Share

84. Biaya Tidur Bersama

Penulis: prasidafai
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-20 21:48:50

“Aku ingin mengundang mereka ke rumah mendiang orang tuaku,” tukas Sydney kemudian.

“Untuk apa?” tanya Morgan sambil menaikkan kedua alis.

Sydney menghela napas dan menjawab, “Mengejutkan mereka?”

“Sepertinya menarik,” sahut Morgan sambil menyeringai.

“Kali ini hanya aku, Morgan. Aku tidak ingin mereka tahu kita dekat,” elak Sydney dengan cepat. “Aku tidak mungkin membiarkan Tante Ghina dan Om Fred tahu tentang … kita. Mereka tidak bisa dipercaya.”

Pria itu menggeleng dan membuang muka, mengalihkan perhatiannya pada si kembar yang sedang memainkan air liur mereka. Morgan mengelapnya dengan tisu.

Sydney menyentuh lengan Morgan, supaya pria itu kembali menoleh padanya.

“Jika tidak denganku, maka kau tidak akan mendapat izin keluar,” tukas Morgan dengan tegas tanpa menoleh.

Sydney menangkup rahang Morgan dengan kedua tangannya. Lalu membuat pria itu melihat matanya.

Dia menatap Morgan dengan tatapan penuh permohonan yang lembut.

“Beri aku syarat apa pun, aku akan menerimanya as
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   85. Keponakan Durhaka, Katanya

    Ting tong! Sydney sedang memperbaiki dekorasi bunga saat mendengar pintu bel rumah mendiang orang tuanya berbunyi tepat pada pukul tujuh malam. Rumah itu sudah Sydney dekorasi dengan indah. Taplak meja berwarna putih, bunga mawar berwarna senada, dan piring mahal koleksi mendiang ibunya berhasi mempercantik ruang makan. Untuk hidangan makan malamnya, Sydney memasaknya bersama Layla, Celia dan Miran. Morgan mewajibkan Sydney untuk memboyong ketiga pelayan ini dari mansionnya untuk tinggal sementara di sini. Sydney membuka pintu. Seperti dugaannya, dia langsung melihat wajah Ghina dan Fred. Wanita muda itu tersenyum dan mempersilakan tamunya masuk dengan mengulurkan salah satu tangan ke arah dalam. Ghina sempat mengira Sydney hanya akan berpenampilan biasa, mengingat wanita itu sudah bangkrut. Namun ternyata gaun yang Sydney kenakan adalah salah satu keluaran terbaru yang terbatas dari brand ternama. “Lihat Tante, Sydney!” Ghina langsung bersuara sambil memegang lengan Sydney, me

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   86. Memperpanjang Bulan Madu

    Sydney membeku di tempat dan membelalak. Cara Vienna mendorong Layla, mengingatkan Sydney sesuatu. Saat wanita itu mendorongnya hingga Sydney berakhir di rumah sakit dan kehilangan segalanya. Tubuh Sydney melemas, tetapi dia segera meremas tangannya untuk menguatkan diri. “Bibi!” seru Celia yang ada di dekat Layla, menyadarkan Sydney dari bayang-bayang traumanya. Celia memegang kedua bahu Layla dan membantunya berdiri. Kemudian pelayan muda itu menatap tajam Vienna dengan berani. “Beraninya Nyonya menampar Bibi Layla?! Bahkan mulutku tidak sudi memanggil wanita tanpa adab sepertimu dengan panggilan Nyonya!” protes Celia, wajahnya memerah. “Sydney, kau sangat tidak becus melatih pelayan-pelayanmu!” Vienna bangkit kembali dari duduknya. “Biar aku yang urus!” Vienna mengangkat tangannya lagi, hampir menampar Celia. Namun Sydney yang tiba-tiba sudah ada di dekatnya, segera menahan tangan Vienna dengan tatapan membunuh yang dia pelajari dari Morgan. Sydney sebenarnya tidak menduga

