Home / Rumah Tangga / Ibu Susu untuk Madu Suamiku / 231. Seseorang Dari Masa Lalu

Share

231. Seseorang Dari Masa Lalu

last update Last Updated: 2025-06-11 15:09:36

Seharian itu Kira tidak berhenti tersenyum. Sesekali ia memegangi kalungnya dengan perasaan bangga dan bahagia. Hari itu Kai membawa Kira berkeliling kota Paris sambil mengendarai mobil, sengaja Kai tidak menggunakan sopir karena ia ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan Kira.

Setelah puas berkeliling kota seharian, sore harinya Kai dan Kira berakhir di taman Champ de Mars. Kira duduk di atas rerumputan hijau, sementara Kai tidur di atas paha Kira sambil menatap langit yang mulai berubah jingga. Di kejauhan menara Eiffel berdiri menjulang tinggi.

“Baby…,” panggil Kai.

“Ya, Mas?” Kira menunduk, menatap suaminya.

“Kamu bahagia?”

Mendengarnya, Kira terkekeh kecil. “Sudah lebih dari lima kali kamu tanya begitu hari ini.”

“Aku cuma ingin memastikan kamu selalu bahagia, Baby.” Tangan Kai terulur, menyentuh pipi Kira dengan lembut.

Kira lantas tersenyum lebar. “Tentu saja aku bahagia, Mas. Ini pengalaman terindah aku, apalagi aku ditemani laki-laki seperti kamu. Aku makin bahagia!”

Mend
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Ms. Re
hueheheh.. selamat berjuang meluluhkan hati bumil ya bangKai
goodnovel comment avatar
Gita
Selamat membujuk kai. Haduh mana lagi ditambah hormon hamil lagi. Hihihi
goodnovel comment avatar
Pravita Dian
hahahaha bang kai mumet nih...lg babymoon berantem^^
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   248. Pacar Kontrak

    Selama makan malam berlangsung, Bella merasa gugup dan canggung. Ia terjebak dalam situasi rumit akibat ulahnya sendiri. Beruntung ibunya Julian tidak banyak bertanya. Dia hanya bertanya hal-hal yang mendasar, seperti alamat rumah, pekerjaan dan sedikit tentang keluarga. Pertanyaan-pertanyaan itu tidak membuat Bella terganggu. Pukul sembilan malam, akhirnya acara makan malam pun selesai. Bella menghela napas lega. Ia dan Julian mengantar orang tuanya Julian ke depan restoran. “Julian, antar Bella sampai rumah. Pastikan dia benar-benar aman,” ucap sang ayah sebelum masuk ke dalam mobil. Julian mengangguk. “Baik, Yah.” “Ah, ngomong-ngomong,” ucap sang ibu yang mengurungkan niatnya untuk masuk ke mobil, ia menatap Bella sambil tersenyum. “Hari Kamis nanti, kamu ikut hadir di acara makan malam keluarga, ya, Bella.” Lantas ia menatap Julian. “Makan malam bulan ini diadakan di rumah kita, jadi jangan lupa bawa Bella juga.” Julian dan Bella saling tatap satu sama lain. Namun, belum sempa

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   247. Pura-Pura

    Untuk beberapa detik yang terasa seperti selamanya, dunia Julian mendadak hening. Matanya membelalak, tubuhnya membeku. Ia tidak tahu apa yang lebih mengejutkan, entah fakta bahwa Bella baru saja menciumnya di depan umum, atau bahwa ia… tidak menolaknya.Bibir Bella terasa lembut, penuh emosi yang tidak bisa Julian tafsirkan. Dan sebelum ia sempat berpikir untuk bereaksi, Bella sudah lebih dulu melepaskan ciuman itu, berdiri tegak dan menatap Alvin dengan penuh kemenangan.“Nah, kamu lihat sendiri kan?” ucap Bella dengan suara sedikit bergetar.Alvin terlihat terpukul, sorot matanya penuh kemarahan, dan terluka. Ia melirik tajam ke arah Julian, kemudian kembali menatap Bella. “Kamu keterlaluan,” katanya lirih, lalu berbalik dan pergi dengan langkah cepat, meninggalkan mereka berdua di koridor restoran.Begitu Alvin menghilang di balik pintu, Bella menghela napas panjang, panjang sekali, seolah baru saja selesai dari adegan drama teater. Ia masih memejamkan mata sejenak, berusaha menen

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   246. Dia Kekasihku!

