Share

Restu Bapak

Dua minggu berlalu. Aku saja yang bukan anaknya, begitu kaget hampir pingsan melihat kondisi Ibunya Emir.

Rencana kami yang ingin memeriksa gudang Pak Lurah, batal dilakukan. Sebab, beliau entah siapa yang mengantar. Tiba-tiba sudah ada di depan rumah Emir, dengan keadaan tanpa busana. Astagfirullah!

Sungguh kejam!

Sungguh bi**ab orang-orang yang sudah melakukan hal tersebut!

Entah di mana hati nuraninya, semoga hukum Allah segera menimpa mereka siapa saja!

"Kamu sudah lapor polisi, Emir?" Bapak bertanya, saat kami menunggui pemeriksaan Dokter.

Emir yang tengah frustasi, menggeleng lemah. Semoga saja kabar dari Dokter, membuat hati Emir jauh lebih baik.

Banyak luka lebam pada tubuh Ibunya Emir, yang lebih parah di bagian kewanitaan. Nampak terkoyak, Astagfirullah!

Tak kubanyangkan bagaimana sakitnya, pasti trauma ini akan terbawa hingga kapanpun!

"Biar diurus nanti saja, Pak. Emir mau fokus dulu di sini," ucapnya, yang masih tak mau mengalihkan netra pada kamar di mana Ibu berada.

"Y
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status