Share

Akhirnya

Nyatanya itu hanya reaksi sebentar saja, tapi, apapun itu tak mengurangi rasa haru. Sebab, kata Dokter ini sudah menjadi satu pertanda yang baik. In Syaa Allah, Ibu akan segera sadar dari tidur panjangnya.

"Tapi, kenapa Ibu sampai memberikan reaksi ya, Dok? Tadi itu ... kami ada ribut-ribut sedikit." Kujelaskan saja pada Dokter, siapa tahu kehadiran Aima memicu ketenangan beliau.

"Bisa jadi dia bermimpi sesuatu, atau ada hal yang membuatnya merasa terancam. Macam-macam alasan, semoga ini memang pertanda baik." Aku mengangguk paham, tak sabar dengan kesadaran Ibu. Setidaknya si pelaku akan segera terungkap, tak perlu lagi menunggu pihak yang berwajib.

"Kenapa kamu tanya begitu, Wi?" Risma bertanya usai Dokter dan Perawat pergi.

"Tadi itu kita udah bikin ribut, bisa jadi Ibu terganggu. Mungkin memang bagus, Ibu jadi sadar. Tapi, sebisa mungkin jangan begitulah. Takutnya membahayakan," ucapku, yang berharap semua baik-baik saja.

Entah kenapa aku jadi makin curiga pada semua keluarga Pak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status