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   87. Hadiah dari Vienna

    “Tolong bicara yang baik di depan istriku, Ma, Pa. Setidaknya minta maaflah padanya karena Mama dan Papa tidak datang ke pernikahan kami.” Lucas buka suara, berusaha menengahi keluarganya dengan keluarga sang istri. Sydney menelan ludah, mengingat dulu Lucas juga selalu membelanya saat harus bersinggungan dengan Gloria dan Terry. Namun sekarang pria itu membela wanita lain di depannya. Dia mengambil segelas air dan meminumnya perlahan, tenggorokannya terasa kering. “Sayang, jangan seperti itu pada Mama dan Papa. Aku tidak apa-apa, setidaknya kita bisa bertemu di sini,” bujuk Vienna sambil mengelus pelan paha Lucas. Lucas menatap istrinya sambil menghela napas. Dari tatapan Lucas, Sydney bisa langsung tahu bahwa sepertinya pria itu belum menceritakan bagaimana hubungannya dengan kedua orang tuanya pada Vienna. “Mengapa kami harus meminta maaf pada wanita yang berhasil menikahimu dengan cara mengambilmu dari Sydney?” Gloria menanggapi Lucas. Sebelum Lucas membalas, Gloria bicara l

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   88. Dua Kubu

    “Kau yang penyakitan!” hardik Vienna dengan wajah yang pucat pasi. Sydney menunduk, menahan tawa. Lalu dia kembali menyandarkan punggungnya pada kursi. “Kita berasal dari darah yang sama, Vienna,” jawab Sydney dengan tenang. “Ayah dari anakmu dan anakku juga sama. Jadi seharusnya kau lebih berhati-hati.” Vienna membelalak. Marah, panik, dan takut tergambar jelas di matanya. “A-apa penyakit Isaac berasal dari genetiknya? Atau DNA-nya? Ah, apa pun itu!” tanya Ghina merasa frustasi karena ditelan oleh rasa paniknya sendiri. Dia menatap Sydney penuh harap. Tatapannya yang tadi merendahkan Sydney dan merasa sudah di atas angin itu sirna. Fred memegang tangan istrinya, berusaha memberi kekuatan. “Tanyakan saja pada dokter. Jangan bertanya padaku,” sahut Sydney menoleh pada Ghina. “Setidaknya kau punya sedikit informasi, Sydney!” timpal Lucas dengan nada tinggi. Gloria sempat terkejut melihat Lucas semarah itu pada Sydney. Dia masih ingat dengan jelas ketika Lucas rela berlutut di k

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   89. Anak Haram

    “Ah, ada Vienna dan Lucas juga?” Senyum di wajah Nirina perlahan redup. Namun, dia dengan cepat mengalihkan perhatiannya pada Sydney dan tersenyum lagi. Dia duduk di sebelah Sydney. Gloria dan Terry juga menyambut Nirina dengan baik. Vienna sungguh ingin menyela keakraban mereka, tetapi niat itu urung dia lakukan karena tidak ingin menjadi lebih malu lagi di depan mertuanya. Makan malam berlangsung selama satu jam setelah Nirina datang. Nirina yang terkenal dingin, terlihat sangat ceria di depan Sydney, Gloria, dan Terry. Hal itu membuat Vienna sulit menikmati makan malamnya. Padahal dia dan Lucas sengaja datang untuk mengintimidasi Sydney. Namun ternyata Sydney juga mengundang beberapa orang lagi, yang cukup mampu membuat Vienna kehilangan muka. Setelah makan malam selesai, mereka semua meninggalkan ruang makan. Ghina dan Fred bahkan pulang lebih dulu sebelum sempat menanyakan soal bayi kembar yang diasuh oleh Sydney. “Aku juga ingin pulang,” rengek Vienna pelan pada Lucas.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   90. Pasangan Liar

    Vienna menegang, tubuhnya kaku. Dia memastikan nalarnya tidak salah menangkap maksud ucapan Nirina. Sementara Sydney menatap Nirina tidak percaya. “Siapa yang Nona Nirina maksud?” tanya Lucas buka suara. “Siapa lagi?” Nirina balik bertanya dengan angkuh. “Tentu saja Sydney. Atau harus kubilang … mantan istrimu?” Vienna menelan ludah. “N-nona, sepertinya Nona salah paham,” ucap Vienna terbata-bata, masih berusaha membela diri. Debaran jantungnya sudah berdetak tidak menentu, seperti orang yang baru saja ketahuan melakukan sesuatu yang buruk. “Sydney memang tidak pernah bercerita, dan mungkin kamu mengira dia akan terus menutup mulutnya. Namun perlu kuberitahu padamu bahwa sekalipun Sydney teman lamaku, kami sudah lama tidak berhubungan. Jadi ketika aku ingin menjadikannya teman lagi, aku harus melakukan pemeriksaan latar belakang selama kami tidak berkomunikasi.” Ucapan Nirina menjawab pertanyaan yang sempat berkelebat di kepala Vienna. Wanita itu mengepalkan tangan di s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   91. Syarat Terakhir

