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ibu Susu Anak Dosenku   Extra Part: Sakinah Bersama Lela

    Lela mengalihkan pembicaraan agar Bara tidak fokus pada itu. "Aku ngantuk dan capek, tidur di kamar yuk! Katanya mau ngecas energi?" Ia langsung berdiri dan merentangkan tangan minta dipeluk. Bara pun tak membahas apa yang ia tanyakan tadi pada istrinya, dan segera menyambut pelukannya. Namun, sebelum itu ia meminta Bi Tati untuk memindahkan Damien ke kamarnya. Apartemen itu ada 1 kamar utama, dua kamar ukuran sedang untuk Baby Alesha juga Damien sendiri-sendiri, dan untuk pembantu satu kamar tapi dua ranjang, ukurannya juga luas. Bara dan Lela masuk kamar dengan bahagia, saking rindunya sampai melupakan anaknya. Untung mereka kaya dan ada yang bisa diperintah, kalau tidak, parah sih. ••• Paginya, Bara dan Lela ke rumah sakit untuk mengunjungi Hendra lagi. Kali ini mereka membawa serta anak-anak, karena ada Bara juga. Namun sebelum mereka masuk, mereka mendengar teriakan Eva. "Mas, padahal tinggal bilang dengan baik-baik kok, kenapa harus pake bahasa yang kasar?!" kesalnya.

  • Ibu Susu Anak Dosenku   200. Berakhir

    Sudah dua pekan Lela di Bandung, tiba-tiba Bara menelpon di jam kerjanya. Biasnaya ia akan mengambil waktu istirahat untuk telpon. "Kenapa sih?" tanya Lela pada suaminya di video call. Namun sepertinya Bara sedang di Mansion, terlihat backgrounnya kamar Damien. "Nih, Damien nangis pingin ketemu Mama katanya," ujar Bara. Kamera pun disorot ke Damien yang sedang menangis, ia terlihat sangat sedih. Lela jadi ketularan sedih dan langsung menghela napas. "Ya Allah Sayangku, kenapa nangis?" tanyanya lembut. "Pingin ikuuuuut," jawab Damien dengan isak tangisnya. Sementata itu Baby Alesha menyembul di balik hijab Lela, ia baru selesai menyusu dan melihat ke arah kamera. "Nih, diliatin Dedek Alesha. Masa Abang gak malu?" ujar Lela. Damien pun mengusap air matanya, ia memang anak yang cukup gengsian. Apalagi sejak Alesha lahir, Damien berperan menjadi kakak jagoan yang selalu melindungi adiknya. Bahkan setiap teman-teman Bara atau Lela datang menbawa anak-anak mereka, Damien

  • Ibu Susu Anak Dosenku   199. Yang Pasti-pasti Aja

    Lela tersenyum masuk ruangan rawat inap Hendra bersama suaminya. Bahkan sedari tadi, Bara terus merangkulnya sampai susah masuk di pintu masuk karena Bara yang besar. "Assalamualaikum, Papi, Mama!" sapa Lela pada mertuanya. Eva pun tersenyum dan langsung berdiri. Lihatlah, ia anggun sekali seperti Ratu Inggris yang penuh etiket. Pakaiannya juga sangat sopan meski tidak berhijab, ia sangat rapih dan berkelas. "Waalaikumsalam, Sayang." "Gimana kabarnya, Papi sekarang?" tanya Bara. "Loh katanya Bara mau balik ke Jakarta?" tanya Eva setelah menyalami dan memeluk Lela. "Iya, ini abis dari sini langsung balik ke Jakarta." Eva mengangguk-angguk, "Papi kamu udah mulai membaik, tinggal pemulihan. Tapi Mama mau Papi kamu dirawat dulu sampai bisa jalan," ujarnya. "Takut banget kalo ada apa-apa nanti, masalahnya kan Nyonya Yun... eh Mami lagi sakit juga, abis tenggelam di kolam waktu di Bali." Lela terkejut, "Loh terus gimana sekarang?" "Udah baik katanya. Dia kayaknya mau

