Share

99. Mantan Kakak Ipar

Auteur: prasidafai
last update Dernière mise à jour: 2025-03-29 21:13:19

Morgan pergi ke luar rumah sakit dan bersandar pada dinding yang menghadap jalan raya. Dia mengeluarkan sebatang rokok dari saku jas, kemudian menyalakannya.

Saat kepalanya masih berputar memikirkan Sydney, Ronald datang.

“Tuan memanggil saya. Ada apa, Tuan?” tanya Ronald setelah membungkukkaan badan.

“Ada rekaman suara telepon dari Vienna di ponsel ini. Salin dan simpan di tempat yang lebih aman, kirimkan juga ke surelku,” jawab Morgan sambil menyerahkan ponsel Sydney.

Morgan yakin suatu saat rekaman itu akan berguna. Dia tidak ingin Sydney langsung melaporkan hal ini pada pihak berwajib.

Vienna juga akan bisa bebas dengan cepat jika persiapan mereka kurang matang seperti kasus Ghina. Lebih baik terus mengumpulkan kartu AS lawan sambil menunggu waktu yang tepat untuk memainkan itu.

Tanpa banyak bertanya, Ronald menerima ponsel itu. “Baik, Tuan.”

“Dapatkan juga identifikasi kerusakan mobil yang ditumpangi Gloria dan Terry saat kecelakaan. Kita bisa melacak apakah itu kecelakaan
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Rasmaa
penasaran lanjutannya
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   100. Hamil Muda

    Morgan baru saja tiba di dalam pesawat. Dia dan Sydney berangkat terpisah pagi ini. Pria itu menatap tajam Chester dan Sydney bergantian. Dia juga mengecek nomor tempat duduk mereka dan mencocokkannya dengan tiket yang pria itu pegang. Sementara Chester menatap pria asing di depannya dengan heran. Ronald yang juga ikut dalam penerbangan dan ada di belakang Morgan segera menunjuk kursi di seberang Sydney sebelah kiri. “Kursi Tuan di sebelah sini,” ujar Ronald tidak berani menatap Morgan. Morgan mengernyitkan dahi dan menyipitkan mata pada Ronald. “Mengapa kursiku di sini?!” tanya Morgan dingin. “Tiket dibeli secara mendadak, dan dua tempat duduk yang kosong seperti ini, Tuan. Saya akan duduk di kelas ekonomi,” jawab Ronald, akhirnya memberanikan diri menatap Morgan. Morgan mendesah frustasi lalu kembali menghadap Sydney dan Chester dengan tatapan tidak terima. “Ada apa?” Chester akhirnya bertanya, tidak tahan dengan sikap aneh pria itu. Alih-alih menjawab Chester, Mo

    Dernière mise à jour : 2025-03-30
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   101. Cerita Vienna

    “Apa maksudmu?!” tanya Lucas sambil mengepalkan tangan dan menatap tajam Sydney. Alih-alih menjawab, Sydney menekan layar ponselnya kemudian memutar ulang rekaman telepon dari Vienna. Dia mengarahkan bagian pengeras suara pada ponselnya ke arah Lucas supaya pria itu bisa mendengarnya. “Sudah terima hadiah dariku, Sydney? Aku harap kau menyukainya. Mereka mati karena kamu!” Suara Vienna terdengar menusuk. Awalnya Lucas membulatkan mata dan raut wajah kesedihan terlihat jelas, tetapi kemudian wajahnya memerah. Tatapan pria itu semakin tajam, tertuju langsung ke manik Sydney. BRAK! Tiba-tiba Lucas merebut dan membanting ponsel Sydney hingga hancur ke lantai. Wanita itu memejamkan mata terkejut dan mundur beberapa langkah untuk menghindari pecahan. “Kamu keterlaluan, Sydney! Sampai kapan kamu berhenti memfitnah Vienna?!” Lucas berteriak sambil mengguncang bahu Sydney dengan kasar. Sydney spontan membuka mata dan mengernyit heran. Daripada iba melihat wajah Lucas yang babak belur,

    Dernière mise à jour : 2025-03-30
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   102. Membuka Hati