    “Jadi, kapan kamu akan menikah?”“Bun, aku masih muda, belum lima puluh tahun. Aku masih belum ingin menikah,” jawab Julian sekenanya.Wanita yang duduk di hadapan Julian, yang tak lain adalah ibunya, berdecak lidah. “Kamu ini, masa mau nunggu usia lima puluh tahun dulu baru mau menikah?”Julian tidak menjawab. Ia memilih memasukkan desert ke dalam mulutnya. Hal paling malas saat makan malam dengan orang tuanya, yaitu saat ibunya terus mendesak Julian untuk segera menikah. Seperti malam ini.“Akhir pekan ini kamu ada acara?” tanya sang ibu sebelum meneguk minumannya dengan anggun. Sementara itu, ayah Julian hanya diam mendengarkan sambil menikmati makanannya.“Nggak ada. Kenapa gitu, Bun?”“Bunda mau ngenalin kamu sama anak Tante Yasmin. Namanya Cantika, dia masih berusia dua puluh lima tahun. Kamu tahu? Dia itu dokter muda, cantik dan baik. Kamu cocok bersanding dengannya,” ujar ibunya dengan antusias tanpa jeda.Julian menghentikan kunyahan di dalam mulutnya, lalu menghela napas pan

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   245. Kai VS Julian

    Selama diskusi berlangsung, Kai berusaha bersikap profesional di hadapan Julian. Namun, sorot matanya tidak bisa berbohong. Terkadang Kai menatap Julian dengan tajam saat teringat bahwa Julian sudah mengganggu aktifitas panasnya dengan Kira.Sesekali Kai mengusap wajah dengan kasar, dan sesekali ia memijat pelipis yang terasa berdenyut akibat gairah yang tidak tersalurkan.Julian tentu saja tidak menyadari apapun. Ia terus mempresentasikan laporan kemitraan rumah sakitnya dengan percaya diri. Namun, di sela presentasinya, ia sempat beberapa kali melirik Kai yang menatapnya seperti ingin melemparnya keluar dari jendela.Setelah hampir satu jam, Julian menutup laptopnya dan menyodorkan dokumen kerja sama.“Saya rasa itu cukup untuk pertemuan hari ini,” ucap Julian sambil tersenyum, ia bersikap formal, lalu berdiri. “Terima kasih untuk waktunya, Tuan Kaisar.”Kai menutup map di depannya dengan sedikit tenaga, hingga suara ‘bukk!’ terdengar cukup keras.“Rapat selesai,” ucap Kai singkat d

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   244. Gara-gara Kopi Tumpah

    “Baby, aku ingin kopi,” ucap Kai dengan penuh kelembutan, tanpa ada nada memerintah dalam ucapannya tersebut.Kira yang tengah merapikan berkas di atas meja sang CEO, seketika tersenyum dan mengangguk. “Baiklah, aku akan membuatnya untukmu.”“Hm. Kopi kamu yang paling enak di dunia, nggak ada yang mampu menandinginya,” puji Kai sambil menggenggam tangan Kira, membuat Kira seontak terkekeh-kekeh.“Jangan menggombal, Mas. Nanti aku salah tingkah dan nggak bisa kerja di dekat kamu.”Kai tergelak. “Setelah buat kopi, kamu kerja di ruanganku lagi, ya. Aku nggak bisa jauh-jauh dari kamu.”Kira merotasi matanya malas dan terkekeh geli. Sebelum akhirnya ia keluar dari ruangan Kai dan berjalan anggun menuju pantry khusus CEO. Ia memutuskan untuk membuat dua cangkir kopi. Satu untuk Kai dan satu lagi untuk Kira. Kira merasa mengantuk, ia butuh asupan kafein, apalagi setelah ini ia harus bekerja di depan laptop.Setelah beberapa saat kemudi

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   243. Pria Penggoda

    Kira duduk sendirian sambil memperhatikan MC yang tengah berbicara di depan. Sesekali Kira menoleh pada Kai yang sedang mengobrol dengan kliennya di meja tak jauh dari tempat Kira duduk. Kira cukup menikmati acara pesta pernikahan malam itu, sampai akhirnya seorang pria berpenampilan necis tiba-tiba datang menghampiri Kira dan duduk di sampingnya–kursi yang seharusnya Kai duduki. “Hai, selamat malam, Manis, kamu sendirian?” tanya pria itu tanpa ragu-ragu, membuat Kira menoleh terkejut padanya. Kira tidak suka mendengar bagaimana pria itu memanggilnya ‘manis’. Sekali lihat saja, Kira sudah bisa menebak pria itu memang ganjen. “Tidak. Saya berdua dengan suami saya,” jawab Kira sambil lalu dan meluruskan kembali pandangannya ke arah MC. “Bisa kali kita ngobrol sebentar. Suami kamu lagi nggak ada, ‘kan? Kamu terlalu sayang untuk dibiarkan sendirian seperti ini.” Kira mengembuskan napas kasar. Sengaja ia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status