Share

Dara di mata Nur

Nur pulang setelah mengantarkan Bu Celo ke rumah beliau. Dia masuk rumah jam delapan tiga puluh malam. Dia pulang dengan perasaan gembira. Beban yang dia tanggung selama dua hari telah sirna dari bahunya. Namun, perasaan lega itu berubah ketika dia masuk rumah.

Rumahnya seperti kapal pecah, berantakan. Mainan Wahid berceceran disana-sini. Tumpukan piring kotor bekas makan masih ada di wastafel, bahkan bekas piring sarapan Dara masih belum dicuci. Pakaian kotor yang menumpuk sejak dua hari lalu masih belum dicuci.

Laptop Dara menyala, namun dalam keadaan power safe.

Keadaan yang sama seperti dua hari yang lalu, Nur juga pulang malam dan mendapati laptop istrinya menyala. Seperti biasa, kalau laptop itu menyala, semua pekerjaan rumah terbengkalai. Bahkan untuk memasak pun, Dara tidak sempat.

Nur menghela nafas. Dia tiba-tiba merasa capek. Dilihatnya, Dara sudah tidur bersama Wahid di kamar depan. Tiba-tiba dia merasa kasihan dengan Dara. Dia mengum

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status