    ‘Jalang murahan! Janda tidak bermartabat!’ umpat Lucas dalam hati ketika panas di hatinya sudah sampai ke ubun-ubun. Lucas tidak habis pikir dengan apa yang Morgan lihat pada mantan istrinya. Pria berkuasa itu bisa mendapat yang lebih dari Sydney, bahkan gadis perawan. Rasanya Lucas ingin sekali pergi, tetapi dia tahu Morgan tidak akan membiarkannya. Nyawa dan perusahaannya bergantung pada pria dengan tubuh bertato itu. ‘Apa mereka sudah tidur bersama?!’ batin Lucas bertanya-tanya. Lucas membuang wajah, terlalu jijik memikirkan bahwa Sydney rela mengangkang demi menjual diri pada Morgan. Setelah bercerai dengannya, ternyata Sydney tidak lebih dari seorang pelacur. Morgan menatap Lucas dan menyeringai tajam. “Pergilah!” usir Morgan, melihat gelagat Lucas yang terlihat sangat ingin meninjunya. Namun tentu saja Lucas tidak akan melakukan itu. Lawannya adalah Morgan, pria paling ditakuti di negara ini. Sekali lagi, Lucas membungkuk. Lalu dia segera melangkah pergi sebelum Morgan b

    Dernière mise à jour : 2025-03-31
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   103. Aku Akan Menceramahimu

    Sydney menatap jam yang menunjukkan pukul 10 malam. Lalu kembali menatap si kembar yang sudah tertidur di ranjangnya. Perut kedua bayi yang baru selesai menyusui itu terlihat penuh dan menggemaskan. Senyum terukir di bibir Sydney. Biasanya setelah menyusui, dia akan membuat si kembar bersendawa sebelum ditidurkan. Dan akhir-akhir ini sendawa si kembar sangat lancar. Wajah Jade dan Jane juga semakin terlihat mirip dengan Morgan. Hanya saja ada campuran wajah lain yang terlihat lebih lembut. ‘Sebenarnya siapa ibu kalian?’ tanya Sydney sambil mengelus lutut Jane yang agak terbangun. Bayi itu terlelap lagi beberapa saat kemudian. Bicara tentang Morgan, Sydney jadi mengingat permintaan pria itu yang dia tolak. Sydney mendesah dan akhirnya bangkit melangkah keluar kamar. ‘Sepertinya aku bisa mengabulkan permintaan Morgan sekarang,’ batin Sydney, langkah kakinya berjalan menuju kamar Morgan. Namun perhatian Sydney teralih ke arah ruang kerja Morgan. Lampu di ruangan itu masih menyala

    Dernière mise à jour : 2025-04-01
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   104. Seperti Gadis

    Pipi Morgan spontan ikut memerah, tetapi dia menutupinya dengan mengukir seringai penuh misteri. “Jangan mengada-ada saat kau hampir mati, Darling,” ucap Morgan sambil menatap lekat mata Sydney. “Aku hampir mati karena kau menekanku untuk belajar bicara. Sepertinya aku memang tidak akan bisa bicara lagi. Dan aku memang butuh pijat di bagian payudara, pijat laktasi. Kau pernah mendengarnya?” Sydney tiba-tiba mendapatkan tenaga untuk marah pada pria di hadapannya. “Apa itu?” tanya Morgan penasaran. Dia duduk di tepi ranjang Sydney. “Aku lemas. Cari tahu sendiri saja di internet,” jawab Sydney sambil meringis kesakitan. Morgan menahan diri untuk tidak berdecak saat melihat Sydney abai karena wanita itu tengah kesakitan. Dia akhirnya menuruti permintaan Sydney dan mencari tahu sendiri tentang pijat laktasi di situs-situs daring. Sepanjang membaca informasi tentang pijat laktasi, mata Morgan membulat sempurna. Dia baru tahu jika ibu menyusui perlu melakukan pijat seperti ini saa

    Dernière mise à jour : 2025-04-02
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   105. Berhenti Datang

    “Selamat malam, Tuan. Mau kutemani?” sapa wanita cantik berpakaian seksi sambil mengusap bahu Morgan. Pria itu baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam klub. Namun beberapa wanita sudah mendekatinya untuk menawarkan diri. Morgan menggeleng dengan sopan dan duduk di salah satu sofa khusus tamu VIP. Dia menyalakan rokoknya setelah memesan whiskey pada seorang pelayan. Menahan diri setelah melihat tubuh polos Sydney adalah hal sulit bagi Morgan. Padahal setelah pernikahan pertamanya yang gagal, Morgan yakin tidak akan pernah tertarik lagi pada seorang wanita. “Sial,” umpat Morgan, lalu megisap rokoknya dalam. Pandangannya beralih pada sosok yang Morgan kenal di dalam klub, yaitu Olive. Wanita itu sedang berjalan ke arahnya. “Hai, Tampan! Mau pesan yang biasa?” tanya Olive yang ternyata membawakan whiskey pesanan Morgan. Olive menaruh whiskey itu di meja. Lalu, duduk di sebelah Morgan dan bergelayut manja di lengan pria itu. “Aku hanya ingin minum saja,” jawab Morgan tanpa me