    Selain kehadiran ketiga pelayan dan satu pengawal, syarat terakhir yang Morgan berikan agar Sydney dapat melaksanakan acara malam ini yaitu, membawanya dan juga si kembar. Sydney sempat tidak setuju. Dia mengkhawatirkan keselamatan si kembar. Namun Morgan tetap teguh pada pendapatnya. Dengan alasan, si kembar sudah makan MPASI dan hanya Sydney yang bisa memasak itu. Pada akhirnya hasil negosiasi mereka adalah Morgan dan si kembar akan tetap berada di kamar sampai semua tamu pulang. Jadi di sinilah Morgan sekarang, di kamar bersama si kembar yang tertidur pulas. Mungkin sebentar lagi akan bangun karena tidak kunjung mencium bau ibu susu mereka. Jam sudah menunjukkan hampir pukul 10 malam dan Sydney masih tidak membalas pesan Morgan yang dikirim sejak satu jam lalu. “Jangan lewat dari jam 11 malam atau aku harus menjemputmu ke sana, Cinderella.” Begitu isi pesan Morgan yang belum mendapat balasan dari Sydney. Untuk menghilangkan perasaan cemas yang menggerogoti hati, Morgan akhi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   92. Morgan Murka!

    Dada Morgan naik turun, betapa besar amarah yang ada di dalam sana. Biasanya Morgan dapat mengendalikan diri dengan mudah, tetapi jika menyangkut keselamatan Sydney, pria itu merasa sulit. “Pergi kalian!” bentak Morgan mengusir. Lebih baik, Vienna dan Lucas segera enyah dari hadapannya. “Jika kalian ada di depan mataku lagi, mungkin aku akan langsung membunuh kalian!” lanjut Morgan dingin. Morgan segera beralih pada Sydney dan menggendong wanita yang bersandar pada dinding itu. Sydney berpegangan pada leher pria itu. Nirina perlahan bangkit dan menyerahkan ponsel Sydney pada Morgan. Awalnya dia ragu Morgan bisa menerima itu karena kedua tangan pria itu sedang sibuk. Namun dengan mudah Morgan melepas satu tangannya untuk mengambil ponsel, dan menggendong Sydney hanya dengan satu tangan yang lain. “Terima kasih sudah menerima panggilanku. Anda ingin tinggal atau pulang? Aku bisa meminta anak buahku mengantar Anda,” ucap Morgan lebih lembut daripada saat berbicara dengan Vienna da

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25

Bab terbaru

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   207. Kau Membelanya?

    “Kami sudah bebas!” Vienna menatap seluruh ruangan dengan rahang mengeras dan tangan mengepal di atas meja rapat. Beberapa orang saling melirik dan berbisik-bisik. Namun Sydney hanya memutar bola matanya dan mengembuskan napas pendek, jelas merasa jengah. “Pak Dean bilang memiliki catatan kriminal, bukan seorang narapidana,” ucap Sydney membenarkan. “Kami semua tahu kalian sudah bebas dan dinyatakan tidak bersalah, Vienna. Jangan terlalu defensif, kita sedang bicara soal perusahaan, bukan memainkan sebuah drama keluarga.” Beberapa eksekutif tertawa kecil menahan geli, meskipun cepat-cepat menunduk agar tidak terlihat tidak sopan. Lalu Sydney menoleh ke arah pemimpin rapat. Wajahnya kembali serius. “Tolong, kondisikan, dan jangan mengulur waktu terlalu lama. Kita harus menghargai waktu Bapak dan Ibu di ruangan ini,” pinta Sydney dengan tegas. Vienna mendesis pelan, tetapi sebelum dia bisa membal

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   206. Pura-pura Peduli

    “Vienna, aku bersama Morgan. Kenapa aku harus merayu Lucas?” tanya Sydney tenang sambil menghela napas. “Aku hanya membersihkan noda di jas suamimu. Kau sedang sakit, jadi aku bisa maklum kalau Lucas agak tidak terurus.”Sydney bicara dengan santai, tetapi ucapannya sarat dengan sindiran yang menusuk tajam.Vienna menggertakkan rahang. Sorot mata wanita hamil itu menyala seperti ingin menerkam.“Hati-hati bicaranya, Sydney. Kandungan Vienna sedang lemah.” Lucas langsung melangkah maju untuk melerai.“Oh?” Vienna memutar badan menghadap Lucas sambil menatapnya tajam dan tanpa ampun. “Jangan pura-pura peduli padaku!”Lucas tampak kaget, tetapi dia tidak menjawab. Masalah akan lebih panjang jika saat ini dia bicara. Memang benar, bayi dalam kandungan Vienna melemahkannya.Lalu, Vienna kembali menatap Sydney dengan tatapan menantang.“Lalu mengapa kalian bisa pergi ke sini bersama?” tanyanya sambil mengangkat dagu.

