Share

Bab 52 : Harus Berduaan Lagi?

Author: NACL
last update Last Updated: 2025-04-01 20:55:33

Yasmin berdiri tegak di depan Barra, meskipun dalam hatinya, dia merasakan ketidaknyamanan yang teramat sangat. Sorot mata pria itu tajam, mutlak menuntut jawaban. Namun, kali ini Yasmin tidak berniat menghindar. Kendati ada luka di matanya, tetapi dia tak akan mundur.

"Apa gaji sebagai ibu susu dan ibu anak-anak ini tidak cukup?" Barra menyeringai, "Sekarang kamu mau mendekati Mami juga? Untuk apa? Supaya dapat lebih banyak keuntungan?"

Dada Yasmin bergemuruh dan tangannya mengepal di sisi tubuh. "Saya memang butuh uang, Pak." Suaranya bergetar. "Tapi saya bukan penjilat. Bapak salah menilai saya. Dan terus terang saja, saya sudah capek. Terserah Bapak mau berpikir apa, karena apapun yang saya jelaskan, tetap saja salah di mata Bapak!”

Untuk sejenak Barra terdiam. Mata cokelat pria itu menelusuri wajah Yasmin, mencari celah untuk membantah. Namun, kali ini, dia tidak menemukan apa pun. Lengannya sedikit melemah.

Melihat kesempatan itu, Yasmin segera mendorong pria itu menjauh, lalu b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
ORTYA POI
Wow bisa pandang tetapi tidak boleh lama-lama berbahaya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 168 : Kesempatan

    “Mas Bram?” Suara Yasmin tertahan. Tubuhnya membeku melihat sang mantan yang tiba-tiba mendekat. Refleks, dia melangkah mundur, tapi Bram lebih cepat. Tangannya menahan lengan Yasmin sebelum dia sempat berlari.“Tolong, jangan pergi!” pinta Bram, suaranya meninggi. “Yasmin, beri aku kesempatan.”Yasmin tertawa sinis. “Kesempatan?” Dia menoleh ke arah satpam dan memberi isyarat agar pria itu dijauhkan darinya.Akan tetapi, Bram memberontak. Gerakannya liar, seperti orang kesetanan. Dia mengejar Yasmin yang kini berlari lebih cepat, langkahnya terhuyung karena panik menuju kamar Boy.“Pergi, Mas! Jangan ganggu aku lagi!” Yasmin mengibaskan tangannya, mencoba melepaskan diri dari bayangan masa lalu.“Aku cuma ingin ketemu Cleo. Anakku,” lirih Bram, langkahnya terhenti. Suaranya begitu pelan di tengah lorong panjang. Tatapannya sendu, memandang punggung mantan istri yang telah menjauh.Dalam benaknya, berputar kembali kenangan tujuh tahun lalu—saat pertama kali melihat Yasmin. Gadis desa

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 167 : Kangen

    “Ke Avana Residence!” Barra mengetatkan rahang ketika mengatakannya. Bukan tanpa sebab, itu semua karena dia baru saja melihat rekaman video pada layar telepon genggamnya. Padahal itu hanya rekaman biasa, berisi kekompakan Yasmin bersama Boy dan Cleo yang antusias memilah pakaian. Barra juga terkekeh karena anak-anaknya sudah memiliki pendapat sendiri. Namun, semua pandangan hangat itu sirna seiring dengan kedatangan Tamara yang mendekati Yasmin. Barra tahu, saat di meja kasir, sudah pasti Tamara Lee menghasut Yasmin. Mengingat hubungan mereka yang tidak baik sejak dulu. Kini, Bahtiar melambatkan laju mobil setelah mendengar perintah atasannya. Dia melirik Barra melalui kaca spion. Seolah bertanya ulang tanpa suara. “Sekarang!” titah pengacara itu, suaranya menggelegar dalam kabin. Hampir saja Bahtiar terlonjak, beruntung dia sudah terbiasa dimarahi oleh atasannya ini. SUV hitam itu pun melaju dengan cepat menuju perumahan mewah yang dihuni oleh para eksekutif muda dan para pejaba