    Dernière mise à jour : 2025-04-02
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   106. Sarapan Bersama

    Morgan berdiri di depan Sydney dan memegang kedua tangan wanita itu. “Sarapan bersama,” jawab Morgan sambil mengedipkan sebelah matanya. “Ayo duduk!” Pria itu menarik salah satu kursi dan mempersilakan Sydney duduk di sana. Sydney sedikit mengangguk dan tersenyum tipis untuk membalas perlakuan manis Morgan. Setelah memastikan Sydney duduk dengan nyaman, Morgan duduk di hadapan wanita itu. Sementara si kembar berada di kursi bayi yang ada di sisi kanan dan kiri mereka. “Sebenarnya aku lebih senang kau duduk di pangkuanku, tapi untuk pagi ini aku akan izinkan kau duduk di sana,” ucap Morgan lagi, sengaja membuat pipi Sydney semakin merona. Jantung Sydney berdebar lebih cepat. Untuk sesaat dia menundukkan wajahnya, sebelum kembali menatap Morgan. “Dalam rangka apa sarapan bersama jadi seistimewa ini?” tanya Sydney menggerakan tangan dengan lebih tenang setelah menghela napas panjang. Sydney memperhatikan berbagai menu yang ada di meja yang sangat lengkap, mulai dari makanan pembuk

    Dernière mise à jour : 2025-04-02
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   107. Nona Sydney

    “Nona Sydney, cobalah. Tadi aku membuat kue!” seru seorang pelayan muda sambil menyodorkan setoples kue kering pada Sydney. Sydney tertegun. Selain karena pelayan itu datang saat dirinya tengah menjemur baju si kembar, wanita muda di hadapannya tidak pernah berbuat sebaik ini sebelumnya. “Biar aku saja yang menjemur pakaian Tuan Jade dan Nona Jane, Nona Sydney!” sahut pelayan lain yang tiba-tiba sudah ada di dekat Sydney. Namun, Sydney tidak membiarkan pelayan itu menjemur baju si kembar. Ini adalah salah satu tugas yang paling Sydney senangi saat merawat bayi. Setelah pagi kemarin–saat sarapan bersama Morgan dan si kembar di halaman belakang, hidup Sydney berubah. Para pelayan berlomba-lomba bersikap baik dan manis padanya. “Nona baru selesai menyusui?!” Sydney baru saja keluar dari kamar si kembar saat kembali mendengar suara pelayan mendekatinya. “Mau ke kamar? Saya bisa memijat, Nona!” Sydney menggeleng dan berjalan cepat ke kamarnya untuk sembunyi. Tawaran bantuan dari oran

    Dernière mise à jour : 2025-04-03

Latest chapter

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   203. Berhenti, Sydney!

    Mata wanita itu melebar saat melihat ke arah pintu yang sedikit terbuka, entah karena dorongan angin atau Lucas yang lupa menutupnya rapat. Sydney tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Tanpa pikir panjang, wanita itu melesat ke arah pintu dengan langkah cepat. Rasa sakit di bahu dan sikunya tidak lagi Sydney rasakan, tertutup oleh adrenalin yang membanjiri seluruh tubuh wanita itu. “Berhenti, Sydney!” teriak Lucas dari belakang. Sydney tidak menoleh. Napas wanita itu memburu dan jantungnya berdetak kencang seperti genderang perang. Dia mengintai pintu utama. Namun langkah Sydney mendadak terhenti. Ben tiba-tiba muncul dari arah tujuan Sydney. Pria itu menatap Sydney dengan tajam. “Oh, sial!” maki Sydney. Sydney menoleh ke belakang. Lucas semakin dekat. Pria itu berlari cepat seperti banteng lepas kendali. Spontan, Sydney berbelok ke kiri dan menabrak pintu pertama yang bisa dia raih. Dia hanya bisa mempercayai instingnya untuk melindungi diri. Jika tetap berada di sana, satu

