Mata Ben merah menyala. Pria itu dengan penuh kesadaran berniat membuat Sydney jatuh ke lantai dengan menarik kencang rambutnya.
Wanita hamil sangat berisiko tinggi jika terjatuh. Baik ibu dan anak yang dikandung bisa dalam bahaya. Jika nyawa Sydney bisa melayang karena kandungannya terancam, Ben akan lebih senang.Namun sebelum jemari kasar itu sempat menyentuh helaian rambut Sydney, tubuh besar lain lebih dulu menerjang dari samping.Buggh!“Aarrrghh!” jerit Ben kesakitan.Ben terpelanting ke lantai dengan tubuh meringkuk. Teriakannya memekakkan telinga dan menggema di seluruh lobi Zahlee Entertainment.Seorang pria bertubuh tegap dalam setelan serba hitam berdiri di atasnya. Itu adalah salah satu pengawal pribadi Sydney yang hari itu ditugaskan khusus untuk berjaga dekat karena usia kandungan wanita itu yang sudah besar.Sydney tertegun di tempat. Wanita itu membelalak melihat Ben menggeliat seperti cacing di lantai sWaktu tidur siang bagi si kembar sudah tiba.“Jade, jangan tarik kancingnya, Sayang. Ini bukan mainan,” ucap Sydney sambil mengangkat tangan kecil anak laki-lakinya dari kancing baju tidur yang baru saja dia pakaikan.Di sisi lain, Jane sudah merebahkan tubuh mungilnya ke atas bantal berbentuk kelinci dengan napas kecil yang mulai melambat.Sydney baru saja selesai mengganti pakaian mereka dengan bahan yang lebih lembut dan nyaman. Mengingat, sebentar lagi masuk waktu tidur siang untuk Jade dan Jane.Suasana kamar si kembar terasa hangat, aroma bedak bayi bercampur lembut dengan semilir AC ruangan.Namun, ketenangan itu segera terusik saat pintu kamar diketuk pelan dan terbuka beberapa detik kemudian.Tok! Tok! Tok!“Nyonya, permisi,” sapa Celia ceria sambil masuk bersama Miran, keduanya masing-masing membawa dua kotak makanan.“Ada apa, Celia?” Sydney menoleh dengan alis terangkat.Celia tersenyum leba
Sorotan angka digital di lampu lift yang turun dari lantai 20 menuju lobi Zahlee Entertainment berbinar terang.“Kenapa lama sekali liftnya?” desis Vienna sambil mengetukkan ujung heels-nya ke lantai lift.Gerakan itu dilakukan terus menerus. Wanita itu tidak bisa menyembunyikan kegelisahan yang dia rasakan.Vienna jug meremas ujung blazer krem mahalnya sambil menggigit bibir bawahnya.‘Bagaimana cara menghancurkan Sydney dengan cepat?’ batin Vienna penuh amarah. ‘Wanita itu tidak bisa terus dibiarkan hidup bahagia setelah membuatku dipermalukan seperti ini!’Datang ke mansion Ravenfell tanpa undangan dan menyerang Sydney secara langsung sama saja dengan bunuh diri.Apalagi jika Morgan sedang berada di sana. Bisa saja kali ini bukan hanya tangan Vienna yang patah, tetapi juga lehernya.Vienna menggeleng, menolak keras ide untuk datang ke mansion terkutuk itu.Ting!Denting lift berbunyi. Pintu terbuka s
