Share

64. Nyonya Besar Ryder

Penulis: prasidafai
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-09 11:52:47

“Jika Nyonya Besar Ryder akan hadir, maka keterlambatan ini bisa dimaklumi.”

Pernyataan itu datang dari seorang pria dengan jas abu-abu yang duduk tidak jauh dari Sydney. Beberapa menit lalu, dia yang paling keras memprotes waktu yang terbuang, tetapi sekarang pendapatnya berubah begitu saja setelah mendengar nama itu disebut.

“Aku justru berpikir ini menguntungkan,” sahut yang lain. “Bagaimanapun juga, kita semua tahu—maaf, Nona—komunikasi dengan seseorang yang … bisu tidak akan mudah.”

Bisikan setuju bermunculan di antara para pemegang saham. Beberapa bahkan melirik Sydney seolah keberadaannya adalah sebuah gangguan, bukan seseorang yang bisa mewakili mereka untuk mengambil keputusan.

Sydney mengabaikan mereka. Tatapan wanita itu kosong karena pikirannya terseret ke masa lalu.

Tiga tahun lalu.

Sydney duduk tegak di sofa dengan tangan saling menggenggam di pangkuan. Selain karena cuaca di Sevhastone, jari-jari Sydney terasa dingin karena tatapan tajam kedua pasangan paruh baya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   234. Menjamu Tamu

    “Selalu menyenangkan membicarakan bisnis sambil makan siang, apalagi bersama orang yang visioner seperti Anda, Pak Oscar.” Sydney membuka percakapan dengan senyum tipis.Wanita itu terlihat tenang seperti aliran sungai yang licin, tetapi menyimpan arus deras di dasarnya. Dalam arti, ketenangan Sydney bukanlah kelemahan wanita itu.Mereka baru saja tiba di sebuah restoran mewah di pusat kota. Interiornya berkilau elegan dengan langit-langit tinggi dan lampu gantung kristal yang memantulkan cahaya hangat ke seluruh ruangan.“Di sini, Pak Oscar,” ucap Zya dari arah belakang mereka.Zya mencoba melangkah lebih dulu untuk memandu keduanya menuju ruang VIP yang sudah dipesan. Ruangan yang sulit didapatkan, jika saja Zya tidak menyebut Sydney sebagai kekasih Morgan Draxus.Status sebagai kekasih Morgan saja sudah membuat Sydney disegani. Zya tidak sabar menantikan atasannya itu mengumumkan pernikahan mereka.Setelah berhasil membalap, Zya membukakan sebuah pintu ruang VIP dan mempersilakan S

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   233. Belasan Pesan dari Zya

    Saat Sydney akan membalas pesan dari Nirina, sebuah pesan baru masuk dari Zya.Mata Sydney seketika membelalak. Karena terlalu banyak pesan yang masuk pagi itu, Sydney sampai tidak menyadari bahwa Zya sudah mengiriminya belasan pesan.Sydney hampir saja menekan pesan masuk dari Zya, saat asistennya itu justru menelepon.Sydney segera menggeser ikon hijau.“Ada apa, Zya? Pesan darimu banyak sekali,” tanya Sydney cepat.“Apa Nona sudah membacanya?” Suara Zya di ujung telepon sana terdengar panik.Sydney memijit pelipis.“Belum. Aku baru saja akan membacanya, tapi kau tiba-tiba menelepon.” Sydney terdengar tegas, tetapi dia tidak menyembunyikan kekhawatiran.“Maaf saya jadi menelepon Nona seperti ini. Begini, Nona, Ibu Vienna memanggil salah satu investor besar dan mengadakan rapat dadakan siang ini. Apa mungkin Nona bisa datang?” tanya Zya sedikit tercekat, seolah sedang diburu waktu.“Dadakan?!

