Home / Romansa / Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa / 358. Bernasib Sial Karena Mengenalku

Share

358. Bernasib Sial Karena Mengenalku

Author: prasidafai
last update Last Updated: 2025-07-09 15:01:25

“Kita pulang,” ajak Morgan sembari menggandeng tangan Sydney dan menariknya lembut keluar dari rumah kecil itu.

Sydney masih sempat menoleh ke arah pintu yang telah ditutup kembali oleh Ken.

Mata Sydney masih berkaca-kaca, tetapi langkahnya mantap mengikuti Morgan hingga ke mobil.

Begitu masuk ke dalam, Sydney langsung menoleh.

“Kau ke sini bersama Ken?” tanya Sydney pelan.

Morgan tidak langsung menjawab.

Pria itu hanya menunjuk dengan dagunya ke arah mobil hitam yang terparkir tepat di samping mobil mereka.

“Tidak sengaja kami tiba di waktu yang sama,” sahut Morgan. “Aku memang ingin menjemputmu. Dan Ken, tentu ingin bertemu Zya.”

Mobil mereka mulai melaju perlahan meninggalkan area rumah Zya.

Lampu jalan yang menyala temaram menyinari wajah Sydney yang tampak lelah dan emosional.

Sydney mengangguk-angguk pelan.

Wanita itu menyandarkan punggung ke jok mobil dan menarik napas panjang,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   374. Pulang Lebih Dulu

    “Rumah mendiang orang tuaku?” ulang Sydney sedikit gugup. Ekspresi wanita itu sejenak berubah. Namun sebelum suasana menjadi canggung, Morgan melangkah selangkah ke depan dan menggandeng tangan istrinya sambil menyahut tenang, “Tim, besok pagi Sydney akan memulai kegiatan komunitas barunya. Jadi mungkin tidak bisa besok.” Timothy mengangkat kedua alis. Tidak langsung berkata apa-apa. Pria itu tampak berusaha menyembunyikan kekecewaan di balik senyum ramahnya. Wajah Timothy masih menyiratkan antusiasme yang belum padam, tetapi sorot matanya sedikit meredup. Nirina yang jarang bisa diam, langsung menyambar, “Kau masih kurang sibuk, ya, Sydney? Komunitas apa? Ajak aku juga dong.” Nirina memang selalu punya energi berlebih untuk bersosialisasi. Bukan hal aneh jika Nirina punya kenalan hampir di setiap negara. Sydney tersenyum tipis. “Komunitas parenting dan playdate. Kumpulan para orang tua dari anak yang lahir di bulan dan tahun yang sama.” Sydney menoleh pada Nirina. “Kau mau

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   373. Bantuan yang Membuat Malu

    Sydney menatap sosok wanita paruh baya itu dengan senyum tipis.Dari jauh, Morgan mengawasi ekspresi istrinya.Tatapan Sydney tampak tenang, tetapi waspada.Sydney sangat paham, orang seperti Fifi lebih pantas dihadapi oleh Andien.Mereka sama-sama bermulut tajam, hanya Andien punya pijakan yang lebih kokoh karena sudah hidup lebih lama.“Apa?!” bentak Fifi dengan suara tertahan.Sorot mata Fifi tidak bisa menyembunyikan keterkejutan.Andien bergeming.Wanita paruh baya itu melipat tangannya ke depan dada, lalu menatap Fifi dan Yura bergantian.“Nyonya Sydney adalah wanita baik-baik,” ucap Andien tegas. “Dia layak berdiri di sana dan mengadakan acara amal ini. Bahkan tanpa acara ini pun, Nyonya Sydney sudah banyak membantu orang yang membutuhkan, seperti saya.”Fifi mengernyit.Yura mulai menggenggam lengan sahabatnya erat-erat, seolah ingin menghentikan Fifi sebelum berbuat lebih jauh.Namun Andien belum selesai.“Dia membantu biaya pengobatan kanker anak saya,” lanjut Andien. “Padah

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   372. Hanya Mencari Perhatian

