Home / Romansa / Ibu Susu Jadi Ibu Sambung Anak CEO / Bab 69. Melepas Dahaga (POV Hannan&Andini): Haus Tengah Malam

Share

Bab 69. Melepas Dahaga (POV Hannan&Andini): Haus Tengah Malam

Author: Ucing Ucay
last update Last Updated: 2025-08-14 09:01:04

Andini masuk ke dalam kamar utama—kamar Hannan, tapi pria itu tidak ada. Dia menebak kalau ayah Lingga tersebut pasti ada di ruang kerja. Pria itu selalu memastikan tidak ada pekerjaan yang terlewat sebelum tidur.

Ibu susu Lingga itu duduk di pinggir kasur menunggu pria yang katanya ingin tidur dengannya.

Tidak lama, pintu kamar terbuka. Hannan masuk dan menutup pintu kamar pelan, membiarkan suara hujan di luar menjadi latar dari malam yang terasa begitu ... berbeda.

Ia melihat Andini duduk membelakangi arah pintu, memijat lengannya sendiri. Dari postur tubuhnya, Hannan tahu Andini sedang lelah. Tapi bukan itu yang membuatnya mendekat malam ini. Ada sesuatu yang lebih primal. Lebih dalam. Lebih mengganggu pikirannya sejak sore tadi.

Andini baru saja menyusui Lingga. Itu yang Hannan tahu. Dan sejak ia tahu ... pikirannya tak berhenti memutar hal yang sama..

ASI.

Lingga.

Dan betapa irasionalnya rasa cemburu yang ia rasakan terhadap bayi mereka sendiri.

"Belum tidur?" tanyanya pelan, be
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ibu Susu Jadi Ibu Sambung Anak CEO   Bab 71. Hujan Hangat di Balik Pintu Kaca

    Andini menggeliat pelan di bawah selimut ketika merasakan matanya mulai terbuka. Ruangan masih dalam nuansa lembut—dinding bercat hangat, jendela terbuka menyuguhkan bias cahaya pagi yang baru saja menyentuh permukaan lantai kayu.Di sebelahnya, Hannan masih lelap. Napas pria itu teratur, lengan panjangnya masih melingkar di pinggang Andini dengan posesif yang khas. Seolah dunia tak boleh menyentuh calon istrinya—selain dia.Andini menyentuh pipi Hannan pelan, kemudian bangkit hati-hati. Namun, belum juga dia berdiri, jemari Hannan menangkap pergelangan tangannya."Mau kemana?" suara itu berat, baru bangun, tapi tetap terdengar dominan. "Mau mandi. Badanku lengket banget, Mas. Kamu masa nggak ngerasa?""Saya juga mau mandi," jawabnya sambil membuka satu matanya.Andini tertawa pelan, menepis tangan Hannan. "Kalau gitu kamu mandi duluan, aku mau cek Lingga. Gantian."Namun Hannan malah menarik selimut, dan dalam satu tarikan lembut namun pasti, Andini sudah kembali bersandar di dadany

  • Ibu Susu Jadi Ibu Sambung Anak CEO   Bab 70. Janji Tidak Pergi

    Udara kamar menyisakan keheningan yang nyaris sempurna. Aromanya lembut—campuran lavender dari diffuser di sudut ruangan dan sisa aroma mint yang tertinggal di kulit pria itu. Andini menarik selimut hingga ke dada, mengira malam itu akan berakhir tenang, tanpa drama. Tapi hidup bersama Hannan Alfaruq tidak pernah sesederhana itu.Baru saja matanya mengatup, sebuah tangan berat meraih pinggangnya dan menarik tubuhnya perlahan. Hangat. Kuat. Dan sangat familiar. Punggung Andini bertemu dada bidang Hannan, lalu dagu lelaki itu mendarat santai di atas bahunya.“Mas ...,” desis Andini, matanya setengah terbuka. “Katanya mau tidur.”“Tidur, iya. Tapi peluk dulu,” balas Hannan dengan suara malas, berat, dan ... manja.Andini mengerucutkan bibir, menahan tawa. “Lho, dari tadi ini apa kalau bukan dipeluk?”“Pelukan biasa. Aku maunya yang spesial. Yang lengket. Yang lama.”Andini terkekeh pelan. “Kamu tuh ... bayi besar. Nggak ada capeknya.”Tawa kecil mengisi ruang. Tapi keheningan kembali men

  • Ibu Susu Jadi Ibu Sambung Anak CEO   Bab 69. Melepas Dahaga (POV Hannan&Andini): Haus Tengah Malam