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   232. Sudah Ditentukan

    “Aku merasa seperti masuk ke adegan film dewasa,” komentar Ken sambil mengalihkan pandangan dan berdeham kecil.Sydney spontan bangun dari pangkuan Morgan. Pria itu dengan sigap memegangi pinggang Sydney agar dia tidak kehilangan keseimbangan.“Hati-hati, Darling,” bisik Morgan protektif.Kemudian Morgan meraih jas yang tersampir di sandaran kursi kerja dan menyampirkannya ke tubuh Sydney.Lingerie tipis satin berwarna lembut yang sebelumnya memperlihatkan lekuk tubuh wanita itu kini tertutup sebagian oleh jas hitam Morgan yang beraroma maskulin.Sydney merapatkan bagian depannya dengan kedua tangan. Wajah wanita itu bersemu merah.“Pergilah ke kamar, Darling. Lewat ruang pengawas CCTV saja tidak apa-apa,” pinta Morgan sambil menatap lekat mata wanita itu.Sydney mengangguk pelan dan beralih pada Ken.“Ken, maaf aku membuatmu dalam masalah. Aku benar-benar tidak tahu kalau kau punya jadwal penting sore tadi,” ucap Sydney penuh penyesalan.Ken mengangkat bahu santai, lalu menjatuhkan d

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   231. Ken Terlambat!

    Sydney baru saja selesai mengeringkan rambut basahnya ketika notifikasi pesan dari Zya masuk ke ponselnya. Dia membuka pesan itu.[Hadiah untuk Tuan Morgan sudah tiba di rumah saya, Nona. Dan Pak Ken juga langsung pulang setelah mengantar saya.]Sydney tersenyum kecil membaca pesan itu. Dia memang menitipkan hadiah-hadiah untuk Morgan di rumah Zya, supaya kejutan yang dia rancang tidak terendus lebih awal.Dan Sydney juga meminta Ken untuk mengantar Zya pulang.Dengan menggunakan lingerie satin yang seksi, Sydney melangkah sambil membawa secangkir teh hijau hangat yang dia buat di dapur.Aroma peppermint samar memenuhi udara malam saat Sydney masuk ke ruang kerja Morgan.Pria itu masih menatap layar laptop dengan mata lelah dan rambut sedikit berantakan.“Kau harus minum sesuatu yang sehat,” ucap Sydney lembut sambil meletakkan cangkir di meja kerjanya. “Jangan terlalu banyak minum soda atau alkohol.”Morgan men

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   230. Berpura-pura Tidak Mengenal

    Sydney berdeham. “Hai, Ken.” Sydney akhirnya menyapa. “Aku juga tidak tahu kau ada di sini. Aku pikir karena Morgan akhir-akhir ini sibuk bekerja dari mansion, kau akan direpotkan di pelabuhan atau bahkan di laut.” Sydney berusaha bersikap normal, seolah dia tidak melakukan sesuatu yang patut dicurigai. Walau pipi wanita itu sempat merona karena kaget. Ken menyipitkan mata sesaat, lalu tersenyum kecil. Pria itu sempat melirik ke arah Zya, sebelum akhirnya kembali menatap Sydney. “Ya, dia sangat merepotkanku,” jawab Ken seperti mengadu pada Sydney atas kelakuan suami wanita itu. “Ada tugas tambahan lain darinya, yang harus aku lakukan di Highvale.” Ken bicara dengan datar dan sopan, tetapi sorot matanya berbicara lebih banyak. Terutama ketika pandangan pria itu tidak juga lepas dari sosok Zya di sebelah Sydney. Zya yang merasa dipelototi selekat itu langsung berpura-pura mengamati etalase jam tangan, berpura-pura tidak menyadari keberadaan pria itu. Namun Zya sangat payah

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   229. Area Eksklusif

    Keesokan harinya, Sydney dan Zya pergi ke sebuah mall terbesar di Highvale pada siang hari. Mereka masuk ke dalam toko brand pakaian pria terkenal yang ada di sana.“Aku tidak tahu mengapa dia tidak punya warna cerah di lemarinya,” ucap Sydney sambil membolak-balik deretan kemeja putih yang tertata rapi di rak. “Morgan harus mulai memiliki kemeja berwarna cerah. Lemari pria itu sangat menyeramkan, semua pakaiannya berwarna hitam. Dia seperti selalu siap untuk melayat.” Sydney menambahkan.Sydney terdengar santai, tetapi ekspresi wajahnya serius saat meneliti bahan dan jahitan di ujung lengan kemeja.Zya yang berdiri di sisi Sydney langsung tertawa kecil, matanya menyipit senang melihat wanita itu begitu bersemangat.“Tuan pasti senang dengan pilihan Nona,” ucap Zya sambil menahan senyum.Sydney menoleh dan membalas dengan senyum cerah. “Kita lihat nanti.”Beberapa saat berikutnya, dua pelayan toko membantu Sydney memili

