To: Momy
Mom, maafkan aku. Aku harus pergi. Ada hal yang harus aku selesaikan. Aku dengar, ayahku sudah lama meninggal, dan aku ingin memastikan semua itu.
Jika hal itu benar, jangan khawatirkan aku. Aku harus pergi dari tempat ini, dan tak akan pernah kembali. Untuk apa aku berjuang disini, jika yang aku perjuangkan sudah tiada. Dan tolong, bersikaplah seolah-olah kau terkejut akan kepergianku karena aku tidak mau, kau mendapatkan masalah. Dan jangan katakan apa pun pada Maxi. Jika takdirku baik, aku akan kembali dipertemukan dengan pria menyeramkan itu.Aku menyayangi kalian berdua. Mommy juga Maxi ku. Jaga diri kalian untukku. Doakan aku, agar bisa terbebas dari dunia hitam itu, dan semoga aku baik-baik saja. Dan maafkan aku Mom. Aku mengambil uangmu tanpa meminta. Suatu saat jika aku sudah bekerja dan punya uang, aku akan mengembalikannya. Mulai saat ini, kutinggalkan Shaylenna di sana. Aku akan kembali menjadi Rose Flower si wanita polos yang pantang menyerah. Love You So Much ...Dear: Rose Flower
Madam Alice menangis terisak. Da memeluk erat surat terakhir dari Flower. Entah siapa yang mengatakan semua kenyataan pahit itu sehingga membuat Flower pergi.
Jika boleh. Madam Alice akan egois. Dia akan mempertahankan Flower tetap di sampingnya. Dia merasa sudah sangat terikat dengan wanita cantik itu. Dan jika Flower sudah pergi, berarti dia kehilangan putri kecilnya itu dan tanpa bisa berbuat apa-apa lagi. Madam Alice hanya bisa berdoa, semoga putrinya akan baik-baik saja. Dia akan melakukan seperti yang Flower minta. Dia akan bersikap seolah tidak tau apa-apa di depan tuannya. Besok, tuannya akan datang ke klub, sesuai jadwal kunjungan bulanannya. Dan, Maxime? Apa yang harus dia katakan pada pria itu? Pria itu pasti akan mengamuk dan tidak akan percaya begitu saja saat mengetahui perihal kepergian Flower."Semoga tuan Maxime tidak akan datang kasino, untuk 1 bulan ke depan. Aku harus apa, jika dia menanyakan Flower? Aku tidak mau Tuan muda itu mengamuk dan menghancurkan tempat ini. Mulai sekarang, aku harus mempersiapkan diri untuk menghadapi dua pria yang sama-sama menakutkan itu."Flower, jaga dirimu untukku sayang. Aku menyayangimu ...”Madam Alice menghempaskan tubuhnya keranjang. Tapi beberapa detik kemudian, dia bangkit lagi. Mungkin lebih baik, dia tidur di aula agar orang—orang tak mencurigainya setelah kepergian Flower. Sebelum itu, dia melipat surat tadi dan menaruhnya dalam buku kisah cinta yang sering Flower baca. Siapa pun akan menggeledah kamarnya begitu tau Flower pergi, dan buku itu tidak akan seorang pun yang mencurigai jika terselip pesan terakhir Flower di dalamnya. *****Pagi sudah tiba, Madam Alice tak bisa memejamkan matanya walau hanya sesaat. Dia sangat takut, jika Flower akan cepat ditemukan setelah dia akan melaporkannya pada Tuan Alex yang mungkin sudah berada di ruangannya. Ya, hari ini tuan Alex kembali dari perjalanan bisnisnya, dan madam Alice tak punya pilihan lain selain melaporkan sendiri pada tuan Alex perihal hilangnya Flower, dari pada tuannya itu mengetahui dari orang lain atau bahkan memergoki Flower tanpa sengaja di suatu tempat. Alex bukanlah pria yang bisa di anggap remeh. Pria itu suka menyiksa bahkan tak segan membunuh siapa pun yang menentangnya. Kesimpulan awalnya, madam Alice ingin tau bagaimana reaksi tuan Alex saat mendengar laporannya nanti. Semoga saja, tuan Alex akan melepaskan Flower begitu saja. Itu harapan terbesarnya. Cemas dan takut, membuat tubuh madam Alice gemetar. Bagaimana keadaan Flower sekarang? Apa dia baik-baik saja? Tapi, mengingat Flower yang membawa uang, membuat Madam Alice sedikit lega, setidaknya