Share

BAB 79

Author: Fredy_
last update Last Updated: 2025-09-07 16:02:33

Nayla masih sibuk merapikan gendongan Matteo di pangkuannya, ketika Leo menyalakan mesin mobil, dan memberikan petuah dengan guratan resah di wajahnya.

“Omongan Adrian nggak usah terlalu didengerin, Nay. Dari dulu dia kalau ngomong emang suka ngasal. Omongan benernya cuma kalau di depan pasien,” ujar Leo sambil merapatkan sabuk pengamannya.

Nayla menoleh sebentar, lalu mengangguk santai. “Iya, saya tahu… tapi dokter Adrian itu orangnya lucu ya. Pasti fansnya banyak deh."

Leo mendengus pendek, sudut bibirnya terangkat sinis. “Nggak usah muji-muji dia, Nay. Nanti hidungnya tambah tinggi ke langit."

Nayla menahan senyum, jemarinya mengusap kepala Matteo yang terlelap. “Oke deh, Pak Boss..." godanya ringan.

Mobil meluncur keluar dari area rumah sakit, bergabung dengan kemacetan kota yang seperti tidak ada solusi pasti. Dari sudut matanya, sesekali Nayla mencuri pandang pada Leo, mengintip kegelisahan, entah apa, yang tersirat dari sorot matanya.

Di pertengahan jalan, nada dering nyaring m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Apri Yani
akhirnya ketemu lagi ada nih kesempatan buat pak putra tau siapa suaminya nayla wkwkwk......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 80

    Putra yang sedang mondar-mandir sambil membawa map tebal mendadak menghentikan langkah ketika pintu ruang kerja Leo terbuka.“Pak Leo, akhirnya—” ucapnya, seketika membeku.Mata Putra terbelalak melihat sosok yang berdiri di ambang pintu. Bukan Leo, melainkan seorang perempuan muda dengan wajah lugu, tubuh mungil, cantik... tentu saja, dan bayi mungil di pelukan.Putra mengerjap beberapa kali. “Ibu, nyari siapa, ya?” tanyanya dengan nada heran. "Kantor marketing ada di lantai dua, kalau ibu mau beli unit apartemen."Resepsionis yang mengantar Nayla, buru-buru menjelaskan. “Oh, Pak Putra ada di sini? Ini... barusan Ibu ini datang bareng Pak Leo. Tapi, Pak Leo langsung ke ruang pertemuan, dan beliau minta Ibu ini tunggu di ruang kerja.”“Hah? Dateng bareng Pak Boss?" Putra menarik napas panjang, mencoba mencerna, tapi rasa penasarannya justru makin besar. Matanya bergerak ke arah Nayla, lalu menunduk menatap bayi di pelukan wanita muda itu.“Hei, tunggu… kamu—” Putra menunjuk dengan jar

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 79

    Nayla masih sibuk merapikan gendongan Matteo di pangkuannya, ketika Leo menyalakan mesin mobil, dan memberikan petuah dengan guratan resah di wajahnya.“Omongan Adrian nggak usah terlalu didengerin, Nay. Dari dulu dia kalau ngomong emang suka ngasal. Omongan benernya cuma kalau di depan pasien,” ujar Leo sambil merapatkan sabuk pengamannya.Nayla menoleh sebentar, lalu mengangguk santai. “Iya, saya tahu… tapi dokter Adrian itu orangnya lucu ya. Pasti fansnya banyak deh."Leo mendengus pendek, sudut bibirnya terangkat sinis. “Nggak usah muji-muji dia, Nay. Nanti hidungnya tambah tinggi ke langit."Nayla menahan senyum, jemarinya mengusap kepala Matteo yang terlelap. “Oke deh, Pak Boss..." godanya ringan.Mobil meluncur keluar dari area rumah sakit, bergabung dengan kemacetan kota yang seperti tidak ada solusi pasti. Dari sudut matanya, sesekali Nayla mencuri pandang pada Leo, mengintip kegelisahan, entah apa, yang tersirat dari sorot matanya.Di pertengahan jalan, nada dering nyaring m