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   228. Es Krim dan Pakaian Serba Hitam

    “Usia 34?” ulang Sydney pelan.Kedua alis wanita itu terangkat nyaris bersamaan dengan jantung yang berdetak lebih cepat.Sementara Morgan masih menatap Debby dengan datar. Tatapannya seolah menusuk ke balik kulit pelayan itu, tetapi tetap tenang.Sydney menggigit bibir sambil membatin panik, ‘Morgan sebentar lagi berulang tahun yang ke-34! Bagaimana bisa aku melupakannya?!’Beberapa menit kemudian, Morgan dan Sydney duduk di salah satu sudut Sweet Cafe dengan cup besar es krim di hadapan mereka.Morgan yang memang belum memilih varian es krim, akhirnya memutuskan untuk mengambil varian yang sama seperti Sydney.Pakaian serba hitam yang mereka kenakan hari ini kontras mencolok dengan warna-warni dekorasi kafe dan cerahnya es krim di depan mereka.Tanpa menunggu lebih lama, Sydney segera menyuap es krim itu ke mulutnya. Sebenarnya dia tidak terlalu ingin es krim, tetapi mendadak perutnya terasa lapar.Es krim Syd

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   227. Dikorbankan

    “Kalian mesra sekali, seperti sepasang pengantin baru. Tidak segan menunjukkan kemesraan dan selalu penuh dengan gelora yang membara,” ujar pelayan es krim sambil tertawa kecil.Wanita paruh baya itu tersenyum lebar, memperhatikan Morgan yang masih merangkul pinggang Sydney tanpa canggung di depan etalase es krim.“Seperti aku dan suamiku 40 tahun lalu,” sambungnya sambil menahan geli sendiri.Sydney terkikik kecil, sementara Morgan menoleh dengan senyum jahilnya yang khas.“Kami memang pengantin baru. Dan dia,” ujar Morgan sambil mengusap perut Sydney dengan lembut, “sedang mengandung anak kembar.”“Ooh, kembar? Astaga, itu sebuah anugerah!” seru pelayan itu terkejut.Mata wanita paruh baya itu membesar dan tangan yang memegang scoop es krim terhenti di udara.Sydney mengangguk dan tersenyum hangat.“Ini anak kembar kami yang kedua,” tambah Sydney, tidak ingin melupakan Jade dan Jane.Sydney sudah lama

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   226. Sapu Tangan Norak!

    “Apa ini, Lucas?! Milik siapa sapu tangan norak begini?!” bentak Vienna sambil mengangkat sapu tangan merah muda itu ke udara.Dari warnanya saja, semua orang akan tahu kalau sapu tangan itu milik seorang wanita.Lucas hanya melirik sekilas dengan tangan tetap berada di setir mobil. Pria itu menghela napas.“Entahlah. Mungkin itu punyamu,” jawab Lucas santai dan tanpa perasaan bersalah sedikit pun.Vienna mengerjapkan mata. Jantungnya seolah berhenti berdetak sejenak karena tidak percaya Lucas bisa mengucapkan kebohongan semurah itu. Gigi Vienna gemeletuk.“Aku tidak pernah pakai sapu tangan!” desis Vienna kesal sambil meremas sapu tangan di tangannya itu.Perasaan takut yang sempat menyergap Vienna di makam tadi, kini menguap. Digantikan oleh amarah yang membakar seluruh syarafnya.Dengan tangan gemetar, Vienna kembali memperhatikan sapu tangan itu. Bahan kainnya lembut dan mahal. Di salah satu ujungnya, terukir kecil h

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status