Flower tidak akan kelaparan.Tiba-tiba, seorang bodyguard datang padanya. “Madam tuan menunggumu,” kata bodyguard itu. Madam Alice mengangguk lalu dengan langkah pelan dan hati berdebar, madam Alice memasuki ruangan yang khusus hanya bisa di masuki oleh pemilik klub tersohor itu. "Tuan, apa kabar?” sapa madam Alice berbasa basi sebelum pada pokok inti permasalahan. "Baik madam. Bagaimana perkembangan klub selama 1 bulan ini?” balas Alex sambil menyesap minumannya sambil menghadap ke jendela dengan duduk di kursi putarnya."Semuanya meningkat drastis karna sang Idola ranjang, Tuan. Tapi seka—“ belum sampai madam Alice menyelesaikan ucapannya, Alex sudah menjedanya dengan mengangkat satu tangan. "Cukup, Madam! Bawa Shaylenna kesini sekarang!” perintah Alex tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela besar itu. Madam Alice belum menjawab, kegugupan melandanya. Bagai tertimpa batu yang besar sehingga membuatnya mematung di tempat. Dia tak menyangka, Alex akan mencari Shaylenna secepat ini. Madam Alice menghela nafasnya kasar. Dia harus segera menjawabnya, agar dirinya bisa berkelit dan menyembunyikan Shaylenna. "Itulah masalahnya, Tuan. Setelah saya ke kamarnya tadi pagi, Shaylenna tidak ada. Kemungkinan ... dia kabur tadi malam.” Prangggg!!!! “Bodyguard!” teriak Alex keras setelah melempar gelas yang di pegangnya tadi mengenai lemari kaca di samping nya hingga sama-sama hancur. Madam Alice tentu saja shock melihat tingkah menakutkan tuannya tadi. Dia sama sekali tak menyangka tuannya Alex akan semarah itu mendengar kepergian Shaylenna. Itu artinya ... apakah tuan Alex akan mencari Shaylenna? Ya Tuhan ... tolong jauhkan Shaylenna dari sang iblis menakutkan ini. Para bodyguard berdatangan, mendengar teriakan tuannya beserta pecahan kaca tadi. "Apa saja yang kalian lakukan huh!?”Bugh! Bugh! “Aku membayar kalian mahal, dan kalian tak bisa becus menjaga klub hingga satu orang pelacurku berhasil kabur dari sini! Sialan!”Alex marah besar. Dia membabi buta memukuli bodyguard nya. Kemarahan bahkan sangat tampak di wajah tampannya.“Pergi dari sini sekarang! Dan temukan Shaylenna secepatnya! Jika tidak, maka aku akan memenggal kepala kalian satu persatu!”Brak!Alex menendang kursi di depanya hingga terpental. Sedangkan para bodyguard nya hanya menunduk takut dengan wajah babak belur setelah menerima pukulannya tadi. Setelah titah mutlak itu, para bodyguard segera pergi dari ruangan itu.Pilihannya hanya ada dua. Mereka berhasil menemukan Shaylenna atau mereka mati. Madam Alice bertambah takut. Kehendak tuannya tidak pernah main-main. Shaylenna dalam bahaya, dan entah bagaimana nasibnya jika tuan Alex berhasil menemukannya?Selamatkan putriku tuhan ..."Pergilah Madam. Aku tidak mau, kau melihatku seperti ini, “ kata Alex dan madam Alice segera keluar dari ruangan itu. Flower sayang. Bersembunyilah selagi waktumu ada. Si iblis ini pasti akan mencarimu walau sampai ke ujung dunia pun. Kau akan menyesal, karena sudah berani bermain-main denganku. Batin Alex dengan seringaian menakutkan di wajahnya. Alex melihat punggung bergetar madam Alice. Dia tau, wanita itu sangat ketakutan melihat kemurkaannya tadi. Bagaimanapun, dia sangat menghormati wanita itu. Dia sudah menganggapnya sebagai bagian hidupnya, hingga dia memberikan tanggung jawab besar untuk mengelola klub miliknya. Kembali tangannya terkepal kuat. “Flower, aku tidak akan pernah melepasmu! “Flower terbangun karna sinar matahari pagi yang mulai menyengat kulitnya. Dia menguap dan meregangkan ototnya perlahan. Tertidur telungkup di pemakaman, bukan hal yang mudah. Tubuhnya sakit dan pegal dimana-mana.Flower, menatap dalam