    Miran tampak bingung. Sekilas Miran melirik ke arah panggung, lalu kembali ke Morgan. Namun pengasuh itu tahu, tidak ada ruang untuk bertanya jika Morgan sudah bicara. Tanpa menunda lebih lama, Miran langsung menunduk dan dengan lembut menutupi mata si kembar menggunakan kedua tangannya. Beberapa tamu mulai sadar akan sesuatu yang tidak biasa, dan jantung mereka ikut berdegup waspada. Tepat saat itu, seorang pengawal yang berdiri satu langkah di belakang Morgan bergerak cepat. Plak! Satu tamparan mendarat keras di pipi Fifi. Suara tamparan itu memecah udara ballroom seperti cambuk. Fifi terhuyung dengan mata membelalak kaget. “Aaakh!” Fifi mengaduh sambil memegangi pipinya yang seketika memerah. Yura yang berdiri di sebelahnya spontan mundur dua langkah dengan wajah pucat pasi. Morgan menatap Fifi tanpa emosi. “Atas dasar apa kau berpikir bisa menyebut namaku dengan nada seperti itu?!” tanya Morgan penuh penekanan. Tubuh Fifi bergetar. Wanita itu membuka m

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   371. Kecenderungan Menyakiti Diri Sendiri

    “Astaga … anak itu benar-benar ….” Beberapa tamu mulai saling pandang. Mereka menahan tawa setelah melihat Fifi dan Yura jatuh terpeleset oleh jus buah naga. Sementara di atas panggung, Sydney berdiri tegak. Mata wanita itu menatap lurus ke arah Jane yang masih berdiri dengan dagu terangkat bangga. Wajah Sydney berusaha tetap tenang. Sydney menarik napas dalam-dalam, menahan senyum yang hampir muncul. Nirina yang berdiri di sampingnya berbisik sambil menjauhi mikrofon, “Anakmu baru saja membuat sejarah, Sydney.” Sydney akhirnya tersenyum. Senyum tipis, anggun, dan penuh kepuasan. Dengan langkah pasti, Sydney maju mendekati mikrofon. Sydney harus segera bicara sebelum Fifi atau Yura mendekati Jane dan memperkeruh suasana. Sydney mengambil alih perhatian dengan tenang. “Permisi,” ujar Sydney sambil mengangkat salah satu tangannya. “Mami anak itu ada di sini.” Beberapa tamu mulai menoleh padanya. Bisik-bisik mereda. Tatapan terarah kembali ke panggung. Sydney melanjutkan

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   370. Pria Egois yang Tidak Menikah

    "Bagus kau menyadarinya." Sydney mengangguk-angguk sambil menatap Zya dalam-dalam. “Aku tidak perlu menasihatimu lebih jauh, bukan? Kau adalah wanita dewasa dan aku bukan orang tuamu.” Zya membalas dengan anggukan mantap. “Saya mengerti, Nyonya.” Setelah perbincangan singkat itu, Sydney melangkah meninggalkan Zya. Wanita itu melangkah cepat dan mantap, membelah kerumunan dengan wibawa yang tidak bisa diabaikan. Sorotan lampu di ballroom mengikuti gerakan Sydney, membuat gaun putih lembutnya berkilauan bagai pantulan cahaya bulan. Ken yang tengah menyesap wiski di dekat salah satu meja VIP langsung menoleh saat menyadari kehadiran Sydney yang mendekat. Tatapan pria itu terpaku, tidak bisa menyembunyikan kekaguman. “Kau menakjubkan malam ini, Sydney,” puji Ken tulus. Sydney hanya tersenyum tipis. Tatapan wanita itu lurus dan tajam menatap Ken, tetapi tetap terasa hangat. Alih-alih membalas pujian itu, Sydney langsung melontarkan pertanyaan yang membuat Ken nyaris ters

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   369. Mengubur Niat Buruk

    Di ballroom Hotel Highvale."Jade sudah tidur?" tanya Sydney setengah berbisik sambil menoleh pada Morgan yang tengah berdiri sambil menggendong Jade.Morgan mengangguk, tersenyum tipis. "Baru 10 menit di sini, dia langsung terlelap."Kepala Jade bersandar di bahu Morgan, sementara tangan mungilnya menggenggam jas hitam mewah sang ayah.Napas bocah itu teratur dan matanya tertutup rapat.Padahal saat masih di luar, Jade tampak sangat percaya diri bahwa dia tidak akan mengantuk.Sydney mendekat dan mencoba mengangkat Jade dari gendongan Morgan agar sang suami bisa lebih leluasa mengobrol dengan para tamu.Namun begitu tangan Sydney menyentuh punggung Jade, bocah itu bergumam tidak jelas sambil memeluk Morgan lebih erat.“Tidak, Mami … Jade mau sama Papi .…”Sydney tersenyum pasrah. Dan Morgan terkekeh.“Tidak apa-apa, Darling. Aku sama sekali tidak terganggu,” ucap Morgan dengan santai sambil me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status