“Aku akan pesan duluan, ya. Kau mau minum apa?” tanya Vienna datar saat mereka tiba di rooftop lantai 20.Kafe gedung Zahlee Entertainment yang menghadap langsung ke pemandangan Highvale ada di sana.Angin pagi berembus pelan. Langit berwarna biru cerah, kontras dengan atmosfer panas yang mulai menyelimuti meja kecil di pojok rooftop itu.Vienna duduk dengan anggun, menyilangkan kaki dan membuka dompetnya. Wanita itu sengaja membiarkan isi dompetnya terlihat.Beberapa lembar uang dengan nominal besar yang masih kaku dan berbau khas uang baru tersusun rapi di dalamnya.“Tenang saja, biar aku yang traktir. Aku punya cukup uang, kok,” tambah Vienna sambil tersenyum sinis.Vienna menatap Zya seperti predator yang sedang menilai mangsanya.Zya menahan napas. Aroma uang baru dari dompet Vienna menyeruak dan menyusup ke udara di antara mereka.Namun bagi Zya, tidak ada yang bisa dipamerkan dari dompet itu.Syd
Sementara itu, di Pengadilan Keluarga Highvale.“Menyebalkan sekali!” seru Vienna sambil merapikan anak rambutnya yang beterbangan karena AC ruang sidang.Lucas diam. Pria itu duduk tegap di sisi kanan ruang sidang yang mulai lengang.Di belakang Lucas, Chester duduk dengan wajah kaku, seolah siap bangkit kapan pun dibutuhkan.Sementara di seberang ruangan, Vienna duduk dengan kaki bersilang dan pandangan menusuk.Riasan di wajah wanita itu tampak luntur oleh air mata yang berulang kali jatuh sejak pagi.Tiga bulan sudah mereka menjalani proses persidangan dengan diam dan serangan pasif-agresif yang menguras emosi.Dan hari ini, akhirnya semuanya selesai.Duk! Duk! Duk!Palu hakim menghantam meja sidang dengan dentuman yang seakan menggema sampai ke rongga hati Vienna.Hakim menatap keduanya dengan pandangan datar.“Dengan ini, Pengadilan Keluarga Highvale menyatakan bahwa Lucas Ryder
“Yang benar saja, aku ini ibu kandungnya!” sungut Sydney sembari menyikut pelan lengan Morgan dengan bibir mengerucut kesal.Morgan tertawa terpingkal-pingkal seperti anak kecil yang baru saja berhasil mencuri biskuit dari dapur.Kemudian Morgan mencium pipi Sydney berulang kali dengan gemas.“Ekspresimu barusan lucu sekali, Darling!” Morgan menyeringai lebar sambil memeluk Sydney dari samping, seolah tidak peduli dengan protes istrinya.“Dasar menyebalkan!” Sydney bersedekap, berpura-pura kesal.Baru saja Morgan ingin membalas dengan pelukan lagi, suara kecil tiba-tiba menyela.“Makan!” teriak Jane lantang sambil menunjuk piring buahnya yang sudah kosong dan mengerucutkan bibir mungilnya mirip seperti yang dilakukan Sydney barusan.Morgan langsung menghentikan aksinya, lalu menoleh dengan mata membulat.Jane duduk tegap dengan ekspresi wajah serius dan bibirnya benar-benar meniru ibu susunya.Morgan te
Mata Ben merah menyala. Pria itu dengan penuh kesadaran berniat membuat Sydney jatuh ke lantai dengan menarik kencang rambutnya.Wanita hamil sangat berisiko tinggi jika terjatuh. Baik ibu dan anak yang dikandung bisa dalam bahaya. Jika nyawa Sydney bisa melayang karena kandungannya terancam, Ben akan lebih senang.Namun sebelum jemari kasar itu sempat menyentuh helaian rambut Sydney, tubuh besar lain lebih dulu menerjang dari samping.Buggh!“Aarrrghh!” jerit Ben kesakitan.Ben terpelanting ke lantai dengan tubuh meringkuk. Teriakannya memekakkan telinga dan menggema di seluruh lobi Zahlee Entertainment.Seorang pria bertubuh tegap dalam setelan serba hitam berdiri di atasnya. Itu adalah salah satu pengawal pribadi Sydney yang hari itu ditugaskan khusus untuk berjaga dekat karena usia kandungan wanita itu yang sudah besar.Sydney tertegun di tempat. Wanita itu membelalak melihat Ben menggeliat seperti cacing di lantai s