nisan di depannya. Air matanya kembali jatuh. Di usapnya pelan nisan bertuliskan nama ayahnya itu. “Maaf aku harus pergi, Ayah. Aku yakin, saat ini sedang menjadi buronan Alex! Suatu hari nanti, aku akan mengunjungi Ayah lagi. Aku janji,” ucapnya pelan dengan air mata tak terbendung. Dia pun pergi dari tempat itu dengan menahan rasa sesak yang mendera.Flower menghentikan taxi dan menunjukkan sebuah alamat pada sopir itu. Dia tidak berniat untuk kembali ke rumah lamanya. Di sana ada Jane. Jane pasti akan kembali menyerahkannya pada Alex.Flower akan ke toko pakaian kecil, untuk membeli baju. Karna bajunya saat ini, sudah sangat kotor dan tak layak pakai. Setelahnya, dia akan mencari kontrakan kecil yan
1 bulan berlalu ... Flower hidup bahagia. Selama 1 bulan terakhir, Axel memperlakukannya dengan sangat baik. Para pelayan di rumah itu juga sangat baik padanya. Sejauh ini, keadaannya sangat aman dan dia tak perlu takut dan khawatir.Axel sering menceritakan kehidupannya kepada Flower, begitu pun sebaliknya. Mereka saling terbuka satu sama lain. Kini, mereka berteman sangat dekat, bahkan Axel sudah menganggap Flower adiknya. Itulah sebabnya Axel sangat menjaga keamanan Flower. Dia tidak mau, jika Flower harus kembali ke dunia hitam itu. Axel sangat tersentuh, saat Flower menceritakan kisah hidupnya. Flower sangat ingin jauh dari dunia jalang itu dan dia akan membantunya. Letak rumah Axel yang sedikit tersembunyi dari keramaian, membuat Alex sulit untuk menemukannya dan mereka bersyukur untuk itu. Bukannya Axel tidak tau, jika Alex sudah menyebar anak buahnya ke seluruh penjuru kota untuk menemukan wanita yang saat ini bersembuny
Alex membawa Flower jauh dari kota dan keramaian. Dia membawa Flower ke mansion nya yang berada di tempat terpencil. Mansion itu, berada di kaki gunung COL DE I'LSERAN yang saat ini tertutupi salju. Alex yakin. Di tempat itu Flower tak akan bisa lari lagi darinya. Dia akan mengurung wanita itu selamanya. Di musim dingin seperti ini, salju turun dengan derasnya dan menutupi daerah itu. Tapi, karna kekuasaannya, Alex berhasil sampai di mansion nya dengan bantuan beberapa alat berat yang membersihkan salju agar tak menghalangi laju mobilnya. Meskipun mansion itu sangat jarangAlex kunjungi, Alex masih memperkerjakan seorang wanita paruh baya yang selalu merawat dan menjaga kebersihan Mansion itu.Alex membawa tubuh Flower yang masih tak sadarkan diri ke sebuah kamar miliknya dan membaringkannya di sana. Alex mengikat kedua tangan Flower ke ranjang, takut jika wanita itu bangun dan nekat pergi lagi darinya."Kenapa k
Alex duduk di depan perapian. Dia merasa sangat marah karna Flower tetap dengan sikap keras kepalanya. Alex sangat benci dengan sikap Flower yang sama sekali tak takut padanya. Seolah-olah bagi Flower, dia tidak berpengaruh sedikit pun, sedangkan orang lain saja akan memilih menghindar saat namanya disebut.Alex memanggil bik Emma, dan tak lama bi Emma datang.“Bi, jaga dia. Aku akan ke kota sebentar ...”Alex menatap wanita itu, sambil memakai mantel tebalnya, dan bik Emma hanya mengangguk patuh, "jangan coba-coba melepaskannya, atau kau akan melihat ku menyiksanya di depanmu,” ancam Alex dan bik Emma kembali mengangguk patuh. Alex tidak pernah main-main dengan ucapannya.Alex pergi dari mansion. Tapi penjagaan di mansion malah di perketat olehnya. Alex tidak mau ambil risiko, karena Flower dan keras kepalanya pasti akan mencoba kabur dari mansion selagi ada kesempatan.Hari sudah malam. Bi Emma mendatangi kamar Flower da