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   202. Seperti Kekasihmu

    “Maaf, Nona. Saya hanya menjalankan perintah dari Tuan Lucas.” Pelayan itu menjawab dengan suara bergetar. “Sialan! Panggil pria brengsek itu ke sini sekarang juga!” Sydney menggedor keras pintu kayu itu dengan kedua tangannya. Tidak ada jawaban. Suara langkah kaki pelayan itu terdengar menjauh, membiarkan Sydney sendirian dengan amarah yang sudah mendidih. “Sial! Pantas saja Ben bersikap aneh dari tadi!” teriak Sydney seraya menghantam pintu sekali lagi, kali ini dengan bahunya. Satpam itu bersikap seolah tidak menerima dirinya, tetapi tetap membukakan gerbang. Gelagatnya pun mencurigakan. Sydney mengatupkan rahang, menahan gejolak yang terus naik hingga ke ubun-ubun. Napas wanita itu memburu. Dia memejamkan mata sebentar, berusaha mengatur napas sambil menyapu pandangan ke sekeliling kamar Isaac. Lucas sengaja menggunakan sesuatu yang berhubungan dengan Isaac untuk memerangkap

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   201. Kamar Isaac

    “Apa ini tidak bisa ditunda, Nona?” tanya Zya khawatir, matanya melirik ke arah gerbang rumah besar yang menjulang di hadapan mereka. Sydney tidak langsung menjawab. Wanita itu menatap bangunan yang pernah dia sebut rumah dengan tatapan tajam dan hati yang bergejolak. Udara di sekitar Sydney terasa lebih dingin dari biasanya, padahal matahari pagi bersinar cerah. “Aku harus menyelamatkan barang-barang mendiang putraku,” jawab Sydney pelan, lalu menoleh pada Zya. “Dan kau yang akan mewakiliku di rapat. Jika aku terlambat datang, sampaikan presentasiku seperti yang kita latih tadi pagi. Jangan beri ruang pada Lucas untuk bermain kotor.” “Nona, ini rapat penting, jika Nona terlambat–” “Tolong, Zya?” potong Sydney sambil tersenyum. Tanpa Zya menjelaskan, Sydney sudah tahu konsekuensi apa yang dia hadapi jika terlambat datang. Jabatan CEO yang sempat ditawarkan padanya

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   200. Pelayan Lucas

    Hari di mana Rapat Umum Pemegang Saham dilaksanakan akhirnya tiba. Sydney masuk ke dalam mobil bersama seorang sopir dan pengawal yang duduk di kursi depan. Sementara di kursi belakang, Sydney bersebelahan dengan Zya, asisten pribadinya. “Kita langsung ke kantor saja,” pinta Sydney dengan lugas begitu pintu mobil tertutup. “Baik, Nyonya,” sahut sopir tanpa menoleh. Sydney melirik Zya di sebelahnya. Wajah gadis muda itu terlihat tenang meski baru kurang dari satu hari menjalani pelatihan intensif. “Zya, ingat. Jika di luar mansion, panggil aku Nona.” Sydney mengingatkan. Dia tidak perlu mengingatkan sopir dan pengawal. Selain karena mereka pekerja lama, kedua pria itu juga tidak akan berhubungan langsung dengan orang-orang di Zahlee Entertainment. Zya mengangguk cepat. “Baik, Nyonya.” Sebelum mobil sempat melaju, suara nyaring dua bocah kecil terdengar dari luar jendela. “Mami! Dadah!” Sydney langsung menoleh. Jade dan Jane yang tengah digendong oleh pengasuhnya me

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   199. Gelang Kaki Baru

    Sydney menoleh dan tersenyum tipis, lalu menjawab, “Siang ini aku harus bertemu dengan calon asisten pribadiku. Kalau memang cocok, dia bisa langsung menyiapkan keperluan untuk rapat besok.” Morgan menghela napas, tidak puas dengan jawaban itu. Namun sebelum dia sempat menimpali, Sydney menambahkan dengan sedikit cemas, “Dan si kembar ... mereka butuh ASI-ku. Stoknya menipis.” Kata-kata itu membuat dada Morgan mencelos. Dia tahu, tidak ada yang lebih penting bagi Sydney saat ini selain anak-anak mereka. “Hati-hati dan jangan terlalu lelah. Aku akan minta beberapa orang untuk menjagamu.” Morgan mengusap pipi istrinya dengan punggung tangan. Sydney hanya mengangguk dengan tetap menatap wajah suaminya. Lalu, Morgan sedikit membungkuk dan merapatkan bibirnya ke telinga Sydney. “Aku sudah menyiapkan gelang kaki baru di ruang kerjamu. Gunakan itu. Di dalamnya ada GPS yang lebih bagus d

