Part23
Pov AryoSetelah kejadian di Bandung keadaanku sudah mulai membaik sekarang. Namun sudah sekian purnama aku tak bertemu Alina. Sesekali aku hanya mendengar kabar dari Andi tentang kegiatan event Alina. Bahkan dia sekarang jarang sekali aktif di instagram kecuali kadang ia promosi tentang usaha laundrinya. Aku senang mendengarnya. Dia memang wanita yang selalu berinovasi dan tidak mudah menyerah apapun keadaannya.
Jangan tanyakan padaku apakah aku merindukannya, tentu saja aku rindu! Namun aku tidak mau menjadi lelaki pengecut yang merebut wanita seenak nya saja. Bagaimanapun aku masih menghormati dia. Hanya saja aku sering berfikir, apakah alina juga merindukanku barang sebentar?Damn! Why i loveu alina !!!
***Vera menyodorkan sebuah undangan gathering dan merajuk ingin datang bersamaku ke pesta itu. Tapi aku tak bergeming. Kubiarkan undangan itu tergeletak di atas meja kerjaku.
"Bos, diundang gala dinne
#part 24Kediaman Nyonya Widjaja.Aryo memasuki rumah lalu menuju ke balkon atas. Ibu, sedang membaca majalah kesayangan, memakai kacamata baca, mengenakan piyama exclusive nya dan duduk di sofa, ini ruangan favorit ibunya, dengan ornamen-ornamen berwarna soft, dan tanaman-tanaman indah berjejer yang ditata rapi dalam pot berwarna senada, tak lupa alunan musik classic instrumental mengalun dengan volume yang pas di telinga."Ibu,...." Aryo datang menyapa, lalu melangkah duduk di sofa."Hmm, yaa, apa ada masalah di perusahaan?" tanya ibu tetap tenang membaca sembari menyantap potongan dadu puding kecil menggunakan garpu berwarna keemasan."Tidak, ini bukan tentang perusahaan," jawab Aryo. Ia mengakui memang jarang datang ke rumah ibunya, kecuali ada masalah serius tentang perusahaan yang belum bisa ia pecahkan, ia akan pergi menemui ibunya sekedar sharing atau meminta nasihat, begitulah Aryo, dia sangat menghormati ibunya, karena baginya, petu
#part25VeraPerkataan ibu masih terngiang di telinganya.Tentang Vera, sudah setahun lebih pernikahan yang dijalani, tetapi Aryo benar-benar mengabaikan istrinya. Saat pertama kali bertemu lalu menjadi istri syah nya Vera tak henti mencari perhatian Aryo tiap waktu. Segala cara sudah dilakukan Vera agar Aryo mencintainya, tapi apalah daya, hati Aryo tak bergeming sedikitpun, begitu dingin tak tersentuh. Selalu saja dengan alasan pekerjaan ia pulang larut malam, bahkan sekarang lebih banyak tinggal di rumah selatan, bukan ke rumah yang Vera tinggali, Aryo pulang ke rumah Vera hanya sewaktu-waktu saja.Di rumah selatan hanya ada sepasang suami istri paruh baya yang menjaga dan mengurus rumahnya, memang ukurannya tidak lebih besar dari yang Vera tempati.Gerimis mulai turun ketika Aryo memutuskan untuk pulang ke kediaman Vera. Mungkin ada benarnya jika sekarang Aryo akan memperhatikan Vera, istrinya, daripada mengharapkan sesuatu yang bukan miliknya.
Part26Pov AlinaAku terduduk lemas di samping gedung rumah sakit, setelah tadi mendengar penuturan dokter bahwa sebaiknya operasi Kenzo segera dilaksanakan. Uang darimana?? Aku belum berhasil mendapatkannya, bahkan uang di atmku pun sudah berkurang untuk menebus obat-obatan khusus.Dibawah langit yang mendung, Alina hanya bisa meratapi nasibnya, apakah ia harus pasrah dan menyerah begitu saja? Pasrah akan nasib kenzo anak kesayangannya selanjutnya?"Tuhan!! Katakan Apa yang harus aku lakukan?!!"Tangis sudah tertumpah, bahkan otakpun rasanya mau pecah,Apa yang harus dilakukan...Aryo...Tiba-tiba ia ingat akan Aryo, Aryo yang mungkin bisa menolongnya, mungkin jalan satu-satunya.Ya, minta bantuan ke Aryo, tapi dengan jaminan apa??Tidak ada waktu lagi, Alina mengambil gawai lalu menghubungi seseorang."Halo, Ndi...ini aku... Alina..."Dengan suara parau Alina menghubun