Alex menatap Flower tajam, sedangkan Flower sibuk meringis sambil sesekali memejamkan mata."Mau lihat, bagaimana pria brengsek ini menghukum mu sampai kau akan memohon padaku?” tanya Alex, hingga detik berikutnya ..."Emmph ..." Flower bungkam, sebelum dirinya bisa membalas ancaman Alex tadi. Alex sudah lebih dulu menyatukan bibirnya.Flower terengah, dia mencoba berontak agar Alex melepaskan ciumannya. Rasanya napasnya hanya sampai sebatas dada. Akhirnya, Flower mengambil inisiatif dengan menggigit bibir atas Alex sehingga Alex melepaskan pagutannya.Napas Flower memburu. Dadanya naik turun, pipinya merah, rambutnya yang tak tersisir semakin berantakan. Sedangkan Alex, pandangannya malah semakin menggelap melihat tampilan Flower yang berantakan.Kenapa jalang ini mudah sekali memancing gairahku?Flower mulai mengumpulkan tenaganya. Dia harus melawan, atau malam ini dia akan kembali menjadi korban. Flower menga
Alex masih terdiam sambil mengepalkan tangannya kuat. Dia tau, pukulannya tadi sangat keras, hingga membuat sudut bibir Flower kembali berdarah. Tapi, begitu melihat Flower masih bisa tersenyum dan menatap menantang padanya, membuat amarahnya kembali terpancing."Apa kau benar-benar berhati iblis, sampai-sampai ingin memukul mereka yang tak melakukan kesalahan apa pun, huh!? “Flower berkata dengan lantangnya, sementara bik Emma sudah semakin khawatir melihat darah yang terus mengalir dari sudut bibir Flower. Bisa saja, tuannya akan lepas kendali dan kembali memukul Flower melihat Flower yang keras kepala melawannya.Alex mengeraskan rahangnya, manik matanya menggelap. Flower masih berani melawannya, bahkan terlihat tidak ada rasa takut sedikit pun."Apa kau pikir aku akan takut huh!? Aku tidak akan pernah takut pada pria iblis dan berengsek sepertimu! Jika kau berani menyakiti mereka, akan kubuktikan padamu jika aku bisa mati tanpa
Alex benar membawa Flower ke mansion nya beserta dokter dan beberapa perawat menyertainya. Alex hanya tidak mau, jalang yang sudah terikat padanya itu mati, karna ulah tangannya sendiri. Flower harus mati di tangannya tanpa bantuan orang lain.Kini, mansion itu sedikit ramai karna kehadiran dokter dan beberapa perawat yang selalu stand bye untuk merawat Flower yang belum sadarkan diri.Saat itu, Alex menghampiri Flower yang masih belum juga sadar. Setiap malam, Alex akan menghampiri Flower di kamarnya, dan ini sudah satu minggu berlalu. Tapi, Flower masih betah dalam tidur lelapnya."Kenapa kau sangat betah dalam tidurmu? Bangunlah ...”Hanya kata itu yang Alex ucapkan selama satu minggu terakhir. Alex menatap wajah yang sangat damai dalam tidurnya itu. Berbeda sekali, dengan wajah penuh amarah dan kebencian yang dia lihat terakhir kali. Alex mengusap wajah Flower pelan dengan ibu jarinya kemudian keluar dari kamar itu.
Alex menggeram marah. Hanya melihat penampilan Flower yang biasa saja seperti tadi, sudah akan membuat gairah meledakkan dirinya. Akhir-akhir ini, Alex sangat sulit mengontrol diri, hanya karena pengaruh Flower. Seakan ada magnet khusus yang menariknya kuat.Siang tadi, entah keajaiban apa yang membuatnya menemani wanita itu bermain salju. Tawa Flower yang sudah beberapa bulan tak muncul dari bibirnya, hari ini lepas begitu saja. Flower mengganti sifat kejam dan dinginnya itu dengan tawa dan kebahagiaan. Entah kenapa, hatinya menghangat saat melihat senyuman Flower, dan Alex menjadi kecanduan olehnya.Alex lupa akan semuanya. Hanya Flower, dan senyumannya yang terus berputar di dunianya. Lalu, mobil yang ditugaskannya datang. Dan akal sehatnya pun kembali merenggut dirinya. Alex meninggalkan Flower begitu saja dan menghampiri wanita jalang yang di pesannya, lalu mengajaknya ke dalam. Alex tau, jika Flower kaget melihat kebersamaannya dengan wanita jalang