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   198. Kami Menunggumu

    “Tempat ini hangat sekali.” Itu adalah kalimat pertama yang meluncur dari bibir Sydney saat mereka memasuki kamar kecil yang disediakan di salah satu sudut pelabuhan. Morgan tidak langsung menanggapi. Pria itu meletakkan ponsel di meja kayu mungil yang ada di sisi ranjang, lalu membuka jendela. Angin laut menyergap masuk bersama suara ombak yang bergulung-gulung. Sydney melangkah pelan menghampiri jendela itu, lalu berdiri di samping Morgan. “Aku suka suaranya,” bisik Sydney. “Menenangkan.” Morgan menoleh dan menatap wajah istrinya yang diterangi remang lampu gantung di atas mereka. Dia tersenyum miring dan melihat Sydney dengan penuh hasrat. Tanpa basa-basi, Morgan mulai melepaskan sabuk celananya. Bunyi logam kecil terdengar jelas di antara debur ombak. “Kau siap?” tanya Morgan pelan. “Aku akan menanamkan benihku di rahimmu.” Sydney membelalakkan mata. Wajah wani

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   197. Aww, Morgan!

    Morgan tiba-tiba menghentikan langkah. Bruk! Sydney spontan menabrak punggung pria itu. “Aww, Morgan!” pekik Sydney pelan sambil memegangi dahinya. Tubuh wanita itu terpental setengah langkah ke belakang. Morgan langsung memutar tubuh. Pria itu mendekatkan wajahnya hingga hanya berjarak beberapa senti dari wajah Sydney. “Aku tidak akan pernah puas denganmu, Darling,” sahut Morgan sambil tersenyum miring. Sydney mengerjapkan mata. Pipinya merona, tetapi sesaat kemudian dia menepuk pelan dada Morgan agar menjauh. “Tolong beri aku ruang bernapas,” pinta Sydney sambil mengusap dahinya yang masih berdenyut. Morgan tidak menjauh sepenuhnya. Dia hanya mundur selangkah, tetapi pandangan matanya tetap melekat di wajah sang istri. “Kau sangat menginginkan anak dariku?” tanya Sydney lebih lembut. “Kau sampai marah karena tidak bisa bersamaku malam ini?” Morgan mengangkat tangan, lalu menangkup rahang Sydney. “Ya,” jawab Morgan tegas. “Aku sangat ingin memiliki keturunan darimu. Kita

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   196. Kontrol Rutin

    “Kau terlalu berlebihan dengan menyebut aku pergi sendirian, padahal satu langkah saja aku keluar gerbang mansion, ada satu pengawal di dekatku dan entah berapa yang bersembunyi,” desah Sydney sambil melipat kedua tangannya. Morgan tersenyum miring. Dia tidak berusaha membantah sedikit pun. Setelah Sydney diculik oleh Edgar, Morgan memasang pengawasan ketat, bahkan tidak ragu menambah pasukan khusus untuk menjaga gerbang Ravenfell dan mengawal keluarganya. Morgan tidak ingin mengulang tragedi itu. Cukup sekali. Sydney yang tahu Morgan tidak akan berubah pikiran, hanya menggeleng kecil sebelum berbalik dan berjalan ke arah kamar si kembar. “Tapi hari ini kau bisa ke rumah sakit, bukan?” tanya Sydney tanpa menoleh. “Ini jadwal kontrol rutin kita.” Langkah Morgan langsung menyamai langkah wanita itu. “Ya,” jawab pria itu santai, “aku baru akan berangkat nanti sore.” B

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   195. Akhirnya Kau Sadar

    “Aku tidak akan melupakan itu seumur hidupku.” Tawa Sydney meledak, walau masih tergolong pelan. “Kau terlihat seperti transformer rusak.” Morgan yang duduk di dekat ranjang hanya bisa mendecak sambil melipat tangan di depan dada. “Pelankan suaramu sebelum kau membangunkan diriku yang lebih gelap, Darling,” tukas Morgan, mata pria itu menggelap sungguhan. Bukan hanya memelankan suaranya, Sydney bahkan segera menutup mulut sambil menahan senyum. Sydney perlahan bangkit dari ranjang setelah memastikan si kembar benar-benar terlelap. Lalu, Sydney menarik tangan Morgan dengan lembut. “Ayo berdiri. Aku punya ide,” ucap Sydney dengan mata berbinar. Morgan menaikkan alis, tetapi tetap mengikuti ajakan itu. Tubuh tingginya berdiri tegak, kini pria itu menghadap langsung ke Sydney yang menatap dengan senyum geli. “Honey,” panggil Sydney sembari mendekatkan

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status