Beranda / Romansa / Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa / 357. Mengandung Benih Pria Lain

Share

357. Mengandung Benih Pria Lain

Penulis: prasidafai
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-08 21:01:36

“Aku benar, bukan?” tanya Sydney sambil memiringkan kepala dan mengangkat salah satu alisnya.

Isak tangis Zya berhenti seketika.

Wanita muda itu menatap Sydney dengan mata melebar.

Sorot mata Zya seperti tidak percaya atasannya itu bisa menebak semuanya.

Sydney menggeleng pelan, lalu menghela napas yang terasa berat.

“Tidak perlu mengelak,” lanjut Sydney tajam. “Kau diperkosa. Lalu kau memutuskan hubunganmu dengan Ken karena kau tahu kau akan mengandung benih pria lain.”

Sydney mengambil napas sebelum melanjutkan, “Kau memang cerdas dan penuh strategi, Zya, tapi aku ini Sydney. Aku bisa membacamu lebih baik dari siapa pun. Jadi, katakan! Siapa yang memperkosamu?!”

Zya menggigit bibir bawahnya.

Dia menutup wajah dengan kedua tangan, sementara tubuhnya merunduk seperti ingin menghilang dari pandangan Sydney.

“Kau atau memberitahuku sekarang, atau menunggu suamiku yang turun tangan?” Sydney mendesak lebih
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Luluk
Hmmmm benar khan….si tikus yg buat Zya melendung,ayo Ken habisi sampai tuntas tuh si tikus hama
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   375. Katanya Dia Pamanku

    Tanpa pikir panjang, Sydney berlari kecil, lalu menarik kedua tangan si kembar dari genggaman pria itu.Jantung Sydney berdegup hebat, seperti lonceng yang berdentang tanpa ampun di dalam dada.“Sini! Ayo ikut Mami!” pekik Sydney dengan dada bergemuruh.Walau tangan wanita itu sedikit gemetar, Sydney menguatkan diri untuk menjauhkan Jade dan Jane dari sosok yang seharusnya sudah mati.Sosok yang tidak seharusnya berada di sini malam ini.Morgan berdiri tegak, wajahnya mengeras seperti ukiran batu.“Kenapa kalian tidak bersama Bibi Celia dan Bibi Miran?!” bentak Sydney, tanpa sempat menyaring nada suaranya.Itu adalah kali pertama Sydney kehilangan kendali di hadapan putra-putrinya.Jane langsung mengerucutkan bibir dan matanya berkaca-kaca.Jade lebih tegar, tetapi dagunya bergetar halus.“Mami galak!” seru Jane.Morgan segera bertindak.Pria itu menunduk dan menggendong kedua anaknya, satu di kiri dan satu di kanan.“Kemari, sayang. Papi peluk dulu,” ujar Morgan lembut.Sementara itu

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   374. Pulang Lebih Dulu

    “Rumah mendiang orang tuaku?” ulang Sydney sedikit gugup. Ekspresi wanita itu sejenak berubah. Namun sebelum suasana menjadi canggung, Morgan melangkah selangkah ke depan dan menggandeng tangan istrinya sambil menyahut tenang, “Tim, besok pagi Sydney akan memulai kegiatan komunitas barunya. Jadi mungkin tidak bisa besok.” Timothy mengangkat kedua alis. Tidak langsung berkata apa-apa. Pria itu tampak berusaha menyembunyikan kekecewaan di balik senyum ramahnya. Wajah Timothy masih menyiratkan antusiasme yang belum padam, tetapi sorot matanya sedikit meredup. Nirina yang jarang bisa diam, langsung menyambar, “Kau masih kurang sibuk, ya, Sydney? Komunitas apa? Ajak aku juga dong.” Nirina memang selalu punya energi berlebih untuk bersosialisasi. Bukan hal aneh jika Nirina punya kenalan hampir di setiap negara. Sydney tersenyum tipis. “Komunitas parenting dan playdate. Kumpulan para orang tua dari anak yang lahir di bulan dan tahun yang sama.” Sydney menoleh pada Nirina. “Kau mau

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   373. Bantuan yang Membuat Malu