    Andini masuk ke dalam kamar utama—kamar Hannan, tapi pria itu tidak ada. Dia menebak kalau ayah Lingga tersebut pasti ada di ruang kerja. Pria itu selalu memastikan tidak ada pekerjaan yang terlewat sebelum tidur.Ibu susu Lingga itu duduk di pinggir kasur menunggu pria yang katanya ingin tidur dengannya. Tidak lama, pintu kamar terbuka. Hannan masuk dan menutup pintu kamar pelan, membiarkan suara hujan di luar menjadi latar dari malam yang terasa begitu ... berbeda.Ia melihat Andini duduk membelakangi arah pintu, memijat lengannya sendiri. Dari postur tubuhnya, Hannan tahu Andini sedang lelah. Tapi bukan itu yang membuatnya mendekat malam ini. Ada sesuatu yang lebih primal. Lebih dalam. Lebih mengganggu pikirannya sejak sore tadi.Andini baru saja menyusui Lingga. Itu yang Hannan tahu. Dan sejak ia tahu ... pikirannya tak berhenti memutar hal yang sama..ASI.Lingga.Dan betapa irasionalnya rasa cemburu yang ia rasakan terhadap bayi mereka sendiri."Belum tidur?" tanyanya pelan, be

  • Ibu Susu Jadi Ibu Sambung Anak CEO   Bab 68. Mempersiapkan Kejutan

    Mobil sport berwarna hitam mengilap itu melesat tajam di jalanan kompleks elite kawasan ibu kota. Sinar matahari sore memantul sempurna di bodinya, memantulkan kilau mewah yang nyaris menyilaukan mata. Di balik kemudi, duduk Hannan Alfaruq. CEO muda yang dikenal bukan hanya karena kecerdasannya memimpin dunia bisnis, melainkan juga karena kharisma dan ketampanannya yang sulit ditandingi.Dengan satu tangan di kemudi dan tangan lain menggulung lengan kemeja putihnya ke siku, Hannan melesat tanpa ampun, menyusuri jalanan dengan kecepatan yang cukup membuat jantung orang biasa melompat ke tenggorokan.Saat mobil berhenti di depan rumah, Hannan turun dengan satu gerakan cepat, menutup pintu mobil tanpa suara. Langkahnya panjang, tegas, dan tak seorang pun berani menyapa ketika dia melintas di lorong rumah.Ira—sekretaris andalan yang baru kembali dari cuti panjangnya—menunduk sopan ketika Hannan menatapnya sekilas."Ruang kerja. Sekarang."Hanya dua kata, tapi cukup untuk membuat jantung

  • Ibu Susu Jadi Ibu Sambung Anak CEO   Bab 67. Membalas dengan Api

    Suara denting gelas dan tawa lepas dari pria-pria berjas mewah mencairkan udara malam itu. Di sebuah lounge kelas menengah, musik pelan mengalun, asap rokok menari-nari di udara, dan para perempuan berpakaian minim mondar-mandir menyambut pelanggan.Di sudut ruangan, duduk seorang perempuan bergaun merah marun dengan belahan dada yang terlalu rendah untuk sekadar berpura-pura sopan. Dhira. Wajahnya cantik, tubuhnya masih memikat, tapi matanya lelah—terlalu lelah untuk ukuran wanita muda.Seseorang menarik kursi di depannya. Dhira mendongak, dan matanya membelalak."Dirga?"Pria itu tersenyum. Tidak seperti biasanya. Dasi longgar, kemeja kumal, dan wajah tirus. Bukan Dirga yang dulu menyetir mobil sport dan menyembunyikannya dari dunia sebagai selingkuhan kelas dua."Hei. Masih ingat denganku, Sayang?""Apa kabar?" tanya Dhira pelan. Ada jeda canggung. Waktu pernah memisahkan mereka, bukan karena cinta yang memudar, tapi karena Dhira tahu Dirga tidak lagi bisa memberinya uang.Dirga du

  • Ibu Susu Jadi Ibu Sambung Anak CEO   Bab 66. Sebuah Pesan Ancaman?

    Gedung pencakar langit yang menjulang milik Alfa Corp. tampak berdiri semakin megah pagi itu, seolah ingin menunjukkan siapa penguasa sesungguhnya di antara hutan beton ibukota.Di lantai tiga puluh enam, ruang rapat utama tlah diisi penuh oleh dewan direksi dan kepala divisi. Lampu-lampu LED menyorot ruangan besar bernuansa marmer dan dominasi hitam–putih. Aroma kopi dan kertas memenuhi udara. Semua menanti satu nama.Suasana gaduh pelan mengisi ruangan. Beberapa saling berbisik."Kalau beliau belum sehat, kenapa kita tidak tunda saja meeting besar ini?""Alfa kehilangan momentum. Kita perlu keputusan segera.""Dia CEO, bukan Tuhan. Ada yang namanya delegasi."Pintu terbuka. Hannan Alfaruq melangkah masuk, mengenakan jas hitam custom—made yang membingkai tubuhnya dengan sempurna. Pria itu baru beberapa hari keluar dari rumah sakit, tapi energinya seolah tak berkurang sedikit pun. Dingin, kaku, dan tampan. Bahkan tanpa senyum, aura pemimpin melekat begitu kuat pada pria itu. Seluruh r

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status