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 78

    Dan kini, di dalam kamar gelapnya, Jax kembali menatap liontin itu. Pandangannya hampa, tapi hatinya menggelegak di antara cinta, kehilangan, dan obsesi yang tak lagi bisa ia bedakan. Jemarinya meraba-raba permukaan liontin berbentuk mawar itu, seolah mencari kebenaran dari sosok yang terus menghantui pikirannya. "Nay…" suaranya parau, nyaris pecah. “…aku sudah berjanji. Kamu harus jadi milik aku, selamanya. Tidak boleh ada orang lain… termasuk dia.” Bayangan di ruangan perawatan rumah sakit itu menyala di kepalanya. Kepalanya berdenyut. Apakah benar wanita yang ia lihat di sana adalah Nanay? Jika iya, maka semesta sialan benar-benar sedang mempermainkannya—menaruh gadis itu begitu dekat, tetapi juga begitu jauh darinya. “Aku yang pertama kenal kamu. Aku yang menjaga kamu. Aku yang sudah berjanji sama kamu… BUKAN DIA!” Jax menghantam keras dinding dengan tinjunya. Giginya bergemeletuk, menahan amarah yang terus mendidih. Dalam kepalanya, bayangan lelaki itu—Leo—muncul seperti duri

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 77

    Liontin kecil berbentuk bunga itu berkilau redup di tangannya. Jax menatapnya lama, matanya kosong namun penuh gejolak. “Kalau benar itu kamu, Nay… kamu pasti lagi nyari kalung ini…” bisiknya.Dan pikirannya pun kembali—ke sore, tepat seratus hari setelah kepergian Mbah Putri. Membuat vila tua itu semakin terasa muram. Kalau bukan karena pemandangan indah yang hanya bisa didapatkan dari salah satu sudut di area vila, mungkin vila itu sudah tidak ada peminatnya lagi.***Jax masih ingat betul bagaimana wajah Nayla kala itu. Pucat, mata sembab, seolah semua warna dunia ikut mati bersama wanita tua yang merawatnya sejak bayi itu. Nayla masih sangat berduka, hingga tak membuka pintu menyambut kedatangan Jax."Hei, Nanay! Tuh kan nangis lagi... udah dong, Nay..." ujar Jax, sambil duduk di samping Nayla, di tangga teras memandangi sumur tua di depan rumah kecil Mbah Putri.Nanay menggeleng lemah, bibirnya seolah rapat oleh duka yang tak juga usai."Nay... kalau kamu terus begini, Mbah Putri

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 76

    Surti menatap Leo dengan mata membesar, masih tidak percaya dengan tawaran yang barusan ia dengar. Jujur saja, ia tidak pernah bermimpi bisa dapat gaji lebih besar lagi dari sekarang. Bahkan, menurut survei pribadinya, gaji dia ini sudah lebih dari gaji rata-rata pembantu rumah tangga.Dua kali pindah kerja, baru kali ini gajinya cukup untuk biaya hidup dan menyekolahkan adiknya. Tetapi, siapa sangka untuk gaji besar itu ia harus berhadapan dengan nyonya rumah yang kadang emosinya berlebihan.Sesaat, bibirnya bergetar, seperti ingin berkata ya. Namun tak lama, ia menggeleng lagi, dan butiran air mata kembali jatuh."Enggak, Pak Leo… saya nggak bisa. Dua bulan lalu, saya baru aja minjem uang buat benerin rumah orang tua. Saya pinjam lumayan besar, Pak. Rumah orang tua saya udah mau roboh..." ucapnya parau.Nayla tercekat bingung. “Ti! Tolong pikirin tawaran Leo, ya? Supaya kamu bisa keluar dari rumah itu, nggak disiksa lagi, dan hidup kamu lebih tenang—”Surti menarik napas panjang, la

  • Ibu Susu Polos Pak Boss   BAB 75

    Ketukan di pintu merengut ciuman perdana Leo dan Nyala. Mereka pun sontak menjauh, meski degup jantung mereka masih berkejaran, seolah baru saja tertangkap basah berbuat mesum. Leo buru-buru mengusap wajahnya, menelan gugup yang membuncah. "Kok... Surti tau aku di sini?" bisik Nayla, menggigit bibir yang masih menyisakan rasa manis bibir Leo. "Oh, itu... semalem aku kasih tau dia. Supaya bisa gantian jagain kamu," jawab Leo cepat, memalingkan muka untuk menyembunyikan rona merah di pipinya. "Ma—masuk, Surti…” serunya agak tergesa, berharap canggung di antara mereka segera mereda. Pintu terbuka. Surti muncul dengan sedikit tersengal, kedua tangannya menenteng bungkus plastik yang menguarkan aroma enak. Ia pun langsung mendekati ranjang Nayla, nyaris tanpa memedulikan kehadiran Leo. "Kamu sakit apa sih, Nanay? Kok bisa tumbang gini? Kamu nggak kurang makan, kan? Atau kecapekan ngurus bayi, ya? Istirahat, Nay! Kebiasaan deh, kalau udah sibuk suka lupa istirahat. Sok kuat, sok bisa nge

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status