  • Ibu Susu Anak Dosenku   198. Membereskan yang Tersisa

    Hendra terkena stroke dan dirawat di rumah sakit di Bandung. Maka, dalam keadaan itu Bara datang mengunjungi ayahnya dan melihat ayahnya tidak bisa bicara dengan baik. Sayangnya, Bara tidak bisa menjaga ayahnya karena harus bekerja. Kakak-kakaknya juga tak bisa datang karena sudah sibuk dengan pekerjaan dan keluarga mereka di luar negeri. Melihat situasi itu, Lela minta izin pada Bara untuk ikut merawat Ayah mertuanya dan tinggal di sekitar rumah sakit. Awalnya Bara tidak mengizinkannya karena ia khawatir pada Lela yang masih harus bersama dengan Baby Alesha. Akan tetapi, Lela berhasil meyakinkan suaminya dan meyakinkannya bahwa itu adalah baktinya yang harus ia sampaikan kepada mertuanya. Ia berkata pada Bara. "Mas, selama ini aku nggak 100% nyalahin sikap Papi sama aku. Sikapnya itu sangat wajar, karena dia hanyalah orang tua. Umumnya orang tua ya selalu ingin yang terbaik untuk anaknya dan aku mungkin gak masuk pada kriteria dia waktu itu. Wajar buat dia untuk berkomentar

  • Ibu Susu Anak Dosenku   197. Mengunjungi Greg

    Hal yang Lela khawatirkan adalah fakta bahwa ayahnya sudah keluar dari penjara saat ia pulang ke Jakarta. "Kenapa, Sayang?" tanya Bara lembut. "Aku pingin kamu lakuin satu hal." "Apa itu?" tanya Bara khawatir dengan sorot mata istrinya yang penuh ketakutan. "Itu..." Lela berat mengatakannya. "Lindungi Ibu dan adik-adikku. Tolong ya..." Bara berpikir sejenak, "Itu pasti, tapi kenapa?" "Bapakku udah keluar dari penjara, setidaknya tepat kita sampai di Jakarta." Bara terkejut, itu benar. Ayah mertuanya yang kriminal itu harusnya akan keluar dalam hitungan hari. "Aku akan kirim orang untuk melindungi mereka, kamu jangan khawatir. Kalo bisa, aku akan pindahkan mereka. Oke?" "Atau... Biarin ibu dan adik-adik tinggal sebentar di mansion, sebelum kita pindahkan mereka ke tempat lain." Bara pun merasa itu ide yang bagus. "Boleh. Akan aku urus semuanya." "Makasih, Mas." "Apapun buat kamu, Sayang." Lela pun lega mendengarnya, bagaimanapun ayahnya belum tentu jera sete

  • Ibu Susu Anak Dosenku   196. Keguguran

    Bara selesai menggarap urusan di Jepang lebih cepat dari biasanya, ia sudah menyerahkan kasus yang ia alami kemarin pada teman-temannya yang lain. Tentu saja itu dengan bayaran yang sepadan. Namun sebelum Bara dan timnya benar-benar menangkap Dinda, Dinda sendiri sudah menyerah duluan. Mudah untuk ditebak sih, karena Dinda memang tidak punya backing yang kuat. Ia melakukan drama itu dengan model nekat, tanpa berpikir panjang. Dan yang lebih parahnya lagi, muncul berita bahwa Dinda keguguran gara-gara stress. Blenda sendiri yang memberitahu Bara dan teman-temannya. Itu karena Dinda pergi ke kliniknya dan diurus di sana, tempat yang dulu juga tempat kerja Dinda. Di situlah Dinda seolah menerima karmanya lebih cepat dari yang orang kira. Pada akhirnya, Dinda harus menerima semua bantuan yang dilakukan oleh Blenda padanya. Padahal Blenda hanya brrsikap profesional sebagai seorang dokter. Sementara netizen yang heboh pun langsung kecewa, karena ternyata dramanya tidak seru.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status