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   205. Pas Sekali

    “Aku ingin mengambil hati Lucas.” Kalimat itu terus berputar dalam kepala Sydney saat mobil melaju di parkiran basement Zahlee Entertainment. Kalimat yang dulu Sydney bisikkan ke telinga Morgan dengan penuh amarah, luka, dan tekad. Bukan karena Sydney masih mencintai Lucas, perasaannya pada pria itu sudah mati. Sudah dikubur bersama peti kecil putih bertuliskan nama Isaac Ryder hampir dua tahun lalu. Yang tersisa di hati Sydney untuk Lucas kini hanya dendam. ‘Kalau aku bisa membuat Vienna merasakan apa yang pernah aku rasakan dulu,’ batin Sydney, ‘mungkin luka ini sedikit sembuh.’ Mendapat pengkhianatan saat berjuang mengobati anak yang sakit, apalagi Vienna juga mengompori Lucas untuk membenci Isaac. Sydney melirik ke arah Lucas yang tengah menempelkan kartu parkir ke mesin otomatis. Suara bip terdengar. Lalu palang parkir pun terangkat. ‘Seand

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   204. Aku Mual

    “Apa yang kau katakan, Jalang?” bentak Lucas lantang dengan napas memburu. Sydney menunduk untuk menyembunyikan wajahnya. ‘Sial! Aku mual!’ batin Sydney. Bahkan udara di kamar ini terasa menyesakkan. Sydney kembali mengangkat wajah dan mengukir senyum. Bersikap seolah umpatan Lucas bukanlah apa-apa, padahal hati Sydney sedang meraung-raung karena pria itu mengatainya jalang berulang kali. “Ah, maaf!” jawab Sydney pura-pura merasa bersalah. “Karena melihat kamar ini dan sadar bahwa tidak banyak yang berubah, aku jadi mengenang masa lalu.” Lucas menyipitkan mata dan menatap Sydney dengan curiga seakan wanita itu sedang melakukan hal yang tidak masuk akal di depan wajahnya. Sydney mengangkat bahu pelan sambil tetap tersenyum. “Apalagi aku juga baru melihat kamar Isaac,” lanjut Sydney setelah menghela napas. “Aku pasti sudah gila karena mendadak merinduk

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   203. Berhenti, Sydney!

    Mata wanita itu melebar saat melihat ke arah pintu yang sedikit terbuka, entah karena dorongan angin atau Lucas yang lupa menutupnya rapat. Sydney tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Tanpa pikir panjang, wanita itu melesat ke arah pintu dengan langkah cepat. Rasa sakit di bahu dan sikunya tidak lagi Sydney rasakan, tertutup oleh adrenalin yang membanjiri seluruh tubuh wanita itu. “Berhenti, Sydney!” teriak Lucas dari belakang. Sydney tidak menoleh. Napas wanita itu memburu dan jantungnya berdetak kencang seperti genderang perang. Dia mengintai pintu utama. Namun langkah Sydney mendadak terhenti. Ben tiba-tiba muncul dari arah tujuan Sydney. Pria itu menatap Sydney dengan tajam. “Oh, sial!” maki Sydney. Sydney menoleh ke belakang. Lucas semakin dekat. Pria itu berlari cepat seperti banteng lepas kendali. Spontan, Sydney berbelok ke kiri dan menabrak pintu pertama yang bisa dia raih. Dia hanya bisa mempercayai instingnya untuk melindungi diri. Jika tetap berada di sana, satu

