Share

Pasrah

Hari itu kuhabiskan waktu seharian di rumah. Kumatikan ponsel, tak ingin mendengar kabar apapun baik dari Emir juga Risma.

Mungkin Emir bukanlah jodohku. Sudahlah, lebih baik aku sendiri. Benar kata Bapak, aku ini terlalu mudah menjatuhkan hati.

Toh aku ini siapa? Ibu Emir jelas lebih utama dibanding aku, jadi wajar jika ia ingin melakukan apa saja agar Ibunya lekas ditemukan.

Aku menghela nafas, sungguh perjalanan cintaku begitu terjal juga curam.

"Dwiii ...." Bibi mengetuk pintu kamar, "Makan dulu, nanti sakit loh."

"Masuk saja, Bi."

Kutatap Bibi, yang memang sekilas mirip dengan Almarhumah Ibu. Sepertinya rencanaku untuk menikahkan Bibi dengan Bapak, masih sangat jauh.

"Bibi buatkan kamu nasi goreng spesial," ucapnya, yang membuatku sedikit bersemangat.

"Kamu percaya jodoh, Dwi?" Bibi bertanya, aku memakan nasgor sesuap demi sesuap rasanya tak jauh beda dengan masakan Ibuku dulu.

Lagi, aku menghela nafas dalam. Tak pernah kupikirkan jika Emir selama itu menaruh rasa, kenapa begitu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status