#part45Pov AryoAku mengendarai mobil dengan kencang, suasana gelap, hujan deras diselingi petir yang menyambar.Ku harap Alina baik-baik saja.Ciiiiiiiiiitttttt..........Suara mobil mengerem mendadak,Saking terburu-buru saat hendak sampai rumah aku hampir saja menabrak seseorang,Alina!!aku turun dari mobil,Oh God...Hampir saja,******Tok...tok...tok...Seseorang mengetuk pintu ruang kerjaku,"Masuk," perintahku."Permisi tuan," Bi Rusti menampakkan diri,"Hmm...," aku berdiri menghadap keluar jendela, hujan mulai reda,
Part28"Satu malam bersamaku! Itu syaratnya!" ucapku datar saat Alina bertanya apa syarat yang ku ajukan."Ap-apah?!" Wajah Alina terlihat kaget dan sangat tegang, hahaha rasanya aku ingin tertawa kencang melihat raut muka yang menggemaskan itu namun kutahan, aku masih mencoba datar dengan wajah dinginku."A-aku ti-tidak bisa! Maaf, aku..." ia terbata lagi dan menunduk, bisa kurasakan semangat yang tadi hadir luruh kembali."Aku tidak seperti yang kau kira Tuan Aryo Widjaja! Kau salah menilaiku!" Alina berkata demikian kemudian berbalik arah hendak pergi meninggalkanku, aku buru-buru menarik tangannya."Hey, kamu mikir apa sih?! Jangan berpikiran kotor!" Kataku seraya mengacak pucuk rambutnya."Hmm, lalu apa?" Alina mendelik sebal ke arahku."Ya, temani aku satu malam, dan kau harus menuruti semua perkataanku!" Ulangku. Ia terdiam, kemudian bicara lagi,"Kalimatmu itu adalah pisau yang tajam bagiku! Apa maksudmu harus men
Part 29 Kulihat Alina terlihat bosan dan hanya mengaduk-aduk spaghettinya. "Hey, makanlah..." ucapku melihat tingkahnya yang hanya memainkan garpu. "Hmm..."jawabnya singkat. "Jangan ditekuk begitu wajahmu, bukankah tadi kau bilang terserah saat tadi aku menyuruhmu pesan makanan! Makanlah, kau tak lapar seharian?" Aku mulai meradang. "Aku sangat lapar...tapi..." "Tapi apa?" "Maaf, bukan aku tak menghargai apa yang kamu siapkan, hanya saja aku sedang ingin makan jagung bakar!" "Jagung bakar?! Dimana?" Aku bertanya heran, dimana aku harus memenuhi permintaannya, disini tak ada menu untuk jagung bakar. "Iya, jagung bakar di pinggir jalan sekitar alun-alun kota, sambil makan ice cream juga," ucap Alina dengan mata yang berbinar. "Ice cream? Memang ada jam segini? Aku belikan saja di mini market yang 24 jam nanti kita cari!" Meskipun permintaannya agak aneh tapi aku ingin agar bisa memenuhinya, supaya dia mau
Part30#akuinginmenjagamuKita tertawa dan berlari bersama, saat kulihat ada dua buah mobil box yang parkir berjejer kutarik Alina untuk bersembunyi diantara ke dua mobil itu, di celahnya yang sempit."Hahaha... parah kamu Mas, makanya jangan asal peluk!" Alina masih tertawa puas meledekku, sumpah aku jadi malu, mau modus salah fokus!"Ssttsss jangan keras-keras!" Aku berkata demikian saat kulihat lelaki berpakaian mini itu berlari melintasi kami. Kami masih menahan tawa dan terengah-engah setelah berlari tadi."Lihat ini ice cream kita jatuh tadi baru makan sedikit." Omelnya lagi, aku memperhatikan wajahnya yang ayu dari dekat."Masih ada ice creamnya." Ucapku padanya."Mana? Abang tukang ice creamnya sudah pulang tadi!""Ini..." Aku mendekatkan wajah ke arahnya, di sudut bibirnya. Kulihat matanya membulat menatapku."Tidak!" Alina mencegahku dengan tangannya mendorong dadaku."Ingat janjimu Mas k
#part31#Perjanjian Pernikahan Vera"Jadi itu yang namanya Alina, perempuan yang selalu bertahta di hati Aryo hingga cara apapun yang kulakukan tak sanggup untuk membuat Aryo jatuh cinta kepadaku?" Vera membatin, ia menatap sepasang kekasih dari kaca jendela di dalam mobil."Apa aku perlu turun? Siapa yang harus kuhajar? Aryo atau perempuan itu?" Tawar Radit kepada Vera, yang sedang menatap sepasang manusia penuh drama cinta.Vera mendengkus, mengambil nafas sejenak."Hey, santai saja Radit, tidak perlu kau lakukan itu, hanya buang waktu dan tenagamu, aku tidak apa-apa, sungguh!"Vera berkata demikian sambil terus menatap perempuan itu, Alina, dalam batin Vera mengiyakan, bahwa Alina bukan sekedar cantik secara fisik, tapi memiliki aura layaknya dewi yang memikat.Radit cemas melihat Vera, ia yang selama ini mengerti perasaan Vera. Awalnya hanya timbul rasa kasihan terhadap Vera, istri yang tak dianggap, lama-lama Radit benar-benar jatuh ci