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   202. Seperti Kekasihmu

    “Maaf, Nona. Saya hanya menjalankan perintah dari Tuan Lucas.” Pelayan itu menjawab dengan suara bergetar. “Sialan! Panggil pria brengsek itu ke sini sekarang juga!” Sydney menggedor keras pintu kayu itu dengan kedua tangannya. Tidak ada jawaban. Suara langkah kaki pelayan itu terdengar menjauh, membiarkan Sydney sendirian dengan amarah yang sudah mendidih. “Sial! Pantas saja Ben bersikap aneh dari tadi!” teriak Sydney seraya menghantam pintu sekali lagi, kali ini dengan bahunya. Satpam itu bersikap seolah tidak menerima dirinya, tetapi tetap membukakan gerbang. Gelagatnya pun mencurigakan. Sydney mengatupkan rahang, menahan gejolak yang terus naik hingga ke ubun-ubun. Napas wanita itu memburu. Dia memejamkan mata sebentar, berusaha mengatur napas sambil menyapu pandangan ke sekeliling kamar Isaac. Lucas sengaja menggunakan sesuatu yang berhubungan dengan Isaac untuk memerangkap

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   201. Kamar Isaac

    “Apa ini tidak bisa ditunda, Nona?” tanya Zya khawatir, matanya melirik ke arah gerbang rumah besar yang menjulang di hadapan mereka. Sydney tidak langsung menjawab. Wanita itu menatap bangunan yang pernah dia sebut rumah dengan tatapan tajam dan hati yang bergejolak. Udara di sekitar Sydney terasa lebih dingin dari biasanya, padahal matahari pagi bersinar cerah. “Aku harus menyelamatkan barang-barang mendiang putraku,” jawab Sydney pelan, lalu menoleh pada Zya. “Dan kau yang akan mewakiliku di rapat. Jika aku terlambat datang, sampaikan presentasiku seperti yang kita latih tadi pagi. Jangan beri ruang pada Lucas untuk bermain kotor.” “Nona, ini rapat penting, jika Nona terlambat–” “Tolong, Zya?” potong Sydney sambil tersenyum. Tanpa Zya menjelaskan, Sydney sudah tahu konsekuensi apa yang dia hadapi jika terlambat datang. Jabatan CEO yang sempat ditawarkan padanya

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   200. Pelayan Lucas

    Hari di mana Rapat Umum Pemegang Saham dilaksanakan akhirnya tiba. Sydney masuk ke dalam mobil bersama seorang sopir dan pengawal yang duduk di kursi depan. Sementara di kursi belakang, Sydney bersebelahan dengan Zya, asisten pribadinya. “Kita langsung ke kantor saja,” pinta Sydney dengan lugas begitu pintu mobil tertutup. “Baik, Nyonya,” sahut sopir tanpa menoleh. Sydney melirik Zya di sebelahnya. Wajah gadis muda itu terlihat tenang meski baru kurang dari satu hari menjalani pelatihan intensif. “Zya, ingat. Jika di luar mansion, panggil aku Nona.” Sydney mengingatkan. Dia tidak perlu mengingatkan sopir dan pengawal. Selain karena mereka pekerja lama, kedua pria itu juga tidak akan berhubungan langsung dengan orang-orang di Zahlee Entertainment. Zya mengangguk cepat. “Baik, Nyonya.” Sebelum mobil sempat melaju, suara nyaring dua bocah kecil terdengar dari luar jendela. “Mami! Dadah!” Sydney langsung menoleh. Jade dan Jane yang tengah digendong oleh pengasuhnya me

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   199. Gelang Kaki Baru

    Sydney menoleh dan tersenyum tipis, lalu menjawab, “Siang ini aku harus bertemu dengan calon asisten pribadiku. Kalau memang cocok, dia bisa langsung menyiapkan keperluan untuk rapat besok.” Morgan menghela napas, tidak puas dengan jawaban itu. Namun sebelum dia sempat menimpali, Sydney menambahkan dengan sedikit cemas, “Dan si kembar ... mereka butuh ASI-ku. Stoknya menipis.” Kata-kata itu membuat dada Morgan mencelos. Dia tahu, tidak ada yang lebih penting bagi Sydney saat ini selain anak-anak mereka. “Hati-hati dan jangan terlalu lelah. Aku akan minta beberapa orang untuk menjagamu.” Morgan mengusap pipi istrinya dengan punggung tangan. Sydney hanya mengangguk dengan tetap menatap wajah suaminya. Lalu, Morgan sedikit membungkuk dan merapatkan bibirnya ke telinga Sydney. “Aku sudah menyiapkan gelang kaki baru di ruang kerjamu. Gunakan itu. Di dalamnya ada GPS yang lebih bagus d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status