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 166 : Istri Sahnya

    “Enak, Mas, duduk di samping perempuan cantik?” konfrontasi Yasmin. Meskipun sebal, dia menahannya, apalagi saat ini sedang membantu Barra melepas dasi. Mana mungkin dia mendengarkan bisikan setan di telinganya untuk menarik dasi itu.Sudut bibir Barra melengkung ke atas dan mengangguk sekali. Pria itu menatap lekat-lekat wajah manis tepat di bawah dagunya. Tangan kekarnya melingkari pinggul Yasmin dan membawanya dengan rapat hingga menempel. Namun, dia tidak tahu apa sesungguhnya maksud ucapan manis nan beracun sang istri itu.“Oh, pantas betah.” Yasmin membalas senyuman Barra seolah tidak terjadi sesuatu.Ketika Barra merunduk dan hampir menyentuh bibir mungilnya, Yasmin menghindar. Dia memundurkan tubuh lantas melepas tangan sang suami dari pinggulnya. Dengan cekatan, Yasmin juga masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya tepat di depan hidung mancung Barra.“Sayang!” pekik pria itu.Barra melirik ke arah pintu. Untunglah tertutup. Kalau ada yang melihatnya ditolak seperti ini, mau d

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 165 : Menjerit Dalam Hati

    Yasmin tampil anggun malam ini. Dia akan menemani Barra menghadiri undangan makan malam dari salah satu klien penting suaminya. Sejak pulang kuliah tadi, wanita itu sudah bersiap-siap. Kini, dia duduk menunggu Barra yang masih di kamar mandi. “Nda … cucu,” celoteh Boy, menopang lengan mungilnya di atas paha Yasmin sambil menatap manja. “Mauu …,” seru Cleo tidak mau kalah, ikut-ikutan mendekati Yasmin dengan tatapan memohon. Yasmin terkekeh kecil. Dia lebih dulu meraih Boy dan mendudukkan bocah itu di atas pahanya. “Satu-satu, ya, Sayang. Bunda kesusahan sekarang.” Tangannya yang sudah berhias cincin berlian membelai pipi bulat Cleo dengan sayang. Putri cantik itu mengangguk, meskipun bibirnya maju. Jelas dia sedang merelakan Boy lebih dulu , tentu dengan berat hati. Sementara itu, si bocah laki-laki memalingkan wajah dan memeluk Yasmin erat-erat seolah ingin memonopoli sang bunda. Sungguh jahil anak itu. Meskipun sudah rapi dengan gaun malam b pastel yang membentuk sempurna silu

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 164 : Dibedakan

    “Mas, kalau saya bener hamil, gimana?” tanya Yasmin dengan suara tercekat karena Barra mendadak merangkulnya erat.Tadi, pria itu langsung meluncur setelah menerima kabar mengejutkan dari Kezia. Bahkan dia menyempatkan diri membeli alat tes kehamilan, tetapi Kezia ngotot bahwa alat bisa tidak akurat.Yasmin tercekat. Jantungnya seolah berdebar lebih cepat daripada mual yang menyerang perut.Sehingga Barra menghubungi Samantha untuk memeriksa Yasmin. Bukan dokter keluarga yang biasanya. Sekarang Dokter itu masih dalam perjalanan, sebab baru saja menyelesaikan praktiknya di rumah sakit.“Kita besarkan anak-anak, Sayang.” Barra mengecup kening Yasmin. Sebenarnya dia yakin selalu menggunakan pengaman di saat masa subur.Dalam waktu dekat, Barra tidak ingin sang istri mengandung secepat ini, mengingat hubungan manis mereka dan anak-anak yang masih sangat kecil. Barra ingin menikmati masa pacaran bersama Yasmin. Namu

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 163 : Dugaan Tentang Yasmin

    Yasmin terkejut ketika pinggangnya didekap erat oleh sepasang tangan kekar. Dia yang sedang minum jamu buatan Mbok Inah hampir menjatuhkan gelasnya. Beruntung isi gelas itu telah habis, jadi tidak berat lagi dan dia bisa menjaga keseimbangannya.Tadi, Mbok Inah sendiri yang mengantar jamunya untuk Yasmin ke kamar.“Mas! Saya kira belum bangun,” protes Yasmin.Barra langsung memutar tubuh Yasmin dan menurunkan pandangan pada gelas dengan aroma tajam itu.“Kamu minum apa?” tanya Barra sambil meraih gelas dari tangan Yasmin dan menaruhnya di meja nakas. “Jamu?”Padahal itu pertanyaan biasa, tetapi pipi Yasmin sudah memerah lebih dulu. Agaknya dia enggan menjawab dengan suara. Jika saja Barra tahu alasannya meminta tolong Mbok Inah membuatkan jamu, bisa-bisa pria itu menyerangnya terus-menerus.Ya, setelah melepas masa jandanya semalam, Yasmin merasa Barra bukanlah pria yang mudah merasa cukup. Tulang dan persendiannya nyaris remuk, dan tenaga rasanya tersedot habis pagi ini. Dia juga ter

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status