    Sydney menatap sosok wanita paruh baya itu dengan senyum tipis.Dari jauh, Morgan mengawasi ekspresi istrinya.Tatapan Sydney tampak tenang, tetapi waspada.Sydney sangat paham, orang seperti Fifi lebih pantas dihadapi oleh Andien.Mereka sama-sama bermulut tajam, hanya Andien punya pijakan yang lebih kokoh karena sudah hidup lebih lama.“Apa?!” bentak Fifi dengan suara tertahan.Sorot mata Fifi tidak bisa menyembunyikan keterkejutan.Andien bergeming.Wanita paruh baya itu melipat tangannya ke depan dada, lalu menatap Fifi dan Yura bergantian.“Nyonya Sydney adalah wanita baik-baik,” ucap Andien tegas. “Dia layak berdiri di sana dan mengadakan acara amal ini. Bahkan tanpa acara ini pun, Nyonya Sydney sudah banyak membantu orang yang membutuhkan, seperti saya.”Fifi mengernyit.Yura mulai menggenggam lengan sahabatnya erat-erat, seolah ingin menghentikan Fifi sebelum berbuat lebih jauh.Namun Andien belum selesai.“Dia membantu biaya pengobatan kanker anak saya,” lanjut Andien. “Padah

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   372. Hanya Mencari Perhatian

    Miran tampak bingung. Sekilas Miran melirik ke arah panggung, lalu kembali ke Morgan. Namun pengasuh itu tahu, tidak ada ruang untuk bertanya jika Morgan sudah bicara. Tanpa menunda lebih lama, Miran langsung menunduk dan dengan lembut menutupi mata si kembar menggunakan kedua tangannya. Beberapa tamu mulai sadar akan sesuatu yang tidak biasa, dan jantung mereka ikut berdegup waspada. Tepat saat itu, seorang pengawal yang berdiri satu langkah di belakang Morgan bergerak cepat. Plak! Satu tamparan mendarat keras di pipi Fifi. Suara tamparan itu memecah udara ballroom seperti cambuk. Fifi terhuyung dengan mata membelalak kaget. “Aaakh!” Fifi mengaduh sambil memegangi pipinya yang seketika memerah. Yura yang berdiri di sebelahnya spontan mundur dua langkah dengan wajah pucat pasi. Morgan menatap Fifi tanpa emosi. “Atas dasar apa kau berpikir bisa menyebut namaku dengan nada seperti itu?!” tanya Morgan penuh penekanan. Tubuh Fifi bergetar. Wanita itu membuka m

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   371. Kecenderungan Menyakiti Diri Sendiri

    “Astaga … anak itu benar-benar ….” Beberapa tamu mulai saling pandang. Mereka menahan tawa setelah melihat Fifi dan Yura jatuh terpeleset oleh jus buah naga. Sementara di atas panggung, Sydney berdiri tegak. Mata wanita itu menatap lurus ke arah Jane yang masih berdiri dengan dagu terangkat bangga. Wajah Sydney berusaha tetap tenang. Sydney menarik napas dalam-dalam, menahan senyum yang hampir muncul. Nirina yang berdiri di sampingnya berbisik sambil menjauhi mikrofon, “Anakmu baru saja membuat sejarah, Sydney.” Sydney akhirnya tersenyum. Senyum tipis, anggun, dan penuh kepuasan. Dengan langkah pasti, Sydney maju mendekati mikrofon. Sydney harus segera bicara sebelum Fifi atau Yura mendekati Jane dan memperkeruh suasana. Sydney mengambil alih perhatian dengan tenang. “Permisi,” ujar Sydney sambil mengangkat salah satu tangannya. “Mami anak itu ada di sini.” Beberapa tamu mulai menoleh padanya. Bisik-bisik mereda. Tatapan terarah kembali ke panggung. Sydney melanjutkan

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   370. Pria Egois yang Tidak Menikah

    "Bagus kau menyadarinya." Sydney mengangguk-angguk sambil menatap Zya dalam-dalam. “Aku tidak perlu menasihatimu lebih jauh, bukan? Kau adalah wanita dewasa dan aku bukan orang tuamu.” Zya membalas dengan anggukan mantap. “Saya mengerti, Nyonya.” Setelah perbincangan singkat itu, Sydney melangkah meninggalkan Zya. Wanita itu melangkah cepat dan mantap, membelah kerumunan dengan wibawa yang tidak bisa diabaikan. Sorotan lampu di ballroom mengikuti gerakan Sydney, membuat gaun putih lembutnya berkilauan bagai pantulan cahaya bulan. Ken yang tengah menyesap wiski di dekat salah satu meja VIP langsung menoleh saat menyadari kehadiran Sydney yang mendekat. Tatapan pria itu terpaku, tidak bisa menyembunyikan kekaguman. “Kau menakjubkan malam ini, Sydney,” puji Ken tulus. Sydney hanya tersenyum tipis. Tatapan wanita itu lurus dan tajam menatap Ken, tetapi tetap terasa hangat. Alih-alih membalas pujian itu, Sydney langsung melontarkan pertanyaan yang membuat Ken nyaris ters

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status